Kamis, 31 Januari 2019

The Fed Makin Dovish, Bursa Jepang Naik Tajam - Rifan Financindo

The Fed Makin Dovish, Bursa Jepang Naik Tajam
Rifan Financindo - Bursa Jepang dibuka naik tajam, Kamis (31/1/2019), menyusul reli Wall Street dini hari tadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve bersikap lebih lunak terkait kenaikan suku bunganya.

Indeks acuan Nikkei 225 melesat naik 1,34% sementara indeks Topix melompat 1,28% di awal perdagangan, AFP melaporkan.
 
Indeks-indeks utama Wall Street juga melaju mantap dini hari tadi setelah The Fed memutuskan menahan suku bunganya. Dow Jones Industrial Average melompat 1,77%, S&P 500 melonjak 1,55%, dan Nasdaq Composite meroket 2,2% di akhir perdagangan hari Rabu.


Bank sentral AS memutuskan menahan bunga acuan di kisaran 2,25%-2,5% sebagaimana diperkirakan pasar. Yang membuat investor lega adalah pernyataan dovish Gubernur The Fed Jerome Powell.

"Peluang kenaikan suku bunga telah melemah," kata Powell dalam konferensi pers setelah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari berakhir, dilansir dari CNBC International.

Powell menambahkan bahwa bunga acuan berada dalam kisaran estimasi suku bunga netral menurut komite.

"Saya ingin melihat apakah kenaikan suku bunga lanjutan diperlukan," kata Powell yang menambahkan bahwa angka inflasi akan menjadi kunci.

Ia juga mengatakan komite dapat bersabar sebelum kembali menaikkan suku bunga di masa depan. (prm)


Rabu, 30 Januari 2019

Nantikan Diskusi Dagang AS-China, Bursa Jepang Stagnan | PT Rifan Financindo

Nantikan Diskusi Dagang AS-China, Bursa Jepang Stagnan
PT Rifan Financindo - Bursa Jepang dibuka nyaris tak bergerak, Rabu (30/1/2019), saat para investor menantikan kabar perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Nikkei 225 yang sempat sebentar mencicipi zona hijau di awal perdagangan, bergerak turun tipis 0,13%. Indeks Topix menguat sedikit 0,03% di awal perdagangan, AFP melaporkan.

Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwalkan akan menghadiri perundingan dagang dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer di Washington hari Rabu hingga Kamis waktu setempat.


Investor seluruh dunia cemas perundingan itu akan berlangsung tak mulus setelah Senin lalu Departemen Kehakiman AS menuntut secara pidana raksasa teknologi China, Huawei, direktur keuangan, dan afiliasinya dengan tuduhan penipuan bank, melanggar sanksi terhadap Iran, dan pencurian teknologi.

Wall Street sendiri ditutup variatif dini hari tadi karena para pelaku pasar menantikan laporan kinerja Apple setelah pasar ditutup.

Dow Jones Industrial Average masih mampu menguat 0,21%, namun S&P 500 melemah 0,15% dan indeks yang sarat emiten teknologi, Nasdaq Composite, anjlok 0,81%. (prm)


Selasa, 29 Januari 2019

Dolar AS Menguat Tipis ke Rp 14.080 Pagi Ini | Rifanfinancindo

Foto: Dolar AS/ Selfie Miftahul Jannah
Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini mengalami penguatan meski berada dalam rentang yang sangat tipis. Dolar AS berada di level Rp 14.070 atau menjauhi Rp 14.000 pada pukul 09.15 WIB.

Mengutip Reuters, Selasa (29/1/2019), dolar AS berada di level tertingginya Rp 14.080. Dolar AS juga sempat berada di level terendahnya di Rp 14.070.

Nilai tukar mata uang Paman Sam lebih sedikit tinggi dibandingkan posisi Senin lalu yang berada di posisi Rp 14.165. Dolar menguat terhadap rupiah sejak akhir pekan lalu.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah pagi ini mengekor pelemahan yang terjadi pada mayoritas bursa saham asia.

Membuka perdagangan, Selasa (29/1/2019), IHSG melanjutkan pelemahan 6,857 poin (0,11%) ke level 6.451,855. Indeks LQ45 berkurang 1,984 poin (0,19%) ke 1.017,153.

Pada pukul 09.05 JATS, IHSG berbalik menguat namun sangat tipis, naik 0,610 poin (0,01%) ke 6.459,322. Indeks LQ45 naik 0,04 poin (0,00%) ke 1.019,178. (dna/dna)
 
 

Jumat, 25 Januari 2019

Voting di Senat AS Temui Jalan Buntu, Shutdown Berlanjut | Rifan Financindo

Voting di Senat AS Temui Jalan Buntu, Shutdown Berlanjut
Foto: Demo Karyawan Federal AS. (Reuters/Carlo Barria)
Rifan Financindo - Penutupan Pemerintah (government shutdown) Amerika Serikat (AS) yang telah memasuki hari-34 dipastikan masih terus berlanjut. Ini setelah pemungutan suara di Senat AS terkait rancangan anggaran dari Partai Republik maupun Demokrat gagal meraih suara mayoritas.

AFP melaporkan pada Jumat (25/1/2019), proposal terbaru yang didukung Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri shutdown, yang dapat membuka kembali lembaga federal sekaligus menyediakan anggaran US$ 5,7 miliar untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, tidak mampu memperoleh minimal 60 suara yang dibutuhkan di majelis tinggi. Usulan Demokrat pun demikian. 

Para pemimpin senat dari Partai Republik maupun Partai Demokrat telah bertemu pada Kamis (24/1/2019) waktu setempat dalam upaya mengakhiri shutdown. Pemicunya adalah Gedung Putih telah mengisyaratkan mendukung RUU Pendanaan Pemerintah selama tiga pekan demi membuka perundingan keamanan perbatasan. 

Setelah pemungutan suara menemui jalan buntu, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Summer segera mengadakan pembicaraan untuk menghasilkan resolusi terbaru. 




Voting di Senat AS Temui Jalan Buntu, Shutdown Berlanjut
Foto: Pekerja pemerintah yang terkena dampak dari penutupan melakukan protes diam-diam terhadap penutupan sebagian pemerintah yang sedang berlangsung di Capitol Hill di Washington, Rabu, 23 Januari 2019 (AP Photo / Andrew Harnik)
 
"RUU Pendanaan Pemerintah selama tiga pekan hanya akan berjalan jika ada uang muka untuk pembangunan tembok perbatasan," ujar juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders dikutip dari AFP.

Situasi ini membuat nasib 800 ribu pekerja federal semakin tak pasti. Demonstrasi demi demonstrasi yang mereka lakukan seolah tidak didengar oleh Trump maupun para pemangku kepentingan lainnya di Kongres AS. 


Kamis, 24 Januari 2019

Yen Jepang Menguat, Tapi Tren Pendek Masih Melemah | PT Rifan Financindo

Yen Jepang Menguat, Tapi Tren Pendek Masih Melemah
Foto: Mata Uang Yen Jepang (REUTERS/Thomas White)
PT Rifan Financindo - Mata uang yen Jepang (JPY) mulai pulih dari tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang negeri sakura sempat tertekan lantaran data neraca perdagangan yang baru diumumkan menurut sebagian pengamat hasilnya di bawah ekspektasi.

Seperti dilansir Refinitiv data ekspor Jepang periode Desember 2018 diumumkan minus 3,8% YoY, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun Refinitiv tersebut yang memperkirakan koreksi hanya sebesar 1,9% YoY.

Sementara impor hanya meningkat 1,9% selama tahun berjalan (YOY), jauh di bawah konsensus yang sebesar 3,7% YoY.

Secara teknikal, dalam jangka pendek yen Jepang masih memiliki kecenderungan melemah. Hal ini digambarkan dalam indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), yang pada posisi death cross.

Namun demikian, tanda-tanda yen Jepang berbalik menguat mulai terlihat. Hal ini terlihat dari posisi lawannya yaitu dolar AS yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5) terhadap yen.
Yen Jepang Bangkit, Tanda-Tanda Penguatan Di Depan Mata
Sumber: Refinitiv
Level penghalang penguatan yen Jepang (resistance) yang paling terdekat berpotensi berada di level 108,75.

Hingga pukul 10:25 WIB, yen Jepang mulai menipiskan pelemahan dengan hanya terkoreksi 0,07% ke level 109,51. Menguatnya yen tersebut seiring dengan Kementerian Keuangan China yang menegaskan komitmennya untuk menggelontorkan stimulus fiskal pada tahun ini, termasuk pemotongan tarif pajak.

Tahun lalu, China memberikan stimulus fiskal berupa pemotongan tarif pajak dan sebagainya senilai CNY 1,3 triliun. Untuk tahun ini, besaran stimulus diperkirakan mencapai CNY 2 triliun. Jepang juga dilaporkan akan memberikan stimulus fiskal namun angkanya belum diketahui.

Dolar AS juga mendapat tekanan dari penutupan sebagian (partial shutdown) pemerintahan AS yang sudah berlangsung selama tiga puluh dua hari.

Shutdown sedikit banyak mempengaruhi perekonomian AS secara keseluruhan. Ada sekitar 800.000 abdi negara yang belum menerima bayaran, dan kontrak-kontrak swasta dengan pemerintah pun tidak berjalan. Roda ekonomi tidak berputar sesuai dengan potensinya, ada yang menghambat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)


Rabu, 23 Januari 2019

Minyak Dunia Tertekan Pemangkasan Proyeksi Pertumbuhan IMF | Rifanfinancindo

Minyak Dunia Tertekan Pemangkasan Proyeksi Pertumbuhan IMF
Rifanfinancindo -- Harga minyak mentah dunia merosot hampir 3 persen pada perdagangan Selasa (22/1), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan dipicu oleh kekhawatiran terhadap pelambatan laju pertumbuhan ekonomi global yang dapat menekan permintaan minyak mentah di tengah melesatnya produksi minyak mentah AS.

Dilansir dari Reuters, Rabu (23/1), harga minyak mentah berjangka Brent turun US$1,82 atau 2,9 persen menjadi US$60,92 per barel. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$1,57 atau 2,9 persen menjadi US$52,23 per barel.

Pekan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 dari proyeksi yang dibuat pada Oktober 2018 3,7 persen menjadi 3,5 persen. Salah satu pemicunya adalah hambatan pada perdagangan internasional.

Kemudian, awal pekan ini, pemerintah China juga merilis data pertumbuhan ekonomi China tahun lalu yang hanya 6,6 persen, terendah dalam 28 tahun terakhir. Kondisi tersebut menekan harga minyak mentah karena memberikan sinyal permintaan bakal melemah. 
Terlebih, pasokan minyak mentah global juga meningkat."Banyak kekhawatiran di pasar minyak terkait melemahnya data perekonomian China," ujar Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures Phillip Streible.

Pada Senin (21/1) lalu, Arab Saudi merilis data ekspor minyak mentah pada November 2018 naik dari 7,7 juta barel per hari (bph) pada Oktober 2018 menjadi 8,2 juta bph. Kenaikan tersebut terjadi seiring peningkatan produksi yang menyentuh 11,1 juta bph.

Di AS, Badan Administrasi Informasi Energi AS mencatat produksi minyak mentah terkerek menjadi 11,9 juta bph. Negeri Paman Sam telah menjadi produsen minyak mentah terbesar di dunia mengungguli Rusia dan Arab Saudi.

Selama tahun lalu, pertumbuhan produksinya mencapai 2,4 juta bph. "Mereka (AS) tidak memperkirakan itu (produksi minyak mentah hampir 12 juta bph) untuk beberapa bulan," ujar Managing Member Tyche Capital Tariq Zahir di New York.

Zahir mengungkapkan jumlah rig pengeboran di AS merosot pada Jumat lalu. Namun, pasar masih menanti apakah Arab Saudi akan melaksanakan kesepakatan pemangkasan produksi bersama anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia.

Sejumlah analis mengatakan kekhawatiran pelaku pasar terhadap realisasi pemangkasan produksi OPEC juga turut menekan harga minyak dunia. Menteri Energi Rusia Alexander Novak dikabarkan tidak jadi menghadiri World Economic Forum di Davos.

Tadinya, Novak berencana untuk bertemu dengan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih di sela gelaran tersebut. Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip Reuters, Al-Falih juga absen dalam acara tersebut.

Sebelumnya, Al-Falih sempat mengkritik lambatnya pamangkasan produksi minyak mentah yang dilakukan Rusia. Direktur Energi Berjangka Mizuho Robert Yawger menilai Rusia tidak seantusias Arab Saudi dalam memangkas produksinya.

"Ada spekulasi keduanya (Novak dan Al-Falih) tidak akan bertatap muka langsung," ujar Yawger di New York.

Sementara, survey DNV GL melaporkan 70 persen dari eksekutif senior di industri energi berencana mendongkrak atau menjaga belanja modalnya tahun lalu. Angka itu meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar 39 persen.

"Meski volatilitas harga minyak meningkat dalam beberapa bulan terakhir, riset kami menunjukkan sektor nampak percaya diri dengan kemampuannya untuk menghadapi ketidakstabilan pasar dan rendahnya harga minyak dan gas untuk jangka panjang," ujar Kepala Divisi Minyak dan Gas DNV Liv Holem. (sfr/agt)


Selasa, 22 Januari 2019

Pelemahan Yen Dorong Bursa Jepang ke Zona Hijau | Rifan Financindo

Pelemahan Yen Dorong Bursa Jepang ke Zona Hijau
Rifan Financindo - Bursa Jepang naik tipis pada pembukaan perdagangan, Selasa (22/1/2019), di tengah kekhawatiran terkait Brexit dan penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) atau government shutdown yang masih membayangi.

Namun, pelemahan yen mampu mendorong bursa Tokyo bergerak naik.

Indeks acuan Nikkei 225 menguat tipis 0,19% dan indeks Topix bertambah 0,2% di awal perdagangan, AFP melaporkan.

Perdana Menteri Inggris Theresa May tidak mengajukan rencana cadangan atau Plan B dalam pertemuan dengan parlemen hari Senin. Ia mengatakan akan berdiskusi dengan partai Irlandia Utara DUP sebelum kembali bernegosiasi dengan Uni Eropa (UE).

Parlemen Inggris pekan lalu menolak rancangan perjanjian Brexit yang diajukan May.

May pada hari Senin juga menegaskan tidak akan keluar dari UE tanpa perjanjian (no-deal Brexit) dan tidak akan ada referendum kedua.

Pemungutan suara atas permintaan May itu akan diadakan Selasa pekan depan. (prm)

 

Senin, 21 Januari 2019

Rupiah Melemah ke Rp14.200 per Dolar AS - PT Rifan Financindo


Tunggu Data China, Rupiah Melemah ke Rp14.200 per Dolar AS
PT Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (21/1) berada di posisi Rp14.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini melemah dari penutupan Jumat (18/1) di Rp14.178 per dolar AS.

Di kawasan Asia, pelemahan rupiah ditemani oleh peso Filipina sebesar 0,2 persen dan won Korea Selatan sebesar 0,35 persen. Sementara itu, yen Jepang, ringgit Malaysia, dan Dolar Singapura tercatat menguat sebesar 0,19 persen, 0,02 persen, dan 0,03 persen.Sementara mata uang utama negara maju bergerak variasi. Rubel Rusia melemah 7,12 persen, poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dan dolar Kanada minus 0,05 persen.

Pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi dari antisipasi data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang dirilis pada pukul 09.00 waktu setempat. Jika pertumbuhan ekonomi melambat, artinya itu bisa menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.

Adapun, pertumbuhan ekonomi China di kuartal IV 2018 diperkirakan melambat di angka 6,4 persen. "Tentu lihat reaksi pasarnya dulu. Tapi, kalau dari rupiah masih ada kecenderungan menguat. Kalau memang menunjukkan perlambatan bisa jadi sentimen negatif juga untuk rupiah.
(glh/agt)

 

Jumat, 18 Januari 2019

IHSG Dibuka Hijau di 6.447 | Rifanfinancindo

Foto: Ari Saputra
Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau pagi ini. IHSG membuka perdagangan saham pagi ini dengan naik 20,43 poin (0,32%) ke level 6.444,213.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi berada di level Rp 14.160.

Pada perdagangan pre opening, IHSG naik 20,43 poin (0,32%) ke level 6.444,213. Indeks LQ45 juga bertambah 5,109 poin (0,50%) ke 1.030,018.
Membuka perdagangan, Kamis (18/1/2019), IHSG melanjutkan penguatan 23,807 poin (0,37%) ke level 6.447,587. Indeks LQ45 juga naik 4,763 poin (0,46%) ke 1.029,672.

Pada pukul 09.05 JATS, IHSG masih bergerak positif, naik 20,583 poin (0,32%) ke 6.444,363. Indeks LQ45 juga naik 3,585 poin (0,35%) ke 1.028,494.

Penguatan yang terjadi pada indeks seiring dengan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan BI 7-Days Repo Rate bulan Januari 2019 di level 6%, keputusan tersebut masih sesuai dengan ekspektasi para pelaku pasar sebelumnya yang menilai BI akan tetap menahan suku bunga acuannya.

Sementara itu, indeks utama bursa Wall St ditutup dalam teritori positif. Indeks Dow Jones naik 0.67%, S&P menguat 0.76% dan Nasdaq terangkat 0.71%.

Penguatan indeks inline dengan optimisme pasar menyikapi pejabat AS terkait pertimbangan beberapa tarif pada produk-produk Cina dalam upaya untuk memperoleh lebih banyak konsesi dari China terkait kesepakatan perdagangan bilateral dan untuk menstabilkan pasar keuangan.

Selain itu sentimen positif juga berasal dari rilisnya jumlah penganggur baru Amerika yang turun (pekan yang berakhir 12 Januari) menjadi 213.000 dari 216.000 di minggu sebelumnya.

Perdagangan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 naik 1,29% ke 20.666,119
  • Indeks Hang Seng naik 1,15% ke 27.602,711
  • Indeks Komposit Shanghai naik 0,92% ke 2.583,110
  • Indeks Strait Times turun 0,52% ke 3.231,260 (fdl/fdl)

Kamis, 17 Januari 2019

Harga Minyak Menguat Tertopang Wall Street | Rifan Financindo

Harga Minyak Menguat Tertopang Wall Street
Rifan Financindo -- Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Rabu (16/1), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi seiring reli di pasar modal AS serta implementasi kesepakatan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+)

Dilansir dari Reuters, Kamis (17/1), harga minyak mentah berjangka Brent naik US$0,68 menjadi US$61,32 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,2 menjadi US$52,31 per barel.

Indeks pasar saham Wall Street yang menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir telah mendongkrak harga minyak. Sebagai catatan, harga minyak mentah berjangka terkadang bergerak searah dengan pasar modal.

Selain itu, harga minyak berjangka juga mendapatkan sokongan dari kesepakatan pemangkasan pasokan oleh OPEC+, yang di dalamnya melibatkan produsen utama minyak dunia Arab Saudi dan Rusia. Pada Desember lalu, OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2019.

Deputi Menteri Energi Rusia menyatakan Rusia akan mencapai target pemangkasan produksi pada April.

"Pasar tengah konsolidasi. Untuk melihat apa penggerak pasar berikutnya, kita akan melihat apakah kebijakan pemangkasan bekerja, apakah anggota yang menyepakati mengikuti kesepakatan (pemangkasan) tersebut," ujar Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian.

Kendati demikian, kenaikan produksi minyak mentah AS dapat menekan harga minyak.

Badan Administrasi Energi AS (EIA) mencatat produksi minyak AS mencapai 11,9 juta barel per hari (bph) pada pekan lalu, seiring lonjakan ekspor minyak mentah AS hingga hampir menyentuh level 3 juta bph.

EIA memperkirakan produksi minyak AS tahun ini akan tumbuh hingga melampaui level 12 juta bph. EIA juga memproyeksikan AS bakal menjadi negara net eksportir minyak mentah pada akhir 2020.

Selain itu, stok bahan bakar minyak (BBM) AS juga menanjak lebih dari yang diperkirakan. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan yang terjadi selama empat pekan berturut-turut.

Pada pekan lalu, stok bensi naik 7,5 juta barel menjadi 255,6 juta barel, jauh di atas proyeksi jajak pendapat analis Reuters yang memperkirakan kenaikan hanya 2,8 juta barel. Secara mingguan, jumlah stok bensin tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2017.

Stok minyak distilasi, yang mencakup bahan bakar diesel dan minyak pemanas, juga menanjak 3 juta barel. Realisasi tersebut juga di atas ekspektasi yang memperkirakan kenaikan di atas 1,6 juta barel.

Namun, persediaan minyak mentah turun 2,7 juta barel, dua kali lipat di atas perkiraan.

"Sentimen kenaikan harga dari penggunaan stok minyak mentah telah dikalahkan oleh peningkatan stok produk," ujar Direktur Riset Komoditas ClipperData Matthew Smith.

Sinyal perlambatan laju pertumbuhan ekonomi juga turun menahan kenaikan harga minyak.

Pada Selasa (15/1) kemarin, Gedung Putih memperkirakan perekonomian AS mendapatkan pukulan yang di atas ekspektasi dari penghentian sebagian operasional pemerintahan.

Proyeksi perekonomian global juga tambah suram setelah parlemen Inggris menolak proposal Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk meninggalkan Uni Eropa.

Tak hanya itu, pekan ini, China juga melaporkan data perdagangan Desember yang buruk. Pada Rabu (16/1) kemarin, bank sentral China tercatat melakukan net injeksi moneter harian terbesar melalui operasi reverse repo. Diharapkan, pasar minyak juga turut terjaga. (sfr/agi)


Rabu, 16 Januari 2019

Hantu Brexit Jadikan Rupiah Terlemah di Asia | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Sikap investor yang sepertinya bermain aman membuat rupiah dan mayoritas mata uang Asia tertekan.

Pada Rabu (16/1/2019), US$ 1 kala pembukaan pasar spot dibanderol Rp 14.105. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya dan dolar AS kembali ke kisaran Rp 14.100.

Seiring perjalanan pasar, rupiah malah tambah melemah. Pada pukul 08:15 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.130 di mana rupiah melemah 0,32%.

Kemarin, rupiah masih menguat dan bahkan menjadi mata uang terbaik di Asia. Namun pagi ini, nasib rupiah berbalik 180 derajat.

Depresiasi 0,32% membuat rupiah menempati dasar klasemen mata uang Asia. Tidak ada mata uang Benua Kuning yang melemah lebih dalam ketimbang rupiah.

Sepertinya rupiah menganut prinsip do or die. Sebab perubahan posisi rupiah sangat ekstrem, kalau tidak jadi yang terkuat ya jadi yang terlemah di Asia. Tidak ada tengah-tengah. (aji/aji)

Selasa, 15 Januari 2019

Dolar AS Melemah Terbatas di Level Rp 14.070 | Rifanfinancindo

Foto: Ari Saputra
Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terpantau melemah pada pagi ini. Dolar AS dihargai Rp 14.070 atau turun 40 poin dari posisi penutupan perdagangan kemarin.

Dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (15/1/2019), dolar AS bergerak melemah terbatas di kisaran Rp 14.070 hingga Rp 14.120. Jika ditarik dalam lima hari terakhir, dolar AS bergerak di kisaran Rp 14.020 hingga Rp 14.136.

Dari data RTI, rupiah tercatat menguat terhadap beberapa mata uang. Di antaranya dolar AS, swiss franc, dolar kanada, euro dan dolar singapura.

Sementara mata uang yang berhasil menekan rupiah di antaranya korean won, thailand baht, japanese yen hingga chinese yuan.

Adapun mata uang yang berhasil menekan paling dalam dolar AS pagi ini adalah rupiah, korean won dan thailand baht. Dan mata uang yang berhasil tunduk dolar AS adalah japanese yen, dolar hong kong, indian rupee hingga riyal.(eds/zlf)
 

Senin, 14 Januari 2019

Dolar AS Pagi Ini Menguat ke Rp 14.065 | Rifan Financindo

Foto: Grandyos Zafna
Rifan Financindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di angka Rp 14.065. Berdasarkan data perdagangan Reuters yang dikutip Senin (14/1/2019), dolar AS terpantau bergerak menguat dari level Rp 14.000 hingga Rp 14.065.

Pergerakan dolar AS pagi hari ini terpantau cukup volatile. Dolar AS bergerak naik turun dari posisi Rp 14.000 hingga RP 14.065. Jika ditarik dalam lima hari terakhir, posisi dolar AS cukup stabil di rentang angka Rp 14.000 hingga Rp 14.175.

Adapun posisi rupiah pagi ini tercatat melemah pada semua mata uang negara utama dunia.

Dari data RTI, mata uan yang menekan rupiah paling dalam adalah british pound sebesar 55 poin. Kemudian disusul euro, swiss franc dan dolar AS.

Rupiah juga menjadi mata uang paling dalam yang ditekan dolar AS pagi ini. Dengan depresiasi 35 poin, rupiah tercatat sebagai mata uang paling lemah terhadap dolar AS pagi ini disusul korean won, dolar taiwan dan philippine peso.(eds/eds)
 

Jumat, 11 Januari 2019

Laju Dolar AS Terbatas di Rp 14.055 | PT Rifan Financindo

Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
PT Rifan Financindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di level Rp 14.055. Dolar AS bergerak terbatas di bawah Rp 14.100.

Mengutip Reuters, Jumat (11/1/2019), dolar AS berada di level tertingginya Rp 14.090 dan level terendahnya di Rp 14.069.

Penguatan rupiah berlanjut sejak kemarin yang berada di level Rp 14.080. Rupiah makin pede menguat hari ini.

Sementara itu, membuka perdagangan, Jumat (11/1/2019), IHSG melanjutkan penguatan 19,259 poin (0,30%) ke level 6.347,973. Indeks LQ45 juga naik 3,682 poin (0,47%) ke 1.014,452.

Sedangkan bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat. Dow Jones ditutup 24.001,92 (+0,51%), NASDAQ ditutup 6.986,07 (+0,42%), S&P 500 ditutup 2,596.64 (+0,45%).

Pasar saham AS ditutup menguat secara keseluruhan, tetapi penguatan sudah mulai terlihat terbatas setelah beberapa perusahaan mengurangi outlook kinerja pada tahun 2019.

Kamis, 10 Januari 2019

Laju Dolar AS Tertekan di Bawah Rp 14.100 | Rifanfinancindo

Foto: Fuad Hasim
Rifan Financindo - Dolar Amerika Serikat (AS) sempat melakukan perlawanan, namun rupiah berhasil menahan lajunya kembali ke bawah level Rp 14.100. Pagi ini bahkan dolar AS berada di Rp 14.080-an.

Mengutip Reuters perdagangan pagi ini, Kamis (10/1/2019), dolar AS dibuka di level Rp 14.095. Kemudian terus ditekan oleh rupiah hingga ke posisi Rp 14,080.

Kemarin pagi, dolar AS sempat melakukan perlawanan balik hingga mendesak naik ke posisi Rp 14.100. Selanjutnya dolar AS menyentuh posisi Rp 14.110.
Bahkan, hingga pukul 9.43 WIB kemarin, dolar AS betah bertengger di posisi Rp 14.115.

Rabu, 09 Januari 2019

Harga Emas Menguat Tipis Respons Pertemuan AS-China | Rifan Financindo

Harga Emas Menguat Tipis Respons Pertemuan AS-China
Rifan Financindo - Pagi hari ini (9/1/2019) hingga pukul 08:30 WIB, harga emas di pasar berjangka kontrak Februari 2019 menguat sebesar 0,06% di posisi US$ 1.286,4/troy ounce.

Kemarin, harga emas dunia ditutup melemah sebesar 0,3% di posisi US$ 1.284,5. Performa mingguan harga emas dunia masih berada pada zona hijau, dimana menguat 0,12% selama sepekan secara point-to-point.

Pergerakan harga emas utamanya dipengaruhi oleh pergerakan harga dolar AS terhadap mata uang dunia. Adanya tambahan waktu perundingan dagang AS-China diperkirakan kuat mempengaruhi harga emas hari ini.

Sumber : CNBC Indonesia

Selasa, 08 Januari 2019

Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Kenapa? | PT Rifan Financindo

Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Kenapa?
PT Rifan Financindo - Presiden Grup Bank Dunia (World Bank/ WB) Jim Yong Kim akan mengundurkan diri efektif mulai 1 Februari mendatang atau lebih dari tiga tahun jelang berakhirnya masa jabatannya di 2022, menurut pernyataan lembaga tersebut, Senin (7/1/2019).

Kim, 59 tahun, yang merupakan seorang dokter dan advokat kesehatan publik, dinominasikan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk masa jabatan pertama dan kedua. Kim telah mendorong pembiayaan untuk berbagai proyek energi ramah lingkungan dan menarik dukungan terhadap investasi berbahan bakar batu bara namun telah menghindar dari perdebatan terbuka dengan pemerintahan Donald Trump.

Ia sempat berbeda pendapat dengan kebijakan perubahan iklim yang dijalankan pemerintahan Trump.

Dua orang yang mengetahui pemberitahuan Kim kepada dewan eksekutif Bank Dunia mengatakan ia mundur atas kemauannya sendiri dan bukan karena dipaksa oleh pemerintahan Trump, CNBC International melaporkan.

Namun, Presiden Donald Trump akan menggunakan pengaruh kuatnya dalam memilih pengganti Kim karena AS memegang saham pengendali dalam hak pemungutan suara Bank Dunia. Presiden bank tersebut biasanya adalah seorang Amerika yang dipilih oleh pemerintahan AS.

Kim akan bergabung dengan sebuah firma yang fokus meningkatkan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang, kata Bank Dunia tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai jabatan Kim.

Kristalina Georgieva yang merupakan CEO Bank Dunia akan menjadi presiden interim setelah Kim mundur. Georgieva, seorang warga negara Bulgaria, sebelumnya memegang berbagai posisi senior di Uni Eropa setelah bekerja dengan Bank Dunia selama 15 tahun. Kariernya di lembaga internasional itu dimulai sebagai ekonom lingkungan di 1993.

Bank Dunia mengatakan Kim menekankan bahwa pembiayaan infrastruktur adalah hal terpenting yang dibutuhkan negara-negara berkembang dan mendesak WB untuk bekerja sama dengan rekan-rekan swasta baru dalam pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah iklim.

"Tugas Grup Bank Dunia lebih penting saat ini dibandingkan sebelumnya karena aspirasi dari masyarakat miskin terdengar dari seluruh dunia, dan masalah-masalah seperti perubahan iklim, penularan penyakit, kelaparan, dan pengungsi terus tumbuh baik dalam sisi ukuran maupun kerumitannya," kata Kim dalam sebuah pernyataan.

"Bekerja sebagai presiden [Bank Dunia] dan membantu lembaga ini berada di tengah-tengah tantangan ini telah menjadi hak istimewa bagi saya," tambahnya. (prm)

Sumber : CNBC Indonesia
PT Rifan Financindo
 

Senin, 07 Januari 2019

Rupiah Makin Perkasa, Dolar AS Ditekuk ke Rp 14.090 | Rifanfinancindo

Foto: Pradita Utama
Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menunjukkan pelemahan terhadap rupiah. Rupiah berhasil menekuk mata uang Paman Sam tersebut hingga Rp 14.080.

Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (7/1/2018). Dolar AS tercatat bergerak pada rentang Rp 14.090 hingga Rp 14.080.

Posisi rupiah terhadap dolar AS tercatat menguat dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (4/1) yang bergerak di angka Rp 14.225-an.

Sementara data RTI, rupiah menunjukkan penguatan terhadap mata uang negara utama dunia. British pound, dolar AS dan euro menjadi tiga mata uang terbesar yang berhasil ditekuk.

Sedangkan dolar AS sendiri, selain terhadap rupiah juga gagal menguat terhadap Thailand baht, chinese yuan, hingga malaysian ringgit. Dolar AS tercatat menguat terhadap mata uang korean won, japanese yen dan philippine peso. (dna/zlf)
 

Jumat, 04 Januari 2019

Awali Akhir Pekan Perdana 2019, IHSG Turun ke Zona Merah | Rifan Financindo

Foto: Rengga Sancaya

Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah pada perdagangan pagi ini. IHSG turun 12,35 poin (0,19%) ke level 6.208,65.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di level Rp 14.340.

Pada perdagangan pre opening, IHSG melemah 9,91 poin (0,16%) ke 6.211,096. Indeks LQ45 juga berkurang 2,47 poin (0,28%) ke 988,103.
Membuka perdagangan, Jumat (4/1/2019), IHSG lanjutkan pelemahan 12,35 poin (0,19%) ke level 6.208,651. Indeks LQ45 juga turun 3,97 poin (0,43%) ke 986,946.

Pada pukul 09.05 JATS, IHSG kian melemah, turun 13,76 poin (0,22%) ke 6.207,247. Indeks LQ45 juga turun 3,9 poin (0,4%) ke 986,915.

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup 22.686.22 (-2.83%), NASDAQ ditutup 6,463.50 (-3.04%), S&P 500 ditutup 2,447.89 (-2.48%). Saham US mengalami penurunan tajam dimana index Dow Jones menurun sebanyak 660 poin dan S&P 500 sebanyak 2.47%.

Penurunan ini dipengaruhi oleh perusahaan Apple yang memberikan peringatan keras bahwa ekonomi dunia akan melambat dan terutama di China, maka semua bisnis milik US yang berada di China akan terus mengalami kerugian selama perang dagang terus berlangsung. Hingga saat ini investor masih menanti perkembangan dari persetujuan antara US dan China dari gencatan selama 90 hari yang disetujui sejak akhir tahun 2018. Hal ini mendorong sentimen negatif secara global.

Sementara itu bursa saham Asia bergerak variatif pagi ini. Berikut pergerakannya:

Indeks Nikkei 225 turun 3,07% ke 19.399,9
Indeks Hang Seng naik 0,28% ke 25.135,1
Indeks Komposit Shanghai turun 0,14% ke 2.461,03
Indeks Strait Times naik 0,33% ke 3.022,68


Kamis, 03 Januari 2019

Dolar AS Menguat Tipis ke Rp 14.480 | PT Rifan Financindo

Dolar AS/Foto: Pradita Utama
PT Rifan Financindo - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini kembali menguat. Dolar AS menguat tipis dibanding pada perdagangan pagi kemarin.

Mata uang Negeri Paman Sam ini menguat di level Rp 14.480 pada pagi ini mengutip perdagangan Reuters. Dolar AS berada di level tertingginya Rp 14.483 dan terendah Rp 14.417 pada perdagangan hari ini.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dolar AS di 2019 dibandingkan 2018. Nilai tukar rupiah saat ini dinilai juga masih kemurahan.

"2019 kami masih melihat bahwa rupiah akan bergerak lebih stabil dan cenderung menguat. Kami melihat bahwa rupiah saat ini masih undervalue," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2019).

Menurutnya, ketidakpastian global yang terjadi di 2018 memang masih akan berlanjut di tahun ini. Itu akan cukup mempengaruhi nilai tukar, tapi ketidakpastian itu diyakini bakal lebih rendah.

"Ketidakpastian di ekonomi maupun keuangan global yang begitu tinggi di 2018 memang masih berlanjut di 2019, tapi kami perkirakan tidak setinggi yang terjadi di 2018," ujarnya (zlf/ara)

 

Rabu, 02 Januari 2019

Harga Emas Loyo di Perdagangan Pertama 2019 | Rifanfinancindo

Harga Emas

Rifanfinancindo – Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini dibanderol pada level Rp665 ribu per gram. Harga tersebut turun Rp2.000 per gram dibandingkan perdagangan terakhir 2018, pada Senin lalu. 
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, Rabu, 2 Desember 2018, pembelian kembali atau buyback ditetapkan seharga Rp593 ribu per gram atau turun Rp2.000 per gram dibanding periode yang sama.

Sementara itu, harga emas internasional dibanderol turun pagi ini. Emas di pasar spot internasional turun 0,2 persen menjadi US$1.279,3 per ons. Kemudian, emas berjangka AS sedikit berubah jadi US$1.281 per ons. (row)