Rabu, 28 April 2021

Bursa Asia-Eropa-AS Merah, Awas IHSG ke Bawah 5.900!

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,09% pada perdagangan Selasa kemarin ke 5.959,621. Padahal di awal perdagangan IHSG sempat menguat 0,66% dan kembali ke atas 6.000.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (28/4/2021) tekanan bagi IHSG masih cukup besar, sebab bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat membukukan kinerja negatif pada Selasa waktu setempat, artinya sentimen pelaku pasar kurang bagus.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 82 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,77 triliun.

IHSG melemah bersama mayoritas bursa saham utama Asia kemarin, dan pagi ini, indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan juga kembali masuk ke zona merah.

Setelah India, kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa Jerman menjadi sentimen negatif di pasar saham. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti. Kenaikan kasus Covid-19 tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. 

Di India kasus Covid-19 sudah meledak, bahkan 2 pekan ke depan rumah sakit diperkirakan akan menjadi "neraka".

"Situasinya kritis sekarang. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat. Dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," ujar Dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Healthcare Super Speciality, seperti dikutip dari Sky News, Selasa (27/4/2021).

Kenaikan kasus Covid-19 tersebut juga memicu kekhawatiran di dalam negeri, sebab adanya fenomena mudik di bulan Ramadan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan larangan mudik dan mengetatkan aturan perjalan. Tetapi sekali lagi, kepatuhan masyarakat yang paling penting untuk mencegah peningkatan kasus lagi.

Secara teknikal, IHSG yang tertahan di bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan mendekati wilayah oversold, artinya masih ada ruang penurunan yang cukup besar. 

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.925 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke 5.890 hingga 5.880. 

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar