Selasa, 20 April 2021

IHSG Babak Belur! Pembukaan Langsung Drop 0,6%

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah 0,37% ke level 6.029,99. Selang 3 menit perdagangan sesi pertama IHSG malah lanjut terdepresiasi 0,59% ke level 6.017,42 pada perdagangan Selasa (20/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 0,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 215 miliar di pasar reguler.

Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini Selasa (20/4/2021). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya kompak melihat suku bunga tetap bertahan di level 3,5%.

"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dengan BI-7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.

Sementara itu obligasi tenor 10 tahun milik Paman Sam yang sempat menghantui pasar saham kembali terkoreksi ke level 1,555% setelah sempat naik ke level 1,615%.

Obligasi AS ini sempat menyentuh level 1,77% dan menyebabkan pasar saham di berbagai belahan negara dunia tumbang setelah investor melarikan dananya ke obligasi ini karena adanya ketakutan The Fed akan menaikan suku bunga.

Dengan meredanya yield obligasi AS ini sejatinya menjadi kabar baik bagi pasar modal, selain itu ketakutan pasar bahwa The Fed akan menaikan suku bunga juga sudah berkurang dimana disebutkan setidaknya the fed akan terus mempertahankan suku bunga 0% paling tidak hingga akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 19 April 2021

IHSG Mau Menguat Lagi? Lewati Dulu Level 6.100

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,26% ke 6.086,258. Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 96,47 miliar.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Maret 2021. Hasilnya jauh lebih baik dari ekspektasi pasar.

BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$ 18,35 miliar. Naik 30,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara dibandingkan dengan Februari 2021 (month-to-month/mtm), nilai ekspor Indonesia tumbuh 20,31%.

Sementara impor pada Maret 2021 adalah US$ 16,79 miliar. Tumbuh 25,73% yoy, dan 26,55% mtm.

Dengan demikian, neraca perdagangan periode Maret 2021 mencatatkan surplus US$ 1,56 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 12,085% yoy. Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Bahkan dengan impor yang meroket, memberikan gambaran roda bisnis di dalam negeri mulai terakselerasi.

Selain itu, kenaikan IHSG di pekan lalu tidak lepas dari bursa saham AS (Wall Street) yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan Jumat (16/4/2021), Wall Street kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, yang tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini, Senin (19/4/2021), termasuk ke IHSG.

Secara teknikal, meski IHSG sukses menguat sepanjang pekan lalu tetapi masih tertahan di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dan berada di wilayah overbought.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170. Penembusan ke atas level tersebut berpeluang ke 6.200. 

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 16 April 2021

Akhirnya 'Banjir' Kabar Baik di Pasar, IHSG Bidik 6.150

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,48% ke 6.079,501 pada perdagangan Kamis kemarin (15/4). Meski demikian, penguatan tidak didapat dengan mudah, IHSG bolak-balik masuk ke zona merah.

Kabar baiknya lagi, investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 383 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,18 triliun.

Rulis data ekspor-impor Indonesia yang naik tajam membantu IHSG menguat kemarin. Sementara pada hari ini, Jumat (16/4/2021) peluang bursa kebanggaan Tanah Air ini untuk melanjutkan penguatan terbuka lebar. Sentimen positif datang dari bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) yang melesat dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis waktu setempat.

Selain itu, yield obligasi (Treasury) AS juga dalam tren menurun, dan pasar mata uang kripto belum menunjukkan penguatan tajam lagi. Kedua hal tersebut juga menjadi kabar bagus bagi pasar saham dunia. 

Data pertumbuhan ekonomi China juga akan menjadi penggerak pasar.

Hasil polling Reuters menunjukkan produk domestik bruto (PDB) China diprediksi melesat 19% year-on-year (YoY) di kuartal I-2021.

China merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia, ketika perekonomiannya meningkat, maka tingkat ekspor Indonesia juga berpeluang naik.

Kenaikan ekspor Indonesia ke China sudah terlihat di tahun ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor non-migas Indonesia ke China di bulan Maret naik 26,24% dari bulan Februari.

Sementara sepanjang kuartal I-2021, ekspor meroket 62,98%.

Sehingga, meningkatnya pertumbuhan ekonomi China akan berdampak besar bagi ekspor Indonesia yang pada akhirnya mengangkat pertumbuhan ekonomi.

Sebagai informasi, sumbangan ekspor berada di posisi ketiga dalam komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Selama periode 2010-2019, rata-rata sumbangan ekspor terhadap PDB adalah 22,26%.

Secara teknikal, meski IHSG kembali menguat tetapi masih tertahan di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.
Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga bergerak naik dan mendekati overbought.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv 

MA 100 di kisaran 6.090-6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170.

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 15 April 2021

Wall Street Terkoreksi, IHSG Bisa Lanjut Melesat?

Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melesat 2,07% ke 6.050,276, setelah melemah dalam 3 hari beruntun. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 305 miliar di pasar reguler. Jika ditambah pasar nego dan tunai, net buy tercatat Rp 1,03 triliun. Nilai transaksi mencapai Rp 10,23 triliun.

IHSG mendapat sentimen positif dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat bervariasi, tetapi indeks S&P 500 sukses mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, pada perdagangan Rabu waktu AS, Wall Street berakhir bervariasi, dengan indeks S&P 500 terkoreksi dari rekor tertinggi, serta Nasdaq yang merosot nyaris 1%. Hanya indeks Dow Jones yang berhasil menguat.

Terkoreksinya Wall Street tentunya mengirim hawa kurang bagus ke pasar Asia hari ini, Kamis (15/4/2021).

Dari dalam negeri, rilis data neraca dagang akan menjadi penggerak IHSG. Neraca dagang menjadi penting karena menggambarkan kinerja ekspor dan impor. Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Hasil konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan ekspor dan impor di bulan Maret diperkirakan tumbuh positif, yang tentunya bisa menjadi kabar bagus.

Ekspor tumbuh 12,085% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Secara teknikal, IHSG berhasil kembali ke atas 6.000 yang memberikan momentum penguatan. Meski demikian, untuk menguat lebih jauh, IHSG perlu melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga bergerak naik dari wilayah jenuh jual.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.090-6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170.

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 14 April 2021

2 Hari Turun Tipis-tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam akhirnya naik cukup tajam pada perdagangan Rabu (14/4/2021) setelah turun tipis-tipis sejak awal pekan. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) membuat harga emas dunia menanjak yang turut mengerek harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram hari ini naik 0,65% ke Rp 930.000/batang. Dalam 2 hari terakhir, emas ini turun 0,11% dan 0,22%.

Sementara emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,69% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.000 Rp 1.030.000
1 Gram Rp 9.300.000 Rp 9.300.000
2 Gram Rp 1.800.000 Rp 900.000
3 Gram Rp 2.675.000 Rp 891.667
5 Gram Rp 4.425.000 Rp 885.000
10 Gram Rp 8.795.000 Rp 879.500
25 Gram Rp 21.862.000 Rp 874.480
50 Gram Rp 43.645.000 Rp 872.900
100 Gram Rp 87.212.000 Rp 872.120
250 Gram Rp 217.765.000 Rp 871.060
500 Gram Rp 435.320.000 Rp 870.640
1000 Gram Rp 870.600.000 Rp 870.600

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa kemarin mampu menguat 0,65% ke US$ 1.743,82/troy ons, setelah sempat melemah 0,57%.

Harga emas dunia berbalik menguat setelah rilis data inflasi AS. Inflasi AS yang dilihat dari consumer price index (CPI) bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) dari bulan sebelumnya 1,7% YoY. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara inflasi inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY, dan lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka permintaannya akan meningkat, harganya pun menguat.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar.

Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.

Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.

Sementara itu, berdasarkan data dari perangkat FedWacth milik CME Group, pelaku pasar saat ini melihat probabilitas sebesar 6,7%, masih di bawah dua digit persentase.

Artinya, setelah rilis data inflasi, pelaku pasar melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga di akhir tahun nanti masih sangat kecil. Hal tersebut membuat emas kembali punya tenaga untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan