Rabu, 16 April 2025

Saham Jepang Melemah, Indeks Nikkei 225 Turun 1,03% di Penutupan Perdagangan

 


Pasar saham Jepang ditutup melemah pada Rabu (16/4), di mana tekanan jual yang terjadi pada sektor Kertas & Pulp, Transportasi, serta Komunikasi menjadi penekan utama indeks. Indeks acuan Nikkei 225 turun 1,03% pada akhir sesi perdagangan di Tokyo, mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar.

Pelemahan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan korporasi serta pengaruh tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas global. Saham-saham dengan kapitalisasi besar juga ikut terseret, memperburuk koreksi indeks secara keseluruhan.

Meskipun mayoritas saham berada di zona merah, beberapa emiten tetap menunjukkan performa positif. Saham Toho Co., Ltd. (TYO:9602) memimpin penguatan dengan kenaikan signifikan sebesar 6,04% atau 461 poin, ditutup pada level 8.097,00. Disusul oleh Eisai Co., Ltd. (TYO:4523) yang naik 3,70% menjadi 3.865,00, serta Shimizu Corp. (TYO:1803) yang menguat 2,93% ke 1.372,00.

Namun demikian, tekanan jual yang tajam terlihat pada beberapa saham teknologi dan industri berat. Advantest Corp. (TYO:6857) menjadi yang paling merosot dengan penurunan 6,55% ke level 5.423,00. Saham SUMCO Corp. (TYO:3436), yang bergerak di bidang semikonduktor, turun 5,95% ke 856,20. Sementara itu, Toray Industries, Inc. (TYO:3402) melemah 4,39% ke posisi 883,00.

Secara keseluruhan, jumlah saham yang mengalami penurunan mencapai 2.264, melampaui jumlah saham yang menguat sebanyak 1.368, sementara 222 saham tercatat stagnan. Ketimpangan ini menandakan dominasi tekanan jual di bursa Tokyo.

Indeks volatilitas Nikkei, yang mengukur ekspektasi pasar terhadap volatilitas opsi Nikkei 225, turut mengalami penurunan sebesar 1,10% ke level 27,84, mengindikasikan bahwa walaupun tekanan masih terasa, pasar belum sepenuhnya panik.

Di sisi komoditas, harga minyak mentah berjangka untuk pengiriman Mei turun 0,82% atau 0,50 dolar menjadi $60,83 per barel. Sementara Brent untuk kontrak Juni melemah 0,71% ke $64,21 per barel. Di sisi lain, kontrak berjangka emas untuk Juni justru melonjak 2,21% atau 71,69 dolar ke $3.312,09 per troy ounce, mencerminkan minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Untuk pasar valuta asing, nilai tukar USD/JPY melemah 0,62% ke posisi 142,28, menandakan pelemahan dolar terhadap yen Jepang. Sebaliknya, EUR/JPY justru naik tipis 0,09% ke 161,60, menunjukkan adanya arus modal yang relatif stabil ke mata uang Eropa terhadap yen.

Pergerakan ini menegaskan bahwa investor saat ini lebih berhati-hati dan selektif dalam mengambil posisi, terutama di tengah ketidakpastian global dan tekanan geopolitik yang masih terus membayangi pasar finansial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar