Jumat, 26 Februari 2021

Tahun 2021, Harga Minyak Mentah Naik 30% dan Kembali Pulih

FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

 

PT RifanHarga minyak mentah sudah naik 30% di sepanjang tahun 2021 ini dan membuatnya pulih dari gempuran pandemi Covid-19. Namun sebenarnya ada risiko yang bisa menyebabkan harga si emas hitam mengalami koreksi. 

Pada perdagangan pagi hari ini Jumat (26/2/2021), harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah drop. Namun harga minyak masih berada di rentang posisi tertingginya dalam satu tahun terakhir. 

Harga kontrak Brent turun 0,37% ke US$ 66,63/barel dan harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 0,71% ke US$ 63,08/barel. Ada kemungkinan harga minyak yang tembus rekor tersebut dimanfaatkan oleh para trader untuk mengambil untung (profit taking).

Tren pemulihan harga minyak mentah tak terlepas dari sentimen maupun dinamika permintaan dan pasokan di pasar. Gencarnya vaksinasi Covid-19 di berbagai negara meningkatkan optimisme bahwa perekonomian akan kembali pulih. 

Mobilitas masyarakat diharapkan bisa kembali normal dan mendongkrak permintaan bahan bakar yang selama ini tertekan. Namun bisa dibilang kenaikan harga minyak juga lebih diakibatkan oleh faktor pasokan. 

Cuaca dingin ekstrem yang melanda Texas dan pasokan listrik yang terbatas membuat aktivitas produksi minyak di AS terganggu. Pemerintah AS memperkirakan produksi minyak mentah anjlok 10% atau lebih dari 1 juta barel per hari (bph) yang merupakan level produksi terendah sejak 2008. 

Di sisi lain komitmen para kartel yang tergabung dalam OPEC+ untuk memangkas produksi juga turut menopang harga. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC bahkan sampai memotong jatah outputnya secara sukarela untuk bulan Februari dan Maret sebesar 1 juta bph. 

OPEC+ dikabarkan bakal menghelat pertemuan pada awal Maret nanti. Namun belum jelas apakah para produsen tersebut akan mencapai konsensus tentang produksi minyak mereka. 

Harga sudah terbilang pulih akibat reli panjang yang berlangsung sejak kuartal terakhir tahun lalu. Seharusnya kenaikan harga minyak akan membuat para produsen berusaha untuk meningkatkan produksinya. 

Produksi yang meningkat pada akhirnya akan membawa harga minyak ke titik ekuilibrium di mana harga tak bisa terus-terusan naik dan ada ambang batas permintaan yang bisa dipenuhi. 

Hanya saja peluang OPEC+ untuk menggenjot produksi minyaknya secara agresif terbilang kecil, terutama untuk Arab Saudi yang sangat teguh untuk menjaga stabilitas harga, sehingga opsi untuk menjaga defisit pasokan masih jadi prioritas utama ketika permintaan bahan bakar pulih secara gradual.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 25 Februari 2021

Wall Street Rekor & Bursa Asia Meroket, IHSG Siap ke 6.300

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,35% ke 6.261,054 pada perdagangan Rabu kemarin. Meski demikian, data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 245 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi nyaris Rp 17 triliun.

IHSG di awal perdagangan kemarin sebenarnya berhasil menguat, merespon testimoni ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, Jerome Powell) di hadapan Komite Perbankan Senat. Dalam testimoni tersebut, Powell menegaskan belum akan merubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat, sebab inflasi masih lemah, dan pemulihan ekonomi masih dipenuhi ketidakpastian.

Sayangnya IHSG gagal mempertahankan penguatan dan masuk ke zona merah, menyusul bursa utama Asia. Namun, beda cerita pada perdagangan hari ini, Kamis (25/2/2021), bursa saham utama Asia sudah melesat pagi ini. Indeks Nikkei Jepang melesat 1,7%, sementara Kospi Korea Selatan meroket 2% lebih. IHSG juga berpeluang mengikuti masuk ke zona hijau, bahkan tidak menutup kemungkinan melesat tajam.

Melesatnya bursa saham Asia terjadi setelah bursa saham AS (Wall Street) menguat tajam, dengan indeks Dow Jones mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan sejak awal pekan ini. IHSG yang bertahan di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang memberikan potensi penguatan.

Pada perdagangan Selasa (16/2/2021), muncul lagi pola Doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Pergerakan dalam 2 hari terakhir menunjukkan hal tersebut, IHSG menguat di awal perdagangan sebelum berbalik melemah.

Dengan munculnya pola Doji, peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian masih sudah mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak mendatar di dekat wilayah oversold.

IHSG kemarin kembali ke bawah 6.260 yang kini menjadi resisten terdekat. Jika mampu kembali ke atasnya, IHSG berpeluang ke 6.300 lagi. Target penguatan selanjutnya di 6.340.

Sementara jika tertahan di bawah 6.260, IHSG berisiko turun ke menuju 6.200. Jika level tersebut ditembus IHSG akan turun ke 6.160 sebelum menuju 6.110.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 24 Februari 2021

Ashik! Ada Angin Segar Dibawa The Fed

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

 

PT Rifan Financindo - Ketua Federal Reserve System (The Fed), Jerome Powell mengisyaratkan kebijakan moneter longgar akan tetap dipertahankan bank sentral. Ia menyebut perekonomian AS masih jauh di bawah target.

"Perekonomian masih jauh dari ketenagakerjaan dan tujuan inflasi kami, dan kemungkinan akan membutuhkan beberapa waktu untuk kemajuan substansial lebih lanjut untuk dicapai," kata Powell dalam sambutan untuk Komite Perbankan Senat, dikutip dari CNBC International.

"(Fed) berkomitmen untuk menggunakan berbagai alat kami untuk mendukung ekonomi dan untuk membantu memastikan bahwa pemulihan dari periode sulit ini akan sekuat mungkin."

Namun, pernyataan Powell tidak menyebutkan kekhawatiran pasar yang paling mendesak. Yakni lonjakan dari imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor panjang. Misalnya obligasi 30 tahun. Imbal hasilnya naik lebih dari setengah poin persentase.

Powell mencatat bahwa pandemi tersebut "juga meninggalkan jejak yang signifikan pada inflasi". Namun, secara seimbang itu bukanlah ancaman bagi perekonomian.

"Menyusul penurunan besar di musim semi, sebagian harga konsumen rebound selama sisa tahun lalu. Namun, untuk beberapa sektor yang terkena dampak paling parah dari pandemi, harga masih sangat lemah," katanya.

"Secara keseluruhan, dalam basis 12 bulan, inflasi tetap di bawah tujuan jangka panjang 2% kami."

The Fed tahun lalu merevisi pendekatannya terhadap inflasi. Di masa lalu, ini akan membuat kenaikan suku bunga preventif ketika pengangguran turun, berpikir bahwa pasar kerja yang lebih kuat akan mendorong harga.

Sekarang, Powell telah mengadopsi pendekatan di mana akan memungkinkan inflasi rata-rata di atas 2% untuk jangka waktu tertentu sebelum beralih ke kebijakan pengetatan.

"Perubahan ini berarti bahwa kami tidak akan mengetatkan kebijakan moneter hanya sebagai respons terhadap pasar tenaga kerja yang kuat," kata Powell.

Powell juga mencatat disparitas dalam perolehan pekerjaan, mengatakan bahwa orang kulit hitam, Hispanik dan minoritas lainnya masih berjuang meskipun tingkat pengangguran telah turun dari pandemi tertinggi di 14,8% menjadi 6,3% saat ini. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 23 Februari 2021

Ramai Ramalan Buruk soal Bitcoin, dari Dr Doom hingga Yellen

FILE PHOTO - A small toy figure is seen on representations of the Bitcoin virtual currency in this illustration picture, December 26, 2017. REUTERS/Dado Ruvic
Foto : CNBC Indonesia

 

Rifan Financindo - Bitcoin tengah naik daun. Mata uang kripto ini sempat mengalami kenaikan cukup tajam, karena mencapai US$ 53.000 (sekitar Rp 800 juta) per keping.

Namun, ada banyak suara sumbang soal emas digital ini. Bukan sosok 'kacangan', yang memberi penilaian buruk justru sejumlah sosok ekonomi popular, mulai dari 'Dr Doom' Nouriel Roubini hingga Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Roubini

Profesor ekonomi Roubini mengatakan secara fundamental bitcoin tak bisa menjadi mata uang. Pernyataan ini diutarakannya dalam wawancara dengan Bloomberg, sebagaimana dikutip Business Insider.

"Secara fundamental, bitcoin bukanlah mata uang. Itu bukan unit akun, juga bukan alat pembayaran yang terukur, dan bukan penyimpan nilai (store of value) yang stabil," kata Roubini dalam wawancara tersebut.

"Menyebut itu mata uang kripto adalah keliru, itu bahkan bukan sebuah aset," tambahnya.

Professor of Economics, Leonard N. Stern School, NYU, USA, Nouriel Roubini adjusts his glasses during a session at the World Economic Forum in Davos, Switzerland on Wednesday, Jan. 26, 2011. Buoyed by a burst of optimism about the global economy and mindful of the
Foto: Nouriel Roubini (AP Photo/Virginia Mayo)
Professor of Economics, Leonard N. Stern School, NYU, USA, Nouriel Roubini adjusts his glasses during a session at the World Economic Forum in Davos, Switzerland on Wednesday, Jan. 26, 2011. Buoyed by a burst of optimism about the global economy and mindful of the "new reality" that has framed it in the aftermath of the financial crisis some 2,500 business leaders, politicians and social activists will tackle an array of issues on the first day of the World Economic Forum. (AP Photo/Virginia Mayo)

Bitcoin, lanjut dia, hanya mampu menyelesaikan lima transaksi per detik. Ini sangat jauh dibandingkan dengan jaringan Visa yang menyelesaikan 24.000 transaksi per detik.

Selain itu, volatilitas ekstrim bitcoin yang dapat menghapus nilainya secara signifikan dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat Roubini mengatakan Flintsones bahkan memiliki sistem moneter yang lebih baik dari bitcoin.

Roubini sendiri bukanlah orang sembarangan. Ia adalah sosok yang meramalkan akan terjadi crash di pasar perumahan yang bubble dan memicu krisis di 2006.

Prediksinya kala itu tepat. Pada tahun 2008 terjadi krisis finansial global akibat bubble pasar perumahan di AS.

Ia bahkan mengatakan Flinstones, film kartun yang berkisah tentang jaman batu, memiliki sistem moneter yang lebih baik ketimbang bitcoin. Menurutnya harga bitcoin naik hanya akibat aksi manipulasi yang masif dan bitcoin sudah bubble.

Bank of America dan JPMorgan

Analis dari Bank of America juga menyebut bitcoin aset yang bubble. Bahkan dikatakan sebagai "mother of bubble".

"Reli bitcoin belakangan ini bisa jadi merupakan kasus spekulasi mania lainnya. Bitcoin terlihat seperti 'mother of all bubbles'," kata Michael Hartnett, kepala strategi investasi Bank of America, sebagaimana dilansir CNN Business.


FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011.   REUTERS/Joshua Lott/File Photo                       GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Joshua Lott
FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011. REUTERS/Joshua Lott/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD

Hartnett melihat bitcoin yang melesat sekitar 1.000% sejak awal 2019 jauh lebih besar dari kenaikan aset-aset yang pernah mengalami bubble dalam beberapa dekade terakhir. Harga emas yang melonjak 400% di akhir 1970an misalnya, kemudian bursa saham Jepang di akhir 1980an, hingga dot-com bubble di akhir 1990an.

Aset-aset tersebut melesat tiga digit persentase, sebelum akhirnya crash dan jatuh sedalam-dalamnya. Meski demikan, Hartnett tidak memberikan prediksi harga dan hanya menunjukkan jika bitcoin menjadi contoh meningkatnya aksi spekulasi.

JPMorgan dalam catatannya kepada kliennya memperingatkan harga bitcoin kemungkinan akan merosot dari level saat ini. JP Morgan juga mengatakan, saat harga bitcoin meroket lima bulan terakhir, capital inflow ke bitcoin dari investor institusional relatif kecil.

"Dalam pendapat kami, kecuali volatilitas bitcoin menurun cepat, harga saat ini terlihat tidak akan bertahan lama," tulis analis JP Morgan sebagaimana dilansir Businesss Insider.

Menkeu AS Janet Yellen

Sementara itu, Yellen menyebut masih banyak pertanyaan penting soal legitimasi dan stabilitas bitcoin. Ini membuatnya meragukannya.

"Saya tidak berpikir bahwa bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS, dikutip dari CNBC International Selasa (23/2/2021).

"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan."

Janet Yallen 
Foto: reuters
Janet Yallen

Penambangan bitcoin mengharuskan pengguna untuk menyelesaikan persamaan matematika yang kompleks menggunakan pengaturan komputer bertenaga tinggi. Menurut Digicomist, konsumsi listrik yang digunakan dalam proses tersebut meninggalkan jejak karbon tahunan yang sama dengan negara Selandia Baru.

Selain masalah konsumsi, bitcoin juga dianggap sebagai alat bagi mereka yang terlibat dalam sejumlah aktivitas ilegal karena penggunaannya yang sulit dilacak. Lalu ada volatilitas, karena harga mata uang kripto bisa riba-tiba menapai 'puncak' dan lalu tiba-tiba turun terjerembab.

"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," kata Yellen. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 22 Februari 2021

Bitcoin Menguat, Harganya Tembus Rp 821 Juta per Keping

BItcoin
Foto: Aristya Rahadian

 

PT Rifan - Harga cryptocurrency bitcoin terus menguat dengan naik ke level tertinggi setelah pada Jumat (19/2/2021) lalu memperpanjang reli dua bulan yang membawa kapitalisasi pasarnya di atas US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14 kuadriliun (asumsi Rp 14.000/US$).

Pada Minggu (21/2/2021), harga Bitcoin naik ke rekor US$ 58.354 atau sekitar Rp 821 juta per keping. Kenaikan ini mengambil keuntungan mingguan menjadi sekitar 20%, dan telah melonjak sekitar 100% tahun ini, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Sebelumnya, harga bitcoin diperdagangkan di bawah US$ 54.000 (Rp 756 juta) per keping pada hari Jumat, dan naik di atas US$ 55.000 (Rp 770 juta) di kemudian hari, menurut Coin Metrics. Harga bitcoin sendiri terlihat naik sekitar 350% dalam jangka waktu enam bulan terakhir.

Keuntungan Bitcoin telah didorong oleh bukti bahwa salah satu cryptocurrency ini semakin diterima di kalangan investor dan perusahaan arus utama, seperti Tesla Inc, Mastercard Inc, dan BNY Mellon.

Bitcoin menjadi sorotan banyak orang setelah pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk memuji cryptocurrency ini, sehingga harganya terus melonjak ke rekor tertinggi.

Tesla juga mengubah sebagian dari kas neracanya menjadi bitcoin awal tahun ini dan mengatakan akan mulai menerima mata uang digital bitcoin sebagai pembayaran, sebuah langkah yang memicu lebih banyak minat pada mata uang tersebut.

Namun, langkah beralih ke bitcoin ini juga mendapatkan pertentangan. Ekonom kawakan berdarah Yahudi-Iran Nouriel Roubini, atau yang dikenal dengan Dr. Doom, menyebut sistem moneter zaman batu bahkan masih lebih baik dari bitcoin.

"Secara fundamental, bitcoin bukanlah mata uang. Itu bukan unit akun, juga bukan alat pembayaran yang terukur, dan bukan penyimpan nilai (store of value) yang stabil," kata Roubini, dilansir Business Insider pada Rabu (18/2/2021).

"Menyebut itu mata uang kripto adalah keliru, itu bahkan bukan sebuah aset."(sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 17 Februari 2021

Peringatan Keras Buat Rupiah, Dolar AS Sepertinya Mau Ngamuk

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 13.920/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Padahal di awal perdagangan Mata Uang Garuda sempat menguat 0,36% ke Rp 13.860/US$, level terkuat sejak 4 Januari lalu.

Penguatan rupiah hari ini masih terganjal oleh pengumuman kebijakan moneter BI Kamis nanti. BI sebelumnya memberikan sinyal peluang suku bunga kembali diturunkan, sebab pemulihan ekonomi Indonesia masih di bawah ekspektasi BI.

Ketika sukun bunga dipangkas maka, selisih suku bunga di Indonesia dan AS akan menyempit, dan memberikan tekanan bagi rupiah.

Selain itu, indeks dolar AS yang menguat tentunya memberikan tekanan bagi rupiah, dan risiko pelemahan hari ini, Rabu (17/2/2021), cukup besar. Dalam 2 hari terakhir, indeks dolar AS menguat tipis-tipis setelah sempat tertekan di awal perdagangan. Tetapi pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut sudah naik 0,26%. Kenaikan cukup tajam tersebut membuat dolar AS berpeluang "mengamuk" pada hari ini.

Bangkitnya indeks dolar AS tersebut dipicu oleh naik yield obligasi (Treasury) AS ke level tertinggi sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level tang harus diperhatikan. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan dalam jangka panjang masih terbuka.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

Sementara itu, indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Teknikal Rupiah 
Foto: Putu/CNBC Indonesia
Teknikal Rupiah

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Masuknya stochastic ke wilayah oversold tentunya memperbesar risiko pelemahan rupiah.

Support terdekat berada di Rp 13.900/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke level psikologis Rp 14.000/US$. Jika dilewati, Mata Uang Garuda berisiko melemah lebih jauh.

Sementara itu jika support ditembus rupiah berpotensi menguat ke Rp 13.855/US$, yang merupakan level terkuat di tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 16 Februari 2021

Hijau Galau! Dibuka Loncat, Ujian Berat IHSG di Level 6.300

Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada pembukaan perdagangan Selasa (16/2/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut dibuka menguat 0,33% ke 6.291,00. Sempat melesat ke atas 6.300, IHSG terpantau terpangkas apresiasinya menjadi 0,22% ke level 6.285,74 pada 9:15 WIB.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego Rp 7 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dijual Rp 15 miliar.

Sentimen dari global masih terkait dengan stimulus fiskal corona di AS senilai US$ 1,9 triliun. Presiden AS Joe Biden meminta bantuan dari kelompok bipartisan pejabat lokal walikota dan gubernur untuk rencana bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS.

"Kubu Partai Demokrat di Kongres Amerika juga bergerak cepat untuk mendorong paket bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS yang diusulkan Presiden Joe Biden," ujarnya, Senin (15/2/2021).

Lolosnya paket stimulus fiskal AS tersebut dinilai sangat penting karena Menteri Keuangan AS Jannet Yellen berpendapat lapangan kerja AS masih akan sulit jika perekonomian belum pulih tanpa dukungan paket bantuan pandemi.

Sementara itu, kabar dari Presiden Biden yang juga memborong vaksin masih menjadi sentimen untuk hari ini, di mana pada pekan lalu, Biden telah meneken kesepakatan pembelian 200 juta dosis vaksin Covid-19 dari Moderna dan Pfizer, sehingga total dosis vaksin yang dimiliki Negara Adidaya itu mencapai 600 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 15 Februari 2021

Ada Sinyal BI Pangkas Bunga, Rupiah ke Atas Rp 14.000/US$?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat 0,36% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 13.970/US$ pada pekan lalu. Mata Uang Garuda akhirnya bisa kembali lagi ke bawah level psikologis Rp 14.000/US$, Meski demikian, risiko rupiah kembali tertekan dan kembali ke atas Rp 14.000/US$ cukup besar di pekan ini.

Sejak awal tahun ini, rupiah sudah 3 kali menembus level psikologis tersebut, tetapi selalu tidak tahan lama.

Melansir data Refinitiv, rupiah hari ini menguat 0,18% ke Rp 13.995/US$ di pasar spot. Sebelumnya, menembus Rp 14.000/US$, bahkan mencapai Rp 13.885/US$ pada 4 Januari lalu. Tetapi 5 hari perdagangan setelahnya kembali ke atas Rp 14.000/US$.

Rupiah berhasil menembus lagi level psikologis tersebut pada 21 Januari lalu, tetapi hanya berumur sehari saja. Baru pada Senin (8/2/2021) rupiah kembali ke bawah Rp 14.000/US$, dan bertahan hingga akhir perdagangan terakhir pekan lalu.

Pergerakan tersebut menunjukkan jika rupiah kesulitan bertahan lama di bawah Rp 14.000/US$. Pergerakan di pekan lalu juga mengindikasikan hal yang sama, seandainya dolar AS tidak tertekan ekspektasi stimulus fiskal, rupiah tentunya tidak akan mampu membukukan penguatan beruntun.

Apalagi, ada sinyal kemungkinan BI akan kembali memangkas suku bunga. Artinya jika benar dipangkas, spread suku bunga dengan The Fed akan menipis, hal tersebut tentunya tidak akan menguntungkan rupiah, sehingga kemungkinan besar rupiah masih akan berada di atas Rp 14.000/US$.

Gubernur BI Perry Warijyo memberi petunjuk mengenai arah kebijakan moneter ke depan. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, orang nomor satu di MH Thamrin itu menyiratkan kekecewaan terhadap kinerja perekonomian nasional.

Pada kuartal IV-2020, ekonomi Indonesia tumbuh -2,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). BI sempat memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air bisa tumbuh positif pada kuartal pamungkas tahun lalu.

"Sejujurnya ini di bawah ekspektasi. Memang arahnya ada perbaikan, tetapi tidak secepat yang kami perkirakan," tutur Perry, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, Perry mengungkapkan bahwa bank sentral membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun apakah ruang itu akan dimanfaatkan atau tidak, tergantung dinamika nilai tukar rupiah.

Untuk saat ini, nilai tukar rupiah cenderung bergerak stabil melawan dolar AS. 

"Jika ditanya apakah kami punya ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, kami punya ruang. Namun kami akan melihat berbagai kemungkinan, termasuk menjaga stabilitas khususnya stabilitas nilai tukar rupiah dan bagaimana kami bisa lebih efektif dalam membantu pemulihan ekonomi," jelas Perry.

Saat ini BI 7 Day Reverse Repo Rate ada di 3,75%. BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2021 di pekan ini.

Risiko Rupiah Kembali ke Atas Rp 14.000/US$ Cukup Besar 

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.


Sementara itu, indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Masuknya stochastic ke wilayah oversold tentunya memperbesar risiko pelemahan rupiah.

Level psikologis Rp 14.000/US$, jika kembali ke atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 14.080 sampai 14.100/US$. Jika area tersebut juga dilewati, rupiah berisiko melemah ke 14.165/US$, sebelum menuju Rp 14.200 hingga Rp 14.260/US$ di pekan ini.

Sementara selama bertahan di bawah level psikologis, rupiah berpeluang menguat ke Rp Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$.

Peluang penguatan lebih jauh di pekan ini akan terbuka cukup lebar jika rupiah mampu mengakhiri perdagangan di bawah level Rp 13.900/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 09 Februari 2021

Lanjut Reli, IHSG Memulai Perdagangan dengan Menguat 1% Lebih

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada pembukaan perdagangan Selasa (9/2/21), menyusul bursa Paman Sam yang baru saja kembali memecahkan rekor.

Indeks acuan bursa nasional tersebut dibuka menguat 0,37% ke 6.232,10. Selang 7 menit IHSG terpantau masih menghijau 1,02% ke level 6.273,66.

Nilai transaksi pagi ini sebesar sebesar Rp 1,4 triliun dan terpantau investor asing merangsek masuk dengan pembelian bersih Rp 100 miliar di pasar reguler.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa setelah Partai Demokrat merilis detail rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Salah satu program dalam paket stimulus tersebut adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 1.400.

Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, optimistis stimulus ini bakal berdampak besar bagi rakyat AS. Eks ketua bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) itu memperkirakan stimulus akan merangsang penciptaan lapangan kerja hingga ke titik optimal (full employment) dalam waktu setahun.

"Tidak ada alasan kita harus melalui masa pemulihan ekonomi yang terlampau lama. Dengan paket stimulus ini, saya perkirakan kita akan menuju full employment pada tahun depan," tegas Yellen, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Selain itu, investor juga mengapresiasi kecepatan pemerintah AS dalam mendistribusikan vaksin anti-virus corona. US Centers of Disease Control dan Prevention (CDC) mencatat sudah 31,59 juta orang menerima satu dosis vaksin dan 9,15 juta orang sudah disuntik dosis kedua.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 05 Februari 2021

RI Belum Bisa Lepas dari Jerat Resesi, Rupiah Bakal Jeblok?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah melemah tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.010/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Belum stabilnya sentimen pelaku pasar, yang terindikasi dari merosotnya bursa saham utama Asia kemarin membuat dolar AS kembali menjadi target investasi.

Kabar buruk bagi rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (5/2/2021), indeks dolar AS kemarin melesat 0,4% ke 91,529 yang merupakan level tertinggi sejak awal Desember. Dan pagi ini masih stagnan, sehingga rupiah berisiko tertekan.

Sementara itu dari dalam negeri akan dirilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 pagi ini.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air masih akan dihiasi oleh angka negatif. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 terhadap kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ) diperkirakan -0,395%.

Kemudian pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) diperkirakan -2,145%. Dengan demikian, Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) PDB selama tiga kuartal beruntun, artinya belum mampu lepas dari resesi. Meski kabar baiknya, kontraksi tersebut melandai.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas Rp 14.000/US$.

Mata Uang Garuda masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Sementara itu, indikator stochastic mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat masih di level psikologis Rp 14.000/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 14.050/US$. Jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.080 sampai 14.100/US$ yang merupakan resisten terdekat di pekan ini, dan berada di kisaran MA 50.

Sementara jika level psikologis ditembus, rupiah menguat ke Rp 13.970/US$. Kemampuan melewati level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 04 Februari 2021

'Lockdown' Cuma Weekend, IHSG Berpotensi Melaju Tipis

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Bursa saham domestik berhasil keluar dari tekanan dan berbalik menguat (rebound) pada perdagangan Rabu kemarin sebesar 0,56% ke posisi 6.077,74 poin di tengah wacana penerapan pembatasan sosial masyarakat yang lebih ketat dan berskala mikro.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 20,57 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,41 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan aksi pembelian yang cukup massif yakni Rp 4,76 triliun termasuk transaksi crossing PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Pengamat pasar saham PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang berpendapat, laju IHSG pada Kamis ini diproyeksikan akan bergerak sideways dalam kisaran terbatas menyusul penutupan indeks di Wall Street.

Di sisi lain, beberapa harga komoditas juga menunjukkan penurunan seperti emas, -0,10%, timah -0,25%, nikel -0,63% serta penurunan cukup tajam harga batu bara sebesar 2,93% sehingga sudah berada di bawah US$80 dan kejatuhan harga CPO sebesar -4,74% berada di bawah RM3230.

Dari dalam negeri, pelaku pasar juga akan menantikan pengumuman BPS pada Jumat besok mengenai data pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2020/ "PDB diperkirakan akan terkoreksi -2,1% sampai dengan -2,2%," kata Edwin Sebayang.

Tidak hanya itu, saat ini juga muncul wacana pemerintah yang akan melakukan pengetatan PPKM dengan skala mikro. Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto usai rapat terbatas, Rabu (3/2) mengatakan Presiden Joko Widodo mendorong optimalisasi PPKM dengan pendekatan berskala mikro. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas PPKM demi mencegah penularan Covid-19.

Dengan akumulasi berbagai sentimen tersebut, MNC Asset Management memperkirakan 6.026 - 6.118.

Sementara itu, NH Korindo Sekuritas mencermati, Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu kemarin (3/2/2021), di tengah rilis laporan keuangan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa yang cukup menggembirakan.

Namun, kabar rencana pengunduran diri Jeff Bezos sebagai CEO Amazon justru menyebabkan harga sahamnya ditutup melemah. Sementara itu, otoritas AS akan melakukan investigasi untuk potensi fraud pada pergerakan saham Gamestop.

Dari bursa domestik, IHSG terlihat masih bergerak dalam rentang konsolidasi wajar. Investor mencermati perkembangan wacana akan diberlakukannya lockdown pada akhir pekan di wilayah Jakarta.

"Untuk hari ini, rentang pergerakan IHSG diperkirakan berada antara 6.000-6.157," tulis NH Korindo Sekuritas. (hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 03 Februari 2021

Indeks Ketakutan & Dolar Turun, Rupiah Tembus Rp 14.000/US$?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanNilai tukar rupiah melemah tipis 0,07% melawan dolar Amerika (AS) ke Rp 14.020/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Dolar AS kemarin sedang menjadi favorit pelaku pasar sebab aset-aset berisiko sedang tidak stabil.

Namun, pada perdagangan hari ini, Rabu (3/2/2021), kondisinya akan berbeda. Rupiah berpeluang menguat, bahkan menembus ke bawah Rp 14.000/US$ melihat setiman pelaku pasar yang mulai bagus. Hal tersebut terlihat dari menguatnya bursa saham global dalam 2 hari terakhir, serta menurunnya indeks volatilitas (volatility index/VIX), atau yang dikenal dengan indeks yang mencerminkan ketakutan pelaku pasar.

Selasa kemarin, volatility index, turun tajam hingga lebih dari 15%. Artinya pelaku pasar kini sudah mulai tenang melihat gejolak di pasar finansial belakang ini sudah mulai mereda, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko. Dalam kondisi tersebut, rupiah tentunya akan diuntungkan.

Selain itu, indeks dolar AS meski kemarin mencatat penguatan, tetapi pagi ini langsung turun 0,22% ke 90,994. Indeks tersebut merupakan tola ukur kekuatan dolar AS, sehingga ketika menurun peluang rupiah untuk menguat cukup besar.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas Rp 14.000/US$.

Mata Uang Garuda masih di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idr 
Foto: Refinitiv
idr

Sementara itu, indikator stochastic mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat masih di level psikologis Rp 14.000/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 14.050/US$. Jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.080 sampai 14.100/US$ yang merupakan resisten terdekat di pekan ini, dan berada di kisaran MA 50.

Sementara jika level psikologis ditembus, rupiah menguat ke Rp 13.970/US$. Kemampuan melewati level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 02 Februari 2021

Waspada, 'Perang Bharatayudha' Bikin Dolar Perkasa!

Traders work on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., December 19, 2018. REUTERS/Brendan McDermid

PT Rifan Financindo Berjangka - Selain itu, faktor eksternal juga berkontribusi terhadap depresiasi rupiah. Pelemahan mata uang Ibu Pertiwi terjadi karena dolar AS memang sedang perkasa. Pada pukul 07:32 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat sampai 0,46%.

Dolar AS menguat karena investor mencari tempat perlindungan kala bursa saham sedang sangat fluktuatif. Pekan lalu, indeks VIX (yang menggambarkan volatilitas di bursa saham AS) melonjak ke titik tertinggi sejak Oktober 2020.

Di bursa saham AS, 'perang' antara hedge funds dengan investor ritel membuat bursa saham bergolak. Saham GameStop, yang mendapat 'beking' investor ritel, bergerak luar biasa volatil.

Pekan lalu, aksi borong oleh investor ritel membuat harga saham GameStop meroket ke atas US$ 300. Hari ini, saham anjlok 30,77%.

Sekarang giliran komoditas perak yang 'digoyang' oleh investor ritel. Kemarin, harga perak naik gila-gilaan sebelum hari ini terkoreksi 1,79%.

'Perang Bharatayudha' antara hedge funds vs investor ritel yang berlangsung di pasar saham dan kini meluas ke pasar komoditas membuat situasi menjadi runyam. Ibarat kolam, pasar keuangan sekarang sedang keruh karena diobok-obok.

Dalam kondisi ini, tidak sedikit investor yang memilih untuk mencari perlindungan dengan memegang dolar AS. Status dolar AS sebagai aset aman (safe haven asset) menjauhkannya dari volatilitas sehingga investor bisa merasa tenang.

Tingginya permintaan terhadap dolar AS membuat nilai tukar mata uang ini menguat. 'Korban' keperkasaan dolar AS berjatuhan, salah satunya rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan