Tampilkan postingan dengan label rifanfinancindo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rifanfinancindo. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 November 2021

Pekan Lalu Melesat 2% Lebih, Harga Emas Siap "Terbang"?

Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. sepanjang pekan lalu melesat lebih dari 2%. Kenaikan tersebut mengikuti pergerakan emas dunia yang naik tajam meski bank sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan tapering.

Sementara itu pada perdagangan Senin (8/11), harga emas Antam turun tipis Rp 1.000/gram, berdasarkan data logammulia.com, situs resmi milik PT Antam. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 945.000/batang atau secara persentase turun 0,11%.

Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Berikut daftar lengkap harga emas batangan di situs logammulia.com.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 522,500 524,500 526,500
1 gr 945,000 949,000 953,000
2 gr 1,830,000 1,838,000 1,846,000
3 gr 2,720,000 2,732,000 2,744,000
5 gr 4,500,000 4,520,000 4,540,000
10 gr 8,945,000 8,985,000 9,025,000
25 gr 22,237,000 22,337,000 22,437,000
50 gr 44,395,000 44,594,000 44,794,000
100 gr 88,712,000 89,111,000 89,510,000
250 gr 221,515,000 222,511,000 223,508,000
500 gr 442,820,000 444,812,000 446,805,000
1000 gr 885,600,000 889,585,000 893,570,000

Harga emas dunia sepanjang pekan lalu melesat 1,9% ke US$ 1.816,73/troy ons. Kenaikan harga emas dunia meski bank sentral AS (The Fed) mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bisa menjadi kabar bagus bagi masa depan logam mulia ini.

Tapering merupakan musuh utama emas. Pernah terjadi di tahun 2013, harga emas langsung masuk ke tren bearish (penurunan dalam periode yang lama) hingga tahun 2015. Tetapi, kali ini emas justru melesat.

Hasil survei mingguan yang dilakukan Kitco menunjukkan harga emas berpeluang melanjutkan kenaikan di pekan ini. Dari 18 analis di Wall Street yang disurvei, sebanyak 10 orang memprediksi emas akan naik di pekan ini, 2 analis turun dan sisanya netral.

Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar, dengan 326 partisipasi menunjukkan 52% memberikan proyeksi emas akan kembali naik, 30% memprediksi turun dan sisanya netral.

Baik analis dan pelaku pasar mayoritas melihat harga emas dunia akan kembali naik di pekan ini, sehingga bisa menjadi kabar bagus bagi emas Antam.

Ole Hansen, analis komoditas di Saxo Bank mengatakan pelaku pasar menanti inflasi memainkan perannya bagi emas, dan ketika terus menanjak, maka emas akan naik.

"Kita menunggu inflasi memainkan perannya di pasar emas, dan sepertinya itu sudah dimulai sekarang. Jika inflasi menanjak dan bank sentral di berbagai negara tidak menaikkan suku bunga, maka anda akan tentunya ingin memiliki emas sebagai investasi," kata Hansen, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (5/11).

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 11 Oktober 2019

PT Rifan - Damai Dagang di Depan Mata, Bursa Tokyo Ceria

Damai Dagang di Depan Mata, Bursa Tokyo Ceria
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan - Bursa Tokyo dibuka naik pada Jumat pagi ini (11/10/19) karena investor mendapat angin segar dari pertemuan tingkat tinggi bidang perdagangan yang sedang berlangsung antara pejabat Amerika Serikat (AS) dengan China di Washington DC.

Data perdagangan mencatat, indeks acuan Nikkei 225 naik 0,69% atau 149,21 poin menjadi 21.701,19 pada awal perdagangan, sementara indeks Topix dengan bobot yang lebih luas naik 0,54% atau 8,48 poin menjadi 1.589,90.

Pada hari Kamis dan Jumat waktu setempat, para perwakilan dagang dari China dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan dagang dengan perwakilan AS. Kedua ekonomi terbesar dunia itu berupaya untuk menghasilkan kesepakatan yang bisa mengakhiri perang tarif mereka.

Kabar baik ini diperkuat oleh pengumuman Presiden AS Donald Trump yang lewat akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump mengatakan akan bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Jumat demi menghasilkan kesepakatan.

"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya, mengutip CNBC International.

Akibat komentar Trump ini, bursa Wall Street AS juga menguat pada penutupan pagi waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones naik 0,6% menjadi 26.496,67. Sementara S&P 500 naik 0,6% ke 2.938,13 dan Nasdaq ditutup di 7.950,78. (tas/tas)

Kamis, 03 Oktober 2019

Rifanfinancindo - 2 Hari Menguat, Akankah Penguatan Harga Emas Berlanjut?

Foto: Cooling Down! Harga Emas Pekan Ini Turun Pekan Ini
Rifanfinancindo - Harga emas dunia di pasar spot melesat naik memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Selasa tadi malam (2/10/19). Isu resesi yang kembali menerpa Negeri Paman Sam membuat emas mendapatkan kembali sinarnya.

Mengacu data Refinitiv, pada pukul 20:34 WIB tadi malam, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.497,57/troy ons, menguat 1,28%, berdasarkan data Refinitiv. Sementara pada Selasa pekan ini, logam mulia menguat 0,45%, sehingga dalam 2 hari total emas menguat lebih dari 1,7%. 

Penguatan harga tadi malam  berpeluang lebih besar lagi mengingat perdagangan baru akan berakhir Kamis dini hari, apalagi data tenaga kerja AS yang dirilis tadi malam mengecewakan.

Automatic Data Processing Inc (ADP) melaporkan sepanjang bulan September ekonomi AS menyerap 135.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Data tersebut lebih rendah dari bulan Agustus sebanyak 157.000 tenaga kerja.

Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja AS mengalami perlambatan. Kecemasan akan resesi di AS pun menjadi semakin meningkat setelah Selasa kemarin sektor manufaktur AS mengalami kontraksi yang semakin dalam.

Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.

Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 artinya kontraksi yakni aktivitas sektor manufaktur semakin menyusut, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau peningkatan aktivitas.

Kontraksi yang dialami sektor manufaktur AS di bulan September tersebut merupakan yang terdalam sejak satu dekade terakhir, tepatnya sejak Juni 2009 ketika resesi AS 2007-2009 berakhir.  Buruknya data ekonomi AS juga merubah peta probabilitas pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Mantap! Emas Besinar Lagi, Dalam 2 Hari Melesat Naik 1,7%
Grafik: Probabilitas Suku Bunga AS 30 Oktober
Sumber: CME Group
Penurunan suku bunga oleh The Fed bisa berdampak pada melemahnya dolar AS, dan emas akan diuntungkan. Emas adalah komoditas yang dihargai dalam dolar AS. Apabila dolar AS melemah, maka harga emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan naik, dan harga ikut terkerek. (tas/tas)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo 

Jumat, 27 September 2019

Rifanfinancindo - Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober

Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella
Rifanfinancindo - Negosiasi perang dagang antara AS dan China bakal memasuki babak baru. Setelah dua bulan pasar dihantui peningkatan eskalasi ketegangan perdagangan keduanya akibat saling menaikkan tarif, kali ini upaya damai kedua negara sepertinya akan berbuah manis.

Bahkan, para pejabat yang turut dalam negosiasi perdagangan menegaskan akan ada kesepakatan baru yang dicapai. "Pembicaraan dagang antara China dan AS akan disimpulkan pada 10-11 Oktober nanti di Washington," tulis CNBC International sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/9/2019).

China bakal diwakili Wakil Perdana Menteri Liu He. Liu memang ditunjuk khusus oleh Presiden China Xi jinping untuk berdiskusi dengan AS, termasuk pembelian kedelai dari negara Paman Sam di kantor Presiden AS Donald Trump.

Namun sayangnya, belum ada komentar pasti dari AS. Gedung Putih hanya menegaskan kesepakatan baru akan muncul bulan depan. 

Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober
Foto: Infografis/Saling balas serangan AS VS CHINA/Aristya Rahadian krisabella
 
Sementara itu, Trump dalam pertemuan dengan pemimpin dunia di PBB mengatakan bahwa China memang sangat ini membuat kesepakatan dengan AS. "Bisa saja terjadi, bisa saja terjadi bahkan lebih cepat dari yang kalian pikirkan," katanya kepada reporter.
 
Salah satu pejabat dari Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing tengah mempertimbangkan untuk membeli kedelai dan daging babi AS. Sebelumnya, di Agustus lalu, Beijing sempat menolak masuknya produk pertanian AS ke China. (sef/sef)

Selasa, 24 September 2019

Rifanfinancindo – Mengungkap Fakta “Berita Penipuan” Investasi Berjangka

Rifanfinancindo – Coba Anda ketik perusahaan pialang berjangka di mesin pencari google tak ayal beragam berita negatif pun muncul. Ada yang salah kah dengan itu ? Tidak. Sebagian kecil isi berita tersebut boleh jadi benar, namun sebagian besar keliru.

Mengapa demikian, jika kita cermat membaca isi berita yang terkandung, ada banyak kesalahpahaman tentang investasi berjangka, kemudian dari sisi pengakuan para nasabah yang mengaku tertipu. Ada dua fakta yang bisa kita ungkap di sini, pertama setiap nasabah yang melakukan kegiatan investasi di perusahaan pialang berjangka legal, akan diberikan username dan password untuk melakukan investasi sendiri.

Sehingga baik keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung melekat kepada diri nasabah sendiri. Mekanisme investasi mengikuti tren market dan tidak ada unsur campur tangan perusahaan pialang karena mereka diawasi dan diatur kegiatannya oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai regulator dari pemerintah.

Fakta kedua yang patut disampaikan adalah seluruh dana investasi nasabah di perusahaan pialang legal akan ditempatkan di rekening terpisah, sehingga tidak ada celah bagi perusahaan untuk menggunakan dana tersebut demi kepentingan apapun.

Karenanya setiap nasabah harus bijak dan berani mulai sekarang untuk mengecek terlebih dahulu perusahaan pialang yang dipilih, apakah sudah berijin resmi dan terdaftar di Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta serta Kliring Berjangka Indonesia. Juga, memiliki rekening terpisah atau tidak.

Lantas, apakah ada berita negatif tentang pialang berjangka yang benar? Tentu saja ada. Hanya kita harus lebih jeli dalam menilai, apakah isi berita tersebut sesuai fakta atau jangan-jangan hanya menyuarakan satu sisi untuk satu kepentingan.

Untuk mengenali ciri berita yang benar, adalah sifatnya yang berimbang. Apabila ada berita pengaduan dari nasabah, maka konten lain yang seharusnya disertakan adalah komentar dari perusahaan pialang yang bersangkutan, ditambah minimal pendapat dari regulator.

Jika hanya memuat satu sisi, kita harus berhati-hati dalam beropini. Karena, tidak ada yang tahu fakta yang sebenarnya yang dialami oleh nasabah yang mengaku ‘tertipu’ tersebut. Apakah karena ulah dari perusahaan pialang atau hanya ‘mengaku tertipu’ demi mendapatkan kembali dana yang hilang akibat risiko kerugian investasi sendiri.

Beberapa kasus yang berhasil terungkap, nasabah yang merasa tertipu atau dirugikan oleh perusahaan pialang berjangka, ternyata sudah mengetahui dan mendapat penjelasan risiko di awal. Artinya, secara sadar mereka sudah memahami baik keuntungan maupun risiko dari investasi ini.

Namun di sisi lain, ada pula kasus kerugian yang disebabkan oleh perusahaan pialang berjangka antara lain karena ‘kenakalan’ broker yang tidak menjelaskan risiko di awal, atau menggunakan username serta password nasabah secara diam-diam. Meskipun begitu, nasabah tidak perlu khawatir jika itu yang dialami, atau sungguh merasa dirugikan oleh perusahaan pialang berjangka.

Nasabah bisa membawa bukti-bukti kerugian dengan melaporkannya kepada BAKTI (Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi).

Lembaga ini didirikan oleh empat institusi yang berkecimpung di ranah bursa komoditi. Yaitu, PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia. Lembaga ini dibentuk untuk memberikan kepastian hukum bagi penyelesaian sengketa antara nasabah dengan perusahaan pialang berjangka.

Dari ulasan ini, semoga tidak ada keraguan lagi yang muncul untuk berinvestasi di perusahaan pialang berjangka, apalagi jika sumber keraguan itu hanya bersumber dari sebuah berita. (AD/RFB)

Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Kamis, 19 September 2019

Rifanfinancindo - Fed Pangkas Suku Bunga, Bursa Tokyo Dibuka Cerah

Fed Pangkas Suku Bunga, Bursa Tokyo Dibuka Cerah
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
Rifanfinancindo - Bursa Tokyo dibuka naik pada perdagangan Kamis (19/9/19) karena pelemahan yen. Selain itu, langkah pemotongan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve juga turut menjadi angin segar bagi investor.

Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,85% atau 186,71 poin menjadi 22.147,42, sedangkan indeks Topix yang lebih luas naik 0,78% atau 12,59 poin menjadi 1.619,21.

Pada Rabu, Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 1,75% hingga 2%, langkah yang sudah diprediksi secara luas. Ini adalah kedua kalinya Fed menurunkan suku bunganya tahun ini.

Sementara itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan menjadi fokus investor pada hari ini karena bank sentral Jepang akan mengumumkan keputusan suku bunga dan pernyataan kebijakan moneternya. BoJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek di -0,1% dan imbal hasil (yields) obligasi pemerintah tenor 10-tahun sekitar 0%, seperti dikutip dari CNBC International.

Menjelang keputusan itu, yen Jepang diperdagangkan pada level 108,45 terhadap dolar setelah melemah dari level di bawah 108,3 kemarin.

Semalam di Wall Street, saham-saham mengakhiri perdagangan dengan sedikit berubah, menjelang pengumuman Fed. Indeks S&P 500 naik tipis menjadi 3.006,73 dan Dow Jones Industrial Average naik 36,28 poin menjadi 27.147,08. Sementara Nasdaq Composite turun 0,1% menjadi 8.177,39 (sef/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Senin, 16 September 2019

Rifanfinancindo - Cuan Emas? Pekan Ini The Fed Umumkan Bunga Acuan

Cuan Emas? Pekan Ini The Fed Umumkan Bunga Acuan
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Rifanfinancindo - Harga emas dunia pekan ini tampaknya akan mulai terkonsolidasi dengan harapan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan. Jika itu terjadi bukan tidak mungkin harga emas mulai pasang ancang-ancang naik.

Salah seorang investor veteran di Wall Street, Mark Mobius, beberapa kali menyampaikan hal tersebut. Era suku bunga rendah akan membuat banyak investor mengalihkan dana dengan membeli emas.

"Emas fisik adalah sebuah pilihan, menurut saya, kerena peningkatan luar biasa dalam jumlah uang yang beredar," kata Mobius, mitra pendiri Mobius Capital Partners.

"Semua bank sentral mencoba menurunkan suku bunga, mereka memompa uang ke dalam sistem (keuangan). Kemudian, Anda memiliki semua cryptocurrency yang masuk, jadi tidak ada yang benar-benar tahu berapa banyak mata uang di sana," tambahnya.

Pernyataan tersebut buka pepesan kosong. Pasalnya, kebijakan suku bunga rendah merupakan respons atas situasi ekonomi kurang baik, bahkan diramalkan ekonomi global akan mengalami resesi.

Presiden AS Donald Trump beberapa kali berteriak melalui akun twitternya, menyerukan agar The Fed mengambil langkah konkret memotong suku bunga. Bila perlu suku bunga acuan dibuat negatif, agar perbankan menyalurkan kredit untuk membantu sektor riil lebih ekspansi dan ekonomi AS bergerak lagi.

Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) sudah terlebih dahulu melakukan hal tersebut pada hari Kamis pekan lalu dengan memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.

Selain memangkas suku bunga, bank sentral pimpinan Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun lalu.

Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Berdasarkan rilis ECB yang dilansir Reuters, QE kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.

Paket kebijakan ECB tersebut likuiditas di pasar berpotensi melimpah. Pasar saham dalam kondisi ekonomi sulit seperti sekarang ini tentu menjadi kurang menarik karena bisa dipastikan kinerja perusahaan yang tercatat di bursa akan mengalami tekanan.

Demikan pula pasar obligasi, sudah jadi hukumnya jika bunga acuan rendah maka yield obligasi akan ikut menyusut.

Artinya, dalam situasi seperti ini tak ada banyak pilihan tempat berinvestasi. Emas akan menjadi pilihan yang paling menarik bagi pemodal dunia.

Artinya pengumuman dari The Fed menjadi hal penting untuk menentukan arah pergerakan emas. Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 79,6% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin (bps) menjadi 1,75%-2%.

Emas Investasi Aman untuk Semua Tipe Investor
Pemangkasan suku bunga tersebut kemungkinan besar akan terjadi, tapi yang paling menjadi perhatian adalah panduan kebijakan The Fed. Jika The Fed mengindikasikan akan agresif memangkas suku bunga, emas berpotensi kembali menguat dan akan bersinar di bulan September.

Namun, jika The Fed mengindikasikan tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga, September kelabu bagi emas akan terulang kembali.

Dalam dua pekan terakhir, harga emas mengalami tekanan karena ada sentimen positif dari hubungan dangan AS dengan China. Dua negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini akhirnya bersepakat untuk kembali ke meja perundingan membahas masalah tarif impor yang sempat menyulut terjadi perang dagang.

Pada akhir perdagangan pekan lalu, harga emas melemah sudah turun ke level US$ 1.488,45/troy ons. Padahal harga emas sempat reli dan menyentuh level tertinggi dalam 6 tahun terakhir ke US$ 1.556/troy ounce.

Pada 6 September 2011, sebenarnya harga emas sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,30/troy ons. Namun setelah mencapai harga tertinggi tersebut harga emas anjlok hampir 11%.

Di pekan ini, pelaku pasar keuangan berharap damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin menunjukkan kemajuan. Tentu ini menjadi sentimen yang kurang baik untuk emas.

Kabar terakhir menyebutkan, pemerintah Tiongkok pada hari Rabu menghapus pengenaan bea masuk untuk importasi 734 produk AS di antaranya daging sapi, daging babi, kedelai, dan tembaga.

Presiden AS Donald Trump memuji langkah ini. Menurut Trump, Beijing sudah melakukan langkah besar.

"Mereka (China) pernah membuat sejumlah kebijakan yang cukup baik. Saya rasa ini gestur yang baik. Namun yang sekarang adalah langkah besar," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.

Tebaru pada Kamis (12/9/2019) waktu AS, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menandatangani perjanjian penuh dengan Beijing, namun dia membuka opsi untuk mencapai kesepakatan sementara.

"Bayak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis mengatakan kesepakatan sementara - artinya kita akan mendahulukan yang mudah dulu. Tetapi tidak ada yang mudah atau sulit. Ada kesepakatan atau tidak ada kesepakatan. Tapi itu sesuatu (opsi) yang akan kita pertimbangkan, kurasa," ujar Trump seperti dikutip CNBC International.

Tentunya jangan lupa, jika anda pemodal domestik ingin berinvesatasi emas, bisa melirik Emas Antam yang pekan lalu terkoreksi Rp 5.000/gram. 


Cuan Emas? Pekan Ini The Fed Mau Umumkan Bunga Acuan
Foto: Infografis/ Pergerakan Emas Sepekan 09-13 September 2019/Aristya Rahadian Krisabella
(hps/hps)

Rabu, 11 September 2019

Rifanfinancindo - Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk

Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk
Foto: Wall Street/Brendan McDermid | Reuters
Rifanfinancindo - Bursa AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Selasa (10/9/2019). Meski dua indeks yakni Dow Jones dan S%P 500 ditutup naik, namun pelemahan terjadi di indeks berbasis teknologi Nasdaq.

Dow Jones naik 0,3% menjadi 26.909,43. Sementara S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.979,39. Sementara indeks Nasdaq merosot 0,1% ke 8.084,16.

Meski demikian, saham Apple naik 1,2% karena peluncuran iPhone baru yang dibandrol dengan harga lebih rendah US$ 699. Peluncuran terkait upaya perusahaan menggenjot pasar smart phone yang tengah lesu.

Menurut analis AS, sebagaimana dikutip dari Reuters, pasar fokus melihat perkembangan perang dagang dan juga stimulus yang akan diberikan bank sentral. Negosiasi dengan AS diperkirakan akan membawa China, kembali membeli produk pertanian AS.

Investor pun berharap bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dan bank sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga untuk meningkatkan ekonomi global. Bahkan Jerman menyarankan negara tersebut untuk siap menghadapi kemungkinan resesi dengan paket stimulus.

"Pergeseran ke arah orientasi nilai telah terjadi," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi, manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York.

"Orang-orang mencari area pasar yang mungkin masuk akal dan mencari untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka,".(sef/sef)
 

Jumat, 06 September 2019

Rifanfinancindo - Ini Dia Pemenang Perang Dagang AS vs China

Rifanfinancindo - Pada hari September Amerika Serikat (AS) resmi memberlakukan tahap pertama kenaikan tarif 15% pada US$ 300 miliar barang asal China.

Sementara China juga mulai memberlakukan tarif tambahan pada beberapa barang AS senilai US$75 miliar. Tarif tambahan senilai 5% dan 10% dikenakan pada 1.717 barang dari total 5.078 produk yang berasal dari AS.

AS juga berencana untuk menaikkan tarif masuk menjadi 30% dari 25% yang sudah diberlakukan pada impor China senilai US$ 250 miliar mulai 1 Oktober.

Akibat serangkaian peningkatan dalam perang dagang dua ekonomi terbesar dunia ini, pasar saham telah mengalami pergerakan yang brutal sepanjang tahun ini.

Oleh karenanya, banyak investor yang mulai ragu pada prospek pengembalian dari investasi di sektor ini. Sebagai hasilnya, aset aman (safe haven) lainnya seperti emas menjadi banyak diincar.

Selain itu, perang dagang yang sudah berlangsung sejak awal 2018 ini telah membuat berbagai perusahaan yang beroperasi di kedua negara kalang kabut.

Ancaman tarif telah membuat mereka terpaksa melakukan berbagai upaya untuk melindungi keuntungan, di antaranya seperti melakukan efisiensi bisnis dan menaikkan harga produk. Bahkan, cukup banyak juga perusahaan yang memutuskan untuk memindahkan operasinya keluar AS dan China.

Di benua Amerika, negara yang umumnya dijadikan tempat pelarian dari tarif China adalah Brazil. Sementara di Asia, ada beberapa negara yang menjadi tujuan utama kepindahan perusahaan asal China, yaitu Vietnam, Malaysia dan India.

Seberapa banyak negara-negara asia ini diuntungkan perang dagang? Berikut rinciannya. (sef/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo 

Selasa, 03 September 2019

Rifanfinancindo - Tidak Ada Aksi Jual Saham, Yen Jadi Loyo

Tidak Ada Aksi Jual Saham, Yen Jadi Loyo
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Yuriko Nakao/Files)
RifanfinancindoMata uang yen Jepang mengakhiri perdagangan Senin (2/8/19) dengan menguat tipis 0,08%, padahal di awal perdagangan melesat menguat cukup signifikan. Babak baru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tidak memicu aksi jual di bursa saham, sehingga yen tidak terlalu diburu pelaku pasar sebagai aset aman (safe haven).

Bursa utama saham Asia berakhir variatif pada Senin kemarin, indeks Nikkei yang melemah juga tidak terlalu tajam (-0,4%), indeks Shanghai Composite China malah berakhir menguat 1,31%. Bursa saham Eropa malah semuanya menghijau, sementara bursa saham AS libur pada Senin kemarin.

Pada hari ini, Selasa (3/9/19) pukul 7:28 WIB, yen berbalik melemah tipis 0,07%, diperdagangkan di kisaran 106,28/US$ di pasar spot, melansir daya Refinitiv.

Pada 1 September lalu, AS mulai mengenakan bea masuk 15% untuk importasi produk asal China senilai US$ 125 miliar di antaranya smartwatch, televisi layar datar, dan alas kaki. Sebelumnya, total produk China yang sudah terkena bea masuk di AS mencapai US$ 250 juta. 

Sementara China mengenakan bea masuk 5-10% untuk importasi produk made in the USA senilai US$ 75 miliar. Bea masuk baru ini mencakup 1.717 produk, termasuk minyak mentah. Ini adalah kali pertama minyak asal AS dibebani bea masuk di China. 

Resmi berlakunya tambahan tarif impor tentunya membuat pertumbuhan ekonomi global terancam semakin melambat.

Tapi, data ekonomi China menunjukkan kejutan, indeks aktivitas manufaktur di bulan Agustus menunjukkan ekspansi. Data yang dirilis oleh Caixin tersebut menunjukkan angka indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) sebesar 50,4, naik dari bulan sebelumnya 49,9.

Indeks PMI dari Markit menggunakan angka 50 sebagai batas, di bawah 50 berarti kontraksi atau aktivitas yang menurun sementara di atas 50 berarti ekspansi atau perusahaan-perusahaan manufaktur meningkatkan kegiatan usahanya.

Di tengah perang dagang yang kembali membara, ekspansi manufaktur tentunya menjadi kejutan, ini berarti ada permintaan yang cukup tinggi untuk produk-produk dari China. Hal tersebut membuat minat investor terhadap aset berisiko membaik, dan permintaan akan aset safe haven seperti yen berkurang. (pap)
Sumber : CNBC
 

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Kamis, 29 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Jelang Pemberlakuan Tarif Baru, Indeks Shanghai Naik Tipis

Jelang Pemberlakuan Tarif Baru, Indeks Shanghai Naik Tipis
Foto: Reuters
Rifanfinancindo - Bursa saham China ditransaksikan di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai menguat 0,11% ke level 2.897,02. Sementara itu, indeks Hang Seng jatuh 0,22% ke level 25.558,24.

Belum adanya ketegangan lebih lanjut terkait perang dagang AS-China membuat aksi beli dilakukan di bursa saham China. 

Namun, aksi beli tersebut terbatas lantaran dalam waktu dekat, situasinya akan kembali memanas. Pasalnya, kita semakin dekat ke tanggal 1 September yang merupakan tanggal penerapan bea masuk baru oleh AS dan China terhadap produk impor dari masing-masing negara.

Sekedar mengingatkan, menjelang akhir pekan kemarin China mengumumkan bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.

Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.

AS pun merespons dengan mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di China dan Hong Kong.(ank/ank)

Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo
 

Senin, 26 Agustus 2019

Rifan Financindo - Investor Pilih Emas, Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI dan Spot

Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rifanfinancindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun kesulitan meladeni dolar AS di perdagangan pasar spot.

Pada Senin (26/8/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.261. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sementara di pasar spot, depresiasi rupiah malah lebih parah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.250 di mana rupiah melemah 0,28%.

Namun tidak apa-apa, karena hampir seluruh mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Bahkan yen Jepang yang perkasa pun terkulai lemas.  

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:05 WIB:  

Rabu, 21 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Wall Street Merah, Bursa Asia Dibuka Loyo

Wall Street Merah, Bursa Asia Dibuka Loyo
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Rifanfinancindo - Bursa Tokyo dibuka melemah pada pembukaan Rabu (21/8/2019) seiring dengan melemahnya Wall Street pada penutupan Selasa. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta krisis politik di Itali menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi investor.

Indeks Nikei 225 dibuka melemah 0,91% atau 187,25 poin di level 20.489.,97. Sementara Indeks Topix dibuka jatuh 0,98% atau sekitar 14,82 poin ke level 1.491,95.

Kepala Startegis Okasan Online Securities menuturkan faktor global sangat mempengaruhi perdagangan. "Ada kurangnya insentif perdagangan secara lokal, sehingga saham cenderung dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar Jepang," katanya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari AFP.

Sebelumnya, Wall Street ditutup melemah pada penutupan Selasa (20/08/2019) waktu setempat. Pelemahan ini menghentikan kenaikan beruntun selama tiga sesi, di tengah-tengah kegelisahan atas pertumbuhan global dan perang perdagangan AS-Cina.

Penurunan tersebut dipicu setelah Trump mengatakan dia tidak siap untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Cina. Saham bertengger di zona merah hampir sepanjang hari.

Dow Jones Industrial Average melemah 0,7% ke level 25.962,44. Indeks S&P 500 turun 0,8% dan ditutup pada level 2.900,51. Sementara Indeks Komposit Nasdaq merosot sebesar 0,7% ke level 7.948,56. (sef/sef)

Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo 

Jumat, 16 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Damai AS-China Memudar! Bursa Tokyo Memerah Pagi Ini

Damai AS-China Memudar! Bursa Tokyo Memerah Pagi Ini
Rifanfinancindo - Bursa Tokyo dibuka turun pada perdagangan Jumat ini (16/8/19). Penurunan bursa saham Jepang ini disebabkan oleh memudarnya harapan akan tercapainya penyelesaian dalam perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dalam waktu dekat.

Data perdagangan mencatat, indeks acuan Nikkei 225 turun 0,35% atau 71,86 poin menjadi 20.333,79 di awal perdagangan pagi ini, sementara indeks Topix dengan konstituen yang lebih luas terkoreksi 0,35% atau 5,14 poin menjadi 1.478,71.

Pada Kamis, seorang juru bicara dari Kementerian Luar negeri China mengatakan bahwa Beijing berharap pihak AS bisa sepakat dengan China tentang masalah perdagangan. Hal itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor 10% untuk produk elektronik buatan China hingga 15 Desember mendatang.

Produk-produk yang akan ditunda pengenaan bea masuknya mencakup ponsel selular, laptop, konsol video game, dan monitor komputer.

Pada awal bulan ini, Trump memang mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini semula akan berlaku pada tanggal 1 September, sebelum kemudian AS merubah keputusannya.

Trump kala itu juga menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

Namun, Kathy Lien, Managing Director of FX Strategy di BK Asset Management dan Co-Founder BKForex.com menilai baik AS dan China sejatinya masih sama-sama keras dan enggan mengalah.

"Bahasa yang digunakan oleh kedua belah pihak menunjukkan pertahanan yang terus-menerus dan antagonisme," tulisnya dikutip CNBC International. "Selama ini tetap terjadi, investor akan gugup sehingga pasar forex [mata uang] dan ekuitas [saham] sulit untuk rally," katanya.

Dari bursa Wall Street AS, tadi pagi Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,39% di level 25.579,39, setelah sehari sebelumnya amblas parah. S&P 500 juga naik 0,25% di level 2.847,6, sementara hanya Nasdaq yang terkoreksi 0,09% di level 7.766,62.
(tas/tas)
Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Selasa, 13 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Hong Kong "Membara", Bursa Sahamnya Babak Belur

Hong Kong
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)
Rifanfinancindo - Bursa saham China dan Hong Kong ditransaksikan di zona merah pada hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai melemah 0,64% ke level 2.796,86, sementara indeks Hang Seng ambruk 1,39% ke level 25.464,53.

Situasi di Hong Kong yang masih mencekam sukses memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. Kemarin (12/8/2019), Bandara Internasional Hong Kong dipaksa untuk membatalkan seluruh penerbangan mulai dari sore hari lantaran banyaknya massa yang menyemut untuk melakukan aksi protes di sana. Hal tersebut menandai gangguan terbesar bagi perekonomian Hong Kong pasca demonstrasi dimulai pada awal bulan Juni.

"Operasional bandara di Bandara Internasional Hong Kong telah terganggu secara serius sebagai hasil dari demonstrasi pada hari ini," tulis otoritas bandara Hong Kong dalam pernyataan resminya, dilansir dari Bloomberg.

"Selain penerbangan keberangkatan yang sudah menyelesaikan proses check-in dan penerbangan kedatangan yang sudah bertolak menuju Hong Kong, semua penerbangan di sisa hari ini telah dibatalkan."

Melansir Bloomberg, The Civil Human Rights Front selaku kelompok yang telah mengorganisir beberapa aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya akan kembali menggelar aksi demonstrasi pada hari Minggu (18/8/2019).

Aksi demonstrasi ini dilakukan untuk menuntut pemerintah Hong Kong melakukan reformasi, pasca sebelumnya pemerintahan Carrie Lam mengajukan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang mendapatkan kecaman dari berbagai elemen masyarakat Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Kamis, 08 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Walau Yuan Kembali Dilemahkan, Bursa Asia Masih Bisa Menguat

Walau Yuan Kembali Dilemahkan, Bursa Asia Masih Bisa Menguat
Rifanfinancindo - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau pada perdagangan hari ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei naik 0,55%, indeks Shanghai menguat 0,67%, indeks Hang Seng melejit 0,99%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,81%.

Asa damai dagang AS-China yang masih ada sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump masih terbuka untuk menandatangani kesepakatan dagang dengan China.

"Beliau (Presiden Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Kudlow, dilansir dari CNBC International.

Bahkan, Kudlow mengungkapkan bahwa AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan.

"Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan jika pembicaraan dengan China berlangsung positif," paparnya.

Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.

"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.

China kemudian mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang. Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.

Di sisi lain, sentimen negatif bagi bursa saham Asia datang dari nilai tukar yuan yang kembali dilemahkan oleh People's Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China. Melansir CNBC International, PBOC menetapkan titik tengah yuan pada hari ini di level 7,0039/dolar AS, lebih lemah dibandingkan titik tengah pada perdagangan kemarin (7/8/2019) di level 6,9996/dolar AS. PBOC terus saja melemahkan yuan kala Kementerian Keuangan AS sudah melabeli China dengan julukan "manipulator mata uang".

Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo
 

Senin, 05 Agustus 2019

Rifanfinancindo - Masih 'Sakti' Enggak Ucapan Trump di Pasar Forex Pekan Ini?

Masih 'Sakti' Enggak Ucapan Trump di Pasar Forex Pekan Ini?
RifanfinancindoUcapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat arah pergerakan pasar forex atau valas berbalik pada pekan lalu. Kurs dolar AS yang sebelumnya sangat perkasa tiba-tiba jeblok, yen Jepang pun menguat tajam, euro dan poundsterling akhirnya rebound dari level terlemahnya.

Trump pada pekan lalu mengumumkan akan mengenakan tarif impor baru kepada produk dari China, yang memicu kecemasan akan membesarnya perang dagang kedua negara, menjadi penyebab berubahnya "arah angin" di pasar forex.

Namun, apakah ucapan "sakti" Trump tersebut masih akan berlaku di pekan ini?

Melihat tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) di bulan September, potensi masih berpengaruhnya ucapan Trump cukup besar.

Dengan demikian dolar AS berpotensi kembali melemah. Apalagi di pekan ini tidak banyak data ekonomi penting yang dirilis dari AS, peluang dolar untuk untuk bisa bangkit semakin menipis.

Tekanan terhadap dolar sudah terlihat di awal perdagangan Senin (5/8/19), pada pukul 7:14 WIB, yen menguat 0,23% melawan mata uang the greenback ini ke level 106,30/US$ dan berada di level terkuat 7 bulan.

Di waktu yang sama euro dan poundsterling masing-masing menguat 0,13% dan 0.05% ke level US$ 1,1121 dan US$ 1,2157, berdasarkan data Refinitiv.

Akibat penguatan beberapa mata uang utama tersebut, indeks dolar melemah 0,08% ke level 97,99.

Data dari piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan probabilitas suku bunga 1,75%-2,00% di bulan Desember sebesar 97,3% meningkat tajam dibandingkan pekan lalu sebesar 56,2%. Sementara probabilitas suku bunga saat ini 2,00%-2,25% sebesar 0% alias tidak ada sama sekali.

Data tersebut menunjukkan pelaku pasar sangat yakin The Fed akan memangkas lagi suku bunga pada bulan depan.

Menakar
Grafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed Bulan September
Foto: CME Group

Dolar AS pada Kamis pekan lalu bergerak seperti roller coaster. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,25% tetapi mengindikasikan tidak akan agresif melakukan pemangkasan di tahun ini membuat indeks dolar melesat naik ke level tertinggi dua tahun.

Dolar terlihat seperti akan terus berjaya hingga akhir pekan, bahkan bisa berlanjut di pekan ini.

Namun, kurang dari 24 jam setelah The Fed mengumumkan suku bunga, Trump menaikkan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku pada September.

Akibat kebijakan Trump tersebut babak baru perang dagang bisa dimulai, China sudah mengancam akan melakukan hal yang serupa.

Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing bakal menerapkan serangan balasan jika AS jadi mengenakan bea masuk baru.

Perang dagang AS-China merupakan biang keladi pelambatan ekonomi global, termasuk di AS. Dengan peluang membesarnya perang dagang, dan perekonomian AS kemungkinan terseret, hal ini yang membuat pelaku pasar kembali yakin The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali lagi, yakni di bulan September dan Desember.  (pap/tas)

Sumber : CNBC

Rabu, 31 Juli 2019

Rifanfinancindo - Trump "Ancam" China (Lagi) & Dag Dig Dug Kebijakan The Fed

Rifanfinancindo - Pasar keuangan Indonesia cenderung mixed pada perdagangan hari ke-2 pekan ini, Selasa (30/07/2019). Pasar saham mengalami penguatan, rupiah stagnan, dan pasar obligasi pemerintah rata-rata mengalami koreksi harga.

IHSG kemarin ditutup positif dengan persentase penguatan cukup cantik sebesar 1,23% pada level 6.376. Sementara bursa utama kawasan Asia juga terapresiasi, seperti: Nikkei 225 positif 0,43%, Hang Seng naik 0,14%, Shanghai Composite terangkat 0,39%, Kospi bertambah 0,45%, dan Strait Times plus 0,12%.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak mengalami perubahan nilai alias sama dengan penutupan pasar spot kemarin di harga Rp 14.015/$AS. Mata Uang Garuda sempat terjerat di zona merah hingga berhasil keluar dari zona tersebut.


Meskipun rupiah selamat tidak sampai terdepresiasi, sebetulnya mata uang Asia sedang bergerak menguat terhadap dolar sehingga rupiah hanya menempati posisi klasemen bawah, hanya lebih baik dari ringgit Malaysia yang melemah 0,12%.

Rupiah mampu memangkas pelemahan setelah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis angka realisasi investasi kuartal-II 2019 dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) tumbuh 9,61% secara tahunan (year-on-year/YoY), yang menandai pertumbuhan pertama dalam lima kuartal. Dalam empat kuartal sebelumnya, realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.

Di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) sebagian besar mengalami kenaikan, yang menandakan harga obligasi sedang turun akibat banyak dilepas para pelaku pasar. Ada empat seri yang biasanya menjadi acuan para pelaku pasar, yakni: FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 7 basis poin (bps) menjadi 6,76%, disusul FR0078 bertenor 10 tahun naik 5,6 bps menjadi 7,31, kemudian FR0068 bertenor 15 tahun naik 3,7 bps menjadi 7,61, dan FR0079 bertenor 20 tahun naik 2,5 bps menjadi 7,80. Besaran 100 bps tersebut setara dengan 1%. Berikut tabel selengkapnya:

Seri Jatuh tempo Yield 30 Jul'19 (%) Selisih (basis poin)
FR0077 5 tahun 6.764 7.00
FR0078 10 tahun 7.313 5.60
FR0068 15 tahun 7.619 3.70
FR0079 20 tahun 7.802 2.50
Avg movement

4.70
Sumber: Refinitiv

Dua tema besar yang berasal dari faktor eksternal berikut perlu diperhatikan pelaku pasar keuangan dalam negeri, pertama terkait pertemuan para Pejabat AS dengan Pejabat China di Shanghai dan rapat dari Bank sentral AS atau the Fed yang akan menentukan kebijakan suku bunganya pada Kamis esok pukul 01:00 WIB.

Dari perang dagang, AS dan China kembali melakukan perundingan setelah sempat macet pada bulan Mei lalu. Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Presiden Trump mengatakan bahwa pembicaraan dengan China berjalan baik, tetapi Amerika Serikat akan "membuat kesepakatan yang sangat baik atau tidak sama sekali."

"Kita akan lihat apa yang terjadi," katanya kepada wartawan.

Trump memperingatkan China agar tidak menunggu masa jabatan pertamanya selesai untuk membuat kesepakatan perdagangan. Jika ia memenangkan pemilihan ulang pada Pemilu Presiden AS bulan November 2020, hasilnya mungkin bukan kesepakatan tetapi kemungkinan yang lebih buruk.

"Masalah dengan mereka menunggu ... adalah bahwa jika dan ketika saya menang, kesepakatan yang mereka dapatkan akan jauh lebih sulit daripada apa yang kita negosiasikan sekarang ... atau tidak ada kesepakatan sama sekali," kata Trump dalam sebuah postingannya di Twitter.

Trump mengatakan China tampaknya mundur dari janji membeli produk pertanian A.S., yang menurut pejabat AS bisa menjadi isyarat dari niat baik China dan merupakan bagian dari pakta yang terakhir.

"China ... seharusnya mulai membeli produk pertanian kami sekarang - tidak ada tanda-tanda bahwa mereka melakukannya. Itulah masalah dengan China, mereka hanya tidak menjalaninya," lanjut Trump dalam serangkaian tweet.

Pelaku pasar kini juga dihadapkan pada kebijakan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) yang akan diumumkan tanggal 31 Juli waktu setempat. Mengutip situs resmi CME Group pada pukul 05:53 WIB, probabilitas pemangkasan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 bps sebesar 79,1%. Naik dari probabilitas kemarin yang sempat berada di level 78,1%. Pemangkasan 50 bps akan menjadi kejutan, tetapi kemungkinannya kecil. (yam/yam)
 

Selasa, 23 Juli 2019

Rifanfinancindo - Terseret Kinerja Wall Street, Bursa Tokyo Dibuka Menguat

Terseret Kinerja Wall Street, Bursa Tokyo Dibuka Menguat
Rifanfinancindo Palembang - Bursa Tokyo dibuka menguat tipis pada perdagangan Selasa (23/7/2019). Seperti dilansir AFP, indeks Nikkei 225 naik 0,24% atau 52,58 poin ke level 21.482,67. Sedangkan indeks Topix turun 0,27% atau 4,17 poin ke level 1.564,57.

Pergerakan di Bursa Tokyo turut terdampak oleh kinerja Wall Street. Bergulirnya earning seasons membawa Wall Street ditutup di teritori hijau pada perdagangan Senin (22/7/2019) waktu setempat.

S&P naik 0,3% ke level 2.985,03. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,7% ke level 8.204,14. Sementara Dow Jones Industrial Average bertambah 17,70 poin ke level 27.171,90.

Di tengah laporan earning seasons, serempat perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba. Dari perusahaan-perusahaan, sebanyak 78,5% telah melampaui ekspetasi analis untuk pendapatan sementara. Sedangkan 67% lain melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik menurut data FactSet. (miq/miq)
 

Selasa, 09 Juli 2019

Rifanfinancindo - Situasi Timur Tengah Bikin Harga Minyak Ogah Turun Banyak

Situasi Timur Tengah Bikin Harga Minyak Ogah Turun Banyak
Ilustrasi Minyak Mentah (REUTERS / Brendan McDermid)
Rifanfinancindo Palembang - Harga minyak dunia bergerak turun pada pagi ini. Namun penurunan harga si emas hitam tidak terlalu drastis, karena himpitan dua sentimen besar. 

Pada Selasa (9/7/2019) pukul 07:38 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet masing-masing terkoreksi terbatas 0,02% dan 0,18%. Namun dalam sepekan terakhir, harga brent melonjak 2,45% dan light sweet melesat 2,3%. 

Faktor yang menyeret harga minyak ke selatan adalah masih tingginya kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan permintaan. Data-data ekonomi di berbagai negara menunjukkan perlambatan ekonomi begitu nyata.

Di Jepang, Pemesanan mesin inti (di luar komponen kapal dan elektronik) di Jepang turun 3,7% year-on-year (YoY) pada Mei. Ini menjadi penurunan paling tajam dalam delapan bulan terakhir.

Sementara di Jerman, produksi industri pada Mei terkontraksi alias minus 3,7% YoY. Memburuk dibandingkan April yang terkontraksi 2,3%.

Data kurang enak juga datang dari Amerika Serikat (AS). Memang penciptaan lapangan kerja di Negeri Paman Sam pada Juni mencapai 224.000, tertinggi sejak awal tahun. Namun angka pengangguran naik dari 3,6% menjadi 3,7%.

Belum lagi isu perang dagang AS-China yang belum terselesaikan. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping boleh bersepakat untuk kembali berunding. Namun jalan menuju kesepakatan damai dagang seperti masih butuh proses.

Jadi wajar saja jika investor cemas perlambatan ekonomi akan menurunkan permintaan energi. Akibatnya, harga minyak pun terdorong ke bawah.

Namun faktor yang membuat koreksi harga minyak tidak terlampau dalam adalah potensi ketegangan di Timur Tengah. Iran memutuskan untuk kembali melakukan pengayaan uranium yang tidak sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan negara-negara barat pada 2015. 

Langkah Teheran tentunya mengundang kecaman dunia, tidak terkecuali AS. "Mereka sebaiknya hati-hati," kata Presiden Trump. Sebuah kalimat yang singkat, tetapi tidak bisa dianggap enteng.

Jika Iran terus melakukan pengayaan uranium (yang bisa digunakan untuk senjata pemusnah massal), maka situasi Timur Tengah bakal tetap panas. Bukan tidak mungkin AS dan sekutunya menempuh opsi agresi militer.

"Kami melihat ada risiko konflik bersenjata, sehingga menahan penurunan harga minyak lebih lanjut akibat perlambatan ekonomi global," kata Jim Ritterbusch, Analis dari Rittersburch and Associates dalam laporannya, seperti diberitakan Reuters. (aji/aji)