Senin, 21 September 2020

4 Hari Menguat Beruntun, Rupiah Kembali Menang Lawan Dolar?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT Rifan Financindo BerjangkaRupiah membukukan penguatan 0,87% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.730/US$ pada pekan lalu. Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya melemah di hari Senin, setelahnya membukukan penguatan 4 hari beruntun.

Dari dalam negeri, pada Selasa (15/9/2020) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar.

Surplus neraca dagang yang dicatat artinya pasokan devisa bertambah, yang dapat menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Neraca dagang yang mencetak surplus dalam 4 bulan beruntun tentunya bisa menipiskan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia. Jika dilihat sepanjang tahun ini, neraca dagang Indonesia hanya mencatat defisit sebanyak 2 kali di bulan Januari dan April.

Selain itu, bank sentral AS (The Fed) menyatakan akan mempertahankan suku bunga <0,25% hingga 2023, sementara Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 4%, dan belum ada indikasi akan diturunkan. Dengan kebijakan yang sama tersebut, imbal hasil berinvestasi di dalam negeri menjadi lebih menarik, saat sentimen pelaku pasar membaik maka aliran modal bisa kembali ke dalam negeri yang akan menopang penguatan rupiah.

Sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah di awal pekan ini, Senin (21/9/2020).

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan hari ini.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini sudah turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.730/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.690/US$. Support selanjutnya berada di level Rp 14.650/US$.

Sementara itu, jika tertahan di atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah ke resisten Rp 14.780/US$. Jika resisten tersebut dilewati, tekanan bagi rupiah akan semakin besar menuju ke Rp 14.845/US$. (pap/roy)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar