Pasar saham Wall Street ditutup melemah pada hari Rabu, dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penurunan saham-saham teknologi raksasa. Investor semakin tidak yakin akan adanya pemotongan suku bunga yang signifikan dari Federal Reserve di tengah data ekonomi yang kuat dan kekhawatiran menjelang pemilu presiden mendatang.
Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun, yang menjadi acuan utama, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan perubahan pandangan investor tentang prospek pemotongan suku bunga dari Federal Reserve dalam beberapa bulan ke depan. Data ekonomi yang kuat semakin memperkuat anggapan bahwa bank sentral AS mungkin akan mempertahankan suku bunga pada level tinggi lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya.
Tekanan pada Saham Teknologi Raksasa
Saham-saham megacap yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Nvidia, Apple, Meta Platforms, dan Amazon, mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan ini menyeret sektor teknologi di Nasdaq ke wilayah negatif, mengingat saham-saham teknologi memiliki pengaruh besar terhadap indeks ini.
Dampak Terhadap Indeks Utama
Dari total 11 sub-sektor dalam S&P 500, hanya sektor utilitas dan real estat yang berhasil mencatatkan kenaikan yang lebih menonjol. Sektor-sektor lainnya, terutama yang terkait teknologi, mengalami tekanan besar akibat kenaikan imbal hasil obligasi dan kekhawatiran investor tentang dampaknya terhadap valuasi saham-saham berkapitalisasi besar.
Menurut data awal, indeks S&P 500 turun sebesar 53,61 poin atau 0,92% dan ditutup pada 5.797,59 poin. Indeks Nasdaq Composite yang sarat dengan saham teknologi kehilangan 297,15 poin atau 1,60%, berakhir pada 18.275,98 poin. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 415,29 poin atau 0,97%, berakhir di 42.509,60 poin.
Pengaruh Berita Korporasi
Di luar sektor teknologi, beberapa saham korporasi besar seperti McDonald's dan Coca-Cola juga memberikan tekanan tambahan pada pasar. Berita negatif dari kinerja perusahaan tersebut semakin memperparah sentimen negatif investor, yang sudah terbebani oleh kekhawatiran tentang kebijakan suku bunga dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS.
Kesimpulan
Pasar saham AS mengalami tekanan besar akibat kombinasi faktor, termasuk kenaikan imbal hasil obligasi dan kinerja buruk saham teknologi raksasa. Selain itu, ketidakpastian seputar kebijakan Federal Reserve dan kinerja korporasi turut membebani sentimen investor. Di tengah kondisi ini, investor cenderung bersikap hati-hati, menunggu kepastian lebih lanjut terkait kebijakan suku bunga dan arah ekonomi AS dalam beberapa bulan mendatang.