Kamis, 30 Juli 2020

Thanks in Advance Mr. Powell, Rupiah Siap Menguat 8 Hari!

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Rifan FinancindoRupiah kembali mencatat penguatan tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.470/US$ Rabu kemarin. Meski seiprit, penguatan tersebut cukup membawa rupiah membukukan penguatan 7 hari beruntun.

Reli panjang rupiah sepertinya masih belum akan berakhir, sebab sentimen pelaku pasar sedang bagus yang tercermin dari menguatnya bursa saham Asia pagi ini, Kamis (30/7/2020).

Kala sentimen pelaku pasar sedang bagus, aliran modal akan masuk ke negara emerging market seperti Indonesia yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, dampaknya rupiah berpeluang memperpanjang reli menjadi 8 hari beruntun.

Artinya, kebijakan tersebut akan ditahan cukup lama, mengingat perekonomian AS masih jauh dari kata bangkit. Bank sentral AS, The Fed, yang dipimpin Chairman Jerome Powell, melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona menyerang dunia.

Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi pemicu membaiknya sentimen pelaku pasar. Sesuai prediksi banyak analis, Ketua The Fed, Jerome Powell mempertahankan suku bunga acuan 0 - 0,25%, dan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) selama diperlukan guna membangkitkan perekonomian AS.

Secara teknikal, belum ada perubahan mengingat rupiah belakangan ini menguat tipis-tipis saja. Posisi penutupan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020) tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.

Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah. Pergerakan rupiah Selasa kemarin yang sempat melemah dan berakhir menguat tipis menjadi indikasi keraguan pasar.

Munculnya Doji menjadi indikasi suatu instrument akan memasuki fase konsolidasi.
Dalam kasus rupiah atau yang disimbolkan dengan USD/IDR, fase konsolidasi kemungkinan akan berada di rentang Rp 14.325/US$ sampai US$ 14.730/US$.

Artinya, rupiah kecenderungannya akan bergerak bolak balik di antara level tersebut di pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai pekan depan.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic bergerak turun tetapi masih belum masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai oversold, rupiah punya peluang berisiko berbalik melemah.

Artinya, jika belum mencapai oversold, rupiah punya peluang untuk menguat di pekan ini, menuju batas bawah fase konsolidasi Rp 14.325/US$.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 14.510/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan apakah rupiah mampu menembus batas bawah fase konsolidasi sehingga akan menguat lebih lanjut, atau sebaliknya batas atas Rp 14.730/US$ yang akan dilewati sehingga risiko pelemahan semakin membesar.

Batas atas tersebut juga merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Ke depannya, selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61,8% tersebut rupiah masih berpeluang menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 29 Juli 2020

Di Atas Langit Masih Ada Langit, Emas Diramal Capai US$ 3.500

Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
PT Rifan - Rekor tertinggi harga emas dunia dunia US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan kemarin, nyaris satu dekade lamanya. Hari ini, Selasa (28/7/2020) harga emas emas dunia sekali lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa lagi.

Berdasarkan data Refinitiv, emas pagi ini melesat nyaris 2% ke US$ 1.980,56/troy ons pagi tadi yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, jauh di atas rekor kemarin US$ 1.945,16/troy ons, Ibarat di atas langit masih ada langit, emas sepertinya masih akan terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Ramalan terbaru setelah emas mencetak rekor datang dari Barry Dawes, dari Martin Place Securities, dalam 2 tahun ke depan harga emas disebut akan mencapai US$ 3.500/troy ons. 
 
"Terlihat sangat signifikan seberapa cepat emas melewati US$ 1.923 yang merupakan rekor sebelumnya. Fakta lainnya, emas sangat mudah melewati level US$ 1.800" kata Dawes sebagaimana dilansir CNBC International. 

"Yang ingin saya katakan, ini adalah pasar yang sangat, sangat kuat. Saya melihat emas akan mencapai US$ 3.500/troy ons dalam waktu 2 tahun ke depan" tambahnya. 

Sementara itu, Garth Bregman dari BNP Paribas Wealth Management memprediksi harga emas akan berkonsolidasi terlebih dahulu di sekitar US$ 2.000/troy ons, sebelum kembali melesat. 

"Kami tidak melihat katalis yang akan menghentikan penguatan harga emas dalam jangka pendek. Faktanya, faktor-faktor yang membuat emas melesat ke rekor tertinggi masih tetap ada," kata Bregman, sebagaimana dilansir CNBC International

Analis lainnya, Jurge Kiener dari Swiss Asia Capital bahkan lebih bullish lagi, secara teknikal ia melihat ada peluang emas mencapai US$ 8.000/troy ons.

"Jika anda melihat secara teknikal, anda akan dapat mengambil gap dari level bottom ke top, sehingga target penguatan ke US$ 2.834/troy ons, dan itu merupakan target awal yang akan dicapai cukup cepat," kata Kiener.

Secara historis, Kiener melihat harga emas akan naik sebanyak 7 sampai 8 kali lipat dari level bottom

"Jika anda melihat struktur bottom di US$ 1.050/troy ons, di kali tujuh, maka target harga emas selanjutnya US$ 8.000/troy ons," katanya.
Untuk diketahui, level bottom emas yang dimaksud tersebut terjadi pada Desember 2015. 

Menurut Kiener yang membuat emas menjadi menarik adalah return yang dihasilkan emas lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan ketimbang obligasi (Treasury) AS. 

Yield Treasury AS saat ini berada di kisaran 0,61%, tentunya sangat rendah ketimbang kenaikan harga emas di tahun ini, dan potensi ke depannya, seandainya melesat lebih tinggi lagi ke US$ 3.500/troy ons misalnya. 

Ramalan Terekstrim Emas
Tetapi sejauh ini, ramalan terekstrem emas masih dipegang oleh Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital, yang memprediksi emas akan mencapai US$ 10.000/troy ons.

Ia melihat kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) menjadi pemicu harga emas terbang sangat tinggi.

"The Fed, seperti yang ada ketahui, melakukan aksi pembelian aset yang masif akibat situasi yang disebabkan virus corona, oleh karena itu harga ekuilibrium emas juga naik dengan sepadan, harga emas yang seimbang dengan balance sheet The Fed kini sangat tinggi," kata Olivier, sebagaimana dilansir Kitco, beberapa waktu lalu.

Nilai aset yang dibeli The Fed bisa dilihat dari Balance Sheet. Semakin banyak jumlah aset yang dibeli, maka Balance Sheet The Fed akan semakin besar.

Pada periode 2008-2014 saat The Fed melakukan QE untuk guna memacu perekonomian akibat krisis finansial, nilai Balance Sheet The Fed mencapai US$ 4,5 triliun.

Kini, kebijakan yang sama diterapkan oleh The Fed, sang ketua Jerome Powell bahkan mengatakan akan melakukan QE berapa pun nilainya selama diperlukan oleh perekonomian. Saat ini, Balance Sheet The Fed sudah mencapai US$ 7,14 triliun, dan kemungkinan masih akan terus meningkat.

"Perkiraan saya sudah berubah, saya sekarang melihat harga emas bisa ke US$ 10.000/troy ons," tambahnya.

Sayangnya, Olivier tidak menyebutkan dalam rentang waktu berada lama emas akan mencapai level US$ 10.000/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 28 Juli 2020

Dolar AS Nyungsep Lagi, Rupiah Siap Terbang Tinggi

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo BerjangkaNilai tukar rupiah menguat cukup tajam 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.490/US$ pada perdagangan Senin kemarin (27/7/2020). Dengan penguatan tersebut, rupiah berarti membukukan reli 5 hari beruntun.

Indeks dolar AS yang terus nyungsep memberikan peluang rupiah terbang tinggi pada hari ini, Selasa (28/7/2020). Pagi ini indeks dolar AS berada di kisaran 93.503 yang merupakan level terendah sejak Juni 2018.

Indeks ini dibentuk dari 6 mata uang, euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, franc Swiss, dan krona Swedia, tetapi juga menjadi indikator kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya.

Selain itu, Moderna, perusahaan farmasi asal AS, mengumumkan bahwa vaksin anti-corona buatan mereka kemungkinan sudah siap digunakan pada akhir tahun ini.

Moderna akan segera memulai uji coba tahap III yang melibatkan 30.000 relawan untuk melihat apakah vaksin aman dan efektif untuk menangkal virus corona.

"Mendapatkan vaksin yang aman, efektif, dan bisa diedarkan pada akhir tahun adalah tujuan kami. Ini adalah tujuan semua orang," kata Direktur US National Institutes of Health Francis Colliins, sebagaimana diwartakan Reuters.
Kabar tersebut tentunya membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan menambah tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Secara teknikal, posisi penutupan rupiah pada perdagangan kemarin tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.

Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah, sehingga suatu instrument berpeluang memaasuki fase konsolidasi.

Dalam kasus rupiah atau yang disimbolkan dengan USD/IDR, fase konsolidasi kemungkinan akan berada di rentang Rp 14.325/US$ sampai US$ 14.730/US$. Artinya, rupiah kecenderungannya akan bergerak bolak balik di antara level tersebut di pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai pekan depan.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic bergerak turun tetapi masih belum masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai oversold, rupiah punya peluang berisiko berbalik melemah.

Artinya, jika belum mencapai oversold, rupiah punya peluang untuk menguat di pekan ini, menuju batas bawah fase konsolidasi Rp 14.325/US$.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 14.510/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan apakah rupiah mampu menembus batas bawah tersebut sehingga akan menguat lebih lanjut, atau sebaliknya batas atas Rp 14.730/US$ yang akan dilewati sehingga risiko pelemahan semakin membesar.

Batas atas tersebut juga merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Ke depannya, selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61,8% tersebut rupiah masih berpeluang menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 27 Juli 2020

Jangan Lupa! Kala Resesi Hadir, Investasi Emas Lebih Cuan

Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
PT Rifan Financindo - Ekonomi dunia sedang berduka akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China mendorong sejumlah negara masuk jurang resesi.

Pandemi Covid-19 ini telah memicu pembatasan wilayah atau lockdown di seluruh negara guna memitigasi penyebaran, sehingga berdampak pada terhentinya roda perekonomian global. Ketika aktivitas ekonomi terganggu maka berujung pada jurang resesi, yaitu pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dalam kurun dua kuartal berturut.

Bank Dunia (World Bank) mencatat, aktivitas ekonomi di antara negara-negara maju menyusut drastis hingga 7% di tahun 2020 dan IMF meramalkan ekonomi global di 2020 akan -4,9%. Sementara ekonomi negara berkembang juga menyusut hingga 2,5%. Ini merupakan pertama kalinya ekonomi negara berkembang terkontraksi sejak 60 tahun lalu.

Bahkan, dua negara maju seperti Singapura dan Korea Selatan telah resmi mengalami resesi ekonomi. Terbaru, Bank of Korea (BoK) mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) Negeri Ginseng tersebut secara kuartalan di kuartal II-2020 tercatat minus 3,3%, sedangkan di kuartal sebelumnya ekonomi minus 1,3%.

Sebelum Korea Selatan, Singapura telah lebih dulu terjerat ke dalam resesi. Kabar buruk ini disampaikan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura pada Selasa (14/7/2020). Secara kuartalan, ekonomi Singapura di kuartal II 2020 berkontraksi atau minus 41,2%. Sementara secara tahunan, PDB anjlok 12,6%.
Lalu bagaimana dengan ekonomi Bumi Pertiwi, apakah akan mengalami hal yang sama?

Bank Indonesia (BI) telah melihat proyeksi perekonomian Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal II-2020. Dan kemungkinan besar juga pertumbuhan negatif ini tetap lanjut pada kuartal III-2020. Dengan ramalan ini artinya RI akan masuk jurang resesi. 

"Forecast-forecast termasuk BI bahwa kuartal II pertumbuhan ekonomi akan negatif. Pertumbuhan di triwulan III (juga) dari BI kami perkirakan kemungkinan masih negatif," ujar Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung, Kamis (23/7/2020).

Ramalan BI ini bukan tanpa sebab. Apalagi sejak diserang pandemi Covid-19, perekonomian dunia memang tertekan termasuk Indonesia.

Kemungkinan resesi juga diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu. Ada kemungkinan PDB di kuartal III juga negatif.

Ia mengaku pemerintah saat ini sedang bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 tidak terkontraksi seperti proyeksi pada kuartal II yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan minus 2% sampai 4,3%.
Selain itu, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan Indonesia masuk ke zona resesi.

"Hasil kalkulasi INDEF menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh negatif di triwulan II dan memasuki zona resesi di triwulan III 2020. Pada triwulan II 2020 ekonomi diproyeksi tumbuh negatif di kisaran -3,26 persen (skenario sedang) hingga -3,88 persen (skenario berat)," tulis lembaga riset independen dan otonom yang berdiri pada Agustus 1995 ini.

INDEF melihat, pada triwulan III-2020, ancaman pertumbuhan ekonomi negatif juga masih membayangi perekonomian Indonesia.

"Hal ini terlihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berpotensi negatif di kisaran -1,3% (skenario sedang) hingga -1,75% (skenario berat). Waspada dan siap siaga memitigasi kemungkinan resesi ekonomi menjadi pilihan kebijakan yang tidak terelakkan," tulis INDEF.

Seandainya RI pun mengalami resesi, lalu investasi apa yang layak dipertimbangkan oleh investor ritel?

Berikut Pilihan Investasi Bagi Investor Ritel
 
Ada beberapa jenis investasi yang bisa jadi pilihan karena mudah untuk dilakukan dan memiliki risiko yang tidak terlalu besar. Investasi tersebut mulai dari saham, emas, obligasi hingga reksa dana, yang  kesemuanya punya karakter dan keunggulan masing-masing.

Berinvestasi adalah salah satu cara yang strategis untuk dapat menghasilkan uang yang lebih. Kendati demikian, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis dan produk atau instrumen investasi. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kebutuhan, tujuan dan pribadi yang berbeda-beda.

Kala resesi hadir di Tanah Air, instrumen investasi seperti emas bisa menjadi pilihan. Kebanyakan orang tentu suka mengenakan emas sebagai perhiasan. Selain sebagai aksesoris, ternyata emas memiliki berbagai manfaat yang lebih berarti. Emas memiliki nilai yang cukup stabil.

Sehingga jika Anda ingin memulai investasi, emas bisa menjadi pilihan. Jika emas batangan dinilai terlalu mahal maka Anda bisa membeli perhiasan terlebih dahulu untuk dijadikan aset.

Mengacu data sepanjang pekan ini harga logam mulia emas yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk kepingan 100 gram yang lumrah dijadikan acuan naik sebesar Rp 33.000 atau 3,67% menjadi Rp 931.120/gram pada Sabtu (25/7/2020) dari Rp 898.120/gram pada Sabtu lalu (18/7/2020).

Kenaikan harga emas Antam tersebut seiring dengan lonjakan harga emas dunia di pasar spot ke rekor baru sejak sembilan tahun silam. Di mana sepekan ini  (week on week/WoW) harga emas dunia membukukan kenaikan yang signifikan sebesar US$ 92,07 atau 5,09% ke level US$ 1.900,98/troy ons pada (24/7/2020) dari level US$ 1.808,9/troy ons di penutupan hari Jumat lalu (17/7/2020).

Investasi emas yang dianggap sebagai lindung nilai (hedging) di saat ketidapastian ekonomi akibat pandemi virus corona, menunjukkan bahwa instrumen yang satu ini merupakan aset safe haven yang paling dicari ketika situasi ekonomi berada di jurang resesi.

Selain emas, ada juga aset safe haven lainnya seperti yen Jepang. Sama seperti emas, mata uang valuta asing yang satu ini kerap dijadikan incaran investor di kala ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Sepekan ini mata uang yen Jepang (JPY) terpantau menguat terhadap dolar AS, kini yen berada di level 106,12/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (24/7/2020) menguat 0,81% dari level 106,99/US$ pada penutupan Jumat lalu (17/7/2020). Sementara terhadap rupiah, mata uang yen juga menguat sebesar 0,26% ke level Rp 136,96/JPY dari Rp 136,61/JPY.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 24 Juli 2020

Cuan Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini Capai Rp 926.120/gram

Emas Antam
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT Rifan Financindo - Harga emas Antam hari ini, Jumat (24/7/2020) berada di Rp 926.120/gram, naik Rp 7.000 terdorong oleh meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, sehingga investor memburu aset lindung nilai untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin (23/7/2020) harga emas logam mulia acuan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sempat turun sebesar Rp 5.000 ke Rp 919.120 setelah lonjakan Rp 19.000 ke Rp 924.120/gram pada hari Rabu. 

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia gerai Jakarta di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,76% berada di Rp 92,612 juta per batang dari harga sebelumnya yakni Rp 91,912 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Jumat ini (24/7/2020) juga mengalami kenaikan yang sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 984.000/gram setelah koreksi 0,51% atau sebesar Rp 5.000 ke Rp 977.000/gram pada hari Kamis kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini ditetapkan pada Rp 884.000/gramnaik Rp 7.000 atau 0,80% dari posisi kemarin Rp 877.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut akan dikenakan biaya PPh 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22 atas emas batangan). 
Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% (untuk pemegang NPWP dan 0,9% untuk non NPWP).

Harga Emas Antam 24 Juli 2020


Emas Antam 
Foto: Revinitif
Emas Antam

Kenaikan harga emas Antam terjadi seiring dengan penguatan harga emas dunia di pasar spot pada penutupan perdagangan hari Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia), yang naik sebesar US$ 15,11 atau 0,81% ke level US$ 1.886,86/troy ons dari US$ 1.871,75/troy ons, melansir dari Refinitiv.

Harga emas dunia kemarin nyaris mendekati level resistance atau batas atas selanjutnya yang berada di level US$ 1.900/troy ons, dengan harga tertinggi harian atau intraday di level US$ 1.897,91/troy ons.

Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus juga mengalami kenaikan yang sebesar US$ 24,90 atau sekitar 1,3% ke level US$ 1.890,00/troy ons, melansir dari RTTNews.

Selain itu harga emas juga mendapat dorongan dari pelemahan indeks dolar yang merosot ke 94,70, turun 0,3% dari penutupan sebelumnya. Pelemahan dolar terjadi setelah sebuah laporan data dari Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan bahwa klaim untuk tunjangan pengangguran AS meningkat untuk pertama kalinya dalam kurun enam belas minggu.

Laporan tersebut mengatakan klaim pengangguran awal melonjak menjadi 1,416 juta pada pekan yang berakhir 18 Juli 2020, meningkat sebesar 109.000 dari tingkat 1,307 juta di pekan sebelumnya, sementara ekonom mengharapkan klaim pengangguran untuk tidak berubah.

Klaim pengangguran meningkat untuk pertama kalinya sejak akhir Maret tetapi masih jauh di bawah rekor tertinggi 6,867 juta yang ditetapkan dalam pekan yang berakhir pada 28 Maret 2020 lalu.

"Pasar tenaga kerja tetap di tempat yang genting karena kasus Covid-19 melonjak di beberapa bagian negara dan langkah-langkah yang lebih ketat diadopsi guna menghambat penyebaran," kata Nancy Vanden Houten, Kepala Ekonom AS di Oxford Economics, mengutip RTTNews.

"Ini (data klaim pengangguran) memberi tahu Anda bahwa setidaknya di sini di Amerika Serikat, kita masih memiliki jalan panjang sebelum kita pulih," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets. Emas sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian geopolitik dan keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan