Harga minyak dunia turun pada perdagangan Kamis (19/9/2024) di pasar Asia, setelah keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga yang lebih besar dari perkiraan. Hal ini memicu kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian Amerika Serikat dan berdampak pada pergerakan harga minyak.
Penurunan Harga Minyak Mentah
Brent dan WTI turun setelah keputusan The Fed
Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak November turun 34 sen, atau 0,46%, menjadi US$73,31 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober turun 42 sen atau 0,59%, menjadi US$70,49 per barel. Kedua kontrak minyak mentah ini mengalami tekanan setelah keputusan suku bunga The Fed yang memberikan pandangan kurang optimis terhadap prospek ekonomi.
Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pemangkasan suku bunga memicu kekhawatiran ekonomi
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan harga minyak adalah pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin. Keputusan ini memberikan sinyal bahwa bank sentral AS melihat adanya perlambatan di pasar tenaga kerja. Biasanya, pemangkasan suku bunga akan mendorong aktivitas ekonomi, namun pandangan The Fed tentang kondisi ekonomi yang lesu telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.
Analis ANZ mencatat bahwa meskipun pemotongan suku bunga ini seharusnya memberikan dorongan positif bagi ekonomi, prospek ekonomi jangka menengah yang suram justru membuat investor merasa tidak puas. "Pemotongan suku bunga mengisyaratkan adanya tantangan ekonomi yang berat di masa depan," jelas mereka dalam sebuah catatan.
Pengaruh Perlambatan Ekonomi China
Lemahnya permintaan dari China turut menekan harga minyak
Selain kebijakan The Fed, perlambatan ekonomi China juga menjadi faktor utama yang membebani harga minyak dunia. Analis pasar IG, Tony Sycamore, menyatakan bahwa "Kekhawatiran permintaan yang sedang berlangsung dari Tiongkok membayangi keputusan The Fed." Perlambatan ekonomi di China, sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia, berdampak signifikan terhadap permintaan minyak global.
Data dari biro statistik China menunjukkan bahwa produksi kilang di negara tersebut melambat untuk bulan kelima berturut-turut pada bulan Agustus. Selain itu, pertumbuhan output industri juga mencapai level terendah dalam lima bulan terakhir, sementara penjualan ritel dan harga rumah baru semakin melemah, menambah tekanan pada harga minyak global.
Prospek Permintaan Minyak di China
Permintaan minyak China diprediksi meningkat di kuartal keempat
Meski demikian, analis dari Citi menyebutkan bahwa permintaan minyak China kemungkinan akan meningkat sebesar 300.000 barel per hari pada kuartal keempat tahun ini. Peningkatan ini didorong oleh pengoperasian kilang independen yang lebih aktif dan dimulainya operasional kilang baru Shandong Yulong Petrochemical. Faktor ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap permintaan minyak global dalam beberapa bulan mendatang.
Ketegangan di Timur Tengah
Kekhawatiran geopolitik meningkatkan risiko di pasar minyak
Selain faktor ekonomi, pasar minyak juga mencermati ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pada hari Rabu, walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah meledak, menyusul ledakan serupa yang terjadi sehari sebelumnya. Meskipun pejabat Israel belum memberikan komentar resmi, sumber keamanan menyebutkan bahwa agen mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik Israel yang telah berlangsung selama 11 bulan di Gaza.
Kesimpulan
Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik menekan harga minyak
Penurunan harga minyak dunia pada Kamis (19/9/2024) dipengaruhi oleh kombinasi faktor ekonomi dan geopolitik. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang seharusnya mendorong aktivitas ekonomi, justru menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS. Di sisi lain, perlambatan ekonomi China dan ketegangan di Timur Tengah terus memberikan tekanan pada pasar minyak, membuat prospek harga minyak tetap bergejolak dalam waktu dekat.