Jumat, 29 Januari 2021

Wall Street Balas Dendam, Bursa AS Ijo Royo-royo

Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

 

Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) sukses ditutup menguat pada perdagangan Kamis (28/1/2021). Indeks 'balas dendam' setelah merah di sesi sebelumnya menyusul data ekonomi beragam.

Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,0% ke 30.603,36. Hal senada juga terjadi di S&P 500 yang berbasis luas yang juga naik 1,0% ke 3.787,38. Nasdaq yang kaya teknologi juga naik 0,50% ke 13.337,16.

Kenaikan Wall Street pada perdagangan kemarin setelah rilis kinerja keuangan perusahaan-perusahaan raksasa yang kinclong. Termasuk harapan akan pemulihan ekonomi yang akan rebound dengan kuat.

Saham-saham siklus, yang diuntungkan dengan pemulihan ekonomi yang kuat, masuk ke daftar saham yang melesat kencang pada perdagangan kemarin. Salah satunya tak lain dan tak bukan tentunya saham perbankan dan alat pembayaran.

American Express serta Capital One Financial melesat 4%. Sedangkan Citizens Financial melesat 6%.

Sementara itu, Produk Domestik Bruto AS (GDP) di kuartal IV tumbuh 4% secara tahunan. Meskipun sepanjang 2020 ekonomi terkontraksi 3,5% dibandingkan dengan tahun lalu karena anjlok pada kuartal kedua. Para Ekonomi juga bertaruh bahwa masa-masa terburuk pandemi corona akan terlewati pada kuartal pertama tahun 2021.

"Mengenai prospek GDP, pertumbuhan Q1 akan tertekan karena bulan November dan Desember 2020 menciptakan momentum yang sangat negatif ketika pergantian tahun, akan tetapi apabila bulan Februari seperti yang diprediksikan, akan menciptakan momentum yang baik untuk Q2," tulis Jefferies Financial Group.

Sebagaimana diketahui, Rabu lalu, indeks utama merosot tajam lebih dari 2% karena kekhawatiran akan virus corona. Namun ada lonjakan besar-besaran di saham GameStop Corp padahal tak ada fundamental yang jelas. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 28 Januari 2021

The Fed Tak Beri Kejutan, 'Penonton' Kecewa!

FILE - In this Nov. 25, 2019, file photo Federal Reserve Board Chair Jerome Powell addresses a round table discussion during a visit to Silver Lane Elementary School, in East Hartford, Conn. On Wednesday, Dec. 11, the Federal Reserve issues a statement and economic projections, followed by a news conference with Powell. (AP Photo/Steven Senne)
Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome Powell (AP Photo/Steven Senne)

 

PT Rifan - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed telah mengumumkan hasil rapat bulanan edisi Januari 2021. Hasilnya sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dini hari tadi waktu Indonesia, rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. The Fed juga berkomitmen tetap menjalankan program pembelian obligasi (quantitative easing) sampai ekonomi dan pasar tenaga kerja betul-betul pulih dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Saat ini, The Fed memborong obligasi pemerintah AS setidaknya US$ 80 miliar per bulan plus aset beragun kredit properti (mortgage-based securities) US$ 40 miliar.

"Anda belum bisa berharap motel, gelaran olahraga, bioskop, restoran, bar, dan sebagainya bisa berfungsi dengan baik selama pandemi. Itu menyangkut (kehidupan) jutaan orang. Jadi kita harus mengalahkan pandem, ini yang belum selesai. Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini.

"Risiko (pandemi) masih sangat tinggi dalam jangka pendek, jujur saja. Namun ada bukti bahwa sepertinya ekonomi akan lebih kuat pada paruh kedua tahun ini," papar Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti dikutip dari Reuters.

Hasil rapat ini adalah keputusan yang sudah diperkirakan oleh investor. Pelaku pasar 'meramal' The Fed tidak akan memberi kejutan, dan itulah yang terjadi.

Namun anehnya, pelaku pasar malah bereaksi negatif. Bursa saham New York jatuh di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 2,05%. Sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite ambrol masing-masing 2,57% dan 2,61%.

"Pandemi semakin mengkhawatirkan sementara proses vaksinasi berjalan lambat sehingga ekonomi AS bakal kehilangan momentum pada kuartal I-2021. Lagi-lagi stimulus fiskal yang akan mengambil peran utama sementara The Fed sepertinya tidak akan melakukan upaya baru dalam waktu dekat," tegas Seema Shah, Chief Strategist di Principal Global Investors yang berbasis di London (Inggris), seperti dikutip dari Reuters. (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 27 Januari 2021

Deg-degan Tunggu The Fed, Rupiah Bakal Tipis-Tipis Saja

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaNilai tukar rupiah melemah 0,21% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.040/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Sentimen dari dalam negeri kurang bagus, sebab kasus virus corona suda menembus 1 juta orang. Penambahan kasus masih tetap tinggi meski pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam 2 pekan terakhir, dan masih berlangsung hingga 8 Februari nanti.

Pada pekan kedua pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif corona bertambah 81.333 orang. Rata-rata pasien positif bertambah 11.619 orang per hari.

Jumlah ini malah naik dibandingkan pekan pertama, di mana jumlah pasien positif bertambah 79.903 orang. Rerata pasien positif bertambah 11.415 orang setiap harinya.

Selama dua pekan pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif bertambah 161.236 orang (rata-rata 11.517 orang per hari). Naik tajam dibandingkan dua minggu sebelumnya yaitu 114.661 orang (rerata 8.190 orang per hari).

Sementara itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter di Kamis dini hari waktu Indonesia menjadi pemicu kuatnya dolar AS.

Pengumuman tersebut sangat dinanti pelaku pasar, sebab saat ini beredar "bisik-bisik" di pasar jika di akhir tahun ini ada kemungkinan bank sentral paling powerful di dunia ini akan mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang saat ini nilainya sekitar US$ 120 miliar per bulan.

Pengurangan tersebut dikenal dengan istilah tapering. Sebelum saat ini, pada pertengahan tahun 2013 lalu, The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke juga mengeluarkan wacana tapering.

Saat wacana tersebut muncul dolar AS menjadi begitu perkasa, hingga ada istilah "taper tantrum". Maklum saja, sejak diterapkan suku bunga rendah serta QE, nilai tukar dolar AS terus merosot. Sehingga saat muncul wacana pengurangan QE hingga akhirnya dihentikan dolar AS langsung mengamuk, "taper tantrum", rupiah pun jeblok.

Oleh karena itu, kemungkinan belum akan ada pergerakan besar rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (27/1/2021).

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas Rp 14.000/US$ meski sempat dijebol pada Kamis (21/1/2021). Sehari sebelumnya, rupiah membentuk pola Black Maubozu.

Rupiah kemarin membuka perdagangan di level Rp 14.050/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.020/US$, atau menguat 0,21%. Level terlemah rupiah sama dengan level pembukaan, sementara level terkuat sama dengan level penutupan, sehingga secara teknikal masih mengukir pola Black Marubozu.

Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.

Rupiah saat ini masih berada di bawah 14.050/US$, yang merupakan level atas Black Marubozu, sehingga pola tersebut masih berpotensi memicu penguatan rupiah.

Mata Uang Garuda juga masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu, indikator stochastic bergerak mendatar dan cukup jauh dari wilayah jenuh jual (oversold) atau pun jenuh beli (overbought). 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat masih di level psikologis Rp 14.000/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 14.050/US$, sebelum menuju Rp 14.080 sampai 14.100/US$ yang merupakan resisten terdekat di pekan ini.

Sementara jika level psikologis ditembus, rupiah menguat ke Rp 13.970/US$. Kemampuan melewati level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 26 Januari 2021

Tenang! Koreksi IHSG Mulai Terbatas, Jajal 6.300 Lagi

Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (25/1/2021) terpaksa ditutup di zona merah. Indeks acuan bursa nasional ambles 0,77% ke level 6.258,57 setelah sempat merosot parah 2,5%.

Investor asing masih aktif melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 172,52 miliar di semua pasar (pasar reguler Rp 169,92 miliar) dengan nilai transaksi menyentuh Rp 16,09 triliun.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan sentimen luar negeri. China berupaya untuk menjaga hubungan dengan Amerika Serikat selama 4 tahun ke depan.

Hal ini disampaikan dalam pidato perwakilan China di pertemuan WEF, Davos. Pernyataan ini disampaikan untuk memberikan seruan kepada dunia agar tidak prasangka secara ideologis dan menghindari mentalitas terkait dengan perang dingin yang sudah ketinggalan zaman.

Sentimen lainnya datang dari pakar medis yang menjadi penasehat Gedung Putih untuk penanganan Covid-19 Anthony Fauci yang mulai merasakan kekhawatiran terkait dengan penundaan pemberian dosis kedua vaksin Covid 19 di Amerika. Ini berpotensi untuk menciptakan mutasi virus corona baru.

Fauci mengatakan untuk mendapatkan tingkat efektivitas penuh, maka masyarakat harus mendapatkan dosis kedua tersebut.

Pilarmas menilai, sentimen ini dapat membuat rapuh pasar dalam usahanya untuk mengalami penguatan meskipun minggu ini merupakan pekan pelemahan.

MNC Sekuritas mengungkapkan saat ini IHSG sudah berada di akhir wave A dari wave (4), hal tersebut berarti, koreksi IHSG sudah relatif terbatas dengan area koreksi ke 6.100-6.200.

Setelah terkonfirmasi membentuk wave A, maka IHSG berpeluang menguat untuk membentuk wave B dari wave (4) ke rentang 6.320-6.450.

Untuk itu pada perdagangan hari ini Selasa (26/1/2021) indeks diperkirakan akan bergerak di kisaran support (batas bawah) 6.195 dan 5.980 serta resisten (batas atas) di 6.430 dan 6.505. (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 25 Januari 2021

Pekan Lalu Lepas Landas, Apa Kabar Emas Pegadaian Hari Ini?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Rifan FinancindoHarga emas di pegadaian rontok pada perdagangan Senin (25/1/2021) setelah lepas landas pada Jumat pekan lalu. Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai satuan, semuanya masuk ke zona merah.

Melansir data dari situs resmi Pegadaian, harga emas Antam standar turun di kisaran 0,2%. Satuan terkecil, 2 gram, turun 0,21% dibandingkan harga Jumat (22/1/2021) ke Rp 1.944.000/batang. Sementara satuan terbesar, 100 gram, turun 0,22% ke Rp 94.244.000/batang.

Emas Antam retro hari ini merosot lebih dari 1%. Satuan 0,5 gram dijual Rp 455.000/batang merosot 1,09% dibandingkan harga Jumat. Satuan 100 gram ambrol 1,19% ke Rp 90.713.000/batang.

Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Emas retro juga menjadi jenis emas Antam yang paling sering naik-turun.

Kemudian emas Antam batik, satuan 0,5 gram dihargai Rp 628.000/batang turun 0,16% dibandingkan harga kemarin, dan satuan 1 gram juga turun 0,17% di Rp 1.161.000/batang.

Emas batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal di bandingkan jenis standard dan retro. Pegadaian hanya menjual emas Antam batik satuan 0,5 gram dan 1 gram.
Terakhir emas UBS juga merosot di semua satuan, mayoritas sebesar 1,19%.

Berikut daftar lengkap harga emas di Pegadaian beserta perubahannya. (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 22 Januari 2021

Dolar AS Remuk Redam, Rupiah Bisa ke Rp 13.900/US$ Nih!

Karyawan menunjukkan pecahan uang dollar di salah satu tempat penukaran uang di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jumat (16/3/2018). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

 

PT RifanNilai tukar rupiah menguat 0,28% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 13.980/US$ pada perdagangan Kamis kemarin.

Dolar AS yang sedang lesu dan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan menjadi pemicu penguatan Mata Uang Garuda dan berpeluang berlanjut pada hari ini, Jumat (22/1/2021). 

Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin merosot 0,42% ke 90,093, setelah pelantikan Joseph 'Joe' Biden sebagai Presiden AS ke-46. Itu artinya indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut melemah dalam 3 hari beruntun.

Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai.

Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik.

Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun.

Saat stimulus tersebut cair, maka jumlah uang bereda di perekonomian AS akan bertambah, dan dolar AS berisiko remuk redam. 

Sementara itu, BI pada kemarin mempertahankan suku bunga acuan 3,75%, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Dengan dipertahankannya suku bunga, penguatan rupiah menjadi terakselerasi. Sebab jika suku bunga kembali diturunkan, maka yield obligasi di Indonesia juga akan menurun, hal ini dapat membuat capital inflow menjadi seret, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi outflow yang bisa menekan rupiah.

Sebab selisih yield dengan negara-negara maju, misalnya dengan AS akan menyempit, hal itu membuat Indonesia sebagai negara berkembang menjadi kurang menarik.

Negara berkembang memiliki risiko investasi yang lebih tinggi ketimbang negara maju, sehingga untuk menarik aliran investasi diperlukan yield yang lebih tinggi.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Black Maubozu pada hari Rabu lalu, dan berdampak pada penguatan Kamis kemarin.

Rupiah kemarin membuka perdagangan di level Rp 14.050/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.020/US$, atau menguat 0,21%.

Level terlemah rupiah sama dengan level pembukaan, sementara level terkuat sama dengan level penutupan, sehingga secara teknikal masih mengukir pola Black Marubozu.

Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.

Rupiah juga bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

Sementara itu, indikator stochastic bergerak mendatar dan cukup jauh dari wilayah jenuh jual (oversold) atau pun jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 13.970/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke level Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$.

Peluang penguatan lebih jauh akan terbuka cukup lebar jika rupiah mampu mengakhiri perdagangan di bawah level Rp 13.900/US$.

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.000 rupiah berisiko melemah ke Rp 14.030/US$, sebelum menuju Rp 14.100/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 21 Januari 2021

Wall Street Cetak Rekor, IHSG Tembus 6.500 Bisa Kali...

Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,71% ke 6.429,76 pada perdagangan Rabu kemarin. Data perdagangan menunjukkan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 757,4 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 25,1 triliun.

Joseph 'Joe' Biden yang resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 berpeluang pada Rabu waktu setempat membuat bursa saham AS (Wall Street) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Hal tersebut tentunya bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1/2020).

Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai. Hal ini tentunya memudahkan Biden dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus US$ 1,9 triliun.

Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik.

Kemarin, 3 senator dari Partai Demokrat dilantik, Raphael Warnock dan Jon Ossoff dari Negara Bagian Georgia, serta Alex Padilla dari California. Partai Demokrat kini memiliki 50 senator sama dengan Partai Republik, tetapi memiliki satu suara lebih banyak yakni dari Wakil Presiden Kamala Harris.

Untuk diketahui, jumlah anggota Senat di AS sebanyak 100 orang, dimana setiap negara bagian memiliki 2 senator.

Berdasarkan undang-undang dasar AS, pasal 1 ayat 3, Wakil Presiden AS merupakan presiden Senat, dan tidak memberikan suara, kecuali saat voting hasilnya imbang. Artinya ketika mengambil keputusan hasil voting seimbang 50 lawan 50, maka Wakil Presiden Kamala Harris berhak memberikan suaranya. Hal tersebut tentunya membuat Partai Demokrat kini menguasai Senat AS.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang nanti.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,75%.

Stabilitas rupiah menjadi salah satu alasan BI diramal mempertahankan suku bunga acuannya. Stabilitas rupiah juga menjadi penting bagi investor asing masuk ke pasar saham, sebab jika rupiah melemah maka investor risiko rugi akibat kurs menjadi meningkat.

Secara teknikal, IHSG kembali menembus ke atas 6.400 Rabu kemarin. Meski demikian, untuk terus melaju IHSG perlu menembus level tertinggi tahun ini.

Apalagi Selasa dan Rabu pekan lalu IHSG membentuk pola Doji. Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah.

IHSG masih bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menjadi modal untuk kembali menguat dalam jangka panjang.

Indikator stochastic pada grafik harian kini sudah memasuki wilayah jenuh jenuh beli (overbought).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara itu pada grafik 1 jam, stochastic juga berada di wilayah overbought, sehingga ada risiko koreksi. 

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Resisten terdekat berada di kisaran 6.470 yang dekat dengan level tertinggi tahun ini. Kemampuan menembus level tersebut akan membawa IHSG menguat ke level psikologis 6.500.

Momentum penguatan akan bertambah jika level psikologis tersebut mampu ditembus.

Sementara, selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.400. Support selanjutnya jika level tersebut ditembus berada di 6.365.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 20 Januari 2021

Gokil, Orang-orang Makin Enteng 'Buang' Dolar AS!

valas
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun terapresiasi di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (20/1/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.065. Rupiah menguat 0,15% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Ibu Pertiwi pun perkasa di 'arena' pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.030 di mana rupiah menguat 0,14%.

Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan saja di Rp 14.050/US$. Tidak sampai lima menit, rupiah sudah masuk jalur hijau.

Seperti rupiah, seluruh mata uang utama Asia juga berjaya di hadapan dolar AS. Apresiasi 0,14% membuat rupiah menduduki peringkat kedua, hanya kalah dari won Korea Selatan dan dolar Singapura.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:

 
Dolar AS Sedang Prihatin
 

Dolar AS masih menjalani periode prihatin. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Paman Sam juga teraniaya di level dunia.

Pada pukul 09:15 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,12%. Dalam setahun terakhir, indeks ini anjlok lebih dari 7%.

Hari ini, tekanan terhadap dolar AS datang dari pernyataan Janet Yellen, calon kuat Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden Terpilih Joseph 'Joe' Biden. Dalam paparan secara virtual di hadapan Kongres, eks Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) itu mengungkapkan Negeri Adidaya masih membutuhkan stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Sebelumnya, Biden berjanji bakal menggelontorkan paket stimulus bernilai US$ 1,9 triliun (Rp 26.763,4 triliun). Menurut Yellen, Biden dan dirinya menyadari bahwa paket stimulus itu akan membuat beban utang pemerintah semakin berat, mengingat penerimaan pajak belum bisa diandalkan sehingga stimulus harus mengandalkan pembiayaan dari utang.

"Baik saya maupun Bapak Presiden terpilih selalu memperhatikan beban utang negara saat mengusulkan proposal stimulus tersebut. Namun untuk saat ini, dengan suku bunga menyentuh titik terendah sepanjang sejarah, hal yang paling cerdas adalah melakukan terobosan besar. Walau jumlah nominal utang secara relatif terhadap perekonomian terus meningkat, tetapi tidak demikian dengan suku bunga," jelas Yellen, sebagaimana diwartakan Reuters.

Fiskal dan Moneter Ekspansif, Pasokan Dolar Melimpah

Gelontoran stimulus fiskal bernilai raksasa akan membuat pasokan dolar AS membludak. Seperti barang, pasokan yang melimpah akan membuat harga turun. Demikian pula dengan mata uang, semakin banyak yang beredar di perekonomian maka nilainya akan kian 'murah'.

Apalagi saat ini Kongres pun sudah dikuasai oleh Partai Demokrat pendukung Biden. Sepertinya stimulus fiskal tidak akan memperoleh hambatan yang berarti kala harus mendapat restu dari Capitol Hill.

"Ada ekspektasi bahwa stimulus fiskal akan bergulir dengan lancar. Dukungan dari Kongres sangat besar, sehingga stimulus fiskal dengan nilai besar sekalipun bisa disahkan tanpa hambatan signifikan," kata Simon Harvey, Senior FX Analyst di Monex Europe yang berbasis di London, seperti dikutip dari Reuters.

Ditambah lagi otoritas moneter pun kemungkinan besar masih menerapkan kebijakan ultra-longgar. Suku bunga acuan sepertinya masih akan mendekati 0% dalam hitungan tahun. Berdasarkan dotplot terbaru The Fed, kenaikan Federal Funds Rate baru terjadi pada 2023.

fed 
Sumber: FOMC

Likuiditas dolar AS yang berlimpah-ruah akibat kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif membuat mata uang ini tidak lagi disayang-sayang. Investor sepertinya enteng saja 'membuang' dolar AS, karena toh pasokannya banyak.

Berdasarkan perhitungan Reuters dan US Commodity Futures Trading Commission, posisi jual (short) terhadap dolar AS pada pekan yang berakhir 12 Januari 2020 mencapai US$ 34,04 miliar. Naik 11,35% dibandingkan pekan sebelumnya sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Mei 2011.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan
 

Selasa, 19 Januari 2021

Dolar AS Mulai Injak Rem, Saatnya Rupiah Tembus Rp 14.000/US$

Businessmen change money at a currency exchange office in response to the call of Turkish President Tayyip Erdogan on Turks to sell their dollar and euro savings to support the lira, in Ankara, Turkey August 14, 2018. REUTERS/Umit Bektas
Foto: REUTERS/Umit Bektas

 

Rifan FinancindoNilai tukar rupiah melemah 0,36% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.060/US$ pada perdagangan Senin kemarin (18/1). Sentimen positif datang dari China yang melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2020 tumbuh 6,5% year-on-year (YoY), lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 6,1% YoY, dan melesat dari kuartal sebelumnya 4,9% YoY.

Saat negara-negara lain masuk ke jurang resesi, China berhasil lolos, sebab produk domestik bruto (PDB) hanya sekali mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 6,8% di kuartal I-2020. Setelahnya, ekonomi China kembali bangkit dan membentuk kurva V-Shape.

Penyebabnya dolar AS sedang kuat-kuatnya. Pada Jumat pekan lalu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS kemarin menyentuh level tertinggi sejak 21 Desember lalu.

Kenaikan yield obligasi (Treasury) menjadi pemicu penguatan dolar AS. Yield Treasury tenor 10 tahun misalnya, dua pekan lalu melesat 19,5 bps, sementara pekan lalu sempat naik 8 bps ke 1,187%, yang merupakan level tertinggi sejak Maret tahun lalu, atau persis saat penyakit akibat virus corona dinyatakan sebagai pandemi.

Artinya, yield Treasury AS kini nyaris mencapai level sebelum pandemi.

Kenaikan yield Treasury tersebut membuat selisihnya dengan yield SBN semakin menipis, sehingga menekan pasar obligasi. Selain itu ada risiko terjadinya capital outflow dari pasar obligasi Indonesia, yang memberikan tekanan bagi rupiah.

Meski demikian, pada perdagangan Selasa (19/1/2021) rupiah berpeluang menguat sebab dolar AS akhirnya "ngerem". Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS kemarin sempat menguat, tetapi pada akhirnya stagnan di kisaran 90,768. Yield Treasury AS juga mengalami penurunan, tenor 10 tahun yang biasa menjadi acuan berada di kisaran 1,097%, turun 3,2 bps.

Secara teknikal, rupiah meski kemarin melemah tetapi masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Artinya jika hari ini rupiah kembali ke bawah MA 50, pola death cross akan berlanjut yang bisa membawa Mata Uang Garuda kembali perkasa.

Sementara itu, indikator stochastic bergerak mendatar dan cukup jauh dari wilayah jenuh jual (oversold) atau pun jenuh beli (overbought)

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di level psikologis Rp 14.000/US$, yang kemarin menahan penguatan rupiah. Potensi penguatan hari ini masih di level tersebut, dan jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke level Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$ di pekan ini.

Peluang penguatan lebih jauh akan terbuka cukup lebar jika rupiah mampu mengakhiri perdagangan di bawah level Rp 13.900/US$.

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.100 rupiah berisiko melemah ke Rp 14.135/US$ hingga Rp 14.170/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 18 Januari 2021

PDB China Tumbuh 2,3% di 2020, Paling Lambat dalam 4 Dekade

Ilustrasi bendera China. AP/
Foto: Ilustrasi bendera China. AP/

 

PT Rifan - Ekonomi China tumbuh di laju terlambat dalam 4 tahun meskipun rebound setelah wabah corona (Covid-19) menyerang Negeri Panda. Mengutip Biro Statistik China, ekonomi tercatat 2,3% di 2020 (yoy) alias terendah semenjak ekonomi Tiongkok memulai reformasi di 1970-han.

"Lingkungan yang suram dan kompleks baik di dalam maupun luar negeri dengan pandemi yang memiliki dampak besar," ujar badan tersebut sebagaimana ditulis AFP, Senin (18/1/2020).

Sebelumnya di 2019, China mencatat pertumbuhan sebesar 6,1%. Itu juga angka terendah dalam beberapa dekade, akibat melemahnya permintaan domestik dan ketegangan perdagangan dengan AS.

Meski begitu, angka ini lebih baik dari analis 13 lembaga keuangan. Menurut AFP, sebelumnya para ekonomi meramal ekonomi hanya akan mencapai 2%.

Sementara itu, jika dilihat dari kuartalan (qtq), ekonomi China di kuartal IV 2020 mencatat pertumbuhan 6,5%. Ekonomi makin positif, setelah sebelumnya mencatat pertumbuhan 4,9% di kuartal III 2020.

"China sepertinya menjadi satu-satunya negara yang bisa menghindari kontraksi di saat banyak negara berjuang mengatasi pandemi," tulis Trading Economics.(sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 14 Januari 2021

Awas Babak Baru Perang Dagang AS-China Gegara Tomat & Kapas

FILE PHOTO: Chinese and U.S. flags are set up for a meeting during a visit by U.S. Secretary of Transportation Elaine Chao at China's Ministry of Transport in Beijing, China April 27, 2018. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Lee/File Photo

 

PT Rifan Financindo Berjangka - Hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sepertinya bakal kembali memanas. Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS menyita semua impor tomat dan produk kapas dari wilayah Xinjiang, China, karena tudingan kerja paksa.

"CBP mengeluarkan perintah pelepasan pajak atas impor tersebut berdasarkan informasi yang secara wajar menunjukkan penggunaan tahanan atau tenaga kerja penjara dan situasi kerja paksa," katanya otoritas tersebut dalam sebuah pernyataan Rabu (13/1/2021), dikutip dari AFP.

Ini merupakan langkah terbaru AS dari serangkaian perintah penangguhan pembebasan yang dikeluarkan pada produk-produk yang berasal dari wilayah barat jauh China.

Menurut kelompok hak asasi manusia, Pemerintah China telah memaksa lebih dari satu juta etnis Muslim Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang ke sebuah kamp konsentrasi yang mereka sebut "penjara". Kamp dipakai juga untuk menanamkan paksa nilai-nilai Parati Komunis ke warga termasuk membuat mereka bekerja paksa untuk beberapa pabrik di wilayah tersebut.

"(AS) tidak akan mentolerir kerja paksa dalam bentuk apa pun dalam rantai pasokan AS," kata  Wakil Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Ken Cuccinelli, yang mengawasi CBP.

"Kami akan terus melindungi rakyat Amerika dan menyelidiki tuduhan kerja paksa yang kredibel, kami akan mencegah barang-barang yang dibuat oleh kerja paksa memasuki negara kami, dan kami menuntut China untuk menutup kamp mereka dan menghentikan pelanggaran hak asasi manusia mereka."

Masalah perdagangan AS dan China kerap bercampur dengan politik. Sebelumnya AS juga menerapkan sanksi bagi perusahaan yang terkait UU Keamanan Hong Kong dan militer China di Laut China Selatan (LCS). 

Kedua negara juga terlibat perang tarif sejak 2018. Perdamaian tahap pertama sudah dilakukan sejak awal 2020, namun semenjak mewabahnya corona AS menyalahkan China dan perjanjian damai tahap dua masih menggantung. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 13 Januari 2021

Bitcoin "Mother of All Bubbles", Duit Investor Akan Jadi Nol?

Harga Bitcoin anjlok
Foto: Reuters

 

PT Rifan FinancindoBitcoin kembali menunjukkan karakternnya pada perdagangan Senin kemarin, nilainya anjlok lebih dari 20%, nyaris menghapus semua penguatan di tahun ini. Bitcoin memang terkenal sebagai aset dengan volatilitas tinggi, bahkan bisa dikatakan ekstrim. Ketika naik, harganya akan meroket, sebaliknya ketika turun akan ambrol tak kira-kira.

Melansir data Refinitiv, harga bitcoin kemarin sempat ambrol hingga 21,86% ke US$ 30.156,35/BTC, sebelum pulih dan mengakhiri perdagangan di level US$ 33.951,50/BTC, melemah 12,03%.

Sebelum ambrol Senin kemarin, bitcoin menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 41.998,75/BTC pada Jumat (8/1/2021). Ambrolnya bitcoin tentunya mengingatkan kembali pada tahun 2017, saat itu mata uang kripto ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 19.458,19/BTC, tetapi setahun berselang nilainya langsung ambrol hingga 80%.

Oleh sebab itu, bitcoin diberi cap sebagai aset spekulasi semata. Status tersebut saat ini perlahan-perlahan mulai "coba dihilangkan", apalagi setelah investor institusional mulai berinvestasi di bitcoin.

Banyak komentar-komentar positif bermunculnya mengenai bitcoin, mulai dari mata uang alternatif, emas digital, aset safe haven, hingga aset lindung nilai terhadap inflasi.

Masa depan bitcoin juga dipandang akan lebih bersinar ketimbang aset-aset lainnya, sebab menjadi pilihan investasi kaum millennial.

Hasil survei deVere Group, perusahaan financial advisory independen dan fintech, terhadap 700 lebih millennial di berbagai negara, sebanyak 67% menyatakan mereka memilih bitcoin sebagai aset safe haven ketimbang emas.

Millennial akan menjadi kunci penting bagi masa depan bitcoin, sebab berdasarkan hasil survei DeVere, akan ada transfer kekayaan antar generasi yang besar. Berdasarkan estimasi, transfer kekayaan tersebut mencapai US$ 60 triliun dari generasi baby boomers ke millennial.

Yang masih menjadi masalah adalah volatilitas ekstrim bitcoin, yang membuat cap sebagai aset spekulasi masih sulit dihilangkan. Bahkan, kenaikan tajam di tahun 2020 lalu, dan berlanjut di tahun ini membuat bitcoin diberi cap "mother of all bubbles" olah Bank of America.

"Reli bitcoin belakangan ini bisa jadi merupakan kasus spekulasi mania lainnya. Bitcoin terlihat seperti 'mother of all bubbles'," kata Michael Hartnett, kepala strategi investasi Bank of America, sebagaimana dilansir CNN Business, Jumat (8/1/2020).

idr 
Foto: CNBC International

Hartnett melihat bitcoin yang melesat sekitar 1.000% sejak awal 2019 jauh lebih besar dari kenaikan aset-aset yang pernah mengalami bubble dalam beberapa dekade terakhir. Harga emas yang melonjak 400% di akhir 1970an misalnya, kemudian bursa saham Jepang di akhir 1980an, hingga dot-com bubble di akhir 1990an.

Aset-aset tersebut melesat 3 digit persentase, sebelum akhirnya crash dan nyungsep senyungsep-nyungsepnya.

Meski demikan, Hartnett tidak memberikan prediksi harga bitcoin akan nyungsep, ia hanya menunjukkan jika bitcoin menjadi contoh meningkatnya aksi spekulasi.

Sementara itu, otoritas pengawas keuangan Inggris (Financial Conduct Authority/FCA) memperingatkan investasi di bitcoin atau mata uang kripto memiliki risiko hilangnya semua modal.

"FCA menyadari beberapa perusahaan menawarkan investasi dalam bentuk aset kripto, atau pinjaman atau investasi terkait kripto yang menjanjikan return tinggi. Jika konsimen berinvestasi dalam produk-produk tersebut, mereka harus siap kehilangan seluruh uang yang digunakan," kata FCA sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (11/1/2021).

"Atas seluruh instrumen berisiko yang tinggi dan investasi yang bersifat spekulatif, masyarakat harus memastikan mereka benar-benar tahu kemana uang mereka diinvetasikan, risiko yang melekat, dan perlindungan dari regulator," kata FCA.

Laith Khalaf, analis keuangan di AJ Bell, menyatakan apa yang dilakukan FCA merupakan bentuk kekhawatiran terhadap tingginya risiko mata uang kripto, yang diperparah dengan penipuan.

"Regulator (FCA) jelas sangat prihatin atas risiko tinggi yang melekat pada mata uang kripto, dan diperparah dengan aktivitas penipuan, serta perusahaan-perusahaan yang tanpa regulasi menawarkan return yang tinggi, tetapi tidak memberi tahu potensi kerugian dari berinvestasi di aset kripto," kata Khalaf dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/roy)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 11 Januari 2021

Harga Emas Dunia Bikin Merinding, Cek Harga Emas di Pegadaian

Ilustrasi Emas Pegadaian. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Emas Pegadaian. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaHarga emas dunia bergerak bak roller coaster pada pekan lalu, naik tinggi kemudian menukik tajam. Pergerakan tersebut tentunya mempengaruhi harga logam mulia di dalam negerim termasuk yang dijual di Pegadaian.

Di awal pekan lalu, atau di pembukaan perdagangan 2021, harga emas dunia langsung meroket 2,4%, sehari setelahnya kembali naik 0,36%, yang memunculkan harapan berlanjutnya tren menanjak emas dunia.

Namun, pada perdagangan Rabu (6/1/2021), harga emas dunia malah ambrol 1,63% disusul 0,33% sehari setelahnya. Bahkan pada perdagangan Jumat lalu ambrol hingga 3,36%.

Alhasil, harga emas di Pegadaian ikut naik turun tajam pada pekan lalu. Sementara pada hari ini, Senin (11/1/2021) harga emas di Pegadaian kembali mengalami penurunan di semua jenis dan satuan.

Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam standar kebanyakan turun sebesar 0,22%. Satuan 2 gram mengalami penurunan terbesar, 0,25%, ke Rp 1.960.000/batang dibandingkan harga Jumat pekan lalu.

Harga emas Antam retro merosot lebih dalam dibandingkan emas Antam standar. Mayoritas mengalami penurunan 0,7%, satuan yang tertinggi 100 gram misalnya, hari ini dibanderol Rp 92.747.000/batang.

Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Emas retro juga menjadi jenis emas Antam yang paling sering naik-turun.

Kemudian emas Antam batik satuan 0,5 gram dihargai Rp 511.000/batang turun 0,16% dibandingkan harga kemarin, dan satuan 1 gram juga turun 0,17% di Rp 1.169.000/batang.

Emas batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal di bandingkan jenis standard dan retro. Pegadaian hanya menjual emas Antam batik satuan 0,5 gram dan 1 gram.

Terakhir emas UBS harganya juga turun di semua satuan, bahkan ada yang lebih dari 0,7%.

Berikut daftar lengkap harga emas di Pegadaian beserta perubahannya. (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 08 Januari 2021

Tutup Mata! Rupiah Berisiko Kembali ke Atas Rp 14.000/US$

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

Rifan FinancindoNilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) berisiko melemah di awal perdagangan Jumat (8/1/2020). Indeks dolar AS yang menguat dalam 2 hari beruntun akan memberikan tekanan bagi rupiah hari ini.

Kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut naik 0,33%, dan pagi ini juga masih menunjukkan tren positif. Ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini, serta kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi pemicu bangkitnya indeks dolar AS dari level terendah sejak Maret 2018.  

Pelemahan rupiah kemungkinan akan cukup besar, hal tersebut terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang kembali ke atas Rp 14.000/US$ pagi ini.

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat jelang penutupan perdagangan pasar kemarin dibandingkan pagi ini, Jumat (8/1/2021), mengutip data Refinitiv:

Periode Kurs Kamis Pukul 14:54 WIB Kurs Jumat Pukul 7:50 WIB
1 Pekan Rp13.940,2 Rp14.089,0
1 Bulan Rp13.975,1 Rp14.115,0
2 Bulan Rp14.010,2 Rp14.149,0
3 Bulan Rp14.030,0 Rp14.189,5
6 Bulan Rp14.121,0 Rp14.315,0
9 Bulan Rp14.271,2 Rp14.420,0
1 Tahun Rp14.396,0 Rp14.535,0
2 Tahun Rp15.157,0 Rp15.300,0

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 7 Januari pukul 14:24 WIB:

Periode Kurs
1 Bulan Rp 13.930
3 Bulan Rp 14.040

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 07 Januari 2021

AS Mencekam! Massa Trump Lockdown Capitol, Militer AS Turun

Trump supporters rally Wednesday, Jan. 6, 2021, at the Capitol in Washington. As Congress prepares to affirm President-elect Joe Biden's victory, thousands of people have gathered to show their support for President Donald Trump and his claims of election fraud. (AP Photo/Julio Cortez)
Foto: Pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Capitol tempat belangsungya kongres yang menyatakan bahwa presiden terpilih, Joe Biden memenangkan pemilu. (AP Photo/Julio Cortez)

 

Rifan Financindo - Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk mengirim pasukan semi militer Garda Nasional ke Ibukota Washington DC dan negara bagian tetangga. Ini terjadi setelah pengunjuk rasa yang mendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol Hill AS pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat.

Dilansir AFP, Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan dalam cuitannya bahwa Trump telah mengarahkan pemanggilan pasukan Garda Nasional "bersama dengan layanan perlindungan federal lainnya" untuk menangani kerusuhan.

"Kami mengulangi seruan Presiden Trump terhadap kekerasan dan untuk tetap damai," katanya, setelah pengunjuk rasa dengan spanduk Trump menutup badan legislatif AS untuk memprotes kemenangan pemilihan Joe Biden di Pilpres 2020.

Juru Bicara Pentagon Jonathan juga mengatakan seluruh pasukan penjaga Washington DC yang berkekuatan 1.100 orang telah dipanggil untuk mendukung penegakan hukum federal. Sementara negara tetangga Virginia dan Maryland mengumumkan bahwa mereka mengerahkan pasukan penjaga dan polisi negara bagian.

Pejabat di gedung kongres Capitol mengumumkan penguncian (lockdown). Anggota parlemen mengatakan di Twitter bahwa mereka berlindung di kantor mereka, ketika pengunjuk rasa, yang beberapa dari mereka memegang bendera Trump,terlihat berjalan melalui gedung.

Hal ini mengakibatkan sidang penetapan Joe Biden sebagai Presiden AS diputuskan untuk reses sementara akibat tindakan penguncian yang dilakukan. "Tanpa keberatan, pimpinan menyatakan DPR sedang istirahat," kata anggota kongres Jim McGovern, sambil mengetuk palu saat teriakan keras dan gangguan terdengar di galeri umum di ruangan itu.

Sebelumnya, unjuk rasa menolak pengesahan kemenangan Joe Biden terjadi di Washington D.C, AS.  Para pendukung Trump, yang menyebut diri mereka Gerakan Penyelamatan AS, menggunakan topi merah yang jadi simbol kampanye mantan pengusaha real estate itu.

Trump juga hadir sebelum kerusuhan terjadi. "Kita tidak akan mengakuinya (hasil pilpres AS 2020) ketika terjadi kecurangan. Negeri kita sudah muak," kata Trump di atas panggung di depan massa dikutip Reuters.

Namun sayangnya demo tersebut tak berjalan damai. Situasi panas terjadi akibat bentrok antara aparat dan pendukung Trump yang berasal dari milisi sayap kanan Proud Boys.

Massa yang rusuh mencoba menghentikan rapat dan menembus barikade polisi. Aparat bahkan menembakkan gas air mata guna mengamankan situasi. Kepolisian menyatakan terdapat korban luka. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 06 Januari 2021

Senat Diprediksi Tetap Sehat, Wall Street Dibuka Menghijau

wall street
Foto: Reuters

PT Rifan - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Selasa (5/1/2021), didorong ekspektasi bahwa perimbangan kekuasqan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Senat akan berdampak positif.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 27,25 poin (+0,09%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 10 menit kemudian menjadi 148,4 poin (+0,49%) ke 30.372,29. S&P 500 naik 17,6 poin (+0,48%) ke 3.718,24. Nasdaq naik 61,6 poin (+0,49%) ke 12.760,04.

Kemarin, indeks S&P 500 anjok 1,5%, menjadi kinerja harian yang terburuk sejak 27 Oktober 2020. Sepuluh dari 11 indeks sektoral saham di S&P 500 tercatat melemah, dipimpin oleh indeks saham sektor real estate.

Indeks Dow Jones melemah 382 poin setelah sempat ambruk hingga 700 poin. Indeks Nasdaq tertekan 1,4% setelah saham unggulan sektor teknologi yakni Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Google (FAANG) kompak tertekan.

Aksi jual terjadi setelah pemerintah mengumumkan bahwa akan ada pemilihan untuk Negara Bagian Georgia yang akan menentukan apakah Partai Republik baal tetap menguasai Senat. Sementara itu, kasus Covid-19 terus meningkat secara global dan beberapa negara melakukan kebijakan karantina wilayah (lockdown) parsial.

"Kasus Covid terus meningkat, dengan varian baru virus tersebut menyebar ke seluruh dunia... persaingan di Georgia bisa memengaruhi komposisi Senat," tutur Lindsey Bell, Kepala Perencana Investasi Ally Invest, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.

Beberapa kalangan mengkhawatirkan peluang kenaikan pajak jika Partai Demokrat menguasai Senat. Namun demikian, ada harapan bahwa bakal ada gelontoran belanja yang lebih besar dan cepat.

Inggris memberlakukan lockdown nasional terbesar sejak Maret tahun lalu, dengan penutupan sekolah publik yang akan berlangsung hingga pertengahan Februari nanti. Perdana Menteri Boris Johnson mengingatkan bahwa beberapa pekan ke depan akan jadi "yang terkeras."

New York mengonfirmasi kasus pertama virus Covid strain terbaru. Pandemi sejauh ini telah menginfeksi 85 juta orang, dengan 20 juta di antaranya berada di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/ags)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 05 Januari 2021

Kemarin Menguat 1% Lebih, Rupiah Kayaknya Rehat Dulu Hari Ini

FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

PT Rifan Financindo BerjangkaNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda depresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat usai penutupan perdagangan pasar kemarin dibandingkan hari ini, Selasa (5/1/2021), mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 4 Januari (15:02 WIB)

Kurs 5 Januari (07:05 WIB)

1 Pekan

Rp13.882,6

Rp 13.912

1 Bulan

Rp13.912,8

Rp 13.938

2 Bulan

Rp13.934,6

Rp 13.967

3 Bulan

Rp13.972,2

Rp 14.004,5

6 Bulan

Rp14.078,1

Rp 14.109, 5

9 Bulan

Rp 14.200,1

Rp 14.212,5

1 Tahun

Rp 14.346,6

Rp 14.346

2 Tahun

Rp 15.119

Rp 15.135

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 4 Januari pukul 14:52 WIB:

Periode

Kurs

1 Bulan

Rp 13.890

3 Bulan

Rp 13.940

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 04 Januari 2021

Tahun Baru & Semangat Baru, Rupiah Bakal Menguat Hari Ini

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoTahun 2020 rupiah ditutup dengan pelemahan 1% terhadap dolar AS. Hari ini akan menjadi hari pertama di tahun 2021 pasar keuangan kembali buka setelah libur panjang akhir tahun. 

Pergerakan rupiah akan sangat dipengaruhi oleh berbagai sentimen global maupun domestik. Namun sentimen utamanya masih sama yaitu seputar perkembangan Covid-19 dan vaksinasi. 

Tahun 2021 akan menjadi tahun penting di mana program vaksinasi masal akan dilakukan di banyak negara. Namun apabila berkaca pada kejadian di AS, vaksinasi masal tetap membutuhkan waktu.

Program vaksinasi darurat di AS ditargetkan bakal mencapai 20 juta orang sampai akhir tahun. Namun kenyataannya hanya 2,8 juta warga AS yang sudah disuntik. Di saat yang sama perkembangan Covid-19 secara global juga makin mengerikan.

Kasus Covid-19 di AS secara kumulatif sudah tembus angka 20 juta. Di Inggris, kenaikan kasus yang dikaitkan dengan temuan varian baru virus Corona yang disebut 70% lebih menular semakin tak terkendali dan membuat Perdana Menteri Boris Johnson menutup sekolah (sekolah dasar).

Di Jepang kasus harian tembus rekor karena mencapai angka 4.000 orang yang terinfeksi. Saat ini Jepang sedang mempertimbangkan untuk mendeklarasikan keadaan darurat nasional. 

Beralih ke dalam negeri, kasus Covid-19 juga masih belum terkendali. Kasus harian mulai terbiasa tembus angka 8.000 setiap harinya. PSBB di DKI Jakarta pun diperpanjang. Indonesia juga memilih mengisolasi diri. Mulai 1-14 Januari WNA dilarang masuk.

Salah satu sentimen positifnya adalah tren pelemahan dolar AS masih akan berlanjut di tahun 2021 ini. Greenback yang loyo dan rendahnya imbal hasil dari obligasi pemerintah AS diprediksi akan memicu aliran modal asing masuk (inflow) ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Maklum Indonesia masih menawarkan imbal hasil yang positif dari SBN tenor 10 tahunnya. Yield SBN rupiah pemerintah bertenor 10 tahun ditutup di 6% pada akhir Desember. Dengan inflasi 1,6% maka imbal hasil riilnya masih 4,4%. Lebih tinggi dari negara maju dan negara berkembang lain.

Aliran modal masuk ini tentu akan menjadi hal yang positif untuk kinerja rupiah yang sudah kecanduan 'hot money'. Namun bagaimana prospek rupiah untuk perdagangan pertama tahun ini? Mari simak analisis teknikalnya terlebih dahulu.


Analisis Teknikal

Rupiah 
Grafik Teknikal Rupiah. Sumber : Refinitiv

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang menyempit maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung menguat.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area Rp 14.095/US$. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area Rp 14.023/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 32, yang belum menunjukkan adanya indikato jenuh beli ataupun jenuh jual.

Selanjutnya muncul pola candlestick Black Marubozu yang ditunjukkan oleh garis candlestick full body yang menunjukkan potensi rupiah untuk terapresiasi pada perdagangan selanjutnya sangatlah kuat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator candlestick black marubozu.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan