Jumat, 30 April 2021

Asyik! Tanda-tanda Rupiah Bakal Berlari Kencang sudah Muncul

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat cukup tajam 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.445/US$ Kamis kemarin, bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 14.400/US$. Peluang rupiah menembus ke bawah level tersebut terbuka pada perdagangan hari ini, Jumat (30/4/2021), melihat dolar AS yang masih lesu.

Kamis dini hari, bank sentral AS (The Fed) menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Rabu, dan kemarin sempat turun 0,2% ke 90,424, yang merupakan level terendah sejak 26 Februari lalu. Indeks dolar AS sempat bangkit sebelum berakhir stagnan setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) Negeri Paman Sam kuartal I-2021 yang tumbuh 6,4%.

Meski pertumbuhan tersebut tinggi, tetapi sedikit di bawah ekspektasi pelaku pasar sebesar 6,5%. Pagi ini, indeks dolar AS turun lagi meski tipis 0,01%.

Secara teknikal, kemarin rupiah sempat menyentuh rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.410/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih MA 50 hari, MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 29 April 2021

Angin Segar Datang dari Barat, Harga Emas Antam Akhirnya Naik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Setelah mencatat kinerja negatif sejak awal pekan ini, harga emas Antam akhirnya naik pada perdagangan Kamis (29/4/2021). Sebelumnya, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini turun 2 hari beruntun, dan stagnan di hari Senin. Kabar baik datang dari Barat yang membuat harga emas Antam mampu naik.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram naik 0,54% ke Rp 931.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,58% ke Rp 87.312.000/batang atau Rp 873.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.500 Rp 1.031.000
1 Gram Rp 931.000 Rp 931.000
2 Gram Rp 1.802.000 Rp 901.000
3 Gram Rp 2.678.000 Rp 892.667
5 Gram Rp 4.430.000 Rp 886.000
10 Gram Rp 8.805.000 Rp 880.500
25 Gram Rp 21.887.000 Rp 875.480
50 Gram Rp 43.695.000 Rp 873.900
100 Gram Rp 87.312.000 Rp 873.120
250 Gram Rp 218.015.000 Rp 872.060
500 Gram Rp 435.820.000 Rp 871.640
1000 Gram Rp 871.600.000 Rp 871.600

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi memberikan angina segar ke pasar emas. Harga emas dunia yang sebelumnya merosot berbalik menguat 0,26%.

Pagi ini harga emas dunia kembali naik 0,45% ke US$ 1.789/troy ons, jika berhasil dipertahankan hingga akhir perdagangan nanti, harga emas Antam tentunya berpeluang naik lagi Jumat besok.

The Fed dini hari tadi menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Kamis, dan berlanjut 0,13% pagi ini ke 90,487. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 26 Februari lalu.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, maka permintaannya akan meningkat. Alhasil, harganya pun menguat.

Selain itu dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Kebijakan tersebut membuat yield obligasi (Treasury) AS turun tipis 0,02 basis poin kemarin, dan 3,5 basis poin hari ini.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 28 April 2021

Bursa Asia-Eropa-AS Merah, Awas IHSG ke Bawah 5.900!

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,09% pada perdagangan Selasa kemarin ke 5.959,621. Padahal di awal perdagangan IHSG sempat menguat 0,66% dan kembali ke atas 6.000.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (28/4/2021) tekanan bagi IHSG masih cukup besar, sebab bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat membukukan kinerja negatif pada Selasa waktu setempat, artinya sentimen pelaku pasar kurang bagus.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 82 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,77 triliun.

IHSG melemah bersama mayoritas bursa saham utama Asia kemarin, dan pagi ini, indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan juga kembali masuk ke zona merah.

Setelah India, kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa Jerman menjadi sentimen negatif di pasar saham. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti. Kenaikan kasus Covid-19 tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. 

Di India kasus Covid-19 sudah meledak, bahkan 2 pekan ke depan rumah sakit diperkirakan akan menjadi "neraka".

"Situasinya kritis sekarang. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat. Dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," ujar Dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Healthcare Super Speciality, seperti dikutip dari Sky News, Selasa (27/4/2021).

Kenaikan kasus Covid-19 tersebut juga memicu kekhawatiran di dalam negeri, sebab adanya fenomena mudik di bulan Ramadan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan larangan mudik dan mengetatkan aturan perjalan. Tetapi sekali lagi, kepatuhan masyarakat yang paling penting untuk mencegah peningkatan kasus lagi.

Secara teknikal, IHSG yang tertahan di bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan mendekati wilayah oversold, artinya masih ada ruang penurunan yang cukup besar. 

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.925 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke 5.890 hingga 5.880. 

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 27 April 2021

Wall Street Cetak Rekor, IHSG Bisa ke Atas 6.000 Lagi Dong!

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke bawah 6.000 di awal pekan kemarin, melanjutkan tren negatif pekan lalu. Banyak faktor yang membuat bursa kebanggaan Tanah Air ini tertekan dan sulit menguat, tetapi pada perdagangan hari ini, Selasa (27/4/2021) ada peluang IHSG kembali ke zona hijau.

IHGS kemarin melemah 0,86% ke 5.964,821 kemarin. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 195 miliar, dengan nilai transaksi hampir mencapai Rp 10 triliun.

Meski demikian, nilai transaksi tersebut jauh di bawah awal tahun lalu yang rata-rata Rp 20 triliun per hari. Minimnya nilai transaksi tersebut menjadi salah satu yang membuat IHSG sulit menguat.

Dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat, indeks S&P 500 dan Nasdaq mampu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sementara Dow Jones turun tipis.

Pergerakan Wall Street tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham Asia, termasuk IHSG pada hari ini.

Secara teknikal, IHSG yang kembali ke bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

idr 
Grafik: IHGS Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak mendatar di dekat wilayah oversold.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.960 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisko merosot ke 5.925.

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.



(pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 26 April 2021

Pekan lalu Turun 0,75%, Harga Emas Antam Pekan Ini Bisa Naik?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam mengalami penurunan sepanjang pekan lalu, padahal para analis optimistis harga emas dunia akan menguat yang bisa mengerek harga logam mulia di dalam negeri. Akibatnya, harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk tersebut akan sulit untuk naik di pekan ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram hari ini, Senin (26/4/2021) stagnan di Rp 930.000/US$. Sepanjang pekan lalu, harga emas ini mengalami penurunan 0,75%.

Emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 87.512.000/batang atau Rp 875.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 516.500 Rp 1.033.000
1 Gram Rp 933.000 Rp 933.000
2 Gram Rp 1.806.000 Rp 903.000
3 Gram Rp 2.684.000 Rp 894.667
5 Gram Rp 4.440.000 Rp 888.000
10 Gram Rp 8.825.000 Rp 882.500
25 Gram Rp 21.937.000 Rp 877.480
50 Gram Rp 43.795.000 Rp 875.900
100 Gram Rp 87.512.000 Rp 875.120
250 Gram Rp 218.515.000 Rp 874.060
500 Gram Rp 436.820.000 Rp 873.640
1000 Gram Rp 873.600.000 Rp 873.600

Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia naik tipis 0,05% ke 1.777,18/troy ons. Padahal survei yang dilakukan Kitco menunjukkan para analis sangat optimistis,13 analis Wall Street menunjukkan semuanya alias 100% memprediksi emas akan bullish (tren naik) emas akan mampu menguat pekan lalu.

Akibat gagalnya emas mencatat kenaikan signifikan pada pekan lalu, khususnya melewati US$ 1.800/troy ons, sentimen pelaku pasar kini berubah.

Survei mingguan terbaru dari Kitco terhadap 17 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 41% memberikan proyeksi bullish, turun drastis dari pekan sebelumnya. Kemudian ada 41% yang memberikan outlook netral, dan 18% sisanya bearish (tren menurun).

Hasil survei tersebut menunjukkan banyak analis kini melihat emas akan memasuki fase konsolidasi terlebih dahulu sebelum bisa naik kembali.

"Dengan perekonomian mulai dalam momentum pemulihan, emas akan mengalami aksi jual. Tetapi ketika kita benar-benar melihat pertumbuhan ekonomi meningkat, maka inflasi juga akan naik, dan hal tersebut akan memicu kenaikan harga emas," kata Kevin Grady, presiden Phoenix Futures and Option, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (23/4/2021).

Melihat outlook tersebut, Grady memberikan proyeksi netral untuk harga emas dalam jangka pendek. Netral artinya harga emas belum akan kemana-mana, alias masih di rentang yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 23 April 2021

Harga Emas Antam Turun dari Level Tertinggi 2 Bulan, Ada Apa?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam turun pada perdagangan Jumat (23/4/2021) setelah melesat nyaris 1% kemarin dan mendekati level tertinggi dalam 2 bulan terakhir. Harga emas dunia yang tidak mampu melanjutkan kenaikan dan berbalik melemah Kamis kemarin membuat harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun pada hari ini.

Melansir data dari situs resmi PT Aneka Tambang (Antam), logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram turun 0,53% ke Rp 935.000/batang.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,57% ke Rp 87.712.000/batang atau Rp 877.120/gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 517.500 Rp 1.035.000
1 Gram Rp 935.000 Rp 935.000
2 Gram Rp 1.810.000 Rp 905.000
3 Gram Rp 2.690.000 Rp 896.667
5 Gram Rp 4.450.000 Rp 890.000
10 Gram Rp 8.845.000 Rp 884.500
25 Gram Rp 21.987.000 Rp 879.480
50 Gram Rp 43.895.000 Rp 877.900
100 Gram Rp 87.712.000 Rp 877.120
250 Gram Rp 219.015.000 Rp 876.060
500 Gram Rp 437.820.000 Rp 875.640
1000 Gram Rp 875.600.000 Rp 875.600

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin sempat menguat mendekati US$ 1.800/troy ons tetapi kemudian berbalik melemah 0,53% ke US$ 1.783,93/troy ons.

Meski banyak analis yang memprediksi emas akan kembali menguat, tetapi salah satu bank investasi ternama, ABN Amro, melihat emas sebenarnya masih dalam tren bearish (menurun) selama harganya masih berada di bawah US$ 1.850/troy ons.

Georgette Boele, analis logam mulia di ABM Amro, dalam laporan yang dirilis kemarin menegaskan proyeksi bearish tersebut.

"Outlook emas masih negatif selama harga berada di bawah US$ 1.850/troy ons," kata Boele, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (22/4/2021).

Boele memperkirakan dolar AS dan yield obligasi (Treasury) akan naik akibat momentum pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Kami memperkirakan harga emas mulai kehabisan tenaga untuk naik dan akan kembali melemah. Hal ini sejalan dengan proyeksi kami dolar AS dan yield Treasury akan kembali naik," tambahnya.

ABN Amro memprediksi di kuartal II-2021 rata-rata harga emas berada di US$ 1.750/troy ons.

Sementara itu, Mickey Fulp pencetus Mercenary Geologist Newsletter, dalam sebuah pemaparan kepada Kitco News, mengatakan bahwa ada risiko harga emas akan ambles hingga kurun waktu tahunan. Jika melihat tren pergerakan harga saat ini ada kemiripan dengan pola tahun 10 tahun silam ketika harga emas mulai tertekan hebat.

Sebab itulah Fulp cenderung netral terhadap emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 22 April 2021

Ada Aksi Borong, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Nyaris 1%

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT RifanHarga emas Antam melesat lagi pada perdagangan Kamis (22/4/2021), mengikuti pergerakan harga emas dunia yang berhasil menguat Rabu kemarin. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram melesat 0,86% ke Rp 940.000/batang. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 15 Februari lalu.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,92% ke Rp 88.212.000/batang atau Rp 882.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 520.000 Rp 1.040.000
1 Gram Rp 940.000 Rp 940.000
2 Gram Rp 1.820.000 Rp 910.000
3 Gram Rp 2.705.000 Rp 901.667
5 Gram Rp 4.475.000 Rp 895.000
10 Gram Rp 8.895.000 Rp 889.500
25 Gram Rp 22.112.000 Rp 884.480
50 Gram Rp 44.145.000 Rp 882.900
100 Gram Rp 88.212.000 Rp 882.120
250 Gram Rp 220.265.000 Rp 881.060
500 Gram Rp 440.320.000 Rp 880.640
1000 Gram Rp 880.600.000 Rp 880.600

Harga emas dunia kemarin naik 0,91% ke US$ 1.793,46/troy ons. Investor kembali memborong emas setelah yield obligasi (Treasury) AS mulai dalam tren menurun, hingga berada di bawah 1,6%.

Treasury sama dengan emas dianggap sebagai aset aman (safe haven). Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil (yield), sementara emas tidak. Dengan kondisi tersebut, ketika yield Treasury naik maka emas menjadi tidak menarik, begitu juga sebaliknya.

"Penurunan emas dalam beberapa bulan terakhir terjadi akibat kenaikan yield Treasury tetapi sekarang hal tersebut bisa diatasi (karena yield mulai menurun)," kata Edward Moya, analis di OANDA, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Outlook perekonomian global saat ini masih bervariasi, Anda akan melihat pendekatan yang lebih hati-hati di kuartal selanjutya, hal tersebut akan meningkatkan daya tarik emas sebagai safe haven," tambah Moya.

Harga emas dunia memang diprediksi akan naik di pekan ini. Hal tersebut terlihat dari hasil survei mingguan Kitco terhadap 13 analis Wall Street menunjukkan semuanya alias 100% memprediksi emas akan bullish (tren naik) di pekan ini.

"Naiknya harga emas hingga ke US$ 1.780/troy ons memberikan optimisme berlanjutnya kenaikan, dan saat ini hanya masalah seberapa tinggi emas akan menanjak," kata Ole Hansen, kepala komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (16/4/2021).

Sementara itu, Rhona O'Connell kepala analis pasar wilayah EMEA dan Asia di StoneX memprediksi harga emas dunia akan terus menguat di kuartal II-2021. Sebab, perekonomian global masih banjir likuiditas.

"Emas masih berpotensi naik. Pemulihan ekonomi global masih sangat tergantung dari stimulus yang ditempatkan di sektor keuangan, dan outlook saat ini masih penuh ketidakpastian," kata O"Connell, sebagaimana dilansir Kitco, Selasa (20/4/2021).

"Masih ada likuiditas yang besar di perekonomian yang mencari 'rumah', (IMF memperkirakan ada US$ 12 triliun yang digelontorkan bank sentral dunia pada tahun lalu), dan emas masih menjadi 'rumah' tersebut," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 21 April 2021

Duh...Siaga Satu! IHSG Berisiko Longsor ke Bawah 6.000

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Selasa kemarin (20/4), bahkan sempat ke bawah level psikologis 6.000. Di penutupan perdagangan, IHSG berakhir di 6.038,322, melemah 0,23%.

Tekanan bagi IHSG semakin besar pada perdagangan hari ini, Rabu (21/4/2021), dan berisiko longsor ke bawah 6.000.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 128 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,5 triliun kemarin.

Kabar kurang menyenangkan datang dari dalam negeri. BI kali ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021). Angka itu lebih rendah ketimbang perkiraan sebelumnya yaitu 4,3-5,3%.

Sementara itu dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street kembali merosot semakin menjauhi rekor tertinggi sepanjang masa. Buruknya kinerja kiblat bursa saham dunia tersebut mengirim sentimen negatif ke pasar Asia hari ini.

Indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan sudah berada di zona merah, bahkan cukup dalam. IHSG berisiko menyusul.

Secara teknikal, IHSG masih mampu bertahan di atas level psikologis 6.000 kemarin.

jkse 
Grafik: IHGS Harian
Foto: Refinitiv

Rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat, sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan belum mencapai wilayah oversold, artinya ruang penurunan masih cukup besar.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot 5.960 atau lebih dalam lagi jika level psikologis tersebut sekali lagi ditembus.

Sementara resisten terdekat berada di kisaran 6.090, jika ditembus IHSG berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran 6.110-6.120. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 20 April 2021

IHSG Babak Belur! Pembukaan Langsung Drop 0,6%

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah 0,37% ke level 6.029,99. Selang 3 menit perdagangan sesi pertama IHSG malah lanjut terdepresiasi 0,59% ke level 6.017,42 pada perdagangan Selasa (20/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 0,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 215 miliar di pasar reguler.

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini Selasa (20/4/2021). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya kompak melihat suku bunga tetap bertahan di level 3,5%.

"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.

Sementara itu obligasi tenor 10 tahun milik Paman Sam yang sempat menghantui pasar saham kembali terkoreksi ke level 1,555% setelah sempat naik ke level 1,615%.

Obligasi AS ini sempat menyentuh level 1,77% dan menyebabkan pasar saham di berbagai belahan negara dunia tumbang setelah investor melarikan dananya ke obligasi ini karena adanya ketakutan The Fed akan menaikan suku bunga.

Dengan meredanya yield obligasi AS ini sejatinya menjadi kabar baik bagi pasar modal, selain itu ketakutan pasar bahwa The Fed akan menaikan suku bunga juga sudah berkurang dimana disebutkan setidaknya the fed akan terus mempertahankan suku bunga 0% paling tidak hingga akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 19 April 2021

IHSG Mau Menguat Lagi? Lewati Dulu Level 6.100

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,26% ke 6.086,258. Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 96,47 miliar.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Maret 2021. Hasilnya jauh lebih baik dari ekspektasi pasar.

BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$ 18,35 miliar. Naik 30,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara dibandingkan dengan Februari 2021 (month-to-month/mtm), nilai ekspor Indonesia tumbuh 20,31%.

Sementara impor pada Maret 2021 adalah US$ 16,79 miliar. Tumbuh 25,73% yoy, dan 26,55% mtm.

Dengan demikian, neraca perdagangan periode Maret 2021 mencatatkan surplus US$ 1,56 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 12,085% yoy. Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Bahkan dengan impor yang meroket, memberikan gambaran roda bisnis di dalam negeri mulai terakselerasi.

Selain itu, kenaikan IHSG di pekan lalu tidak lepas dari bursa saham AS (Wall Street) yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan Jumat (16/4/2021), Wall Street kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, yang tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini, Senin (19/4/2021), termasuk ke IHSG.

Secara teknikal, meski IHSG sukses menguat sepanjang pekan lalu tetapi masih tertahan di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dan berada di wilayah overbought.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170. Penembusan ke atas level tersebut berpeluang ke 6.200. 

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 16 April 2021

Akhirnya 'Banjir' Kabar Baik di Pasar, IHSG Bidik 6.150

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,48% ke 6.079,501 pada perdagangan Kamis kemarin (15/4). Meski demikian, penguatan tidak didapat dengan mudah, IHSG bolak-balik masuk ke zona merah.

Kabar baiknya lagi, investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 383 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,18 triliun.

Rulis data ekspor-impor Indonesia yang naik tajam membantu IHSG menguat kemarin. Sementara pada hari ini, Jumat (16/4/2021) peluang bursa kebanggaan Tanah Air ini untuk melanjutkan penguatan terbuka lebar. Sentimen positif datang dari bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) yang melesat dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Selain itu, yield obligasi (Treasury) AS juga dalam tren menurun, dan pasar mata uang kripto belum menunjukkan penguatan tajam lagi. Kedua hal tersebut juga menjadi kabar bagus bagi pasar saham dunia. 

Data pertumbuhan ekonomi China juga akan menjadi penggerak pasar.

Hasil polling Reuters menunjukkan produk domestik bruto (PDB) China diprediksi melesat 19% year-on-year (YoY) di kuartal I-2021.

China merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia, ketika perekonomiannya meningkat, maka tingkat ekspor Indonesia juga berpeluang naik.

Kenaikan ekspor Indonesia ke China sudah terlihat di tahun ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor non-migas Indonesia ke China di bulan Maret naik 26,24% dari bulan Februari.

Sementara sepanjang kuartal I-2021, ekspor meroket 62,98%.

Sehingga, meningkatnya pertumbuhan ekonomi China akan berdampak besar bagi ekspor Indonesia yang pada akhirnya mengangkat pertumbuhan ekonomi.

Sebagai informasi, sumbangan ekspor berada di posisi ketiga dalam komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Selama periode 2010-2019, rata-rata sumbangan ekspor terhadap PDB adalah 22,26%.

Secara teknikal, meski IHSG kembali menguat tetapi masih tertahan di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga bergerak naik dan mendekati overbought.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

MA 100 di kisaran 6.090-6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170.

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 15 April 2021

Wall Street Terkoreksi, IHSG Bisa Lanjut Melesat?

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melesat 2,07% ke 6.050,276, setelah melemah dalam 3 hari beruntun. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 305 miliar di pasar reguler. Jika ditambah pasar nego dan tunai, net buy tercatat Rp 1,03 triliun. Nilai transaksi mencapai Rp 10,23 triliun.

IHSG mendapat sentimen positif dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat bervariasi, tetapi indeks S&P 500 sukses mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, pada perdagangan Rabu waktu AS, Wall Street berakhir bervariasi, dengan indeks S&P 500 terkoreksi dari rekor tertinggi, serta Nasdaq yang merosot nyaris 1%. Hanya indeks Dow Jones yang berhasil menguat.

Terkoreksinya Wall Street tentunya mengirim hawa kurang bagus ke pasar Asia hari ini, Kamis (15/4/2021).

Dari dalam negeri, rilis data neraca dagang akan menjadi penggerak IHSG. Neraca dagang menjadi penting karena menggambarkan kinerja ekspor dan impor. Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Hasil konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan ekspor dan impor di bulan Maret diperkirakan tumbuh positif, yang tentunya bisa menjadi kabar bagus.

Ekspor tumbuh 12,085% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Secara teknikal, IHSG berhasil kembali ke atas 6.000 yang memberikan momentum penguatan. Meski demikian, untuk menguat lebih jauh, IHSG perlu melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga bergerak naik dari wilayah jenuh jual.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.090-6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170.

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 14 April 2021

2 Hari Turun Tipis-tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam akhirnya naik cukup tajam pada perdagangan Rabu (14/4/2021) setelah turun tipis-tipis sejak awal pekan. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) membuat harga emas dunia menanjak yang turut mengerek harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram hari ini naik 0,65% ke Rp 930.000/batang. Dalam 2 hari terakhir, emas ini turun 0,11% dan 0,22%.

Sementara emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,69% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.000 Rp 1.030.000
1 Gram Rp 9.300.000 Rp 9.300.000
2 Gram Rp 1.800.000 Rp 900.000
3 Gram Rp 2.675.000 Rp 891.667
5 Gram Rp 4.425.000 Rp 885.000
10 Gram Rp 8.795.000 Rp 879.500
25 Gram Rp 21.862.000 Rp 874.480
50 Gram Rp 43.645.000 Rp 872.900
100 Gram Rp 87.212.000 Rp 872.120
250 Gram Rp 217.765.000 Rp 871.060
500 Gram Rp 435.320.000 Rp 870.640
1000 Gram Rp 870.600.000 Rp 870.600

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa kemarin mampu menguat 0,65% ke US$ 1.743,82/troy ons, setelah sempat melemah 0,57%.

Harga emas dunia berbalik menguat setelah rilis data inflasi AS. Inflasi AS yang dilihat dari consumer price index (CPI) bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya 1,7% YoY. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara inflasi inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY, dan lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka permintaannya akan meningkat, harganya pun menguat.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.

Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.

Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.

Sementara itu, berdasarkan data dari perangkat FedWacth milik CME Group, pelaku pasar saat ini melihat probabilitas sebesar 6,7%, masih di bawah dua digit persentase.

Artinya, setelah rilis data inflasi, pelaku pasar melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun nanti masih sangat kecil. Hal tersebut membuat emas kembali punya tenaga untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 13 April 2021

Angin Belum Berpihak, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam kembali turun pada perdagangan Selasa (13/4/2021), mengikuti pergerakan harga emas dunia awal pekan kemarin. Padahal, para analis dan pelaku pasar kompak memprediksi harga emas akan kembali naik di pekan ini.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) ini di awal pekan pekan turun tipis 0,11% untuk ukuran/satuan 1 gram. Sementara pada hari ini, penurunannya dua kali lipatnya, 0,22% ke Rp 924.000/batang.

Kemudian Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,23% ke Rp 86.612.000/batang atau Rp 866.120/gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 512.000 Rp 1.024.000
1 Gram Rp 9.240.000 Rp 9.240.000
2 Gram Rp 1.788.000 Rp 894.000
3 Gram Rp 2.657.000 Rp 885.667
5 Gram Rp 4.395.000 Rp 879.000
10 Gram Rp 8.735.000 Rp 873.500
25 Gram Rp 21.712.000 Rp 868.480
50 Gram Rp 43.345.000 Rp 866.900
100 Gram Rp 86.612.000 Rp 866.120
250 Gram Rp 216.265.000 Rp 865.060
500 Gram Rp 432.320.000 Rp 864.640
1000 Gram Rp 864.600.000 Rp 864.600

Kitco melakukan survei mingguan, hasilnya analis dan pelaku pasar kompak. Survei terhadap 15 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 9 orang atau 60% memperkirakan emas akan bullish (tren naik) di pekan ini. 3 orang atau 20% bearish, dan sisanya netral.

Sementara itu survei terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.201 partisipan menunjukkan 65% memberikan proyeksi bullish 20% bearish dan 15% netral.

Namun, pada perdagangan Senin kemarin, emas dunia masih berlawan dengan survei tersebut, harganya turun 0,61% ke US$ 1.732,51/troy ons.

Harga emas tertekan setelah ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS berada di "poin pembalikan" dengan pertumbuhan dan kenaikan pembukaan lapangan kerja diprediksi melesat. Dia menilai inflasi 2% masih bisa diterima.

"Kami ingin melihat inflasi naik menuju 2% - dan itu berarti dalam basis yang berkelanjutan, dan bukan berarti kita akan menyentuh level itu hanya sekali," tutur dia. "Dan kami juga ingin melihatnya sesuai dengan jalur untuk bergerak moderat melampaui 2% untuk beberapa waktu."

Data inflasi AS akan dirilis mala mini. Inflasi bisa menjadi kabar buruk sekaligus kabar baik bagi emas. Ketika inflasi naik, maka yield Treasury serta dolar AS kemungkinan juga akan menanjak sebagai respon ekspektasi kenaikan suku bunga.

Ketika itu terjadi, emas akan mengalami tekanan.

Tetapi secara tradisional, emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi maka permintaan emas cenderung meningkat.

Rhona O'Connell, analis di StoneX mengatakan emas akan diuntungkan ketika inflasi lebih tinggi dari target The Fed, tetapi ketika pelaku pasar melihat kemungkinan suku bunga dinaikkan, maka emas akan sedikit tertekan.

"Jika kita melihat inflasi terakselerasi dan pelaku pasar mulai berfikir suku bunga akan dinaikkan, maka emas akan sedikit tertekan," kata O'Connell, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (12/4/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 12 April 2021

Fear Index Turun Tajam, IHSG Tembus ke Atas 6.200 Pekan Ini?

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: ist

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses bangkit pada pekan lalu setelah sebelumnya melemah dalam 3 pekan beruntun. Di pekan ini, peluang IHSG melanjutkan kenaikan terbuka cukup lebar.

Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat nyaris 1% ke 6.070,209. Dalam 5 hari perdagangan, IHSG mampu menguat sebanyak 3 kali. Data pasar menunjukkan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,87 triliun, dengan nilai transaksi mencapai Rp 47,74 triliun dalam sepekan.

Rilis data cadangan devisa Indonesia yang turun dari rekor tertinggi serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang membaik tetapi masih belum menunjukkan optimisme mempengaruhi pergerakan IHSG pekan lalu. Namun, faktor eksternal lebih banyak mempengaruhi, khususnya pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.

Pada pekan lalu Wall Street membukukan rekor tertinggi sepanjang masa. Ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang akan lebih cepat dari prediksi, serta bank sentral AS (The Fed) yang menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat membuat Wall Street terus menanjak.

Indeks Dow Jones selama pekan lalu mampu melesat nyaris 2%, sementara S&P 500 lebih tinggi lagi, 2,7%. Indeks Nasdaq memimpin setelah meroket 3,1%.

Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia, termasuk IHSG. Apalagi pelaku pasar secara global kini semakin pede masuk ke pasar saham. Hal tersebut terindikasi dari penurunan indeks volatilitas (VIX) ke level terendah sebelum virus corona menyerang dunia.

VIX dianggap sebagai indikator ketakutan (fear index), ketika angkanya menurun artinya ketakutan pelaku pasar semakin berkurang. Sementara ketika posisinya menanjak, akan mencerminkan ketakutan para investor dan cenderung menghindari aset-aset berisiko.

Melansir data Refinitiv, VIX sepanjang pekan lalu turun 3,7% ke 16,69, level tersebut merupakan yang terendah sejak pertengahan Februari lalu. Seperti diketahui virus corona dinyatakan sebagai pandemi pada Maret 2020. Saat itu indeks VIX yang berada di bawah level 20, langsung meroket hingga ke atas 85.

Pada bulan Maret tahun lalu terjadi aksi jual masif di pasar obligasi global setelah Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, di saat yang sama VIX meroket naik. Wall Street, bursa saham Eropa, hingga bursa Asia termasuk IHSG mengalami aksi jual.

Artinya, kenaikan VIX mencerminkan ketakutan pelaku pasar terhadap Covid-19. VIX kini sudah kembali ke bawah 20, atau level sebelum Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, Sehingga menjadi indikasi pelaku pasar sudah tidak takut akan Covid-19.

Pergerakan Wall Street, VIX, kemudian yield Treasury AS akan menjadi penggerak IHSG di pekan ini dari eksternal, selain juga ada rilis data ekonomi yang dapat memberikan efek besar, seperti produk domestik bruto (PDB) China.

Sementara itu dari dalam negeri, ada data penjualan ritel dan neraca perdagangan yang bisa memberikan gambaran bagaimana pemulihan ekonomi Indonesia berjalan. Data tersebut tentunya juga akan mempengaruhi pergerakan IHSG.

IHSG Perlu Bertahan di Atas MA 100 Untuk Menguat Lebih Jauh

Secara teknikal, meski mampu membukukan penguatan sepanjang pekan lalu, tetapi IHSG masih tertahan rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100). MA 100 terbukti mampu menahan penguatan IHSG, sehingga akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.

Sementara itu, indikator Stochastic pada grafik harian berada di dekat wilayah jenuh jual (oversold).


jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

MA 100 di kisaran 6.070-6.090 menjadi resisten terdekat. Jika mampu ditembus bahkan dengan konsisten di atas 6.100, IHSG berpeluang menguat ke 6.190 hingga 6.210 (kisaran MA 50). Bursa kebanggaan Tanah Air ini bisa melaju kencang di pekan ini jika mampu menembus MA 50 tersebut.

Sementara selama tertahan di bawah MA 100, IHSG berisiko turun ke 6.030, sebelum ke level psikologis 6.000. Penembusan di bawah level psikologis berisiko membawa IHSG merosot ke 5.890 di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 09 April 2021

IHSG Bakal Menguat, tapi Transaksi Sepi & Asing Masih Jualan

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih punya tenaga melanjutkan tren penguatan meskipun transaksi mulai menurun dan tekanan jual pelaku pasar asing.

Kamis kemarin, IHSG ditutup menguat 0,58% ke level 6.071,72 poin dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,14 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,12 juta kali. Pelaku pasar asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 500,91 miliar.

Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang menilai, di tengah cukup sepinya perdagangan di Wall Street, salah satu hari perdagangan tersepi di tahun 2021 ini ditandai volume perdagangan dibawah 10 miliar lembar saham.

Namun, kemarin indeks DJIA berhasil ditutup menguat tipis sebesar 0,17% dan jika dikombinasikan dengan naiknya harga komoditas seperti minyak sebesar 0,35%, emas 1,06% dan nikel 1,14% , maka berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG melanjutkan penguatannya dalam perdagangan Jumat ini.

"IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 6.020 - 6.130," kata Edwin Sebayang, dalam risetnya, Jumat (9/4/2021).

Sementara itu, kebijakan pemerintah untuk meniadakan mudik Lebaran pada periode 6 sampai 17 Mei diperkirakan akan kembali memukul kinerja emiten transportasi, perhotelan, dan tempat wisata di tahun 2021 ini.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, M, Nafan Aji Gusta Utama menyatakan, berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance maksimum berada pada 6.027.60 hingga 6.114.21. Berdasarkan indikator, MACD masih menunjukkan sinyal negatif. Meskipun demikian, Stochastic dan RSI mulai berada di area netral.

"Di sisi lain, terlihat pola three advancing soldiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat ke depannya," katanya. (hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 08 April 2021

The Fed Tegaskan Bunga Tetap Rendah, Gimana Nasib Rupiah?

valas
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Pelaku pasar menyambut baik kabar dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang baru saja mengumumkan notula rapat bulanan.

Pada Kamis (8/4/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.500 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun itu tidak lama, beberapa saat kemudian rupiah berhasil menembus zona hijau. Pada pukul 09:07 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.480 di mana rupiah menguat 0,07%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Itu menjadi hari ketiga secara beruntun rupiah ditutup menguat 0,07%.

Hari ini, penguatan rupiah masih akan ditopang oleh sentimen eksternal. Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed merilis notula rapat bulanan edisi Maret 2021. Rapat tersebut berlangsung pada 16-17 Maret 2021 dengan keputusan mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.

Dalam notula rapat, tergambar 'suasana kebatinan' dari Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega. Seluruh peserta rapat sepakat bahwa ekonomi AS memang semakin membaik, tetapi masih jauh dari target The Fed yaitu inflasi 2% secara berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja yang maksimal (maximum employment).

"Para peserta rapat menggarisbawahi bahwa sepertinya perlu waktu untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam mencapai target-target tersebut. Ke depan, jalan masih penuh ketidakpastian dengan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tetap menjadi risiko," tulis notula itu.

Suku Bunga AS Bakal Tetap Rendah

Dengan ketidakpastian dan risiko itu, para pengambil keputusan di The Fed sepakat bahwa posisi (stance) kebijakan moneter saatKe ini masih layak (appropriate) untuk mengawal pemulihan ekonomi. Stance kebijakan saat ini boleh diblang ultra-longgar di mana suku bunga sangat rendah (mendekati 0%) dan likuiditas terus digelontorkan melalui quantitative easing.

"Kami berpikir akan ada sesuatu yang baru dari notula rapat, tetapi kami salah. The Fed sudah sangat trasparan mengenai di mana posisi mereka, dan mereka belum mau beranjak," kata Art Hogan, Chief Market Strategist di National Securities yang berkedudukan di New York (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Notula rapat ini seakan menjadi penegasan bahwa sulit untuk berharap suku bunga bakal naik dalam waktu dekat. Sepertinya paling cepat 2023, seperti perkiraan awal. Sejauh ini, susah untuk melihat akan ada kejutan.

Suku bunga yang sepertinya masih bertahan di level rendah dalam waktu lama membuat dolar AS terpeleset. Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,04%.

Ketika suku bunga rendah, maka imbalan investasi aset-aset berbasis dolar AS (terutama yang berpendapatan tetap) menjadi ikut rendah. Daya pikat dolar AS jadi pudar sehingga rupiah dan mata uang lain punya ruang untuk menyalip.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 07 April 2021

Indeks Dolar AS Jeblok Lagi, Rupiah Bersiap ke Rp 14.420/US$

FILE PHOTO: U.S. dollar banknote is seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

 

PT RifanRupiah sukses membukukan penguatan 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin. Meski demikian penguatannya masih tipis-tipis saja, tetapi masih berpeluang berlanjut pada hari ini, Rabu (7/4/2021).

Melansir data Refintiv, rupiah kemarin menguat tipis 0,07% ke Rp 14.500/US$ kemarin. Sehari sebelumnya, Mata Uang Garuda juga menguat dengan persentase yang sama.
Dolar AS yang sedang tertekan akibat rilis data tenaga kerja yang menunjukkan rata-rata upah per jam turun 0,1% di bulan Maret membuat rupiah mampu menguat. Upah merupakan faktor penting yang bisa menentukan tingkat inflasi, ketika rata-rata upah menurun, maka konsumen akan kemungkinan mengurangi belanja, dan tekanan inflasi menjadi berkurang.

Ketika tekanan inflasi berkurang, maka bank sentral AS (The Fed) akan mempertahankan kebijakan moneter ultra longgarnya. Hal tersebut membuat dolar AS tertekan, indeksnya merosot 0,46% pada hari Senin, dan kemarin juga turun 0,28%.

Penurunan indeks dolar AS dalam 2 hari beruntun tersebut membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah.

Sementara itu dari dalam negeri hari ini akan dirilis data cadangan devisa Indonesia bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar. Jika cadangan devisa kembali meningkat, artinya Bank Indonesia (BI) punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat terjadi gejolak, dan minim melakukan intervensi belakangan ini.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR persis berada di Rp 14.500/US$, yang bisa menjadi kunci pergerakan hari ini.

Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga masih akan tertekan.

Meski demikian, Kamis (1/4/2021) rupiah membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Potensi penguatan rupiah diperbesar dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.500/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.470-14.450/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan lebih jauh di pekan ini setidaknya menuju Rp 14.420 hingga 14.390/US$.

Namun, Selama tertahan di atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.570 hingga 14.590/US$. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 06 April 2021

Indeks Dolar AS Ambrol, Saatnya Rupiah Berlari Kencang!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaNilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.510/US$ pada perdagangan Senin kemarin. Dolar AS sedikit mengalami tekanan pasca rilis data tenaga kerja pekan lalu.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (2/4/2021) melaporkan tingkat pengangguran di bulan Maret memang turun menjadi 6% dari bulan sebelumnya 6,2%, kemudian penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) tercatat sebanyak 916.000 orang, terbanyak sejak Agustus 2020 lalu.

Tetapi ada satu yang mengganjal, rata-rata upah per jam turun 0,1% pada bulan lalu, setelah naik 0,3% di bulan sebelumnya. Padahal, upah merupakan komponen penting dalam pemulihan ekonomi AS, serta kenaikan inflasi.

Dengan penurunan rata-rata upah per jam tersebut, laju kenaikan inflasi kemungkinan akan terhambat. Apalagi pada bulan Februari lalu, inflasi AS (yang dicerminkan oleh Personal Consumption Expenditure/PCE inti) tumbuh di 1,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan laju Januari 2021 yang sebesar 1,5%.

Inflasi PCE merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) untuk merubah kebijakan moneternya, ketika inflasi masih lemah, maka kebijakan moneter ultralonggar masih akan dipertahankan.

Alhasil, dolar AS melemah merespon data tersebut, dan rupiah berhasil menguat. Peluang penguatan rupiah untuk kembali menguat pada hari ini, Selasa (6/7/2021) terbuka cukup lebar melihat indeks dolar AS yang ambrol 0,46% pada perdagangan Senin. 

Dari dalam negeri, ada rilis data cadangan devisa Indonesia bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar. Jika cadangan devisa kembali meningkat, artinya Bank Indonesia (BI) punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat terjadi gejolak, dan minim melakukan intervensi belakangan ini.

Secara teknikal, tekanan bagi rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas Rp 14.500/US$, sehingga tekanan cukup besar.

Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Kamis (1/4/2021) rupiah membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Potensi penguatan rupiah diperbesar dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.500/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.470-14.450/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan lebih jauh di pekan ini setidaknya menuju Rp 14.420 hingga 14.390/US$.

Namun, Selama tertahan di atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.570 hingga 14.590/US$. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 05 April 2021

Habis Libur, IHSG Masih Hangover! Jatuh ke Bawah 6.000

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka galau pada perdagangan pagi ini. Dibuka naik 0,48% ke level 6.040,05. Selang 8 menit perdagangan sesi pertama IHSG balik terdepresiasi 0,18% ke level 6.001,71 pada perdagangan Senin (5/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 212 miliar di pasar reguler.

Yield obligasi pemerintah AS dan greenback masih harus terus dipantau. Kombinasi keduanya bisa membuat pasar saham mengalami koreksi dan mata uang negara berkembang termasuk rupiah terdepresiasi.

Kenaikan lanjutanyieldobligasi dan dolar AS berpeluang besar untuk memicu terjadinyaoutflowdari pasar modal RI. Ketika outflow terjadi secara besar-besaran maka rupiah akan menjadi tumbal.

Sentimen kedua yang juga perlu menjadi perhatian pelaku pasar adalah perkembangan proposal infrastruktur senilai US$ 2 triliun. Menurut ekonom jika proposal ini disetujui Kongres maka bisa meningkatkan output perekonomian AS sebesar 0,5 sampai dengan 1 poin persentase.

Namun rencana Biden tak bisa dibilang mulus, lawan Biden tak hanya para produsen minyak di Paman Sam tetapi juga kongres yang suaranya terpecah. Beberapa Demokrat dan aktivis lingkungan khawatir momentum ini tak bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan.

Beberapa anggota Partai Republik yang menentang paket bantuan pandemi Biden juga mengutuk tujuan presiden untuk memasukkan kebijakan iklim ke dalam undang-undang infrastruktur.

Di sisi lain rencana Biden untuk menaikkan pajak juga menuai pro dan kontra. Biden juga berencana untuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% dari pajak sebesar 21% yang ditetapkan di masa Presiden Trump tahun 2017.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 01 April 2021

Duh Gimana Dong! Harga Emas Antam Anjlok Nyaris 7% 3 Bulan

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan - Harga emas batangan  produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam anjlok tajam di kuartal I-2021, mengikuti ambrolnya harga emas dunia. Padahal emas di tahun ini digagang-gadang akan kembali bersinar seperti tahun lalu. 

Berdasarkan data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram anjlok 6,5% sepanjang kuartal I-2021.

Anjloknya harga emas antam di kuartal I-2021 tak lepas dari merosotnya harga emas dunia. Melansir data Refinitiv, harga emas dunia ambrol nyaris 10%, padahal faktor-faktor yang membuatnya melesat pada tahun lalu masih ada.

Bank sentral AS (The Fed) masih mempertahankan suku bunga 0,25%, dan tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023. Sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih dilakukan dengan nilai US$ 120 miliar per bulan.

Kemudian pemerintah AS juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun pada pertengahan Maret lalu.

Stimulus moneter dan fiskal tersebut merupakan bahan bakar utama emas dunia untuk menanjak pada tahun lalu, hingga akhirnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus 2020.

Kenaikan harga emas dunia tersebut membuat emas Antam juga meroket dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa Rp 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram, juga pada 7 Agustus tahun lalu.

Memasuki tahun 2021, emas sebenarnya diprediksi akan kembali bersinar mengingat adanya stimulus moneter dan fiskal di AS. Tetapi kenyataanya harga emas dunia malah ambrol dan emas Antam pun terseret.

Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi penekan utama harga emas dunia. Yield Treasury AS tenor 10 tahun saat ini berada di level tertinggi sejak Januari 2020, saat hidup masih normal, virus corona belum menyerang dunia.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Meski demikian, merosotnya harga emas Antam tidak sebesar emas dunia. Sebab, nilai tukar rupiah yang melemah 3,5% sepanjang kuartal I.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika Mata Uang Garuda melemah maka harganya akan lebih mahal ketika dikonversi ke rupiah. Oleh karena itu, pelemahan rupiah membuat penurunan harga emas Antam tidak sedalam emas dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan