Kamis, 13 Agustus 2020

Emas Antam Naik Rp 2.000, Tetap Waspada Badai Belum Berlalu

Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa disebut emas Antam menguat pada hari Kamis (13/6/2020), setelah turun tajam pada perdagangan Rabu kemarin. Meski menguat, badai bagi harga logam mulia masih belum berlalu.

Berdasarkan data dari situs resmi logammulia.com, emas batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang, naik Rp 2.000 atau 0,19% dari Rabu kemarin yang merosot Rp 30.000. Sementara itu emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dihargai Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram naik Rp 0,21% dari kemarin.

Penguatan harga emas Antam hari ini mengikuti harga emas dunia yang berhasil rebound setelah ambrol pada perdagangan Selasa lalu.

Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia menguat 0,31% kemarin, sementara sehari sebelumnya ambrol 5,72% yang turut membuat harga emas Antam merosot Rp 30.000.


Meski menguat hari ini, tetapi ke depannya emas Antam kemungkinan akan mengalami penurunan ataupun kenaikan harga yang cukup tajam. Sebabnya, harga emas dunia yang diramal akan mengalami volatilitas tinggi.

Para analis melihat ambrolnya harga emas dunia, yang memicu penurunan tajam emas Antam, akibat kenaikan real yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat, serta harapan akan vaksin virus corona.

"Harga emas dan real yield Treasury 10 tahun memiliki korelasi negatif yang kuat. Hal itu terjadi karena saat yield Treasury naik, emas menjadi terlihat kurang menarik karena bukan aset yang memberikan imbal hasil," kata Vivek Dhar, analis komoditas pertambangan dan energi dari Commoniwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Karena tanpa imbal hasil, ketika yield Treasury naik akan menambah opportunity cost (biaya peluang) atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi di Treasury AS.

"Emas berada dalam posisi yang belum pernah dicapai sebelumnya, penurunan tajam kemarin menunjukkan volatilitas harga emas kemungkinan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan" tambahnya.

Volatilitas tinggi artinya harga emas dunia kemungkinan masih akan merosot tajam, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali melesat. Maka bersiap untuk melihat harga emas Antam turun atau naik dengan cukup signifikan.

Sementara itu, Yung-yu Ma, kepala strategi investasi di BMO Wealth Management, mengatakan ada 2 faktor yang membuat emas akan berubah arah, yakni vaksin dan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden AS pada bulan November.

Efek Pemilu dikatakan tergantung bagaimana hasilnya, sementara Jika ada perkembangan positif dari vaksin virus corona, ia melihat emas akan turun hingga ke US$ 1.600/troy ons setelah Pemilu AS. Tetapi ia juga mengatakan emas akan kembali rally di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar