Senin, 02 Agustus 2021

Analis & Investor Asing Bullish, Saatnya Borong Emas Antam?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam sepanjang pekan lalu mampu menguat 0,53% saat perhatian pelaku pasar tertuju pada dinamika di Amerika Serikat (AS) yang memberikan dampak besar ke pergerakan harga emas dunia. Di pekan ini, harga emas dunia diramal akan kembali naik, sehingga harga emas Antam berpeluang terkerek.

Mengawali pekan ini, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini stagnan. Emas dengan berat 1 gram dibanderol Rp 948.000/batang, sama dengan harga Sabtu pekan lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 524,000 526,000 528,000
1 gr 948,000 952,000 956,000
2 gr 1,836,000 1,844,000 1,852,000
3 gr 2,729,000 2,741,000 2,753,000
5 gr 4,515,000 4,535,000 4,555,000
10 gr 8,975,000 9,015,000 9,055,000
25 gr 22,312,000 22,412,000 22,512,000
50 gr 44,545,000 44,745,000 44,945,000
100 gr 89,012,000 89,412,000 89,813,000
250 gr 222,265,000 223,265,000 224,265,000
500 gr 444,320,000 446,319,000 448,318,000
1000 gr 888,600,000 892,598,000 896,597,000

Harga emas Antam sangat terpengaruh pergerakan harga emas dunia yang di pekan ini kembali diprediksi naik, berdasarkan hasil survei mingguan Kitco.

Survei terhadap 14 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 11 orang atau 79% memberikan proyeksi bullish (tren naik), sisanya netral, tidak ada satu pun yang memberikan proyeksi bearish (tren turun).

Sementara survei yang dilakukan terhadap investor dan pelaku pasar lainnya atau yang dikenal dengan Main Street, dengan 862 partisipan menunjukkan 70% memberikan proyeksi bullish, 18% bearish, dan sisanya netral.

Artinya, mayoritas analis dan investor kompak melihat harga emas akan naik di pekan ini.

Semua hal yang terjadi di AS sepanjang pekan lalu memang mendukung kenaikan harga emas. Bank sentral AS (The Fed) dalam pengumuman kebijakan moneternya masih belum memberikan kejelasan kapan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.

Spekulasi tapering tidak akan dilakukan di tahun ini menguat setelah pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II-2021 dilaporkan sebesar tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Kemudian, inflasi berdasarkan berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Juni dilaporkan melesat 3,5% (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4% YoY, tetapi di bawah hasil polling Reuters sebesar 3,7%. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun Juli 1991.

Inflasi tersebut sudah tinggi, tetapi dengan lebih rendah dari polling, tentunya menguatkan pernyataan The Fed jika inflasi tinggi hanya bersifat sementara. Artinya, tekanan bagi The Fed untuk segera melakukan tapering mereda. Emas pun berpotensi berjaya.

Edward Moya, analis dari OANDA mengatakan emas perlu melewati US$ 1.838/troy ons terlebih dahulu untuk memicu penguatan lebih lanjut.

"Ketika kita melihat emas melewati US$ 1.838/troy ons, maka emas akan menuju US$ 1.850/US$. Selanjutnya ketika emas mengakhiri perdagangan harian di atas US$ 1.850, maka aksi beli teknikal akan semakin bertambah, dan kita tidak akan melihat banyak resisten hingga di US$ 1.860 sampai US$ 1.870/troy ons," kata Moya sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (30/7/20210)

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 30 Juli 2021

Dolar AS Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Rupiah Siap Juara Asia!

Ilustrasi Rupiah dan Dolar di Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

Rifan FinancindoPengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) membuat dolar AS jeblok. Sebab, The Fed memberikan indikasi belum akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat.

Sayangnya, rupiah belum mampu memanfaatkan jebloknya indeks dolar AS untuk menguat tajam. Mata Uang Garuda hanya menguat 0,03% ke Rp 14.480/US$.

Namun, pada perdagangan Jumat (30/7/2021) peluang rupiah menguat tajam cukup besar, melihat indeks dolar AS yang makin terpuruk setelah rilis data pertumbuhan ekonomi Paman Sam yang mengecewakan.

Dolar AS ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, indeks dolar AS kemarin ambrol 0,5%, dan sudah merosot dalam 4 hari beruntun.

Rupiah bahkan berpeluang menjadi yang terbaik di Asia, jika sentimen pelaku pasar bagus hari ini, yang bisa dilihat dari pergerakan bursa saham. 

Departemen Perdagangan AS kemarin melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Data tersebut menguatkan ekspektasi The Fed tidak akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Meski demikian, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia yang masih tinggi bisa menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan sebab rupiah menguat tipis-tipis dalam 2 hari terakhir.

Sejak akhir Juni lalu, rupiah membentuk pola Rectangle atau persegi panjang. Batas bawah pola tersebut berada di kisaran Rp 14.450/US$ sementara batas atas berada di kisaran Rp 14.550/US$. Kemarin rupiah sempat menyentuh batas bawah tersebut dan akhirnya berbalik melemah, yang menjadi indikasi support kuat.

Diperlukan penembusan salah satu batas tersebut untuk menentukan kemana arah rupiah selanjutnya.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Mata Uang Garuda saat ini sedikit diuntungkan dengan munculnya pola-pola candle stick. Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola Gravestone Doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Level psikologis Rp 14.500/US$ menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.450/US$ yang merupakan batas bawah pola Rectangle. Jika mampu menembus level tersebut, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.400/US$. Di pekan ini, jika mampu melewati level yang disebutkan terakhir, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.350/US$.

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.550/US$ yang merupakan batas atas pola Rectangle.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 29 Juli 2021

The Fed Tahan Suku Bunga, Optimis Ekonomi AS Makin Strong!

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

 

PT Rifan - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve System (Fed) menahan suku bunga acuan mendekati nol. Lembaga itu juga menyatakan jika ekonomi AS akan terus berkembang meskipun ada peningkatan kasus infeksi.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengakhiri pertemuan dengan mempertahankan suku bunga dalam kisaran target antara nol dan 0,25%. Bersamaan dengan itu, komite dengan suara bulat bahwa ekonomi Paman Sam akan terus "menguat".

Ketua Jerome Powell mengatakan The Fed sama sekali tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga. "Pendekatan kami di sini adalah setransparan mungkin. Kita belum mencapai kemajuan lebih lanjut yang substansial," katanya, dikutip dari CNBC International pada Rabu (28/7/2021).

"Kemajuan lebih lanjut yang substansial" merujuk pada inflasi dan lapangan kerja sebagai tolok ukur yang telah ditetapkan Fed sebelum akan memperketat kebijakan. Termasuk menghentikan pembelian obligasi bulanan dan akhirnya menaikkan suku bunga.

Pasar memperkirakan nol kemungkinan kenaikan suku bunga tahun 2021. Namun, FedWatch CME dan Reuters menyatakan kemungkinan naik di 2022 kini menjadi 62%.

Dengan kemungkinan The Fed menahan suku bunga setidaknya hingga akhir 2022, investor telah mencari petunjuk kapan pembelian obligasi bulanan mungkin mulai ditarik kembali. Bank sentral saat ini membeli setidaknya US$ 120 miliar per bulan dalam obligasi, dengan setidaknya US$ 80 miliar masuk ke Treasury dan US$ 40 miliar lainnya ke bagian sekuritas yang didukung hipotek. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 28 Juli 2021

Siap-siap! Kamis Besok akan Jadi "Big Day" bagi Emas Antam

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan Financindo BerjangkaKamis besok (29/7) menjadi "big day" harga emas Antam berpeluang mengalami kenaikan atau penurunan tajam, sebab ada pengumuman kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).

Pengumuman tersebut akan berdampak pada harga emas dunia, yang menjadi faktor utama pergerakan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Jika besok kemungkinan terjadi pergerakan besar, pada hari ini Rabu (28/7/2021) harga emas Antam stagnan.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 940.000/batang, sama dengan harga kemarin.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 520,000 522,000 524,000
1 gr 940,000 944,000 948,000
2 gr 1,820,000 1,828,000 1,836,000
3 gr 2,705,000 2,717,000 2,729,000
5 gr 4,475,000 4,495,000 4,515,000
10 gr 8,895,000 8,935,000 8,975,000
25 gr 22,112,000 22,211,000 22,311,000
50 gr 44,145,000 44,343,000 44,542,000
100 gr 88,212,000 88,608,000 89,005,000
250 gr 220,265,000 221,256,000 222,247,000
500 gr 440,320,000 442,301,000 444,282,000
1000 gr 880,600,000 884,562,000 888,525,000

The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia yang tentunya berdampak pada harga emas dunia. Pelaku pasar akan melihat sinyal tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Jika The Fed memberikan sinyal tapering akan dilakukan dalam waktu dekat, maka harga emas dunia berisiko ambrol, dan menyeret harga emas Antam.

Sebaliknya, harga emas dunia berpeluang melesat tinggi dan diikuti emas Antam jika The Fed menyatakan tidak akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Tapering menjadi salah satu ancaman terbesar bagi emas dunia. Pernah terjadi pada tahun 2013 lalu, harga emas dunia terus menurun hingga tahun 2015.

Pendapatan para analis pun terbelah mengenai waktu tapering The Fed. Inflasi di AS sedang tinggi yang membuat analis memperkirakan The Fed akan segera melakukan tapering guna meredam laju inflasi.

Di sisi lain, penyebaran virus corona delta berisiko membuat perekonomian global melambat lagi, sehingga beberapa analis memperkirakan The Fed belum akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Semua prediksi tersebut akan terjawab pada Kamis dini hari nanti, dan tentunya akan mempengaruhi harga emas Antam besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 27 Juli 2021

Turun Lagi! Harga Emas Antam Makin Murah saja, Berani Beli?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoEmas dunia yang masih "galau" menentukan arah membuat harga emas Antam turun lagi pada perdagangan Selasa (27/7/2021). Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di level termurah dalam 3 pekan terakhir.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan turun Rp 2.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 940.000/batang, secara persentase turun 0,21%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 520,000 522,000 524,000
1 gr 940,000 944,000 948,000
2 gr 1,820,000 1,828,000 1,836,000
3 gr 2,705,000 2,717,000 2,729,000
5 gr 4,475,000 4,495,000 4,515,000
10 gr 8,895,000 8,935,000 8,975,000
25 gr 22,112,000 22,211,000 22,311,000
50 gr 44,145,000 44,343,000 44,542,000
100 gr 88,212,000 88,608,000 89,005,000
250 gr 220,265,000 221,256,000 222,247,000
500 gr 440,320,000 442,301,000 444,282,000
1000 gr 880,600,000 884,562,000 888,525,000

Sejak pekan lalu, harga emas dunia masih belum mampu jauh-jauh dari US$ 1.800/troy ons. Kemarin, logam mulia ini mengakhiri perdagangan di US$ 1.797/troy ons, melemah 0,23%, padahal sebelumnya sempat menguat ke US$ 1.811,24/troy ons.

Kemana emas dunia akan melangkah baru terlihat lebih jelas setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Artrinya, sebelum pengumuman tersebut emas dunia masih akan "galau", emas Antam juga masih sulit untuk kembali menguat.

Harga emas akan diuntungkan jika The Fed mengindikasikan belum akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat. Apalagi jika The Fed memberikan sinyal perekonomian AS berisiko melambat akibat penyebaran terbaru virus corona varian delta.

Dengan kata lain, The Fed bersikap dovish.

"Sikap yang dovish dari Powell dan koleganya akan menjadi sentimen positif bagi harga emas," ujar Carlo Alberto De Casa, Analis di Kinesis, seperti dikutip dari Reuters.

Tetapi sebaliknya, jika ada sinyal tapering dalam waktu dekat, emas berisiko ambrol.

Analis dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) memprediksi akan The Fed akan memberikan sinyal waktu tapering sudah dekat.

"Kita memperkirakan komite pembuat kebijakan moneter (FOMC) akan menghilangkan kata 'substansial' dari 'kemajuan substansial lebih lanjut' dalam panduan kebijakannya" kaya analis dari CBA Joseph Capurso dalam sebuah catatan kepada nasabahnya, sebagaimana dikutip CNBC International, Senin (26/7/2021).

"Menghilangkan kata 'substansial' akan menjadi sinyal FOMC yakin dalam waktu dekat akan melakukan pengurangan nilai QE, dan pengumuman tapering resmi akan dillakukan di bulan September nanti" tambahnya.

Terbelahnya pendapat para analis tersebut membuat harga emas dunia "galau", dan emas Antam turun pelan-pelan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan