Rabu, 30 September 2020

Mantap, Rupiah Kayaknya Mau Menguat!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat usai penutupan perdagangan spot kemarin lalu dibandingkan hari ini, Rabu (30/9/2020), mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 29 September (15:02 WIB)

Kurs 30 September (07:32 WIB)

1 Pekan

Rp 14.924

Rp 14.862,5

1 Bulan

Rp 14.976,1

Rp 14.882

2 Bulan

Rp 15.030,6

Rp 14.966

3 Bulan

Rp 15.104,6

Rp 15.033

6 Bulan

Rp 15.287,5

Rp 15.210,25

9 Bulan

Rp 15.454,6

Rp 15.390,25

1 Tahun

Rp 15.659,1

Rp 15.578,25

2 Tahun

Rp 16.372

Rp 16.372

 

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 29 September pukul 14:53 WIB:

Periode

Kurs

1 Bulan

Rp 14.960

3 Bulan

Rp 14.967

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. 

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 29 September 2020

Bursa Wall Street Ngamuk! Siap-siap IHSG 'Kesetanan'

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (28/9/2020) ditutup anjlok 0,79% ke 4.906,54.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 673 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 6,3 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (29/9/2020), pasar saham dalam negeri diharapkan mendapatkan sentimen positif dari penguatan bursa saham Wall Street AS Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia).

Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kondisi perdagangan di bursa Indonesia Selasa ini diperkirakan lebih kondusif menyusul kembali menguatnya DJIA sebesar 410.1 poin 1.51%.

Dengan demikian selama 2 hari DJIA (Dow Jones Industrial Average) menguat 651.4 poin (2.85%), didorong penguatan saham sektor teknologi dan pariwisata.

Selain DJIA, Indeks S&P juga 1,62%, dan Nasdaq juga melesat 1,87%.

Tak hanya itu, sentimen positif untuk IHSG juga datang dari harapan akan adanya 10 juta vaksin Covid19 di akhir tahun 2020.

Dari Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) tengah berdiskusi terkait dengan keputusan mereka apakah akan memberikan stimulus kembali untuk mendorong perekonomian atau menunggu beberapa data ekonomi untuk menguatkan keputusan tersebut.

Salah satu pejabat bank sentral Eropa, Fabio Panetta mengatakan bahwa ada potensi untuk memberikan stimulus terlebih dahulu, dibandingkan terlambat memberikan stimulus.

Hal tersebut juga didorong oleh Kepala Ekonomi Philip Lane yang mengatakan bahwa kita harus memberikan lebih banyak stimulus untuk mendorong perekonomian dan menghidupkan kembali inflasi, sehingga stimulus masih sangat diperlukan untuk menopang perekonomian.

Sejauh ini sekuritas ini menilai Christine Lagarde, Presiden ECB, masih sangat berhati hati dalam membuat keputusan, karena harus menghitung dan mengevaluasi setiap data yang masuk.

Dari segi teknikal, Artha Sekuritas memprediksi IHSG diprediksi melemah.

Secara teknikal IHSG masih bergerak pada trend bearish jangka menengah yang cukup kuat.

Pergerakan masih akan dibayangi kecemasan akan tingginya kasus Covid-19 secara harian yang semakin tinggi. Investor akan mengantisipasi rilis beberapa data perekonomian Amerika Serikat.

MNC Sekuritas menyebutkan support (batas bawah) terdekat IHSG berada pada area 4.850 dan berikutnya di 4.753, diperkirakan selama IHSG masih mampu bertahan di atas 4.850 maka diperkirakan IHSG berpeluang mengarah ke area 5.000-5.100 untuk membentuk wave B.

Namun sebaliknya, apabila ternyata IHSG terkoreksi agresif ke bawah 4.753, maka IHSG terkonfirmasi membentuk wave [v] ke arah 4.500-4.650.

Untuk itu, pada perdagangan hari ini IHSG bakal bergerak di kisaran support 4.850 dan 4.753 serta resisten (batas atas) di 4.950 dan 5.187. (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 28 September 2020

Gelombang 2 Corona 'Mengerikan', Harga Minyak Bisa Drop Lagi

Minyak Bumi
Foto: Reuters

 

PT Rifan - Gelombang kedua pandemi corona (Covid-19) menghantui pasar komoditas, termasuk minyak. Senior Analyst Price Futures Group Phil Flynn, yang berbasis di Chicago, mengatakan konsumsi minyak dunia masih rendah karena gelombang kedua ini, seperti diwartakan Reuters.

Saat dunia dilanda tren pembukaan kembali aktivitas publik (reopening), kasus corona di berbagai negara meningkat tajam. Harga minyak dunia sepanjang pekan kemarin merosot lumayan tajam. Permintaan diperkirakan anjlok sementara pasokan masih melimpah, yang menyebabkan harga terhempas ke bawah.

"Ada ketakutan gelombang kedua yang ada di pasar minyak pada saat ini dan itu menahan kami," kata Phil.

Sepanjang minggu kemarin, harga minyak jenis brent anjlok 2,85%. Sementara yang jenis light sweet ambrol 2,33%.

Reuters mencatat jumlah pasien positif Covid-19 di seluruh negara per 26 September 2020 adalah 32.623.378 orang. Bertambah 121.002 orang (0,37%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (13-26 September), rata-rata jumlah pasien baru bertambah 275.961 orang per hari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 268.811 orang per hari.

Sementara Amerika Serikat (AS) jadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Jumlah pasien positif Covid-19 di Negeri Paman Sam sudah hampir menyentuh 7 juta orang.

AS adalah negara konsumen minyak terbesar di dunia. Jika virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini terus menghantui kehidupan warga AS, maka aktivitas mereka menjadi terbatas. Selain pemerintah lokal yang mulai kembali mengetatkan pembatasan sosial (social distancing), warga sendiri juga ragu untuk berkegiatan di luar rumah karena khawatir tertular virus.

Penurunan aktivitas berarti mobilitas berkurang. Ketika mobilitas turun, maka permintaan energi pun ikut tertekan.
US Energy Information Adminstration meramal rata-rata permintaan produk minyak pada tahun ini adalah 18,42 juta barel/hari. Turun 10,32% dibandingkan 2019.

Pada saat yang sama, pasokan masih berlimpah. Fasilitas pengeboran (rig) migas di AS bertambah enam menjadi 261 unit per 25 September. Sementara Libya menggenjot pengiriman setelah tidak ada lagi hambatan di pelabuhan.

Iran pun mulai mengekspor minyak meski dalam bayang-bayang sanksi AS. Data TankerTrackers menyebutkan ekspor minyak Negeri Persia pada September bisa mendekati 1,5 juta barel/hari.

"Ekspor (Iran) sedang meningkat, kami melihat bisa mendekati 1,5 juta barel/hari. Ini adalah level yang belum pernah terjadi dalam 1,5 tahun terakhir," ungkap Samir Madani, Co-founder TankerTrackers, seperti dikutip dari Reuters.

Pasokan yang naik sementara permintaan turun tentu berdampak pada penurunan harga. Sebelum pandemi Covid-19 berlalu, sepertinya harga minyak masih akan tertekan. (*) (hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 25 September 2020

Pakai B30, Konsumsi BBM Diklaim Lebih Boros, Gimana B100 Ya?

Menteri ESDM Ignasius Jonan melepas road test B30 di gedung KESDM, Jakarta, Kamis (13/6). B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. B30 akan menggantikan pemakaian BBM impor sebesar 55 juta barel. Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, me-launching Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel. Launching Road Test B30 ditandai dengan pelepasan keberangkatan 3 unit truk dan 8 unit kendaraan penumpang berbahan bakar B30 yang masing-masing akan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

PT Rifan Financindo Berjangka - Program mandatori biodiesel 30% (B30) yang sudah berjalan tahun ini bukan tanpa kendala. Konsumsi B30 ini dianggap menimbulkan banyak dampak negatif terutama kepada mesin kendaraan.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (24/09/2020).

Bambang mengatakan penggunaan B30 menimbulkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi daripada penggunaan solar fosil (diesel fuel) biasa. Menurutnya, penggunaan B30 untuk otomotif bisa lebih boros sekitar 1-3% dibandingkan penggunaan diesel biasa tanpa campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) tersebut. Untuk menghasilkan energi yang sama, dibutuhkan pedal gas yang lebih dalam, alhasil, imbuhnya, bahan bakar yang dibutuhkan lebih tinggi.

Seperti diketahui, B30 yaitu biodiesel yang setiap satu liter solarnya telah dicampur dengan 30% FAME.

"Lalu uji coba untuk B100, ternyata lebih boros 7-10%, dan di alat berat lebih boros 2-5%. Lebih boros karena tenaga yang dihasilkan lebih rendah daripada bahan bakar dari fosil," tuturnya dalam diskusi daring tersebut.

Selain itu, sifat dari biodiesel yang mudah menyerap air dari udara bebas, menurutnya ini nantinya akan berdampak pada jangka panjang yang akan menghasilkan mikroba dan gel. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan tangki mesin yang lebih intens.

Dia mengatakan, oksidan itu mudah menghasilkan endapan, dan bila terjadi di tangki bahan bakar, maka mudah terserap oleh filter. Akibatnya, umur filternya pendek, pada umumnya hanya setengahnya. Biasanya berlaku empat sampai lima kali periode penggantian filter, namun setelah itu akan normal kembali.

"Ini tidak terjadi seterusnya, hanya untuk periode pendek. Tidak terjadi pada mobil dan alat baru," ujarnya.

Bambang pun menyarankan untuk sistem penyimpanan biodiesel tidak direkomendasikan lebih dari tiga bulan. Kecuali, penyimpanan di dalam tangki yang dilengkapi dengan N2 blanketing ataupun filter udara atau biodiesel yang dibubuhkan sejumlah sejumlah antioksidan. Penyimpanan biodiesel pun disarankan tidak dilakukan dalam tangki bawah tanah.

Melihat ke belakang, FAME dari minyak sawit (CPO) yang saat ini dipakai untuk biodiesel dulunya adalah komoditas andalan ekspor. Namun dalam perjalanannya mendapatkan black campaign dari Eropa.

"Karena murah, sementara Eropa ada bunga matahari dan lainnya yang biayanya lebih mahal. Itulah salah satu sebab penyerapan biodiesel di dalam negeri dipercepat, supaya menolong sawit. Keuntungan FAME ini mengurangi polusi karena ini kadar karbon tidak ada ya," jelasnya. (wia) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 24 September 2020

Duh! Asia Merah Semua, Bursa RI Bisa Babak Belur Nih

Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia pada pembukaan Kamis (24/9/2020) dibuka di zona merah seiring dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali melemah pada penutupan Rabu (23/9/2020).

Tercatat indeks Nikkei Jepang pada pagi hari ini dibuka melemah 0,56%, indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,86%, Shanghai di China naik 0,51%, indeks STI Singapura terdepresiasi 0,61% dan KOSPI Korea Selatan yang terperosok 1,61%.

Bursa saham Asia kembali dibuka memerah pada pagi hari ini karena minimnya sentimen positif di pasar global. Bursa Asia sendiri juga mengikuti penutupan Bursa Wall Street yang kembali melemah pada penutupan kemarin.

Di Amerika Serikat, bursa saham Wall Street pada perdagangan kemarin kembali mengalami pelemahan.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 525,05 poin lebih rendah atau turun 1,9% menjadi 26.763,13. Di awal sesi, Dow naik 176 poin. Sementara itu, S&P 500 anjlok 2,4% menjadi 3.236,92 dan Nasdaq Composite merosot tajam sebesar 3% untuk ditutup menjadi 10.632,99.

"Investor dicambuk oleh berita utama Covid-19 yang bertentangan dan debat pertumbuhan vs. siklus," kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge dalam sebuah catatan. "Hasilnya adalah sentimen yang memburuk pada pertumbuhan dan siklus untuk saat ini (yang jelas berarti saham akan dijual secara luas)."

Wabah virus corona (Covid-19) di seluruh dunia memang belum terkendali. Bahkan beberapa negara, termasuk AS, terus melaporkan pertumbuhan jumlah kasus baru harian yang pesat.

Saat ini AS masih memiliki kasus corona terbanyak dibandingkan negara manapun. Ada 7.135.588 kasus corona di AS, di mana 206.482 orang meninggal dunia dan 4.384.267 orang sembuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 23 September 2020

Trump Desak PBB Tuntut China & WHO Soal Virus Corona

U.S President Donald Trump is seen on a video screen remotely addressing the 75th session of the United Nations General Assembly, Tuesday, Sept. 22, 2020, at U.N. headquarters. This year's annual gathering of world leaders at U.N. headquarters will be almost entirely
Foto: Pidato PBB (AP/Mary Altaffer)

Rifan Financindo - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "memeriksa keterbukaan China" soal pandemi virus corona Covid-19.

Trump, yang sering mengkritik PBB, mengecam pemerintah China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas virus Covid-19 yang mematikan dan dampak sosial dan ekonomi dari krisis kesehatan.

"Pemerintah China dan WHO, yang secara virtual dikendalikan China, secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Nanti, mereka secara keliru mengatakan orang tanpa gejala tidak akan menyebarkan penyakit," ujar Donald Trump dalam pidato virtual pertemuan PBB, seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (23/9/2020).

"PBB harus meminta pertanggungjawaban China atas tindakan mereka," tambahnya. Virus itu berasal dari China.

Trump juga mengatakan bahwa AS memiliki tiga vaksin virus corona potensial yang sedang dalam tahap akhir uji klinis dan berjanji akan mendistribusikannya secara global. Pemerintahan Trump sebelumnya mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam upaya pengadaan vaksin yang dipimpin WHO.

Covid-19 Vaccine Global Access Facility, atau COVAX, sebuah organisasi yang beranggota lebih dari 170 negara menggelar kerja sama dengan produsen vaksin guna memberikan akses yang adil kepada negara di seluruh dunia atas vaksin.

Pada awal tahun ini Trump memutuskan menghentikan pendanaan untuk WHO sembari menunggu peninjauan, Trump juga mengungkapkan kepada Sekretaris Jenderal PBB pada 6 Juli 2020 AS akan menarik diri dari dari WHO.

Bulan lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali keputusannya untuk meninggalkan organisasi kesehatan PBB ini, dan mengungkapkan virus corona tidak dapat dikalahkan "di dunia yang terbelah."

Presiden China Xi Jinping, yang juga berpidato dalam pertemuan ini, mengatakan Beijing akan "terus mempersempit perbedaan dan menyelesaikan perselisihan dengan pihak lain melalui dialog dan negosiasi."

"Menghadapi virus, kita harus meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama," kata Xi Jinping serta menambahkan bahwa para pemimpin dunia harus mengikuti "arahan WHO."

"Setiap upaya untuk mempolitisasi masalah atau stigmatisasi harus ditolak," kata Xi Jinping. (roy/miq) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 22 September 2020

Heboh FinCEN Files! Antara Perbankan, Penjahat & Teroris

Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)
Foto: Mata Uang Dolar, Peso, Euro (AP)

PT Rifan - FinCEN Files membuat heboh. Pasalnya sejumlah bank disebut melakukan transaksi dengan penjahat dan teroris.

FinCEN sendiri merupakan akronim dari Jaringan Investigasi Kejahatan Keuangan AS. Mereka berisi orang-orang di Departemen Keuangan Paman Sam yang bertugas untuk memerangi kejahatan keuangan.

Biasanya, setiap ada masalah transaksi ditemukan, yang dilakukan dalam dolar AS, akan dikirim ke FinCEN. Ini pun mencakup transaksi dengan dolar yang terjadi di luar negara itu.

Dokumen ini pertama kali bocor ke Buzzfeed News. Ini kemudian dibagikan dengan grup yang berisi jurnalis investigasi dari seluruh dunia, ke 108 organisasi berita di 88 negara.

Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman. Sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 2000 sampai 2017.

Di dalamnya terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia. Nilanya mencapai US$ 2 triliun atau sekitar RP 28.000 triliun.

Sejumlah bank disebut. Antara lain HSBC, Standard Chartered Bank, Deutsche Bank, JPMorgan, Bank of New York Mellon, dan Barclays Bank.

Dikutip dari website www.icij.org, bank-bank mengambil untung dari pemain yang kuat dan berbahaya. "Bahkan setelah otoritas di AS mendenda lembaga keuangan tersebut karena kegagalan yang dilakukan sebelumnya dalam membendung dana kotor," tulis laporan itu.

JPMorgan misalnya, bank terbesar di AS itu disebut memindahkan uang untuk orang dan perusahaan terkait penjarahan besar-besaran dana publik di Malaysia dan Venezuela serta Ukraina.

Bank disebut memindahkan US$ 1 miliar dalam skandal 1MDB Malaysia. Lalu, US$ 2 juta untuk perusahaan penipu pemerintah Venezuela.

Bank juga disebut terlibat dalam transaksi dana Paul Manfort yang merupakan mantan manajer kampanye Presiden Donald Trump yang terkait pencucian uang partai pro Rusia di Ukraina. JPMorgan dan Bank of New York Mellon juga disebut menjadi bank yang digunakan untuk pencucian uang oleh Korea Utara (Korut) senilai US$ 174,8 juta

Sementara itu, HSBC disebut terkait pencucian uang bandar narkona Amerika Latin. Bank ini juga dikatakan membiarkan pelaku pencucian uang Rusia dan penipu asal China yang melakukan skema Ponzi bertransaksi lewat banknya.

Standard Chartered disebut telah bekerja sama dengan pemerintah Iran dalam transaksi rahasia senilai US$ 250 miliar. Bank tersebut juga terkait dengan Arab Bank, yang disebut bertanggung jawab atas pemboman bus di Israel.

Dalam laporan itu, Deutsche Bank juga disebut memindahkan uang kotor pencucian uang untuk kejahatan terorganisir, teroris dan pengedar narkoba. Sedangkan Barclays mungkin telah digunakan untuk mencuci uang seorang miliuner Rusia dan menghindari sanksi.

Sejumlah bank tak bisa mengomentari laporan ini. Pasalnya mereka terikat aturan federal. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 21 September 2020

4 Hari Menguat Beruntun, Rupiah Kembali Menang Lawan Dolar?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT Rifan Financindo BerjangkaRupiah membukukan penguatan 0,87% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.730/US$ pada pekan lalu. Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya melemah di hari Senin, setelahnya membukukan penguatan 4 hari beruntun.

Dari dalam negeri, pada Selasa (15/9/2020) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar.

Surplus neraca dagang yang dicatat artinya pasokan devisa bertambah, yang dapat menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Neraca dagang yang mencetak surplus dalam 4 bulan beruntun tentunya bisa menipiskan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia. Jika dilihat sepanjang tahun ini, neraca dagang Indonesia hanya mencatat defisit sebanyak 2 kali di bulan Januari dan April.

Selain itu, bank sentral AS (The Fed) menyatakan akan mempertahankan suku bunga <0,25% hingga 2023, sementara Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 4%, dan belum ada indikasi akan diturunkan. Dengan kebijakan yang sama tersebut, imbal hasil berinvestasi di dalam negeri menjadi lebih menarik, saat sentimen pelaku pasar membaik maka aliran modal bisa kembali ke dalam negeri yang akan menopang penguatan rupiah.

Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah di awal pekan ini, Senin (21/9/2020).

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan hari ini.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini sudah turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.730/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.690/US$. Support selanjutnya berada di level Rp 14.650/US$.

Sementara itu, jika tertahan di atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah ke resisten Rp 14.780/US$. Jika resisten tersebut dilewati, tekanan bagi rupiah akan semakin besar menuju ke Rp 14.845/US$. (pap/roy)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 18 September 2020

WhatsApp Punya Fitur Canggih Ini, WhatsApp Web Anti Dibajak

Logo Whatsapp dark Mode
Foto: Logo Whatsapp dark Mode

PT Rifan Financindo - WhatsApp kembali berencana untuk menghadirkan fitur baru di WhatsApp web. Salah satunya fitur keamanan pemindai sidik jarik (fingerprint) yang bikin WhatsApp Web anti dibajak.

Menurut WABetaInfo, layanan chatting milik Facebook ini sedang mengembangkan otentikasi sidik jari untuk WhatsApp Web. Lebih spesifik lagi, kelak untuk bisa membuka WhatsApp Web pengguna terlebih dahulu membuka WhatsApp di ponsel dan memindai sidik jari (fingerprint).

Saat ini, untuk menjalankan WhatsApp Web hanya diminta untuk memindai QR code di browser. Pengguna juga dapat mencentang kotak untuk memastikan pengguna tetap masuk ke browser dan harus terhubung dengan internet, seperti dikutip dari Android Authority, Jumat (18/9/2020).

Belum diketahui apakah opsi printfinger ini akan menggantikan QR code untuk masuk ke WhatsApp Web. Namun ini bisa memberikan lapisan keamanan tambahan, yang memastikan hacker atau penjahat dunia maya tidak mengakses obrolan pengguna.

 

WhatsApp 
Foto: fitur fingerprint di WhatsApp Web (doc WABetaInfo)

Saat ini WhatsApp sedang mengembangkan fitur dengan sejumlah pengguna di dunia. Mereka yang terpilih dapat mencobai fitur ini dengan mendownload WhatsApp Android versi beta 2.20.200.10.

Selain itu, WhatsApp juga dilaporkan membuat ikon baru di WhatsApp Web. Yakni, ikon video dan voice call. Ini mengindikasikan pengguna WhatsApp Web bakal bisa melakukan panggilan percakapan video atau suara.

Saat ini WhatsApp Web belum memiliki fasilitas video atau voice call. Pengguna bisa melakukan aktivitas ini dengan menggunakan fitur Rooms yang artinya pengguna dialihkan ke aplikasi Messenger Rooms. (roy/roy)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 17 September 2020

Babak Baru Perang Dagang AS-China, Xi Jinping Kalahkan Trump

Lambang China dan Bendera Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Thomas Peter/File Photo
Rifan Financindo - Babak baru terjadi di perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS).Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memutuskan bahwa administrasi Presiden Donald Trump sebagai pihak yang "kalah".

AS dikatakan WTO melanggar aturan perdagangan global karena memberlakukan tarif miliaran dolar dalam perang dagangnya ke China. WTO mengatakan bea masuk AS melanggar aturan perdagangan karena hanya berlaku untuk China.

AS juga bersalah karena menerapkan tarif di atas tarif maksimum yang disepakati. WTO juga merasa AS tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerapkan tarif-tarif itu

"Panel sangat menyadari konteks yang lebih luas di mana sistem WTO saat ini beroperasi. Di mana saat ini terjadi serangkaian ketegangan perdagangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata lembaga itu dalam kesimpulannya sebagaimana diumumkan Selasa (15/9/2020).

Sebagai solusi, panel merekomendasikan AS mengambil tindakan yang sesuai dengan kewajibannya. Kedua ekonomi di dunia itu juga diminta bekerja sama menyelesaikan sengketa secara menyeluruh.

Keputusan tersebut pun ditanggapi dengan baik oleh China. Negara itu mengatakan mendukung keputusan WTO dan meminta AS mendukung sistem perdagangan multilateral dan menghormati aturan yang ada.

Namun di sisi lain, AS malah mengatakan kemungkinan akan mengajukan banding.

"Laporan panel ini menegaskan apa yang telah dikatakan pemerintahan Trump selama empat tahun. (Bahwa) WTO sama sekali tidak memadai untuk menghentikan praktik teknologi berbahaya China," kata Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sebagaimana ditulis Reuters.

Perang Dagang AS-China sudah terjadi sejak 2018. Namun mereda di awal 2020, dengan ditandai perjanjian fase I damai dagang keduanya di Washington.

Namun, laporan ke WTO tetap jalan. Situasi pun memburuk semenjak corona menyerang AS. Administrasi Trump menyalahkan China. Apalagi Covid-19 pertama kali merebak di Wuhan, Provinsi Hubei 2019 lalu.


Infografis: Saling  balas serangan AS VS CHINA 
Foto: Infografis/Saling balas serangan AS VS CHINA/Aristya Rahadian krisabella
Infografis: Saling balas serangan AS VS CHINA


(sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 16 September 2020

Dolar AS Lagi "Galau" Nih, Saatnya Rupiah Menyerang!

Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
PT RifanNilai tukar rupiah akhirnya menguat 0,17% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke 14.835/US$ pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sepekan lamanya tak membukukan kinerja positif.

Neraca dagang Indonesia yang menunjukkan surplus 4 bulan beruntun memberikan sentimen positif ke rupiah.

Sementara itu, dolar AS sedang "galau" akibat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis (17/9/2020) dini hari. The Fed diramal akan bersikap dovish alias memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu yang lama.

Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi.

Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.

Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.

Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi.

Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang sebenarnya memberikan tekanan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Tetapi kabar baiknya, pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv
Sementara itu indikator stochastic kini mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah.
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.830/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.790/US$.

Penembusan ke bawah Rp 14.790/US$ akan membuka jalan rupiah menguat menuju support Rp 14.730/US$.

Sementara itu, resisten terdekat berada di Rp 14.860/US$. Jika resisten tersebut dilewati, rupiah berisiko menguji kembali Rp 14.900/US$. Resisten selanjutnya berada di level Rp 14.930/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 15 September 2020

Gawat! Bursa Jepang & China Merah di Sesi Pagi, Ada Apa?

A woman walks past an electronic board showing Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Monday, April 1, 2019. Shares have surged in Asia following a bullish Friday on Wall Street, where the benchmark S & P 500 logged its biggest quarterly gain in nearly a decade. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)
PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa Asia pada pembukaan perdagangan Selasa (15/9/2020) dibuka bervariasi, mayoritas di zona merah. Hanya indeks STI Singapura dan Kospi Korea yang tercatat menguat pada pembukaan hari ini. 

Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka melemah 0,49% , Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,08%, Shanghai di China melemah tipis 0,05%, Indeks STI Singapura terapresiasi 0,38% dan Kospi Korea Selatan terpantau loncat 0,28%.

Hari ini, kawasan Asia akan rilis data-data ekonomi, seperti data ekspor-impor dan neraca perdagangan Korea Selatan pada Agustus, produksi industri China pada Agustus, dan tingkat pengangguran China dan Singapura.

Sedangkan di Indonesia, rilis data ekonomi hari ini adalah data ekspor-impor dan neraca perdagangan pada Agustus.



Dari Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menghijau pada perdagangan Senin (14/9/2020) waktu setempat. Bursa Wall Street menguat tajam pada penutupan perdagangan awal pekan ini dipicu oleh kemajuan dalam pengembangan vaksin virus corona (Covid-19).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 327,69 poin atau 1,18% menjadi 27.993,33. Sementara S&P 500 naik 42,57 poin atau 1,27%, menjadi 3.383,54, dan Nasdaq Composite bertambah 203,11 poin, atau 1,87%, menjadi 11.056,65.
Menjadi salah satu yang paling maju dalam pengembangan, produsen obat AstraZeneca melanjutkan uji klinis vaksin Covid-19 di Inggris. 

Selain itu, saham Pfizer Inc naik 2,6% setelah pembuat obat dan perusahaan biotek Jerman BioNTech SE mengusulkan untuk memperluas uji coba vaksin Covid-19 penting Tahap 3 mereka kepada sekitar 44.000 peserta.

"Pasar menyukai apapun dengan vaksin karena itulah solusi pamungkas di sini. Kita akan melihat lebih banyak lagi berita utama," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York, dikutip dari Reuters.



Berita terkait merger juga mengangkat pasar, dan saham teknologi berkinerja baik tetapi sektor terkait nilai juga melakukannya, kata Ghriskey. Hal ini menunjukkan investor dapat terus membeli nilai pada pasar saham.

Akhir pekan ini, investor akan fokus pada pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve (the Fed) sebelum pemilihan presiden AS 3 November mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 14 September 2020

Awal Pekan yang Ceria, Bursa Asia Menghijau Pagi Ini

Kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 23 Juli 2020. (AP/Ahn Young-joon) (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 23 Juli 2020. (AP/Ahn Young-joon)
PT Rifan Financindo - Bursa Asia pada pembukaan perdagangan awal pekan ini dibuka bervariasi, mayoritas di zona hijau mengikuti penutupan Bursa Wall Street pada perdagangan Jumat (11/9/2020) yang juga ditutup mayoritas di zona hijau.

Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka menguat 0,12% , Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,29%, Shanghai di China melonjak 0,53%, Indeks STI Singapura terdepresiasi 0,11% dan Kospi Korea Selatan terpantau terbang 0,92%.

Hari ini, Jepang akan merilis data Produksi Industri Juli secara month-on-month (MoM), dimana data perkiraannya berada di angka 8,0%.

Dari Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat waktu setempat (11/9/2020) dengan mayoritas ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 131,06 poin 0,48% menjadi 27.665,64. Sedangkan S&P 500 naik tipis 1,78 poin atau 0,05% ke level 3.340,97.Sementara Nasdaq Composite anjlok 0,60% menjadi 10.853,55.

"Pasar terus berjuang menemukan keseimbangan," kata Mark Hackett, kepala riset investasi di Nationwide, kepada CNBC International. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa volatilitas ini mencerminkan perubahan emosional pasar.

Ke depan Hackett menduga volatilitas tanpa arah ini masih akan berlanjut. Tarik menarik antara tren bullish dan bearish akan sangat bergantung pada injeksi likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral The Fed, perbaikan kondisi ekonomi, risiko ketidakpastian yang tinggi serta kenaikan valuasi.

Sejak crash Maret lalu, harga saham-saham AS mulai rebound terutama untuk sektor teknologinya. Kenaikan harga saham ini terbantu oleh injeksi likuiditas besar-besaran the Fed yang disebut dengan quantitative easing.

Saham teknologi konstituen FAANG (Facebook, Apple, Amazon, Netflix & Google) naik gila-gilaan. Saham Amazon bahkan naik lebih dari 70% sepanjang tahun berjalan. Valuasi yang sudah terlalu tinggi membuat analis melihat ada fenomena 'bubble' untuk sektor ini.

"Saya pikir kita pasti berada dalam zona bubble," kata Jonathan Bell, kepala investasi di Stanhope Capital, kepada CNBC International

Bell mengingatkan, kenaikan harga saham tersebut patut dikhawatirkan bukan karena bisnisnya yang tidak bagus, melainkan karena adanya euforia yang berlebihan.

Selain itu, kabar dari jelang negosiasi antara Uni Eropa dengan Inggris terkait keluarnya Negeri Robinhood itu dari Uni Eropa atau yang biasa disebut British Exit (Brexit).

Uni Eropa pada Kamis mendesak Inggris mencabut rencana pembatalan Kesepakatan Penarikan Brexit dan mengancam memberlakukan langkah hukum, tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersumpah mendorong UU Pasar Internal meski mengakui langkah itu melanggar hukum internasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 11 September 2020

Rupiah Diadang 'Badai', Dolar AS Betah di Atas Rp 14.800

Uang Rupiah/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Sentimen eksternal dan domestik yang melemah menciptakan perfect storm buat mata uang Tanah Air.

Pada Jumat (11/9/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.850 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,2% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresisasi 0,27% di hadapan dolar AS. Pelemahan tersebut membuat rupiah tertekan selama tiga hati berturut-turut.

Sayangnya, tren pelemahan rupiah belum akan berhenti. Kemungkinan hari ini akan menjadi yang keempat beruntun, karena situasi sedang tidak kondusif.
Dari sisi eksternal, keinginan investor untuk merapat ke aset-aset berisiko sedang rendah. Ini sudah terlihat sejak dini hari tadi, bursa saham New York melemah signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 1,45%, S&P 500 anjlok 1,76%, dan Nasfaq Composite rontok 1,99%.

Kejatuhan saham-saham teknologi membuat Wall Street melemah tajam. Harga saham Apple melemah 3,26%, Amazon turun 2,86%, Facebook terpangkas 2,06%, dan Microsoft minus 2,8%.

"Ada pertempuran di pasar antara mereka yang ingin kembali masuk ke saham-saham teknologi dan mereka yang memanfaatkan reli saham-saham tersebut untuk mencari keuntungan (profit taking)," ujar Rick Meckler, Partner di Cherry Lane Investments yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, investor juga merespons data ketenagakerjaan terbaru di Negeri Paman Sam. Pada pekan yang berakhir 5 September, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS tercatat 884.000. Sama seperti pekan sebelumnya dan di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di 846.000.

"Pemulihan di pasar tenaga kerja mulai menemui hambatan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus terjadi sehingga pasar tenaga kerja masih sangat rentan.

Kegagalan para pembuat kebijakan untuk memberikan stimulus fiskal lanjutan memberi tekanan tambahan terhadap perekonomian dan pasar tenaga kerja," jelas Nancy Vanden Houten, Lead US Economist di Oxford Economics yang berbasis di New York, seperti diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 10 September 2020

Bursa Saham Babak Belur! Harga Emas Antam Hari Ini Naik Ceban

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT RifanHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau yang dikenal dengan emas Antam menguat cukup tajam pada perdagangan Kamis (10/9/2020). Kemarin emas Antam juga mengalami kenaikan, mengikuti pergerakan emas dunia yang menguat akibat rontoknya bursa saham global.

Melansir data dari situs resmi logammulia.com, emas batangan dengan berat 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.027.000/batang, naik Rp 10.000 atau 0,97% dibandingkan harga kemarin. Sementara satuan 100 gram, yang biasa menjadi acuan, dibanderol Rp 96.912.000/batang atau Rp 969.120/gram, menguat 1,03%.


Harga emas dunia pada perdagangan Rabu kemarin menguat 0,81% ke US$ 1.946,65/troy ons, melanjutkan penguatan 0,11% di hari sebelumnya. Ambrolnya bursa saham AS pada perdagangan Selasa waktu setempat menjadi awal mulai kenaikan harga emas dunia, yang akhirnya terakselerasi kemarin akibat indeks dolar AS yang melemah 0,2%.

Sementara itu dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol lagi hari ini, setelah merosot 1,81% kemarin. IHSG hari ini ambrol ke bawah 5.000, atau lebih dari 4% sebabnya DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. Hal tersebut diumumkan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemarin malam dan mulai berlaku 14 September mendatang. Artinya perkantoran, pabrik, restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan sebagainya terpaksa ditutup lagi.

Dengan demikian, risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal ini semakin membesar. Bahkan, produk domestik bruto di kuartal IV juga berisiko terkontraksi jika PSBB total berlangsung hingga bulan depan. Maklum saja, kontribusi Jakarta terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional adalah yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 09 September 2020

AS-China Ancam Mau Putus Lagi, Wall Street Jadi Loyo

wall street
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo Berjangka - Saham Wall Street ditutup melemah tajam pada Selasa (8/9/2020). Pelemahan didukung melempemnya saham-saham teknologi dan aksi jual saham emiten energi dan keuangan.

Dow Jones Industrial Average turun 2,3% atau sekitar 630 poin dan ditutup pada 27.500,89. Sementara S&P 500 berbasis luas merosot 2,8% menjadi 3.331,84.

Sedangkan Nasdaq yang kaya teknologi merosot 4,1% menjadi 10.847,69. Nasdaq telah turun 10% dalam tiga sesi terakhir setelah mencapai yang terakhir dalam serangkaian rekor pada 2 September.

Kepala investasi di Cresset Capital, Jack Ablin, mengatakan sesi kemarin menandai pergeseran dari dinamika akhir pekan lalu di mana penjualan jauh melampaui saham-saham teknologi.

"Investor tidak hanya memindahkan 'kursi' mereka," kata Ablin dikutip dari AFP. "Mereka khawatir tentang pemulihan yang tidak kuat."

Tidak seperti pekan lalu, imbal hasil Treasury AS juga turun kemarin. Hal senada juga terjadi pada minyak turun tajam, indikator kekhawatiran meningkat, kata Ablin.

"Ini kisah perlambatan ekonomi," katanya.

Analis mengutip meningkatnya ketegangan AS-China sebagai alasan. Presiden AS Donald Trump menyebut akan melakukan decouple (pemutusan hubungan) jika terpilih lagi.

China pun sudah mengambil ancang-ancang. Aturan baru dibuat untuk memutus perusahaan teknologi dengan AS.

Selain itu, kebuntuan di Washington atas putaran lain pendanaan stimulus jadi sebab lain. Meski data ekonomi seperti pekerjaan yang terbit minggu lalu melampaui ekspektasi, hal ini tak bisa membuat Wall Street ke zona hijau.

Perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Amazon kembali mengalami penurunan yang dalam. Namun Tesla paling anjlok hingga 21,1%.

Saham Boeing juga turun 5,8% setelah mengungkapkan lebih banyak masalah dengan jet 787 Dreamliner. Perusahaan pembuat pesawat itu akan menunda pengiriman pesawat. (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 08 September 2020

Alert! Resesi Jepang Makin Jadi, Ekonomi Ambruk 28,1%

A woman wearing a mask walks past a Japanese flag Wednesday, March 11, 2020, in Tokyo. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. The vast majority of people recover from the new virus. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Jepang (AP/Jae C. Hong)
PT Rifan Financindo - Ekonomi Jepang ternyata makin jatuh di kuartal II 2020 ini.

Dalam rilis data terbaru, Selasa (8/9/2020), ekonomi negara itu kontraksi atau -7,9% dalam basis kuartalan (QtQ), dibandingkan dengan pembacaan sebelumnya pekan lalu, -7,8%.

Ini adalah kontraksi untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Sebelumnya di kuartal II 2020 ekonomi -0,6% dan di kuartal IV 2019 ekonomi -1,8%.

Hal ini juga merupakan rekor tertajam, di tengah dampak parah krisis Covid-19 terjadi. Corona membuat pembatasan sosial dilakukan di negara itu guna menekan penyebaran virus.

Dalam skala tahunan (YoY), ekonomi ambruk 28,1% di kuartal April hingga Juni itu. Ini juga rekor terdalam, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 27,8%.

Sebelumnya sejumlah analis mengatakan kekuatan ketiga ekonomi dunia itu harus mengembalikan ekonomi ke jalur pemulihan.

"Kontraksi tajam itu tidak dapat dihindari mengingat keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diciptakan oleh virus corona," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute, mengutip Nikkei Asian Review.

"Membantu membangun kembali industri yang paling terpukul oleh pandemi, seperti restoran dan pariwisata, adalah tugas yang mendesak, begitu juga dengan mempercepat digitalisasi ekonomi, sebuah area di mana pandemi telah menunjukkan bahwa Jepang gagal."

"Rencana kesinambungan fiskal jangka panjang juga perlu dirumuskan setelah defisit pemerintah meningkat tajam." (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 07 September 2020

Termasuk RI, 3 Negara Ini Calon Terkena Resesi

[DALAM] Resesi
Foto: Arie Pratama
Rifan Financindo - Pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang menyerang dunia membuat negara-negara masuk ke jurang resesi. Tidak hanya negara maju, negara-negara emerging market dengan pertumbuhan ekonomi cenderung tinggi pun masuk ke jurang resesi.

Pada umumnya, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sementara jika kontraksi terjadi secara kuartalan atau quarter-to-quarter (QtQ), maka disebut mengalami resesi teknikal.

Berdasarkan data Worldometer, hingga saat ini jumlah kasus Covid-19 di dunia lebih dari 27 juta orang, dengan 883.846 orang meninggal dunia, dan 19.174.193 orang dinyatakan sembuh. Sehingga jumlah kasus aktif tercatat sebanyak 7.017.874 orang.

Virus yang berasal dari kota Wuhan, provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut sudah menyerang lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia.\

Dari total negara yang terjangkit tersebut hingga saat ini sudah 47 negara sah mengalami resesi. Maklum saja, demi meredam penyebaran virus corona, pemerintah mengorbankan sektor ekonomi, kebijakan pembatasan sosial (social distancing) hingga karantina wilayah (lockdown) diterapkan, akibatnya roda perekonomian melambat signifikan bahkan nyaris mati suri. Resesi pun tak terhindarkan.

Amerika Serikat, sang negeri Adikuasa, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia menjadi salah satu yang mengalami kontraksi PDB terparah. Berdasarkan data pembacaan kedua, PDB kuartal II-2020 dilaporkan sebesar -31,7%, menjadi kontraksi ekonomi terparah sepanjang sejarah AS. Sementara di kuartal I-2020, PDB Negeri Paman Sam -5%, sehingga sah mengalami resesi.

Sementara negara emerging market yang termasuk dalam G20, seperti Afrika Selatan, dan Argentina juga mengalami resesi, meski kontraksi ekonominya tak separah AS.

Pekan depan, ada beberapa negara lagi yang akan melaporkan data PDB. PDB Irlandia kuartal II-2020 akan dirilis pada Senin (7/9/2020), tetapi meskipun mengalami kontraksi tetapi Irlandia masih belum akan mengalami resesi. Sebab di kuartal sebelumnya PDB Irlandia masih tumbuh 5,1% YoY.

Meski demikian, Komisi Eropa memprediksi PDB Irlandia akan berkontraksi 8,5% YoY sepanjang tahun ini, artinya hampir pasti akan mengalami resesi di tahun ini.

Selain Komisi Eropa, Moody's yang sebelumnya memprediksi ekonomi Irlandia hanya akan berkontraksi 1,6% YoY, kini meramal kontraksi sebesar 8,5% YoY. Moody's mengatakan meski pemerintah Irlandia mengelola perekonomian secara prudent, tetapi masih belum cukup untuk menghindarkan dari resesi.

Kemudian, Makedonia yang akan merilis data PDB juga pada hari Senin. Sama dengan Irlandia, Makedonia juga masih selamat dari resesi, sebab di kuartal I-2020 PDB masih tumbuh 0,2% YoY. Makedonia juga tidak akan lepas dari resesi di kuartal III-2020 nanti. PDB Makedonia sebelumnya diprediksi akan tumbuh 3,8% di tahun ini, tetapi kini diramal -3,5% itu pun merupakan skenario yang paling optimistik.

Selain Irlandia dan Makedonia, Indonesia juga termasuk negara calon resesi di kuartal III-2020. Waktu yang akan menjawab.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 04 September 2020

Sah! 44 Negara Dunia Resmi Jatuh ke Jurang Resesi

[DALAM] Resesi
Foto: Arie Pratama
PT Rifan - Resesi bukan isapan jempol. Sejumlah negara mengalaminya sekarang.

Sebenarnya dalam ekonomi tidak ada patokan yang pasti dalam pendefinisian resesi. Indikator resesi yang paling umum dipakai sampai saat ini adalah kontraksi PDB riil dua kuartal berturut-turut yang diajukan oleh ekonom Julius Shiskin pada 1974 silam.

Dalam pandangan National Bureaus of Economic Research (NBER) AS definisi resesi lebih komprehensif. Yakni penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

Lalu negara mana saja yang sudah resesi?

Terbaru adalah Yunani. 'Lawan' Turki di Laut Mediterania Timur itu resmi masuk jurang resesi. Ekonomi negara ini berkontraksi dua kuartal berturut-turut di 2020 ini.



Dikutip dari data Trading Economics, Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal II 2020 secara tahun ke tahun (YoY) -15,2%. Sementara di kuartal I 2020, ekonomi tercatat -05%.

Menurut badan statistik negara, penurunan disebabkan dampak Covid-19. "Karena pembatasan sosial yang dilakukan," ujar badan itu dikutip dari AFP.



Di basis kuartalan (QtQ), ekonomi di April hingga Juni -14%. Ini menyusul penyusutan di Januari hingga Maret -0,7%.

Bank sentral Yunani memperkirakan ekonomi tahun 2020 akan mengalami kontraksi 5,8%. Namun Dana Moneter Internasional menilai PDB akan terpukul hingga 10%.

Sebelumnya, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis telah memperingatkan bahwa negara itu akan jatuh ke dalam tahun ini, sebelum pulih di 2021.

 Guna menjaga pertumbuhan, pemerintah telah mengalokasikan US$ 28,4 miliar dana nasional dan bantuan Uni Eropa.



Sebelumnya ada 43 negara lainnya yang resmi resesi. Berikut rangkumannya dari Trading Economics dengan pencantuman data kuartal paling akhir secara YoY:

1. Afrika Selatan (0)
2. Albania (-3)
3. Angola (-2)
4. Arab Saudi (-1)
5. Argentina (-5)
6. Austria (-13)
7. Bahrain (-1)
8. Barbados (0)
9. Belanda (-9)
10. Belgia (-14)
11. Belize (-4)
12.Brasil (-11,4)
13. Ekuador (-1)
14. Filipina (-16)
15. Finlandia (-5)
16. Guyana Khatulistiwa (-6)
17. Hong Kong (-9)
18. Inggris (-22)
19. Iran (-10)
20. Italia (-17)
21. Jepang (-10)
22. Jerman (-12)
23. Kanada (-13)
24. Latvia (-10)
25. Lebanon (-5)
26. Lebanon (-5)
27. Lituania (-4)
28. Makau (-68)
29. Meksiko (-19)
30. Mongolia (-10)
31. Palestina (-3)
32. Peru (-30)
33. Portugal (-16)
34. Republik Ceska (-11)
35. Singapura (-13)
36. Slowakia (-12)
37. Spanyol (-22)
38. Sudan (-2)
39. Swiss (-9)
40. Thailand (-12)
41. Tunisia (-22)
42. Ukraina (-11)
43.Venezuela (-27)
(sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 03 September 2020

Yuan 'Raja' Mata Uang Dunia, Masih Jauh Pemirsah!

FILE PHOTO:  U.S. 100 dollar banknotes and Chinese 100 yuan banknotes are seen in this picture illustration in Beijing, China, January 21, 2016. REUTERS/Jason Lee/Illustration/File Photo
Foto: Ilustrasi Mata Uang Yuan dan Dolar AS (REUTERS/Jason Lee)
PT Rifan Financindo Berjangka - Dolar Amerika Serikat (AS) selama ini dipandang sebagai mata uang dominan karena jauh lebih banyak digunakan ketimbang mata uang negara lainnya. Namun belakangan, mata uang China, yuan, juga mulai menunjukkan kekuatannya.

Yuan telah meningkat cakupannya dalam cadangan global serta perdagangan internasional. Hal itu pun dianggap sebagai salah satu langkah awalnya menggantikan dominasi dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Apa lagi nilai dolar telah melemah tajam dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, tidak demikian menurut para analis. Meski keunggulan yuan di kancah internasional terus meningkat, tapi mata uang Negeri Tirai Bambu masih jauh tertinggal di belakang untuk dapat menyalip dominasi dolar AS.

Baik yuan maupun euro, yang terus bersaing dalam penguatan nilai dengan dolar, memiliki kekurangan, kata para analis.

"Namun, yuan China ditetapkan untuk menjadi lebih menonjol, dan memang penggunaan globalnya secara bertahap telah naik karena pengaruh ekonomi negara yang tumbuh," kata para analis, sebagaimana dilaporkan CNBC International, Kamis (3/9/2020).

Menurut ahli strategi investasi senior di Vontobel Asset Management, Sven Schubert ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan dominasi yuan di kancah global, di antaranya adalah teknologi dan dukungan investasi.

"Faktor-faktor seperti perang teknologi yang semakin memanas antara AS dan China, serta pengaruh Beijing yang semakin meningkat melalui inisiatif Belt and Road, juga penting dalam jangkauan dominasi yuan," kata Schubert.

"Berkat Belt and Road Initiative (BRI) China, pengaruhnya di kawasan Eurasia dan Afrika meningkat karena mengikat banyak negara ke sistem ekonominya, yang membuka jalan bagi yuan untuk menemukan jalannya lebih banyak lagi ke dalam kontrak perdagangan global," katanya.

Belt and Road Initiative (BRI) adalah proyek ambisius yang bertujuan untuk membangun jaringan kompleks jalur kereta api, jalan raya, dan laut yang membentang dari Cina hingga Asia Tengah, Afrika, dan Eropa. Ini juga bertujuan untuk meningkatkan perdagangan.

Salah satu cara lain yang bisa meningkatkan dominasi yuan adalah langkah dedolarisasi atau "buang dolar" yang sedang dilakukan China.

"China dan Rusia telah bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS," kata Schubert.

Menurut laporan tahunan terbaru dari Bank of Russia, negara tersebut meningkatkan bagian yuan dalam cadangannya, dari lebih dari 2% pada tahun 2018 menjadi lebih dari 14% pada tahun 2019. Pada saat yang sama, negara itu mengurangi bagian dolar AS dari sekitar 30% menjadi 9,7% saja.

"Aliansi itu telah mengakibatkan bagian dolar dalam pembayaran perdagangan antara China dan Rusia turun di bawah angka 50% untuk pertama kalinya pada kuartal pertama tahun 2020," menurut Schubert. "Secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir, pangsa dolar dalam penyelesaian perdagangan tersebut turun dari 90% menjadi 46%."

"Diukur dari segi kepentingan ekonomi, mata uang China saat ini kurang terwakili. Ini kemungkinan akan berubah seiring waktu," katanya.

Yuan sendiri kini menjadi mata uang keenam yang paling banyak digunakan dalam pembayaran internasional, dan digunakan sekitar 20% untuk transaksi perdagangan China, kata bank DBS yang berbasis di Singapura.

Di sisi lain, dominasi yuan bisa meningkat karena kini China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi negara-negara ASEAN. Status itu menciptakan peluang untuk meningkatkan penggunaan yuan dalam penyelesaian perdagangan lintas batas, kata DBS.

Selain itu, pangsa yuan dalam cadangan global juga naik, dari 1% pada 2016 menjadi sekitar 2% saat ini, menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Mata uang China juga telah menguat dalam beberapa pekan terakhir. Yuan dalam negeri diperdagangkan pada level terkuatnya dalam hampir 16 bulan pada hari Selasa, yaitu di level 6,8239 per dolar, menurut Reuters. Yuan offshore diperdagangkan di 6,8236 per dolar, level tertinggi sejak Juli 2019.

"Ketika ketegangan China-AS meningkat, mempromosikan renminbi (yuan) sebagai mata uang internasional juga dapat membantu China untuk memisahkan diri dari AS," kata Eswar Prasad, seorang profesor perdagangan di Cornell University.

"Namun, tidak mungkin secara serius menyaingi dolar sebagai mata uang dominan di pasar keuangan global dalam beberapa tahun mendatang." (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 02 September 2020

Breaking! Australia Resesi Teknikal, Ekonomi Kontraksi 7%

Australia Jadi Musuh Baru Facebook, Ada Apa?
Foto: Australia Jadi Musuh Baru Facebook, Ada Apa?
PT Rifan Financindo - Australia memasuki resesi teknikal. Ini merupakan pertama kalinya sejak sejak 1991.

Dalam pengumuman Rabu (2/9/2020) Produk Domerstik Bruto (PDB) secara kuartalan (QtQ) di kuartal II 2020 berkontraksi atau - 7%. Sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi -0,3%.

Secara basis tahunan (YoY), ekonomi di kuartal II 2020 -6,3%. Namun di kuartal I 2020, pertumbuhan masih positif 1,4%.

Biro Statistik Australia mengatakan ini adalah kontraksi triwulanan tercepat dalam catatan negeri itu. Angka terbaru telah mengakhiri pertumbuhan ekonomi tiga dekade yang sebelumnya bahkan tidak terpengaruh oleh krisis keuangan global.

"Belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kepala Biro Akun Nasional, Michael Smedes, dikutip dari AFP.

Pengeluaran rumah tangga tergerus karena masyarakat menahan bepergian guna menghindari penularan corona (Covid-19). Jam kerja turun hampir 10% sementara pengajuan tunjangan sosial naik 40%.

Perdagangan juga terpukul selama kuartal II. Di mana impor barang turun 2,4% dan ekspor jasa turun 18,4%.

Australia sekarang telah mengkonfirmasi hampir 26.000 kasus Covid-19 dan 663 kematian akibat virus tersebut. Sebagian besar di Melbourne dan sekitarnya sejak Juli.

Pemerintah pada bulan Juli memperkirakan pertumbuhan kembali pada kuartal III 2020 ini karena pelonggaran pembatasan. Tetapi penutupan bisnis yang dianggap tidak penting di Melbourne, kota terbesar kedua di negara itu, dapat menghambat pemulihan.

Resesi didefinisikan sebagai kontraksi dua kuartal berturut-turut. Austalia belum benar-benar resesi karena pencapaian yang positif di kuartal I (YoY) namun negeri itu masuk ke resesi teknikal. (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 01 September 2020

WHO Beri Peringatan Soal Vaksin Corona

The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Rifan Financindo - Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperingatkan negara-negara soal vaksin corona (Covid-19). Otorisasi terlalu dini, yang dilakukan beberapa negara tanpa menunggu fase III, bisa menimbulkan masalah.

"Risiko menyetujui vaksin terlalu dini bagi kami adalah, pertama-tama, akan sangat sulit untuk melanjutkan uji klinis acak," kata Kepala Ilmuan WHO Dr. Soumya Swaminathan dikutip dari CNBC International, Selasa (1/9/2020).

"Dan kedua, ada risiko memperkenalkan vaksin yang belum dipelajari secara memadai dan mungkin ternyata memiliki kemanjuran yang rendah. Sehingga tidak mengakhiri pandemi ini atau malah memperburuk, karena profil keamanan yang tidak dapat diterima."

Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan juga meminta negara dan pengembang vaksin mengumpulkan data yang lebih memadai. Terutama ke jenis populasi mana vaksin akan disalurkan,

"Saat vaksin diperkenalkan ke bagian populasi yang lebih besar dan mungkin lebih beragam, efek samping negatif dapat muncul," katanya ditulis media yang sama menekankan pada risiko keamanan.

Sejumlah negara memang memberi izin pada vaksin meski belum selesai pengujian atau uji fase terakhir masih berjalan. Di antaranya Rusia dan China.

Pemerintah AS juga dikabarkan bakal melakukan hal sama. Kritikus berpendapat itu karena desakan pemerintah Presiden Donald Trump agar vaksin dibagikan saat pemilu AS berlangsung November. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan