Rabu, 06 November 2019

Target Tembus Rp 900.000/gram, Harga Emas Terus Terperosok

PT Rifan Financindo - Harga emas dunia pada perdagangan Selasa pagi kemarin (5/11/2019) terperosok lagi seiring optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS) - China. Harga emas cenderung melemah dalam 2 kali periode perdagangan terakhir, tetapi masih berada di atas level US$ 1.500/troy ounce (OZ).

Pada pukul 09.10 WIB, Selasa kemarin, harga emas di pasar spot diperdagangkan melemah 0,17% ke level US$ 1.506,68/troy ons dibandingkan penutupan perdagangan Senin, mengacu data Refinitiv.

Banyak pihak yang optimis bahwa kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China yang telah berseteru lebih dari 16 bulan terakhir akan segera terlaksana. Optimisme itu pun disampaikan juga oleh Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.

Di lain kesempatan Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan bahwa hubungan Washington dan Beijing semakin membaik dan membuat kemajuan.

Ia juga menyampaikan ingin menandatangani kesepakatan perjanjian dagang fase pertama ini. Untuk urusan tempat bukan jadi masalah menurut Trump.

Harga emas juga tertekan akibat menguatnya dolar AS. Indeks dolar yang menunjukkan posisi mata uang tersebut di hadapan enam mata uang lain menguat ke level tertingginya dalam sepekan terakhir.

Penguatan dolar membuat harga emas yang sudah mahal jadi semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya karena harga emas dibanderol dalam dolar. Akibatnya kini harga emas jadi terkoreksi

Mengutip Reuters, harga emas diprediksi akan menyentuh titik support (batas bawah) di level US$ 1.505,4/troy ons hingga US$ 1.500/troy ons.

Bank of America Merrill Lynch (BoA) sempat memprediksi harga emas dunia bakal menembus US$ 1.500 per troy ounce (oz) tahun ini dan US$ 2.000/oz tahun depan, dengan dibayangi kekhawatiran terhadap resesi dan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Jika menyentuh level US$ 2.000/oz, maka harga emas per garam berada pada kisaran Rp 903.000/gram.

Harga si kuning ini memang sempat beberapa kali menembus level psikologis US$ 1.500/oz sejak awal Agustus 2019 dengan level tertingginya US$ 1.552/oz. Dan kemarin, harga emas dunia yang diwakili harga di pasar spot sudah kembali ke atas level psikologis US$ 1.500/oz, sehingga bisa dibilang prediksi bank yang dipimpin Bryan Moynihan tersebut akurat, separuhnya.

Satu dari dua prediksi tersebut sudah terbukti joss. Namun, untuk berharap harga logam mulia tersebut dapat menembus US$ 2.000/oz tahun depan, tampaknya masih harus menempuh waktu lebih lama lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 05 November 2019

Optimis AS-China Damai, Bursa Tokyo Dibuka Menguat

Optimis AS-China Damai, Bursa Tokyo Dibuka Menguat
Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Toru Hanai)
Rifan Financindo - Bursa Tokyo dibuka menguat pada perdagangan Selasa (5/11/2019). Optimisme akan kesepakatan damai perang dagang Amerika Serikat dan China membuat bursa saham ke zona hijau.

Nikkei 225 naik 1,12% atau 256,82 poin ke 23.107,59. Sedangkan Topix dibuka naik 0,94% atau 15,71 poin ke 1.682,21.

Sebelumnya, bursa AS Wall Street kembali mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan, Senin (4/11/2019). Dow Jones ditutup naik 0,4% ke level 27.462,11 atau naik 105 poin dari rekor sebelumnya di Juli lalu.

Sementara S&P 500 juga naik 0,4% ke 3.078,27 sedangkan Nasdaq Composite juga naik 0,6% ke 8.433,20. Baik S&P 500 ataupun Nasdaq telah mencatatkan rekor baru di perdagangan Jumat (1/11/2019) lalu.

Menurut sejumlah analis, hal ini terjadi seiring semakin optimisnya perjanjian damai perang dagang AS-China fase pertama. Ditambah lagi keyakinan bahwa AS tidak akan menaikkan tarif untuk mobil impor asal Jepang dan Eropa.

"Bahwa itu (perang dagang) akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk adalah apa yang investor khawatirkan," kata Kepala Investasi Cornestone Wealth Management, sebagaimana dikutip AFP.

"Dan kekhawatiran itu sekarang tidak ada."(sef/sef)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 04 November 2019

Unicorn RI ke-8 Dunia, Sejajar dengan Perancis dan Brasil

Unicorn RI ke-8 Dunia, Sejajar dengan Perancis dan Brasil
Foto: infografis/ infografis 5 peringkat teratas decadorn dan unicorn di asia/Aristya Rahadian Krisabella
PT Rifan - Jajaran unicorn di Indonesia belum bertambah dari nama-nama Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia. Meski demikian Indonesia, masuk 8 besar pencetak unicorn terbanyak di dunia, menurut laporan terbaru Hurun Global Unicorn List 2019.

Namun, China masih terbesar dalam mencetak startup unicorn, melebihi Amerika Serikat. Unicorn adalah sebutan untuk startup yang valuasinya sudah tembus US$ 1 miliar.

Dari 494 startup unicorn yang berdiri sejak tahun 2000-an dan belum berjualan di bursa saham, 206 di antaranya berasal dari China dan 203 dari Amerika Serikat. 

"China dan Amerika Serikat mendominasi dengan lebih dari 80% startup unicorn dunia, meski hanya mencakup separuh GPD dunia dan seperempat populasi dunia," kata Rupert Hoogewerf, chairman Hurun Report, seperti dikutip dari detikcom.

"Bagian dunia lain harus bangun untuk menciptakan lingkungan yang bisa membantu menyuburkan unicorn," cetusnya, dikutip dari South China Morning Post.

Startup unicorn berlokasi di 24 negara di 118 kota dengan nilai total US$ 1,7 triliun. India berada di ranking ketiga dengan 21, diikuti Inggris dengan 13 dan Jerman

Indonesia berada di ranking ke-8 dengan 4 unicorn yang sudah disebutkan di atas. Jumlah unicorn Indonesia sama dengan Perancis dan Brasil. Posisi Indonesia di bawah Israel dan Korea selatan yang berada di posisi ke-5 dan ke-7, dengan masing-masing jumlah unicorn 7 dan 6 unicorn.

Namun, laporan lain menunjukkan, Startup unicorn ke-5 Indonesia adalah OVO. Dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar. (hoi/hoi)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 01 November 2019

Ekonomi Eropa Tumbuh Lampaui Ekspektasi, Euro Lanjut Menguat

Ekonomi Eropa Tumbuh Lampaui Ekspektasi, Euro Lanjut Menguat
Foto: euro (REUTERS/Thomas Hodel)
PT Rifan Financindo Berjangka - Mata uang euro (EUR) bergerak menguat seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) menyusul pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve, dan pertumbuhan ekonomi yang masih di atas ekspektasi para pelaku pasar.

Pada pukul 20:06 WIB, euro di pasar spot terpantau diperdagangkan pada level US$ 1,1154 atau menguat  0,06%.
Euro menguat terhadap dolar AS setelah data produk domestik bruto (PDB) zona euro yang lebih baik dari yang diharapkan. Ekonomi Eropa secara kuartalan (QoQ) tumbuh 0,2%, mengalahkan ekspektasi pasar yang memperkirakan tumbuh hanya 0,1%.

Sementara itu, dolar AS bergerak melemah setelah The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,50%-1,75%.

Namun secara eksplisit, pelonggaran tersebut dianggap kurang dovish dari yang diharapkan, sehingga dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang utama dunia, terutama yuan Tiongkok, yang menguat ke level tertingginya dalam 11 pekan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Zona Eropa pada kuartal ketiga berada di atas ekspektasi pasar, data awal pada hari Kamis menunjukkan, angka inflasi melambat karena penurunan tajam harga energi.

Anggota Bank Sentral Eropa Ignazio Visco mengatakan kebijakan moneter ECB akan tetap ekspansif untuk mempertahankan permintaan. Komentarnya tersebut membantu membatasi kenaikan euro. 
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/yam)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 31 Oktober 2019

Chile Batal Gelar APEC, Deal Perang Dagang AS-China Piye?

Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella
PT Rifan Financindo - Rencana Presiden Donald Trump menandatangani dokumen pertama dari perjanjian dagang dengan Xi Jinping bulan depan menjadi pertanyaan. Kabarnya Chile membatalkan pertemuan puncak di mana kedua pemimpin telah merencanakan untuk bertemu.

Pembatalan itu, yang diumumkan pada Rabu pagi oleh Chile tampaknya membuat Gedung Putih lengah. Tetapi pemerintah bersikeras bahwa mereka akan terus berusaha untuk menyelesaikan perjanjian "tahap satu" dalam beberapa minggu mendatang.

Belum diketahui apakah pejabat Amerika akan dapat menemukan tempat pengganti untuk pertemuan dengan Xi. Penyelenggara KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) mengindikasikan mereka tidak memiliki rencana untuk mengadakan acara di tempat lain.

Lokasi Lainnya
Menurut beberapa sumber yang mengetahui persoalan AS-China, pihak KTT sedang mencari lokasi lain, dikarenakan adanya demonstrasi yang meningkat di Chile.

"Kami menantikan finalisasi Fase Satu dari kesepakatan perdagangan bersejarah dengan China dalam jangka waktu yang sama, dan ketika kami sudah selesai, kami akan memberi tahu anda," kata juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley dalam email, sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Kamis (31/10/2019).

Kedutaan Besar China di Washington belum dapat menanggapi permintaan berkomentar terkait hal tersebut. Perwakilan perdagangan AS yang memimpin pembicaraan dengan China, Robert Lighthizer mengatakan "tidak ada komentar" ketika ditanya oleh wartawan bagaimana pembatalan akan mengubah rencana.

Prospek pertemuan Trump-Xi di Santiago bulan depan telah mendukung pasar, karena investor mencari tanda-tanda bahwa akhir dari perang perdagangan antara kedua negara sudah di depan mata. Indeks S&P 500 dari saham AS secara singkat jatuh ke sesi terendah setelah berita tentang pembatalan pertemuan beredar.

Tahap Satu
"Saya selalu memandang Chile sebagai lokasi di mana Trump dan Xi berada pada saat yang sama," kata Brendan McKenna, ahli strategi mata uang di Wells Fargo Securities di New York.

"Jika ada kesepakatan di mana kedua belah pihak bersedia untuk menandatangani, saya pikir mereka pasti menemukan cara untuk menyelesaikannya."

Para pejabat AS dan China telah bekerja selama berminggu-minggu untuk mengisi rincian dari kesepakatan "fase satu" yang diumumkan oleh Trump setelah pertemuan Oval Office 11 Oktober dengan negosiator China, Liu He.

Baru-baru ini kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka sudah membuat kemajuan yang signifikan pada kesepakatan, yang akan membuat China melanjutkan pembelian produk pertanian AS dan membuat komitmen pada kekayaan intelektual dan mata uang, dengan imbalan komitmen dari Trump untuk tidak mengenakan tarif lebih lanjut pada barang-barang China.

Sementara itu merupakan rintangan baru bagi pemerintahan Trump dan China, penundaan paksa pertemuan antara para pemimpin memberi lebih banyak waktu bagi negosiator. Tetapi tenggat waktu yang bergeser juga dapat mengurangi tekanan di kedua belah pihak untuk memangkas kesepakatan awal dan beralih ke pembicaraan yang lebih komprehensif.

"Jika kedua belah pihak berniat untuk menyelesaikan kesepakatan fase-satu, pembatalan KTT itu hanya soal logistik," kata Jude Blanchette, seorang pakar China di Pusat Strategi dan Pembelajaran Internasional.

"Namun, jika satu atau kedua belah pihak tidak merasa mereka bisa mencapai kesepakatan pada pertengahan November ini, pembatalan KTT adalah alasan yang bagus untuk memiliki lebih banyak waktu."

Ketidakpastian
Risiko untuk bisnis dan pasar keuangan adalah bahwa pembatalan pertemuan APEC hanya akan menambah ketidakpastian yang telah mengurangi investasi dan pertumbuhan di seluruh dunia. Itu mungkin mendorong keinginan Trump untuk menandatangani perjanjian itu sendiri dan membuktikan kepada dunia yang skeptis dan pemilih di AS bahwa tarifnya telah membuahkan hasil jelang kampanye pemilihan ulangnya.

"Ini memungkinkan pembicaraan tingkat rendah akan terus berlanjut tanpa hasil nyata," kata Edward Alden, seorang rekan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri.
Pemerintah AS biasanya akan membantu Chili menyelesaikan krisis politiknya sehingga pertemuan puncak itu dapat dilanjutkan, kata Alden.

"Tapi sebaliknya, Gedung Putih tidak hasir dalam permasalah pemakzulan dan krisis yang dibuatnya sendiri," katanya.

Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia optimistis kesepakatan perdagangan akan diselesaikan di KTT.

"Risiko di sini adalah bahwa jika pertemuan puncak sekarang ditunda, maka paling tidak menunjukkan bahwa ketidakpastian perang perdagangan mungkin akan menggantung kita lebih lama," kata Torsten Slok, kepala ekonom di Deutsche Bank AG, dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, Rabu.

"Ini menimbulkan risiko bahwa kita tidak pernah bisa melihat fase dua atau fase tiga, dan karena itu lah ketidakpastian tidak akan hilang."

Selain APEC, Chile juga batalkan United Nations climate change conference, yang dikenal sebagai COP25, yang dijadwalkan pada Desember di Santiago, kata Presiden Sebastian Pinera.

"Kami sangat memahami pentingnya APEC dan COP untuk Chile dan dunia, tetapi kami mendasarkan keputusan kami pada akal sehat," kata Pinera dari istana kepresidenan. "Seorang presiden harus menempatkan orang-orangnya di atas segalanya."

Keputusan untuk membatalkan pertemuan menyoroti kedalaman masalah yang dihadapi bangsa Amerika Latin yang telah menghadapi hampir dua minggu kerusuhan dan protes. Ini juga memalukan bagi pemerintah yang bersikeras akan melanjutkan konferensi.

Pinera mengatakan dia telah berbicara dengan presiden lain sebagai peringatan tentang pembatalan tersebut. (sef/sef)
Sumber : CNBC

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan