Selasa, 31 Desember 2019

Siap-siap! Ending Perang Dagang di Depan Mata

Siap-siap! Ending Perang Dagang di Depan Mata
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
PT Rifan - China dan Amerika Serikat (AS) dikabarkan segera melakukan penandatanganan kesepakatan damai perang dagang Fase I akhir pekan ini.

Menurut sumber South China Morning Post, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi ke Washington, Sabtu (4/1/2020).

"Washington telah mengirim undangan dan Beijing telah menerimanya," kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu.

Menurutnya delegasi China akan tinggal beberapa hari di AS hingga pertengahan pekan depan.

AS dan China sudah memulai perang dagang selama hampir dua tahun. Kedua negara saling menetapkan tarif pada barang impor dari masing-masing negara.

Pertikaian membuat situasi global tidak stabil. Bahkan sukses membuat ekonomi dunia melambat.

Meski demikian belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China soal ini. South China Morning Post belum mendapat konfirmasi lebih lanjut.

Sementara itu, Penasehat Ekonomi Gedung Putih Peter Navarro dalam sebuah interview juga enggan mengonfirmasi hal ini.

"Jangan percaya sumber anonim. Kecuali didapat dari Presiden Trump atau ... Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer," katanya.

"Bisa saja kami menandatangani itu pekan depan atau masih menunggu terjemahan."

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memang menyatakan Fase I perjanjian dagang akan ditantangani dalam waktu dekat.

Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer bahkan sempat berujar penandatanganan akan dilakukan di minggu pertama Januari 2020.

Pada awal Desember lalu, AS membatalkan tarif yang seharusnya berlaku pada barang China di 15 Desember. AS juga menurunkan tarif yang sudah berlaku sebelumnya dari 15% ke 7,5%. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 30 Desember 2019

Optimisme Damai Dagang Gagal Bawa Bursa Asia Menghijau

Optimisme Damai Dagang Gagal Bawa Bursa Asia Menghijau
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)
PT Rifan Financindo Berjangka - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan pertama di pekan ini, Senin (30/12/2019).

Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei terkoreksi 0,28% indeks Shanghai melemah 0,23%, dan indeks Kospi turun 0,07%.

Tingginya ekspektasi bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu gagal memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Seperti yang diketahui, belum lama ini AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu.
 
Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada tanggal 15 Desember.

Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga mengatur mengenai komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Belum lama ini, Trump mem-posting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.

"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan. Juga berbicara mengenai Korea Utara, di mana kami bekerja sama dengan China, & Hong Kong (progres!)," cuit Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump.
Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.

Lebih lanjut, bursa saham Asia melemah kala Wall Street sukses mencetak rekor. Pada penutupan perdagangan hari Jumat, (27/12/2019), indeks Dow Jones ditutup naik 0,08%, indeks S&P 500 menguat 0,11 poin, sementara indeks Nasdaq Composite terkoreksi 0,17%. Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Jika dihitung di sepanjang bulan Desember (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), indeks Dow Jones sudah melejit 2,12%, indeks S&P 500 melesat 3,15%, dan indeks Nasdaq Composite meroket 3,94%.

Pada pukul 15:30 WIB, data perdagangan internasional Hong Kong periode November 2019 akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
 

Jumat, 27 Desember 2019

Yuk Intip Jejak Santa Claus Rally di Pasar Emas Global

Yuk Intip Jejak Santa Claus Rally di Pasar Emas Global
Foto: REUTERS/Edgar Su

PT Rifan Financindo - Santa Claus Rally ternyata terjadi juga di pasar spot emas global, yang menunjukkan bahwa Santa juga datang ke pasar komoditas logam mulia kuning itu, tidak hanya di pasar saham dan obligasi.

"The Santa Claus Rally" secara umum didefinisikan secara luas sebagai penguatan pasar yang terjadi di hari-hari kejepit nasional di antara libur Natal dan Tahun Baru, atau secara formalnya dapat dijelaskan sebagai penguatan pasar pada 5 hari bursa terakhir ditambah 2 hari pertama setelah tahun baru.

Meskipun Santa Rally lumrahnya ditemui di pasar saham Wall Street, harga spot emas Refinitiv menunjukkan harga spot emas lebih banyak menguat karena koreksi hanya terjadi tiga kali dalam 10 tahun terakhir.

Penguatan terbesar terjadi pada akhir 2017 di mana harga emas naik menjadi US$ 1.312/troy ounce (onz) pada 3 Januari 2018 dari posisi US$ 1.274,61/oz pada 22 Desember 2017. Selain pada 2017, penguatan harga spot emas global juga terjadi pada tahun 2009, 2012, 2013, 2014, 2016, dan 2018.

Meskipun naik pada periode Santa Rally, pergerakan komoditas logam mulia tersebut di periode yang sama tetapi dengan rentang yang lebih panjang yaitu untuk sepanjang Desember dalam 10 tahun terakhir masih lebih banyak turunnya.

Naiknya harga emas di pasar spot dunia juga menjadi cerminan saktinya sentimen pemolesan laporan investasi pelaku pasar keuangan dunia, terutama ketika kekhawatiran terhadap perang dagang Amerika Serikat (AS)-Chian justru sedang mereda.

Padahal, kodrat emas adalah instrumen yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) sehingga emas sering digunakan sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap instrumen keuangan lain ketika kondisi pasar sedang tidak kondusif.

Tahun ini, kemungkinan Santa Rally akan terjadi juga di pasar spot emas dunia karena hingga Jumat hari ini (27/12/2019) pergerakan komoditas tersebut sudah mulai terendus karena di pasar global masih menguat, terutama jika harga emas spot saat ini dibanding harga pada 20 Desember, 23 Desember, 24 Desember, 25 Desember, dan 26 Desember.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Aura Damai Dagang Terasa, Bursa Saham Asia Menghijau

Aura Damai Dagang Terasa, Bursa Saham Asia Menghijau
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)
PT Rifan Financindo - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan hari ini, Jumat (27/12/2019), di zona hijau.
Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei menguat 0,12%, indeks Hang Seng naik 0,61%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,12%.

Langkah China yang sudah semakin membuka perekonomiannya kepada dunia menjadi salah satu faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Asia. Melansir Bloomberg, China mengumumkan bahwa pihaknya akan menurunkan bea masuk bagi sebanyak 859 jenis produk impor mulai awal tahun depan.

Kementerian Keuangan China menyebut bahwa pihaknya akan menerapkan bea masuk sementara yang lebih rendah dari bea masuk yang dikenakan terhadap barang-barang dari most-favored-nation (MFN).

Daging babi beku, alpukat beku, hingga beberapa jenis semikonduktor termasuk ke dalam daftar produk yang bea masuknya akan dikurangi oleh Beijing.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, bea masuk terhadap daging babi beku akan dipangkas menjadi 8%, dari tarif MFN yang sebesar 12%, sedangkan bea masuk terhadap alpukat beku akan dikurangi menjadi 7%, dari tarif MFN sebesar 30%.

Pada tahun 2018, nilai dari 859 jenis produk impor tersebut adalah sekitar US$ 389 miliar atau sekitar 18% dari total impor China kala itu yang senilai US$ 2,14 triliun.

Penguarangan bea masuk ini bisa dinikmati oleh negara-negara yang menjadi anggota World Trade Organization (WTO). Sementara itu, bagi negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China, bea masuknya bisa menjadi lebih rendah lagi.

Dilansir dari Bloomberg, negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China meliputi Selandia Baru, Peru, Kosta Rika, Swiss, Islandia, Singapura, Australia, Korea Selatan, Georgia, Chili, dan Pakistan.

Sekedar mengingatkan, perang dagang AS dengan China pada awalnya dipicu oleh kekesalan Trump terhadap besarnya defisit neraca perdagangan AS dengan China. Kemudian, komplain AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam semakin mengeskalasi perang dagang antar keduanya.

Berbicara mengenai besarnya defisit neraca perdagangan AS dengan China, hal ini salah satunya disebabkan oleh hambatan, baik tarif maupun non-tarif, yang diterapkan China guna melindungi perusahaan-perusahaan domestik.

Kini, langkah China untuk semakin membuka pasar domestiknya dengan menurunkan besaran bea masuk terhadap produk-produk impor tentu diharapkan akan semakin melunakkan AS dalam negosiasi dagang kedua negara.

Sebagai catatan, menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu pada pekan pertama Januari 2020.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang menggembirakan ikut memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, tingkat pengangguran Jepang periode November 2019 diumumkan berada di level 2,2%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,4%, seperti dilansir Trading Economics.

Kemudian, pembacaan awal atas data produksi industri Jepang periode November 2019 hanya menunjukkan koreksi sebesar 0,9% secara bulanan, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 1,4%.
 
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 26 Desember 2019

Masih Aura Libur Natal, Bursa Tokyo Dibuka Flat

Masih Aura Libur Natal, Bursa Tokyo Dibuka Flat
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan - Saham-saham di Asia diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Kamis (26/12/2019).

Bursa Tokyo misalnya mencatat awal yang flat untuk perdagangan di hari setelah perayaan Natal ini.

Indeks Nikkei 225 di bursa Jepang misalnya turun 0,03% atau 6,41 poin ke 23.776,46.

Sementara Topix juga juga turun 0,02% atau 0,41 poin ke 1.721,01.

Sedangkan Kospi di bursa Korea Selatan, dibuka turun 0,17%.

Penurunan saham raksasa Samsung Elektronics hingga 0,91% menjadi penyebab.

Meski bursa Jepang dan Korsel tetap buka seperti biasa, pasar di kawasan Asia dan Pasific lain masih tutup karena libur Natal.

Sejumlah bursa yang tutup antara lain, Hong Kong, Australia dan Selandia Baru. (sef/sef)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan