Jumat, 07 Agustus 2020

Rupiah KO vs Dolar AS, tapi Pukul Dolar Singapura & Australia

Ilustrasi Uang
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah memang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi melawan dolar Singapura dan Australia mampu menguat. Pergerakan tersebut menunjukkan kinerja rupiah pada hari ini sebenarnya tidak buruk, memang dolar AS yang sedang bangkit.

Pada pukul 13:39 WIB, rupiah melemah 0,14% melawan dolar AS di Rp 14.600/US$, tetapi melawan dolar Singapura menguat 0,12% ke Rp 10.637,76/SG$, begitu juga melawan dolar Australia menguat 0,17% ke Rp 10.529,52/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Meski menguat melawan kedua dolar tersebut, posisi rupiah masih "tidak enak" berada di dekat level terlemah 3 bulan melawan dolar Singapura, lebih parah lagi berada di dekat level terlemah 20 bulan.

Rupiah hari ini mendapat sentimen positif dari kenaikan cadangan devisa (cadev) hingga ke rekor tertinggi sepanjang masa.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$ 135,1 miliar. Melonjak tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 131,7 miliar. Rekor tertinggi cadangan devisa sebelumnya adalah US$ 132 miliar yang terjadi pada Januari 2018.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (7/8/2020).

Pada Maret lalu, cadangan devisa Indonesia tergerus US$ 9,4 miliar hingga posisi akhir Maret berada di US$ 121 miliar, yang merupakan level terendah sejak Mei 2019.

Saat itu, nilai tukar rupiah mengalami gejolak hebat, ambrol hingga ke Rp 16.620/US$, terlemah sejak krisis moneter 1998. Sehingga kebutuhan melakukan intervensi menstabilkan rupiah menjadi sangat besar, cadev pun akhirnya tergerus.

Selepas Maret, badai berlalu, rupiah mulai stabil bahkan malah menguat, sehingga kebutuhan intervensi menjadi minim, cadangan devisa jadi terus menanjak. Jika melihat posisi akhir Maret hingga Juli, cadev Indonesia mencatat kenaikan US$ 14,1 milliar.

Penerbitan obligasi berdenominasi yen (Samurai Bond) di awal bulan Juli lalu menjadi salah satu penambah cadev. Lewat penerbitan tersebut, pemerintah berhasil mengumpulkan dana sebesar 100 miliar yen atau sekitar Rp 13,41 trilun dengan kurs rupiah saat itu.

Dalam keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Jumat (3/7/2020), pemerintah menerbitkan lima seri Samurai Bond, tenor 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun.

Pasar obligasi Indonesia sebenarnya masih cukup menarik bagi investor asing. Hal tersebut terlihat dari data DJPPR yang menunjukkan aliran modal asing masuk ke pasar obligasi dalam negeri di bulan Juli. Artinya aksi jual justru dilakukan oleh investor domestic. Di akhir Juli, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 945,79 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Juni 937 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar