Tampilkan postingan dengan label pt rifan financindo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pt rifan financindo. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Agustus 2021

Duh! IHSG Galau, Dibuka Hijau Sempat Parkir di Zona Merah

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di awal perdagangan dengan apresiasi 0,06% ke level 6.092,24. Selang 15 menit IHSG balik terkoreksi 0,07% ke level 6.084,61 pada perdagangan Kamis (12/7/21) di tingginya rilis data inflasi di AS yang kembali menghembuskan isu tapering.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 2 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 44 miliar di pasar reguler.

Inflasi AS periode Juli yang tergambarkan pada indeks harga konsumen (IHK) tercatat tumbuh secara moderat atau sedikit di atas proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 5,3%.

IHK Negeri Paman Sam pada periode Juli 2021 tumbuh 5,4 secara tahunan (year-on-year/YoY). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM) tercatat tumbuh 0,5% atau sesuai ekspektasi pasar.

Data IHK menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Jika inflasi lebih tinggi ketimbang ekspektasi, bursa saham berpeluang tertekan karena The Fed kemungkinan mempercepat kebijakantapering(pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder).

Sebelumnya, isutaperingkembali berhembus dalam sepekan terakhir atau menjelang rilisnya data inflasi AS.

Selain itu, pelaku pasar juga perlu mencermati pergerakan harga minyak mentah dunia yang kembali melemah pada perdagangan kemarin, setelah Gedung Putih menyerukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutunya untuk menaikkan produksinya guna menopang pemulihan ekonomi dunia.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan keputusan OPEC+ yang secara bertahap meningkatkan produksi tidak cukup efektif untuk bangkit dari momen kritis pemulihan global.

OPEC+ adalah 13 negara anggota OPEC ditambah Rusia dan produsen minyak lainnya selain OPEC.

"Kami bicara dengan anggota OPEC+ yang berpengaruh tentang pentingnya pasar yang kompetitif dalam menetapkan harga," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam pernyataan dikutip dariCNBC International, Rabu (11/8/2021).

"Pasar energi yang kompetitif akan memastikan pasokan energi yang anda dan stabil, OPEC harus berbuat lebih banyak dalam mendukung pemulihan ekonomi [global]," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 06 Agustus 2021

Turun Terus! Terus Turun, Begini Nasib Emas Antam Pekan Ini

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT Rifan FinancindoHarga emas dunia belum sekalipun mencatat kenaikan di pekan ini, berbanding terbalik dengan prediksi para analis sebelumnya. Alhasil, harga emas Antam di dalam negeri juga turun terus.

Pada perdagangan Jumat (6/8/2021), harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk ini turun Rp 2.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 939.000/batang, secara persentase turun 0,21%, berdasarkan data dari logammulia.com, situs resmi PT Antam.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 519,500 521,500 523,500
1 gr 939,00 943,000 947,000
2 gr 1,818,000 1,826,000 1,834,000
3 gr 2,702,000 2,714,000 2,726,000
5 gr 4,470,000 4,490,000 4,510,000
10 gr 8,885,000 8,924,000 8,964,000
25 gr 22,087,000 22,186,000 22,285,000
50 gr 44,095,000 44,293,000 44,491,000
100 gr 88,112,000 88,508,000 88,905,000
250 gr 220,015,000 221,005,000 221,995,000
500 gr 439,820,000 441,799,000 443,778,000
1000 gr 879,600,000 883,558,000 887,516,000

Harga emas dunia pada perdagangan kemarin kembali turun 0,41% ke 1.804/troy ons yang menyeret turun emas Antam hari ini. Padahal baik para analis dan pelaku pasar melihat harga emas dunia berpeluang melesat di pekan ini, terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco.

Pada pekan lalu, survei terhadap 14 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 11 orang atau 79% memberikan proyeksi bullish (tren naik), sisanya netral, tidak ada satu pun yang memberikan proyeksi bearish (tren turun).

Sementara survei yang dilakukan terhadap investor dan pelaku pasar lainnya atau yang dikenal dengan Main Street, dengan 862 partisipan menunjukkan 70% memberikan proyeksi bullish, 18% bearish, dan sisanya netral.

Tanda-tanda emas dunia akan melesat sebenarnya muncul pada Rabu lalu. Emas sempat melesat lebih dari 1%, tetapi akhirnya berbalik arah. Sebabnya, wakil ketua bank sentral AS (The Fed) Richard Clarida yang mengindikasikan tapering bisa dilakukan tahun ini, dan suku bunga naik di awal 2023.


Tapering merupakan musuh utama emas, pernah terjadi di tahun 2013, logam mulia akhirnya masuk tren menurun hingga 2015.

Data tenaga kerja AS yang akan dirilis malam ini bisa membuat emas berbalik arah kembali naik, atau malah jeblok lebih dalam, dan emas Antam akan mengikuti pada perdagangan Sabtu besok.

Data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan The Fed dalam melakukan tapering. Hasil polling yang dilakukan Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS di bulan Juni turun menjadi 5,7% dari bulan sebelumnya 5,9%. Sementara perekrutan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 880.000 orang, lebih tinggi dari bulan Mei 850.000 orang.

Namun, data tenaga kerja versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang dirilis Rabu lalu mengecewakan. ADP kemarin melaporkan sepanjang bulan Juli perekonomian AS mampu menyerap 330.000 tenaga kerja, turun lebih dari setengah dari bulan sebelumnya 680.000 tenaga kerja, serta jauh di bawah prediksi kenaikan menjadi 695.000 tenaga kerja.

Data ADP kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja versi pemerintah, jika mengecewakan juga maka harga emas dunia berpeluang balik menguat. Tetapi jika data itu bagus, maka emas terancam turun lebih dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 02 Agustus 2021

Analis & Investor Asing Bullish, Saatnya Borong Emas Antam?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam sepanjang pekan lalu mampu menguat 0,53% saat perhatian pelaku pasar tertuju pada dinamika di Amerika Serikat (AS) yang memberikan dampak besar ke pergerakan harga emas dunia. Di pekan ini, harga emas dunia diramal akan kembali naik, sehingga harga emas Antam berpeluang terkerek.

Mengawali pekan ini, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini stagnan. Emas dengan berat 1 gram dibanderol Rp 948.000/batang, sama dengan harga Sabtu pekan lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 524,000 526,000 528,000
1 gr 948,000 952,000 956,000
2 gr 1,836,000 1,844,000 1,852,000
3 gr 2,729,000 2,741,000 2,753,000
5 gr 4,515,000 4,535,000 4,555,000
10 gr 8,975,000 9,015,000 9,055,000
25 gr 22,312,000 22,412,000 22,512,000
50 gr 44,545,000 44,745,000 44,945,000
100 gr 89,012,000 89,412,000 89,813,000
250 gr 222,265,000 223,265,000 224,265,000
500 gr 444,320,000 446,319,000 448,318,000
1000 gr 888,600,000 892,598,000 896,597,000

Harga emas Antam sangat terpengaruh pergerakan harga emas dunia yang di pekan ini kembali diprediksi naik, berdasarkan hasil survei mingguan Kitco.

Survei terhadap 14 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 11 orang atau 79% memberikan proyeksi bullish (tren naik), sisanya netral, tidak ada satu pun yang memberikan proyeksi bearish (tren turun).

Sementara survei yang dilakukan terhadap investor dan pelaku pasar lainnya atau yang dikenal dengan Main Street, dengan 862 partisipan menunjukkan 70% memberikan proyeksi bullish, 18% bearish, dan sisanya netral.

Artinya, mayoritas analis dan investor kompak melihat harga emas akan naik di pekan ini.

Semua hal yang terjadi di AS sepanjang pekan lalu memang mendukung kenaikan harga emas. Bank sentral AS (The Fed) dalam pengumuman kebijakan moneternya masih belum memberikan kejelasan kapan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.

Spekulasi tapering tidak akan dilakukan di tahun ini menguat setelah pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II-2021 dilaporkan sebesar tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Kemudian, inflasi berdasarkan berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Juni dilaporkan melesat 3,5% (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4% YoY, tetapi di bawah hasil polling Reuters sebesar 3,7%. Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun Juli 1991.

Inflasi tersebut sudah tinggi, tetapi dengan lebih rendah dari polling, tentunya menguatkan pernyataan The Fed jika inflasi tinggi hanya bersifat sementara. Artinya, tekanan bagi The Fed untuk segera melakukan tapering mereda. Emas pun berpotensi berjaya.

Edward Moya, analis dari OANDA mengatakan emas perlu melewati US$ 1.838/troy ons terlebih dahulu untuk memicu penguatan lebih lanjut.

"Ketika kita melihat emas melewati US$ 1.838/troy ons, maka emas akan menuju US$ 1.850/US$. Selanjutnya ketika emas mengakhiri perdagangan harian di atas US$ 1.850, maka aksi beli teknikal akan semakin bertambah, dan kita tidak akan melihat banyak resisten hingga di US$ 1.860 sampai US$ 1.870/troy ons," kata Moya sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (30/7/20210)

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 27 Juli 2021

Turun Lagi! Harga Emas Antam Makin Murah saja, Berani Beli?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoEmas dunia yang masih "galau" menentukan arah membuat harga emas Antam turun lagi pada perdagangan Selasa (27/7/2021). Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di level termurah dalam 3 pekan terakhir.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan turun Rp 2.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 940.000/batang, secara persentase turun 0,21%.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 520,000 522,000 524,000
1 gr 940,000 944,000 948,000
2 gr 1,820,000 1,828,000 1,836,000
3 gr 2,705,000 2,717,000 2,729,000
5 gr 4,475,000 4,495,000 4,515,000
10 gr 8,895,000 8,935,000 8,975,000
25 gr 22,112,000 22,211,000 22,311,000
50 gr 44,145,000 44,343,000 44,542,000
100 gr 88,212,000 88,608,000 89,005,000
250 gr 220,265,000 221,256,000 222,247,000
500 gr 440,320,000 442,301,000 444,282,000
1000 gr 880,600,000 884,562,000 888,525,000

Sejak pekan lalu, harga emas dunia masih belum mampu jauh-jauh dari US$ 1.800/troy ons. Kemarin, logam mulia ini mengakhiri perdagangan di US$ 1.797/troy ons, melemah 0,23%, padahal sebelumnya sempat menguat ke US$ 1.811,24/troy ons.

Kemana emas dunia akan melangkah baru terlihat lebih jelas setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Artrinya, sebelum pengumuman tersebut emas dunia masih akan "galau", emas Antam juga masih sulit untuk kembali menguat.

Harga emas akan diuntungkan jika The Fed mengindikasikan belum akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat. Apalagi jika The Fed memberikan sinyal perekonomian AS berisiko melambat akibat penyebaran terbaru virus corona varian delta.

Dengan kata lain, The Fed bersikap dovish.

"Sikap yang dovish dari Powell dan koleganya akan menjadi sentimen positif bagi harga emas," ujar Carlo Alberto De Casa, Analis di Kinesis, seperti dikutip dari Reuters.

Tetapi sebaliknya, jika ada sinyal tapering dalam waktu dekat, emas berisiko ambrol.

Analis dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) memprediksi akan The Fed akan memberikan sinyal waktu tapering sudah dekat.

"Kita memperkirakan komite pembuat kebijakan moneter (FOMC) akan menghilangkan kata 'substansial' dari 'kemajuan substansial lebih lanjut' dalam panduan kebijakannya" kaya analis dari CBA Joseph Capurso dalam sebuah catatan kepada nasabahnya, sebagaimana dikutip CNBC International, Senin (26/7/2021).

"Menghilangkan kata 'substansial' akan menjadi sinyal FOMC yakin dalam waktu dekat akan melakukan pengurangan nilai QE, dan pengumuman tapering resmi akan dillakukan di bulan September nanti" tambahnya.

Terbelahnya pendapat para analis tersebut membuat harga emas dunia "galau", dan emas Antam turun pelan-pelan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 21 Juli 2021

Dolar AS Menang Status! Rupiah Tertahan di Atas Rp 14.500/US$

U.S. dollar and Euro banknotes are seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

 

PT Rifan FinancindoPasar finansial Indonesia kembali dibuka pada Rabu (21/7/2021) setelah libur Hari Raya Idul Adha Selasa kemarin. Rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS), tertahan di atas Rp 14.500/US$.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya memberikan kabar gembira yang bisa menopang rupiah, tetapi status aset safe haven yang disandang dolar AS membuatnya kuat.

Begitu bel perdagangan berbunyi, rupiah langsung melemah tipis 0,03% di Rp 14.520/US$, melansir data Refintiv. Rupiah makin terdepresiasi, berada di Rp 14.540/US$ atau melemah 0,17% pada pukul 9:10 WIB.

Lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di dunia memicu aksi jual aset-aset berisiko di awal pekan ini, bursa saham global rontok. Selasa kemarin, bursa Eropa dan Wall Street sukses bangkit, tetapi sentimen pelaku pasar masih belum benar-benar pulih. Aset-aset safe haven seperti dolar AS masih menjadi tujuan investasi, sehingga mampu tetap perkasa.

Pelaku pasar masih khawatir lonjakan kasus Covid-19 akan membuat perekonomian global kembali merosot. Sementara inflasi saat ini sedang tinggi, sehingga disebut stagflasi.

"Ketakutan akan stagflasi menjadi kekhawatiran utama investor ketika kasus Covid-19 melonjak dan membuat perekonomian melambat sementara inflasi tetap menanjak," kata Peter Essele, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Network, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (19/7/2021).

China negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang mengalami pelambatan ekonomi di kuartal II-2021.

Data yang dirilis dari China pada pekan lalu menunjukkan PDB di kuartal II-2021 tumbuh 7,9%, sedikit lebih rendah dari prediksi para ekonomi yang disurvei Reuters sebesar 8,1%, dan pertumbuhan 18,3% di kuartal sebelumnya.

Biro Statistik China mengatakan pertumbuhan ekonomi China masih kuat dan berkelanjutan, tetapi masih ada risiko dari penyebaran virus corona secara global serta pemulihan ekonomi yang "belum berimbang" di dalam negeri.

Pelambatan ekonomi kini turut mengancam Paman Sam, sebab kasus Covid-19 juga menanjak disana. Data dari Pusat Pengendalian dan Kontrol Penyakit (CDC) menunjukkan rata-rata penambahan kasus di AS dalam 7 hari terakhir sebanyak 26.000 orang, dua kali lipat lebih tinggi ketimbang satu bulan lalu.

Jokowi Beri Kabar Gembira

Dari dalam negeri sebenarnya ada ada kabar bagus yang bisa menopang penguatan rupiah. Dalam 5 hari terakhir kasus Covid-19 menunjukkan penurunan. Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 38.325 orang, naik dari hari sebelumnya 34.257 orang. Ini merupakan kenaikan pertama setelah menurun dalam 4 hari beruntun, tetapi jauh di bawah rekor 56.757 orang yang dicatat Kamis pekan lalu.

Selain itu, pemerintah berencana melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat secara bertahap mulai Senin 26 Juni mendatang, dengan syarat kasus Covid-19 terus menunjukkan penurunan. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7/2021).

Rencana tersebut tentunya menjadi kabar baik, sebab sebelumnya beredar isu jika PPKM Mikro Darurat akan berlangsung hingga akhir bulan ini, bahkan bisa hingga 6 pekan.

Selain itu, pemerintah telah menyiapkan tambahan anggaran Rp 55,21 triliun untuk melindungi masyarakat terdampak PPKM Mikro Darurat. Dana tersebut terdiri dari bantuan tunai, bantuan sembako, kuota internet, hingga subsidi listrik.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 16 Juli 2021

Emas Dunia Mau ke US$ 1.900, Antam OTW ke Rp 1 Juta/gram?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam naik lagi pada perdagangan Jumat (16/7/2021) melanjutkan kinerja impresif sepanjang bulan ini. Kabar baiknya, harga emas dunia diramal akan tembus US$ 1.900/US$ dalam beberapa bulan ke depan, sehingga harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini bisa lebih tinggi lagi.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan dengan berat 1 gram hari ini naik 0,31% ke Rp 956.000/batang. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 11 Juni lalu, dan sepanjang bulan ini sudah menguat 3,13%.

Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini naik 0,34% ke 89.812.000/batang atau Rp 898.120/gram.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 528,000 530,000 532,000
1 gr 956,000 960,000 964,000
2 gr 1,852,000 1,860,000 1,868,000
3 gr 2,753,000 2,765,000 2,777,000
5 gr 4,555,000 4,575,000 4,595,000
10 gr 9,055,000 9,095,000 9,136,000
25 gr 22,512,000 22,613,000 22,714,000
50 gr 44,945,000 45,147,000 45,349,000
100 gr 89,812,000 90,216,000 90,620,000
250 gr 224,265,000 225,274,000 226,283,000
500 gr 448,320,000 450,337,000 452,354,000
1000 gr 896,600,000 900,634,000 904,669,000

Harga emas dunia pada perdagangan kemarin menguat tipis 0,12% ke US$ 1.829,18/troy ons. Kabar baiknya, inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS), serta suku bunga rendah membuat emas dunia diprediksi akan kembali ke US$ 1.900/troy ons dalam beberapa bulan ke depan oleh Michael Matousek, kepala trader di US Global Investor.

"Kita masih melihat inflasi yang tinggi dan hal tersebut terlihat tidak berlangsung sementara seperti yang dipikirkan banyak orang," kata Matousek, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (15/7/2021).

Dari harga penutupan perdagangan kemarin, hingga ke US$ 1.900/US$, artinya harga emas dunia diprediksi akan naik hingga 3,9% lagi dalam beberapa bulan ke depan.

Artinya, harga emas Antam juga berpotensi naik, meski persentasenya tidak akan sama, bisa lebih besar atau lebih kecil. Emas Antam ukuran 1 gram hari ini dibanderol Rp 956.000/batang, berjarak 4,6% dari Rp 1 juta per batang.

Sehingga peluang emas Antam kembali ke Rp 1 juta cukup besar jika harga emas dunia mencapai US$ 1.900/troy ons lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 12 Juli 2021

Rekor Tinggi Sebulan, Harga Emas Antam Naik Lagi Pekan Ini?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam sepanjang pekan lalu mencetak kenaikan cukup tajam hingga mencapai level tertinggi dalam 1 bulan terakhir. Di pekan ini, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berpeluang naik kembali, mengingat harga emas dunia diramal akan melesat.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com Senin ini (12/7), emas Antam dengan berat 1 gram dijual Rp 950.000/batang, stagnan dibandingkan harga Sabtu lalu. Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak 11 Juni lalu, dan sepanjang pekan lalu menguat 0,85%.

Emas Antam dengan berat 100 gram juga stagnan di Rp 89.212.000/batang atau Rp 892.120/gram. PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 525,000 527,000 529,000
1 gr 950,000 954,000 958,000
2 gr 1,840,000 1,848,000 1,856,000
3 gr 2,735,000 2,747,000 2,759,000
5 gr 4,525,000 4,545,000 4,565,000
10 gr 8,995,000 9,035,000 9,075,000
25 gr 22,362,000 22,462,000 22,563,000
50 gr 44,645,000 44,845,000 45,046,000
100 gr 89,212,000 89,613,000 90,014,000
250 gr 222,765,000 223,767,000 224,769,000
500 gr 445,320,000 447,323,000 449,327,000
1000 gr 890,600,000 894,607,000 898,615,000

Emas saat ini perlahan mulai jadi primadona lagi sebab pelaku pasar mulai was-was perekonomian global akan kembali merosot akibat serangan baru virus corona. Selain itu, yield obligasi (Treasury) AS sedang dalam tren menurun.


Treasury dan emas sama-sama dianggap aset aman (safe haven). Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil, hanya mengandalkan capital gain. Sehingga ketika yield Terasury naik, emas menjadi tak menarik, tetapi ketika yield tersebut turun emas mulai dilirik.

Apalagi ketika yield lebih rendah ketimbang inflasi di AS, maka riil return yang diperoleh menjadi negatif. Di sisi lain, emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, semakin tinggi inflasi, maka permintaan emas berpotensi meningkat.

Hal tersebut membuat emas saat ini kembali menarik pelaku pasar. Hasil survei mingguan yang dilakukan Kitco juga menunjukkan di pekan ini emas dunia akan kembali menguat, yang tentunya bisa mengerek emas Antam.

Dari 16 analis Wall Street yang disurvei, sebanyak 12 orang atau 75% memberikan proyeksi bullish (tren naik), 2 orang memberikan proyeksi bearish (tren turun) dan sisanya netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 902 partisipan, sebanyak 61% memberikan proyeksi bullish, 20% bearish, dan sisanya netral.

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan ia masih tetap bullish terhadap emas dalam jangka pendek. Tetapi, akan mengalami naik turun sebab para trader sudah mulai mengambil libur musim panas.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 29 Juni 2021

Harga Emas Dunia Masih Anteng, Emas Antam Apa Kabar?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas dunia masih bergerak di situ-situ saja dalam beberapa hari terakhir, alhasil harga emas Antam juga tidak banyak naik ataupun turun.
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. hanya turun Rp 1.000/gram pada hari ini.

Melansir data dari logammulia.com, emas batangan ukuran/satuan 1 gram dijual Rp 932.000/batang turun 0,11% dibandingkan harga kemarin. Sejak Selasa (22/6/2021) pekan lalu, harga emas ini hanya bergerak di kisaran Rp 930.000 sampai 934.000/batang.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini juga turun 0,11% di Rp 87.412.000/batang atau Rp 874.120/gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 516.000 Rp 1.032.000
1 Gram Rp 932.000 Rp 932.000
2 Gram Rp 1.804.000 Rp 902.000
3 Gram Rp 2.681.000 Rp 893.667
5 Gram Rp 4.435.000 Rp 887.000
10 Gram Rp 8.815.000 Rp 881.500
25 Gram Rp 21.912.000 Rp 876.480
50 Gram Rp 43.745.000 Rp 874.900
100 Gram Rp 87.412.000 Rp 874.120
250 Gram Rp 218.265.000 Rp 873.060
500 Gram Rp 436.320.000 Rp 872.640
1000 Gram Rp 872.600.000 Rp 872.600

Harga emas dunia pada perdagangan Senin kemarin melemah tipis 0,12% ke US$ 1.778,17/troy ons. Tetapi jika melihat sejak Selasa lalu, logam mulia ini hanya naik turun di kisaran US$ 1.770 hingga 1.794/troy ons, atau sekitar US$ 24 saja.

Hal tersebut tentunya berbeda jauh dari pertengahan Juni yang jeblok lebih dari 7% atau US$ 134 hanya dalam tempo 6 hari.

Harga emas dunia yang bergerak di situ-situ saja dalam beberapa hari terakhir menjadi indikasi pelaku pasar sedang menanti petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS. Maklum saja, hal itu terkait dengan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) serta kenaikan suku bunga.

Pada pekan lalu, inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) di AS kembali meroket. Inflasi PCE merupakan salah satu acuan The bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan waktu tapering ataupun suku bunga.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (25/6/2021) melaporkan inflasi inti PCE di bulan Mei tumbuh 3,4% year-on-year (YoY). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 1992.

Perekonomian yang mulai membaik, bahkan lebih cepat dari prediksi The Fed, serta low base effect, membuat inflasi meroket. The Fed sendiri sudah merubah proyeksi kenaikan suku bunganya, dari yang sebelum akan menaikkan di 2024, menjadi ke 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan di tahun depan.

Sementara untuk tapering masih menjadi tanda tanya kapan akan dilakukan.

Selain data inflasi PCE, data tenaga kerja juga menjadi acuan The Fed. Data tersebut akan dirilis Jumat pekan ini, sehingga wajar emas masih bergerak dalam rentang sempit. Pergerakan besar baru akan terjadi setelah rilis data tenaga kerja Jumat malam, dan akan berdampak pada emas Antam di hari Sabtu.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 23 Juni 2021

Market Mulai Waswas, Diam-diam the Fed Sudah Tapering?

Federal Reserve Chairman Jerome Powell testifies during a House Financial Services Committee hearing on
Foto: Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)

 

PT Rifan Financindo - Setelah anjlok sepekan lalu, bursa saham Wall Street Amerika Serikat (AS) kembali bangkit dengan lonjakan mencapai lebih dari 1,5% pada perdagangan Senin (21/6/2021) waktu AS.

Kenaikan indeks-indeks utama di bursa AS ini terjadi kendati ada kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat memperketat kebijakan moneternya lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya alias hawkish.

Setelah terpukul dalam 3 hari terakhir di pekan lalu, tiga indeks bursa acuan di Wall Street kompak ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones melesat 1,76% ke 33.876,969. Kemudian, indeks yang berisikan 500 saham blue chip yakni S&P 500 terkerek 1,40% dan indeks yang sarat akan saham teknologi, Nasdaq, terapresiasi 0,79%.

Melansir CNBC International, Senin (21/6), Kepala Penasihat Ekonomi di Allianz Mohamed El-Erian menjelaskan bahwa pasar kembali ke 'mode nyamannya' saat ini.

"Pertumbuhannya kuat. Mereka [pasar] masih percaya bahwa inflasi bersifat sementara. Mereka percaya The Fed akan relatif lambat dalam mengurangi [pembelian aset bulanan], dan itulah mengapa Anda melihat [pasar saham menguat]," jelas El-Erian dalam acara 'Squawk Box' CNBC International, dikutip Rabu (23/6).

Namun, menurut ahli ahli strategi kredit Bank of America Hans Mikkelsen, keyakinan bahwa the Fed akan relatif lambat mengurangi pembelian aset alias tapering itu keliru. Justru, menurut dia, the Fed akan mempercepat langkahnya dalam tapering.

Dalam Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC, Federal Open Market Committee) Rabu pekan lalu (16/6), The Fed secara signifikan meningkatkan ekspektasi inflasi tahun 2021. Bahkan The Fed mengajukan kerangka waktu, kapan akan menaikkan suku bunga.

The Fed mengubah sikapnya dengan mempercepat rencana penaikan suku bunga acuan. Setelah sebelumnya menyatakan tidak berencana melakukan itu sebelum 2023 terlewati, kini Jerome Paul mengindikasikan adanya kenaikan di 2023 hingga dua kali.

Hanya saja, menurut Mikkelsen, kebijakan moneter yang lebih ketat mungkin datang lebih cepat.

"[Kami] memprediksi The Fed segera mulai mengurangi pembelian atau tapering [quantitative easing/QE], dan mulai menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan, dan yang paling penting jauh lebih cepat dari saat ini di pasar," katanya dalam sebuah catatan kepada klien.

The Fed memang mengindikasikan suku bunga akan naik pada tahun 2023. Tidak hanya sekali tetapi dua kali kenaikan masing-masing 25 basis poin.

Hal tersebut terlihat dari Fed Dot Plot, di mana 13 dari 18 anggota melihat suku bunga akan dinaikkan pada tahun 2023, 11 di antaranya memproyeksikan dua kali kenaikan.

Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, di mana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.

Selain itu, dalam Fed Dot Plot terbaru, ada 7 anggota yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022. Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Sementara itu kapan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) masih belum terjawab. Tapering dapat memicu taper tantrum, dan pernah terjadi pada tahun 2013. Saat itu, di Indonesia, kurs rupiah terpukul hebat.

Lebih lanjut Mikkelsen mengatakan, dari perspektif pasar kredit, mengacu data pelacak FedWatch CME, pelaku pasar hanya melihat peluang sebesar 41% bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada Juli 2022.

Mikkelsen menunjukkan bahwa The Fed pada dasarnya telah mulai melakukan tapering dengan melepas portofolio kecil obligasi korporasi yang dibelinya selama pandemi Covid-19.

Menurut dia, langkah The Fed, yang 100% tidak terduga karena The Fed memiliki rekam jejak penjualan aset yang buruk, menjadi sinyal bahwa bank sentral paling powerful ini semakin merasa berani untuk keluar dari sikap kebijakan moneter 'super-mudah' mereka.

Bahkan keberanian melakukan tapering lebih awal itu dilakukan The Fed, yang itu berarti kebijakan yang dipercepat itu belum searah dengan ekspektasi pasar.

Perubahan di Internal The Fed 

Sementara itu, pejabat The Fed mengindikasikan bahwa lanskap memang tengah berubah, sebagaimana tercermin dalam proyeksi dot-plot yang dirilis Rabu pekan lalu.

Presiden The Fed Wilayah New York John Williams, dalam pidatonya pada Senin, mengatakan dia melihat inflasi bersifat sementara (sesuai konsensus pasar) dan kebijakan The Fed sebetulnya sudah sesuai dengan kondisi saat ini.

"Jelas bahwa ekonomi membaik dengan kecepatan tinggi, dan prospek jangka menengah sangat baik. Tetapi data dan kondisi belum cukup memadai bagi FOMC untuk mengubah sikap kebijakan moneternya yang memberi dukungan kuat untuk pemulihan ekonomi," kata Williams dalam sambutannya.

Tetapi di internal The Fed terjadi perbedaan pendapat.

Presiden The Fed wilayah St. Louis James Bullard menyentak pasar pada Jumat lalu ketika dia mengatakan kepada CNBC International bahwa dia adalah salah satu anggota FOMC yang berpikir kenaikan suku bunga pada tahun 2022 bakal menjadi keputusan yang tepat.

Pendapat berbeda diungkapkan Presiden The Fed wilayah Dallas Robert Kaplan pada Senin.

Menurut Kaplan, dia lebih fokus pada pengurangan laju pembelian obligasi alias tapering untuk saat ini, dan berpikir pertanyaan suku bunga sebagai pertanyaan yang harus dijawab di lain hari.

"Saya lebih suka melihat kami bertindak lebih cepat daripada nanti dalam pembelian aset, kemudian kami akan membuat keputusan di tahun 2022 dan seterusnya tentang langkah-langkah tambahan yang diperlukan," kata Kaplan, yang muncul bersama dengan Bullard untuk diskusi yang digelar oleh Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF), lembaga think tank yang fokus pada bank sentral.

"Tapi saya pikir masalah utama hari ini dan dalam waktu dekat adalah soal waktu dan penyesuaian pembelian [aset] ini," imbuhnya.

Kedua pejabat tersebut menilai, dengan adanya kemajuan ekonomi AS, alasan bahwa inflasi yang muncul dalam beberapa bulan terakhir mungkin sedikit lebih sulit dari yang diantisipasi The Fed sebelumnya.

"Ketidakseimbangan penawaran-permintaan, beberapa di antaranya kami pikir akan teratasi sendiri dalam enam hingga 12 bulan ke depan," kata Kaplan.

"Tetapi sekali lagi beberapa dari hal-hal tersebut kami rasa kemungkinan akan lebih persisten, didorong oleh sejumlah perubahan struktural dalam ekonomi," katanya.

"Kita harus siap dengan gagasan bahwa ada risiko kenaikan inflasi," katanya.

"Tentu saja, bukti anekdotal sangat banyak bahwa ini adalah pasar tenaga kerja yang sangat ketat," kata Bullard.

Menurut ekonomi, jika tekanan inflasi 'lebih panas' dari yang diperkirakan pejabat The Fed, hal ini akan memaksa mereka untuk mengetatkan kebijakan lebih cepat dari yang mereka inginkan.

Sejurus dengan itu, hal tersebut bakal memukul pasar saham dan ekonomi secara umum, di mana kedua sektor ini sangat bergantung pada rezim suku bunga rendah.

"Saat ini, inflasi bersifat sementara. Tetapi jika Anda menutupinya dengan stimulus lebih lanjut yang signifikan, maka Anda berisiko membuat sesuatu yang sementara menjadi permanen," kata kepala ekonom Natixis untuk pasar Amerika, Joe LaVorgna.

"Jadi, Anda berada di posisi yang sangat sulit. Saya pikir pendekatan terbaik The Fed adalah dengan berbicara lebih sedikit," pungkas Joe. (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 21 Mei 2021

Ada Tanda-tanda Rupiah Bakal Menguat, tapi Tak Banyak

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo - Data neraca dagang Indonesia bulan April sudah dirilis kemarin. Hasilnya RI empat bulan berturut-turut sukses mencatatkan surplus dari berdagang. Harapan ekonomi ngegas terutama di kuartal kedua semakin tinggi.

Meskipun demikian, nilai tukar rupiah justru terdepresiasi cukup dalam terhadapgreenback. Di pasar spot US$ 1 dibanderol sebesar Rp 14.370 atau mengalami penurunan sebesar 0,48% dibanding perdagangan sebelumnya di Rp 14.275/US$.

Rupiah justru melemah saat surplus neraca dagang bulan April mencapai posisi tertingginya di sepanjang tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor naik 52% (yoy) dan impor naik 29% (yoy).

Nilai dan kenaikan ekspor yang lebih tinggi ketimbang impor membuat RI berhasil mencatatkan surplus sebesar US$ 2,2 miliaratau setara dengan Rp 31,46 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$.

Sejak Januari RI cuan terus dari pos perdagangan internasionalnya. Suatu kondisi yang sangat jarang dijumpai kecuali saat pandemi seperti sekarang ini. Secarakeseluruhan Indonesia berhasil membukukan surplus neraca dagang sebesar US$ 7,7 miliar atau setara dengan Rp 110,1 triliun.

Sentimen perdagangan hari ini datang dari data pengangguran AS yang 'ok' mampu menjadiboosteruntuk aset-aset berisiko seperti ekuitas. Data klaim tunjangan pengangguran di AS mencapaiangka 444.000, atau jauh lebih baik dari polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 452.000 setelah sepekan sebelumnya mencapai 473.000.

Angka pengangguran yang terus turun menjadi indikator positif bahwa perekonomian terbesar di dunia semakin membaik seiring dengan masifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual.

Dari sisi data makro, investor juga perlu mencermati rilis data PMI manufaktur di berbagai negara mulai dari Asia seperti Jepang hingga Eropa yang dirilis hari ini. Data PMI manufaktur untuk pembacaan awal bulan Mei diperkirakan bakal lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Apabila angka riilnya lebih baik, maka hal ini akan menjadi katalis positif untuk aset-aset berisiko seperti saham.

Analisis Teknikal

Pergerkan Rupiah 
Foto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Pergerkan Rupiah

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan rupiah selanjutnya terbatas cenderung terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance di angka Rp 14.390/US$. Sementara rupiah punya peluang menguat apabila menembus level support di angka 14.200/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 38 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual ataupun jenuh beli alias netral.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan masih melebar, maka pergerakan selanjutnya menyamping cenderung menguat. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang berada di area netral.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 06 Mei 2021

Pasca Bergerak Bak Roller Coaster, Harga Emas Antam Naik Lagi

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam bergerak bak roller coaster dalam 2 hari terakhir, tetapi pada perdagangan Kamis (6/5/2021) pergerakannya lebih tenang. Kabar baiknya, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini naik lagi.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, pada perdagangan Selasa harga emas Antam melesat lebih dari 1%, kemudian berbalik merosot 0,8% kemarin.

Sementara hari ini, emas ukuran/satuan 1 gram naik 0,43% ke Rp 926.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,46% ke Rp 86.812.000/batang atau Rp 868.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 513.000 Rp 1.026.000
1 Gram Rp 926.000 Rp 926.000
2 Gram Rp 1.792.000 Rp 896.000
3 Gram Rp 2.663.000 Rp 887.667
5 Gram Rp 4.405.000 Rp 881.000
10 Gram Rp 8.755.000 Rp 875.500
25 Gram Rp 21.762.000 Rp 870.480
50 Gram Rp 43.445.000 Rp 868.900
100 Gram Rp 86.812.000 Rp 868.120
250 Gram Rp 216.765.000 Rp 867.060
500 Gram Rp 433.320.000 Rp 866.640
1000 Gram Rp 866.600.000 Rp 866.600

Kenaikan harga emas Antam mengikuti harga emas dunia yang kemarin menguat 0,45% ke US$ 1.786,44/troy ons. Tertahannya laju indeks dolar AS membuat harga emas dunia kembali ke jalur hijau.

Data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang dirilis kemarin malam membuat kedua aset tersebut berbalik arah. ADP melaporkan sepanjang bulan April perekonomian AS mampu menyerap 742.000 tenaga kerja, memang lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 565.000 tenaga kerja, tetapi cukup jauh di bawah estimasi pasar 872.000 tenaga kerja.

Data tersebut bisa memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS tidak sekuat perkiraan pelaku pasar, dan menjadi acuan data tenaga kerja versi pemerintah yang akan dirilis Jumat besok.

Pasar tenaga kerja yang tidak sekuat perkiraan tentunya memperkuat pernyataan bank sentral AS (The Fed) jika kondisi pasar tenaga kerja saat ini masih belum cukup untuk bank sentral memulai perundingan pengetatan moneter.

Pengetatan moneter tersebut dilakukan dengan mengurangi program pembelian aset (quantitative easing/QE) hingga menaikkan suku bunga. Jika itu terjadi akan berdampak negatif bagi emas, sebaliknya jika tidak dilakukan dalam waktu dekat akan bagus bagi logam mulia.

"Emas mengalami aksi jual yang besar pada hari Selasa, tetapi mundurnya dolar AS di perdagangan Rabu berdampak positif bagi emas," kata Kyle Rodda, analis di IG Market, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (5/5/2021).

Rodda melihat, resisten emas berada di kisaran US$ 1.800 hingga US$ 1.810/troy ons, sehingga aksi beli akan meningkat jika emas mampu melewatinya.

"Akan ada resisten kuat di antara area US$ 1.800 dan US$ 1.810/troy ons, jika harga emas melewatinya, anda akan melihat aksi beli yang lebih besar," katanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 05 Mei 2021

Yellen Beri Angin Segar ke Dolar AS, Rupiah Siaga Satu!

Janet Yallen
Foto: reuters

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin, tetapi pada perdagangan Rabu (5/5/2021) ceritanya bisa berbeda. Sebab, dolar AS sedang mendapat angina segar dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Yellen yang juga mantan ketua bank sentral AS (The Fed) menyatakan suku bunga harus naik agar perekonomian tidak mengalami overheating.

"Mungkin suku bunga harus naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak overheating," kata Yellen dalam percakapan yang direkam sebelumnya dengan The Atlantic, dikutip CNBC Internasional.

Pernyataan Yellen tersebut tentunya memicu ekspektasi The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, dan indeks dolar AS berbalik menguat 0,38% kemarin.

Meski demikian, Yellen menegaskan dirinya tetap akan menghormati independensi The Fed dan tak akan mencoba mempengaruhi.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi domestik periode kuartal I-2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,87% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Artinya, Indonesia masih akan mengalami resesi. Meski demikian, data tersebut tidak akan berdampak besar bagi rupiah, sebab jauh-jauh hari sebelumnya memang sudah diprediksi PDB akan mengalami kontraksi, dan baru akan lepas dari resesi di kuartal II-2021.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini tertahan di rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.430/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

jkse 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih di atas MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 2 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus dengan konsisten rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$. Resisten kuat berada di kisaran Rp 14.530/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 30 April 2021

Asyik! Tanda-tanda Rupiah Bakal Berlari Kencang sudah Muncul

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat cukup tajam 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.445/US$ Kamis kemarin, bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 14.400/US$. Peluang rupiah menembus ke bawah level tersebut terbuka pada perdagangan hari ini, Jumat (30/4/2021), melihat dolar AS yang masih lesu.

Kamis dini hari, bank sentral AS (The Fed) menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Rabu, dan kemarin sempat turun 0,2% ke 90,424, yang merupakan level terendah sejak 26 Februari lalu. Indeks dolar AS sempat bangkit sebelum berakhir stagnan setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) Negeri Paman Sam kuartal I-2021 yang tumbuh 6,4%.

Meski pertumbuhan tersebut tinggi, tetapi sedikit di bawah ekspektasi pelaku pasar sebesar 6,5%. Pagi ini, indeks dolar AS turun lagi meski tipis 0,01%.

Secara teknikal, kemarin rupiah sempat menyentuh rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.410/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih MA 50 hari, MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 26 April 2021

Pekan lalu Turun 0,75%, Harga Emas Antam Pekan Ini Bisa Naik?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam mengalami penurunan sepanjang pekan lalu, padahal para analis optimistis harga emas dunia akan menguat yang bisa mengerek harga logam mulia di dalam negeri. Akibatnya, harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk tersebut akan sulit untuk naik di pekan ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram hari ini, Senin (26/4/2021) stagnan di Rp 930.000/US$. Sepanjang pekan lalu, harga emas ini mengalami penurunan 0,75%.

Emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 87.512.000/batang atau Rp 875.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 516.500 Rp 1.033.000
1 Gram Rp 933.000 Rp 933.000
2 Gram Rp 1.806.000 Rp 903.000
3 Gram Rp 2.684.000 Rp 894.667
5 Gram Rp 4.440.000 Rp 888.000
10 Gram Rp 8.825.000 Rp 882.500
25 Gram Rp 21.937.000 Rp 877.480
50 Gram Rp 43.795.000 Rp 875.900
100 Gram Rp 87.512.000 Rp 875.120
250 Gram Rp 218.515.000 Rp 874.060
500 Gram Rp 436.820.000 Rp 873.640
1000 Gram Rp 873.600.000 Rp 873.600

Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia naik tipis 0,05% ke 1.777,18/troy ons. Padahal survei yang dilakukan Kitco menunjukkan para analis sangat optimistis,13 analis Wall Street menunjukkan semuanya alias 100% memprediksi emas akan bullish (tren naik) emas akan mampu menguat pekan lalu.

Akibat gagalnya emas mencatat kenaikan signifikan pada pekan lalu, khususnya melewati US$ 1.800/troy ons, sentimen pelaku pasar kini berubah.

Survei mingguan terbaru dari Kitco terhadap 17 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 41% memberikan proyeksi bullish, turun drastis dari pekan sebelumnya. Kemudian ada 41% yang memberikan outlook netral, dan 18% sisanya bearish (tren menurun).

Hasil survei tersebut menunjukkan banyak analis kini melihat emas akan memasuki fase konsolidasi terlebih dahulu sebelum bisa naik kembali.

"Dengan perekonomian mulai dalam momentum pemulihan, emas akan mengalami aksi jual. Tetapi ketika kita benar-benar melihat pertumbuhan ekonomi meningkat, maka inflasi juga akan naik, dan hal tersebut akan memicu kenaikan harga emas," kata Kevin Grady, presiden Phoenix Futures and Option, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (23/4/2021).

Melihat outlook tersebut, Grady memberikan proyeksi netral untuk harga emas dalam jangka pendek. Netral artinya harga emas belum akan kemana-mana, alias masih di rentang yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 20 April 2021

IHSG Babak Belur! Pembukaan Langsung Drop 0,6%

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah 0,37% ke level 6.029,99. Selang 3 menit perdagangan sesi pertama IHSG malah lanjut terdepresiasi 0,59% ke level 6.017,42 pada perdagangan Selasa (20/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 0,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 215 miliar di pasar reguler.

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini Selasa (20/4/2021). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya kompak melihat suku bunga tetap bertahan di level 3,5%.

"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.

Sementara itu obligasi tenor 10 tahun milik Paman Sam yang sempat menghantui pasar saham kembali terkoreksi ke level 1,555% setelah sempat naik ke level 1,615%.

Obligasi AS ini sempat menyentuh level 1,77% dan menyebabkan pasar saham di berbagai belahan negara dunia tumbang setelah investor melarikan dananya ke obligasi ini karena adanya ketakutan The Fed akan menaikan suku bunga.

Dengan meredanya yield obligasi AS ini sejatinya menjadi kabar baik bagi pasar modal, selain itu ketakutan pasar bahwa The Fed akan menaikan suku bunga juga sudah berkurang dimana disebutkan setidaknya the fed akan terus mempertahankan suku bunga 0% paling tidak hingga akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 14 April 2021

2 Hari Turun Tipis-tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam akhirnya naik cukup tajam pada perdagangan Rabu (14/4/2021) setelah turun tipis-tipis sejak awal pekan. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) membuat harga emas dunia menanjak yang turut mengerek harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram hari ini naik 0,65% ke Rp 930.000/batang. Dalam 2 hari terakhir, emas ini turun 0,11% dan 0,22%.

Sementara emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,69% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.000 Rp 1.030.000
1 Gram Rp 9.300.000 Rp 9.300.000
2 Gram Rp 1.800.000 Rp 900.000
3 Gram Rp 2.675.000 Rp 891.667
5 Gram Rp 4.425.000 Rp 885.000
10 Gram Rp 8.795.000 Rp 879.500
25 Gram Rp 21.862.000 Rp 874.480
50 Gram Rp 43.645.000 Rp 872.900
100 Gram Rp 87.212.000 Rp 872.120
250 Gram Rp 217.765.000 Rp 871.060
500 Gram Rp 435.320.000 Rp 870.640
1000 Gram Rp 870.600.000 Rp 870.600

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa kemarin mampu menguat 0,65% ke US$ 1.743,82/troy ons, setelah sempat melemah 0,57%.

Harga emas dunia berbalik menguat setelah rilis data inflasi AS. Inflasi AS yang dilihat dari consumer price index (CPI) bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya 1,7% YoY. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara inflasi inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY, dan lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka permintaannya akan meningkat, harganya pun menguat.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.

Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.

Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.

Sementara itu, berdasarkan data dari perangkat FedWacth milik CME Group, pelaku pasar saat ini melihat probabilitas sebesar 6,7%, masih di bawah dua digit persentase.

Artinya, setelah rilis data inflasi, pelaku pasar melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun nanti masih sangat kecil. Hal tersebut membuat emas kembali punya tenaga untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 09 April 2021

IHSG Bakal Menguat, tapi Transaksi Sepi & Asing Masih Jualan

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih punya tenaga melanjutkan tren penguatan meskipun transaksi mulai menurun dan tekanan jual pelaku pasar asing.

Kamis kemarin, IHSG ditutup menguat 0,58% ke level 6.071,72 poin dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,14 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,12 juta kali. Pelaku pasar asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 500,91 miliar.

Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang menilai, di tengah cukup sepinya perdagangan di Wall Street, salah satu hari perdagangan tersepi di tahun 2021 ini ditandai volume perdagangan dibawah 10 miliar lembar saham.

Namun, kemarin indeks DJIA berhasil ditutup menguat tipis sebesar 0,17% dan jika dikombinasikan dengan naiknya harga komoditas seperti minyak sebesar 0,35%, emas 1,06% dan nikel 1,14% , maka berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG melanjutkan penguatannya dalam perdagangan Jumat ini.

"IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 6.020 - 6.130," kata Edwin Sebayang, dalam risetnya, Jumat (9/4/2021).

Sementara itu, kebijakan pemerintah untuk meniadakan mudik Lebaran pada periode 6 sampai 17 Mei diperkirakan akan kembali memukul kinerja emiten transportasi, perhotelan, dan tempat wisata di tahun 2021 ini.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, M, Nafan Aji Gusta Utama menyatakan, berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance maksimum berada pada 6.027.60 hingga 6.114.21. Berdasarkan indikator, MACD masih menunjukkan sinyal negatif. Meskipun demikian, Stochastic dan RSI mulai berada di area netral.

"Di sisi lain, terlihat pola three advancing soldiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat ke depannya," katanya. (hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 05 April 2021

Habis Libur, IHSG Masih Hangover! Jatuh ke Bawah 6.000

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka galau pada perdagangan pagi ini. Dibuka naik 0,48% ke level 6.040,05. Selang 8 menit perdagangan sesi pertama IHSG balik terdepresiasi 0,18% ke level 6.001,71 pada perdagangan Senin (5/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 212 miliar di pasar reguler.

Yield obligasi pemerintah AS dan greenback masih harus terus dipantau. Kombinasi keduanya bisa membuat pasar saham mengalami koreksi dan mata uang negara berkembang termasuk rupiah terdepresiasi.

Kenaikan lanjutanyieldobligasi dan dolar AS berpeluang besar untuk memicu terjadinyaoutflowdari pasar modal RI. Ketika outflow terjadi secara besar-besaran maka rupiah akan menjadi tumbal.

Sentimen kedua yang juga perlu menjadi perhatian pelaku pasar adalah perkembangan proposal infrastruktur senilai US$ 2 triliun. Menurut ekonom jika proposal ini disetujui Kongres maka bisa meningkatkan output perekonomian AS sebesar 0,5 sampai dengan 1 poin persentase.

Namun rencana Biden tak bisa dibilang mulus, lawan Biden tak hanya para produsen minyak di Paman Sam tetapi juga kongres yang suaranya terpecah. Beberapa Demokrat dan aktivis lingkungan khawatir momentum ini tak bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan.

Beberapa anggota Partai Republik yang menentang paket bantuan pandemi Biden juga mengutuk tujuan presiden untuk memasukkan kebijakan iklim ke dalam undang-undang infrastruktur.

Di sisi lain rencana Biden untuk menaikkan pajak juga menuai pro dan kontra. Biden juga berencana untuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% dari pajak sebesar 21% yang ditetapkan di masa Presiden Trump tahun 2017.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 26 Maret 2021

IHSG Jeblok 3,7% dalam 4 Hari Beruntun, Saatnya Nyerok Saham?

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,54% ke 6.122,876 pada perdagangan Kamis kemarin. Data pasar mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 333 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,46 triliun.

Hingga Kamis kemarin, IHSG sudah merosot 4 hari beruntun dengan total 3,7%.

Investor sedang mencermati perkembangan pandemi virus corona, utamanya di Eropa. Sepertinya prospek ekonomi Benua Biru tidak akan secerah perkiraan sebelumnya.

Phillip Lane, Kepala Ekonom Bank Sentral Uni Eropa (ECB), mengungkapkan bahwa ekonomi Eropa tahun ini diperkirakan tumbuh 4%. Ini sudah memasukkan faktor lockdown. Namun Lane memperingatkan bahwa kuartal II-2021 sepertinya bakal lumayan berat. "Sekarang kita akan segera masuk ke kuartal II, yang sepertinya akan terasa lama," ujarnya kepada CNBC International.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (26/3/2021) IHGS berpeluang bangkit, setelah merosot selama 4 hari beruntun, tentunya bisa memicu aksi bargain hunting. Apalagi, bursa saham Eropa mayoritas menguat pada perdagangan Kamis, begitu juga dengan Wall Street, yang tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia hari ini.

Secara teknikal, kemerosotan IHSG dalam 4 hari beruntun membuatnya makin jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang tentunya memberikan tekanan.

Indikator stochastic pada grafik harian bergerak turun dan mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHGS Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam stochastic berada di wilayah oversold yang membuka peluang rebound.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

IHSG meski melemah kemarin tetapi masih bertahan di atas support terdekat kini berada di kisaran 6.120. Jika support tersebut kembali ditembus, IHSG berisiko turun ke 6.090 hingga 6.080. Support selanjutnya, berada di 6.040.

Sementara, jika bertahan di atas support, IHSG berpeluang menguat 6.180. Jika level tersebut dilewati, IHSG berpeluang naik ke 6.210.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 22 Maret 2021

Alamak! Pekan Lalu Naik, Harga Emas Antam Hari Ini Malah Drop

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan Financindo - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam sepanjang pekan lalu membukukan penguatan 0,68%. Tetapi pada perdagangan hari ini, Senin (22/3/2021) emas Antam malah mengalami penurunan.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia,com, emas Antam satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 931.000/batang, turun 0,32% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,34% ke Rp 87.612.000/batang atau Rp 873.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.500 Rp 1.031.000
1 Gram Rp 931.000 Rp 931.000
2 Gram Rp 1.802.000 Rp 901.000
3 Gram Rp 2.678.000 Rp 892.667
5 Gram Rp 4.430.000 Rp 886.000
10 Gram Rp 8.805.000 Rp 880.500
25 Gram Rp 21.887.000 Rp 875.480
50 Gram Rp 43.695.000 Rp 873.900
100 Gram Rp 87.312.000 Rp 873.120
250 Gram Rp 218.015.000 Rp 872.060
500 Gram Rp 435.820.000 Rp 871.640
1000 Gram Rp 871.600.000 Rp 871.600

Meski melemah di awal pekan ini, tetapi minggu ini ada peluang emas Antam kembali membukukan penguatan. Sebab, harga emas dunia yang diprediksi akan kembali menguat.

Hasil survei yang dilakukan Kitco terhadap 13 analis di Wall Street menunjukkan 6 orang atau 46% memberikan outlook bullish (tren menguat), 4 orang memproyeksikan bearish (tren menurun) dan sisanya netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 1.698 partisipan sebanyak 65% memprediksi bullish, 21% bearish, dan 14% netral.

Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia 1,06% ke US$ 1.744,74/troy ons di pasar spot. Dengan demikian, emas kini sudah membukukan penguatan 2 pekan beruntun.

Harga emas dunia sebenarnya bisa menguat lebih tinggi lagi, sebab bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

Tetapi sayangnya, kenaikan yield obligasi (Treasury) AS membuat penguatan emas tertahan. Sepanjang pekan lalu, yield Treasury AS tenor 10 tahun naik 9,7 basis poin ke 1,7320%. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020 atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan The Fed belum membabat habis suku bunganya menjadi 0,25% dan program quantitative easing (QE) belum dijalankan.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Pergerakan yield Treasury tersebut akan menjadi salah satu penentu kemana arah emas di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan