Harga emas bergerak menguat pada perdagangan Rabu, didorong oleh melemahnya Dolar AS setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat keyakinan pasar akan adanya pemangkasan suku bunga pada September. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh antisipasi pertemuan antara Amerika Serikat dan Rusia pekan ini terkait perang di Ukraina.
Per pukul 06.51 GMT, harga emas spot naik 0,3% menjadi $3.355,30 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 0,2% ke $3.405,50. Menurut Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, pelemahan USD memberikan ruang bagi kenaikan moderat harga emas, dengan logam mulia ini berfluktuasi di sekitar level $3.350 menjelang pertemuan Trump–Putin pada Jumat mendatang. Ia menambahkan, jika pertemuan di Alaska tidak menghasilkan kesepakatan dan perang Ukraina terus berlanjut, harga emas berpotensi kembali menguji level $3.400.
Pertemuan Trump–Putin dan Dampaknya ke Emas
Gedung Putih menyebut pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin hanyalah “sesi mendengarkan” bagi presiden, sehingga menurunkan ekspektasi tercapainya kesepakatan gencatan senjata cepat. Ketidakpastian geopolitik ini menjadi faktor pendukung harga emas, yang kerap dianggap aset lindung nilai di tengah ketegangan global.
Data Inflasi AS Tekan Dolar, Dongkrak Daya Tarik Emas
Data yang dirilis Selasa menunjukkan Consumer Price Index (CPI) AS naik 0,2% pada Juli, lebih rendah dari kenaikan 0,3% pada Juni. Secara tahunan, CPI naik 2,7%. Angka ini memicu pelemahan lebih lanjut pada Indeks Dolar, membuat emas yang dihargai dalam USD menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Pasar kini memperkirakan sekitar 90% peluang The Fed memangkas suku bunga pada September, dengan setidaknya satu pemangkasan tambahan sebelum akhir tahun. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung lebih diminati karena biaya peluang memegangnya menjadi lebih rendah.
Faktor Tambahan yang Mendukung Sentimen Pasar
Selain ekspektasi pemangkasan suku bunga, pasar juga mendapat sentimen positif dari perpanjangan gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China selama 90 hari, yang mencegah penerapan bea masuk tiga digit pada barang masing-masing. Meski demikian, fokus investor minggu ini masih tertuju pada rilis data ekonomi AS berikutnya, termasuk Producer Price Index (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.
Dengan kombinasi pelemahan Dolar, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, dan risiko geopolitik yang belum mereda, prospek harga emas jangka pendek tetap bullish. Jika ketidakpastian global berlanjut, emas berpotensi mempertahankan posisinya di atas $3.350 dan menguji kembali area resistance kunci di $3.400.
Sumber : newsmaker.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar