Senin, 23 Maret 2020

Bursa Hong Kong -5%, Seoul -5%, Singapura -6%, Apa-apaan Ini?

Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar sepertinya masih berhati-hati mengingat isu virus corona yang semakin 'liar'.

Pada Senin (23/3/2020) pukul 08:43 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:



Investor masih terus memonitor perkembangan penyebaran virus corona. Per pukul 07:43 WIHB, jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 335.974 di mana 14.641 orang meninggal dunia, mengutip data satelit pemetaan ArcGis.

Di China, lokasi awal penyebaran virus corona, kondisi semakin membaik. Kota Wuhan (ground zero kasus corona) sudah mengendurkan aturan karantina wilayah alias lockdown. Transportasi publik sudah kembali berfungsi dan karyawan diperbolehkan bekerja.

"Sekarang saya rasa pendemi ini sudah terkontrol, tetapi bukan berarti sudah selesai. Saya sudah keluar rumah, tetapi masih merasa takut," kata seorang warga Beijing bermarga He, seperti dikutip dari Reuters.

Namun di negara-negara lain, situasinya malah memburuk terutama di Eropa dan AS. Kasus corona di Italia kian bertambah menjadi 59.138 dengan korban jiwa 5.476 orang. Korban meninggal akibat corona di Italia adalah yang tertinggi di dunia, sudah melampaui China.

AS menjadi negara dengan kasus corona terbanyak ketiga di dunia dengan 33.276 pasien. Dari jumlah tersebut, 417 orang tutup usia.

Sejumlah negara bagian di Negeri Paman Sam telah menetapkan status lockdown. Terbaru, Ohio, Louisiana, dan Delaware melakukan hal yang sama dengan New York California, Illinois, Connecticut, dan New Jersey.

Jumlah penduduk di negara-negara bagian tersebut adalah sekitar 101 jiwa. Artinya, hampir satu dari tiga warga AS kini harus tinggal di rumah. Tidak bisa sekolah, kerja, apalagi pelesiran.

Akibatnya, ekonomi Negeri Adidaya terancam melambat. Roda ekonomi yang tertahan membuat pengangguran di AS meningkat. Jumlah klaim tunjangan pengangguran atau unemployment benefits pada pekan yang berakhir 14 Maret tercatat 281.000. Melonjak 70.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak September 2017.
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 20 Maret 2020

Indahnya Bursa Saham Asia yang Ijo Royo-Royo

Indahnya Bursa Saham Asia yang Ijo Royo-Royo
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Kebangkitan pasar saham sudah terlihat kala Wall Street ditutup hijau.

Pada Jumat (20/2/2020) pukul 08:57 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York akhirnya ditutup di jalur hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,95%, S&P 500 bertambah 0,47%, dan Nasdaq Composite melonjak 2,3%.

Investor berburu saham murah karena Wall Street memang sudah melemah parah. Secara year-to-date, DJIA anjlok 29,61%, S&P 500 ambles 25,56%, dan Nasdaq ambrol 20,41%.

"Investor menggunakan kesempatan ini untuk membeli saham murah. Sebab memang tidak ada yang tahu berapa valuasi yang benar saat ini," kata Robert Pavlik, Chief Investment Strategist di SlateStone LLC yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.

Selain itu, investor lega karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan mendesak US Food and Drug Administration (FDA) untuk mempercepat proses inovasi pembuatan obat virus corona. Sudah ada eksperimen dari Gilead Sciences Inc untuk anti-virus corona dan obat anti-malaria bernama hydroxychloroquine. Trump meminta agar proses administrasi izin edar obat ini dipercepat.

"Kita harus menghilangkan segala hambatan. Sebab ini bisa mengubah peta permainan," tegas Trump, seperti diberitakan Reuters.

Kemudian, pelaku pasar sepertinya mulai merasakan dampak stimulus dari bank sentral. Belum lama ini, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menyatakan bakal masuk ke pasar dengan membeli obligasi pemerintah dan surat berharga lainnya dengan nilai total sekitar US$ 700 miliar.

Tidak hanya The Fed, bank sentral Uni Eropa (ECB) juga menggelontorkan likuiditas ke pasar. Bank sentral pimpinan Christine Lagarde itu berkomitmen membeli surat utang pemerintah senilai EUR 750 miliar hingga akhir 2020.

Gelontoran likuiditas dalam jumlah besar itu tentu membuat pasar semarak. Mentalitas 'beli, beli, beli' kembali muncul sehingga Wall Street berhasil menguat.

Hijaunya Wall Street menjadi pelecut semangat pelaku pasar di Asia. Optimisme datang lagi dan investor bergairah masuk ke bursa saham Benua Kuning.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 19 Maret 2020

Stimulus ECB, Bursa Asia Pasrah di Zona Merah

Stimulus ECB, Bursa Asia Pasrah di Zona Merah
Foto: Shanghai Stock Exchange ( REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia pada perdagangan Kamis ini (19/3/3030) berjuang untuk menemukan pijakan baru dan keluar dari zona merah di tengah volatilitas perdagangan karena adanya stimulus Bank Sentral Eropa (ECB). ECB akan membeli obligasi senilai 750 miliar euro (US$ 820 miliar) guna meredam gejolak ekonomi di tengah corona (COVID-19).

Saham-saham di bursa utama di Asia Pasifik kehilangan momentum kenaikan karena kekhawatiran dampak virus corona terhadap ekonomi membebani sentimen investor.

Kamis pagi ini, Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%. Penurunan bursa saham Wall Street juga menjadi pemicu penurunan bursa saham Asia selain pandemi virus corona.

Di Australia S&P/ASX 200, pukul 19:21 WIB turun 1,72% ke 4.866,70, meski data pekerjaan yang dirilis Kamis ini oleh Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa tingkat pengangguran bulan Februari turun ke level 5,1% dari 5,3%.
Di Jepang, Nikkei 225 pukul 09:30 turun 0,97% menjadi 16.572,70, sementara indeks Topix justru naik 1,92%% pada 1.295,29.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 3,94% menjadi 21.404,4, indeks Shanghai (SSEC) terkoreksi 1,43% pada 2.692,22, sedangkan indeks Straits Time Index Singapore (STI) anjlok 3,69% menjadi 2.335,35.

Perkembangan seputar wabah virus corona (COVID-19) cenderung terus mendominasi sentimen investor global pada hari Kamis.

Virus ini telah menewaskan lebih dari 8.700 orang di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 212.000 orang dan memicu lockdown dalam sejumlah negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Rabu, 18 Maret 2020

IHSG Sempat di Bawah 4.400, Terendah Sejak Desember 2015

Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencetak rekor terendah barunya. Saat ini bahkan IHSG sudah keluar dari level psikologis 4.400.

Pada 09.55 WIB, IHSG berada di level 4.385,5 atau terkoreksi 1,66% dibanding posisi penutupan kemarin. Ini merupakan level terendah IHSG sejak 15 Desember 2015 lalu. Pada 14 Desember 2015, IHSG ditutup di level 4.374,191. Kemudian sehari setelahnya IHSG berhasil ditutup menguat ke level 4.409,172.

IHSG memang terus mengalami koreksi sejak awal tahun. Dengan koreksi yang terjadi hari ini, artinya IHSG sudah anjlok lebih dari 30%. Sampai dengan kemarin IHSG masih jadi the laggard jika dibandingkan dengan performa bursa saham kawasan Asia lainnya.

Ya mau bagaimana lagi, situasi memang sedang tidak kondusif gara-gara pandemi COVID-19 yang sudah menginfeksi cari 200 ribu orang di 152 negara dan teritori. Indonesia pun juga sudah kemasukan.

Per kemarin (17/3/2020) Indonesia sudah melaporkan total 172 kasus infeksi COVID-19. Sebanyak 7 orang terenggut jiwanya akibat infeksi virus ganas ini.

Sebenarnya jumlah pertambahan kasus di China sudah sangat turun. Namun lonjakan kasus signifikan justru terjadi di luar China. Sejak awal pekan ini jumlah kasus di luar China sudah mengungguli total kasus di China. Total kasus di luar China sudah mencapai 100 ribu lebih.

Walau pagi tadi Trump mengumumkan rencananya untuk memberikan stimulus fiskal sebesar US$ 1 triliun, pasar masih belum benar-benar tenang. Volatilitas masih sangat tinggi. Investor masih risk off.

Sebenarnya yang ingin didengar pasar bukan hanya seberapa besar stimulus fiskal dan moneter yang digelontorkan untuk meredam dampak COVID-19, tetapi investor juga ingin mendengar kabar yang lebih menggembirakan yakni pertumbuhan jumlah kasus baru yang drop.

Di Indonesia sendiri, wabah ini diperkirakan oleh Badan Inteligen Negara (BIN) akan mencapai puncaknya pada Mei nanti saat bulan Ramadhan. Artinya pertambahan jumlah kasus di dalam negeri berpotensi besar untuk bertambah.

Selagi musuh tak kasat mata itu masih ada di pasar, maka teror masih akan terus ditebar dan kepanikan masih akan melanda pasar. Arah pergerakan saham bisa kita tebak bersama ke mana. Yang jelas bergerak dengan volatilitas tinggi seperti sekarang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
 

Selasa, 17 Maret 2020

Corona Menggila, Investor Masih 'Alergi' Masuk Bursa Asia

Ilustrasi Bursa Saham Hong Kong (Reuters/Tyrone Siu)
PT Rifan - Bursa saham Asia masih cenderung melemah di perdagangan pagi ini. Penyebaran virus corona yang bisa berujung ke resesi ekonomi membuat pelaku pasar emoh masuk ke aset berisiko di pasar keuangan Asia.

Pada Selasa (17/3/2020) pukul 08:45 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia: 


Bursa saham Asia mengekor Wall Street yang terkoreksi dalam. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 12,93%, S&P 500 ambles 11,98%, dan Nasdaq Composite ambrol 12,32%. Ini adalah koreksi harian terdalam sejak 1987.
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan