Rabu, 19 Mei 2021

Rupiah Bakal Mager Nih, Ini Dia Tanda-tandanya

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Rupiah sukses membalikkan keadaan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (18/5/2021). Seharian tertahan di zona merah rupiah berbalik membukukan penguatan tipis di akhir perdagangan.

Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.280/US$, tetapi setelahnya langsung melemah hingga 0,21% ke Rp 14.310/US$, melansir data Refinitiv.

Rupiah berhasil berbalik menguat kurang lebih 1 jam sebelum perdagangan ditutup. Di akhir sesi, rupiah berada di Rp 14.270/US$, menguat 0,07% di pasarspot.

Selanjutnya sentimen yang terus dipantau adalah perkembangan pandemi Covid-19 secara global. Belum lama iniOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum akan berakhir walaupun tingkat vaksinasi sudah digenjot semaksimal mungkin.

Di beberapa negara Asia seperti India, Malaysia, Singapura dan Taiwan terus melaporkan terjadinya lonjakan kasus infeksi. Hal tersebut membuat pembatasan aktivitas ekonomi mulai diterapkan kembali.

Mulai Minggu (16/5/2021) kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.

Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni.Lockdownini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.

Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi Covid-19 memang menurun. Namun dengan adanya banyak pemudik meski dilarang dan masuknya arus balik lebaran patut diwaspadai.

Apabila berdasarkan hasil tes yang terus digalakkan terjadi peningkatan kasus maka hal ini menjadidownside riskuntuk pemulihan ekonomi. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, peningkatan kasus mulai tampak dua pekan setelah fenomena kenaikan mobilitas publik secara masif.

Apabilalockdownsemakin marak terutama di kawasan Asia, maka prospek pemulihan ekonomi menjadi buram. Resesi bisa terjadi berulang kali. Ini hanya akan menyebabkan volatilitas yang tinggi bagi pasar keuangan.

Analisis Teknikal

Rupiah 
Foto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Rupiah

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung terbatas.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang merupakan rata-rata pergerakan harian 100 hari terakhir (MA 100) di kisaran Rp 14.240 hingga Rp 14.250/US$ yang kini menjadi support terdekat.

Selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke 14.310/US$. Jika level tersebut juga dilewati rupiah akan semakin lemah menuju MA 200 di kisaran Rp 14.360 hingga Rp 14.370/US$. Sementara jika mampu menembus ke bawah MA 100 lagi, rupiah punya peluang menguat ke 14.200/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 37 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual ataupun jenuh beli alias netral yang menunjukkan rupiah berpotensi bergerak menyamping.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan masih melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang berada di area netral.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 07 Mei 2021

Yang Belum Beli Nyesel deh! Harga Emas Antam Hari Ini Melesat

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan Financindo BerjangkaPergerakan harga emas Antam di pekan ini sedang menarik, meski sempat "dibanting" pada Rabu lalu tetapi dalam 2 hari terakhir kembali melaju kencang. Harga emas dunia yang sukses menembus level psikologis membuat harga emas Antam mencatat kenaikan yang cukup tajam hingga mencapai level tertinggi 2 pekan pada hari ini, Jumat (7/5/2021).

Melansir data dari situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., logammulia.com, emas satuan 1 gram melesat 0,86% ke Rp 934.000/batang tertinggi sejak 23 Apri lalu. Sepanjang pekan ini, emas satuan 1 gram sudah melesat 1,41%.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan melesat 0,92% ke 87.612.000/batang atau Rp 876.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 517.000 Rp 1.034.000
1 Gram Rp 934.000 Rp 934.000
2 Gram Rp 1.808.000 Rp 904.000
3 Gram Rp 2.687.000 Rp 895.667
5 Gram Rp 4.445.000 Rp 889.000
10 Gram Rp 8.835.000 Rp 883.500
25 Gram Rp 21.962.000 Rp 878.480
50 Gram Rp 43.845.000 Rp 876.900
100 Gram Rp 87.612.000 Rp 876.120
250 Gram Rp 218.765.000 Rp 875.060
500 Gram Rp 437.320.000 Rp 874.640
1000 Gram Rp 874.600.000 Rp 874.600

Harga emas dunia kemarin berhasil melesat 1,6% ke US$ 1.815,17/troy ons yang membuat emas Antam terkerek naik hari ini. Kenaikan tersebut dipicu anjloknya indeks dolar AS serta yield (imbal hasil) obligasi (Treasury) AS.

Keduanya merupakan musuh utama emas, sehingga ketika anjlok emas akan sangat diuntungkan. Data dari Refinitiv menunjukkan indeks dolar AS merosot 0,39% dan yield Treasury tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin.

Setelah melewati level psikologis US$ 1.800/troy ons, peluang berlanjutnya kenaikan harga emas dunia menjadi lebih besar. Jika harga emas dunia terus melaju, maka harga emas Antam tentunya juga akan terkerek naik.

Banyak analis mengatakan level tersebut akan menjadi kunci penguatan, Kyle Rodda, analis di IG Market salah satunya. Ia melihat resisten emas berada di kisaran US$ 1.800 hingga US$ 1.810/troy ons, sehingga aksi beli akan meningkat jika emas mampu melewatinya.

"Akan ada resisten kuat di antara area US$ 1.800 dan US$ 1.810/troy ons, jika harga emas melewatinya, anda akan melihat aksi beli yang lebih besar," katanya.
Jebloknya kedua aset tersebut terjadi pasca rilis data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc. (ADP).

ADP melaporkan sepanjang bulan April perekonomian AS mampu menyerap 742.000 tenaga kerja, memang lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 565.000 tenaga kerja, tetapi cukup jauh di bawah estimasi pasar 872.000 tenaga kerja.

Data tersebut bisa memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS tidak sekuat perkiraan pelaku pasar, dan menjadi acuan data tenaga kerja versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti. Data tersebut akan mempengaruhi pergerakan emas dunia lebih lanjut.

Pasar tenaga kerja yang tidak sekuat perkiraan tentunya memperkuat pernyataan bank sentral AS (The Fed) jika kondisi pasar tenaga kerja saat ini masih belum cukup untuk bank sentral memulai perundingan pengetatan moneter.

Pengetatan moneter tersebut dilakukan dengan mengurangi program pembelian aset (quantitative easing/QE) hingga menaikkan suku bunga. Jika itu terjadi akan berdampak negatif bagi emas, sebaliknya jika tidak dilakukan dalam waktu dekat akan bagus bagi logam mulia.

Di sisi lain, kebijakan moneter yang masih longgar juga membuat dolar AS tertekan, sehingga rupiah mampu menguat 0,8% kemarin. Penguatan rupiah tersebut meredam kenaikan harga emas Antam, sehingga kenaikannya tidak sebesar emas dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 06 Mei 2021

Pasca Bergerak Bak Roller Coaster, Harga Emas Antam Naik Lagi

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam bergerak bak roller coaster dalam 2 hari terakhir, tetapi pada perdagangan Kamis (6/5/2021) pergerakannya lebih tenang. Kabar baiknya, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini naik lagi.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, pada perdagangan Selasa harga emas Antam melesat lebih dari 1%, kemudian berbalik merosot 0,8% kemarin.

Sementara hari ini, emas ukuran/satuan 1 gram naik 0,43% ke Rp 926.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,46% ke Rp 86.812.000/batang atau Rp 868.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 513.000 Rp 1.026.000
1 Gram Rp 926.000 Rp 926.000
2 Gram Rp 1.792.000 Rp 896.000
3 Gram Rp 2.663.000 Rp 887.667
5 Gram Rp 4.405.000 Rp 881.000
10 Gram Rp 8.755.000 Rp 875.500
25 Gram Rp 21.762.000 Rp 870.480
50 Gram Rp 43.445.000 Rp 868.900
100 Gram Rp 86.812.000 Rp 868.120
250 Gram Rp 216.765.000 Rp 867.060
500 Gram Rp 433.320.000 Rp 866.640
1000 Gram Rp 866.600.000 Rp 866.600

Kenaikan harga emas Antam mengikuti harga emas dunia yang kemarin menguat 0,45% ke US$ 1.786,44/troy ons. Tertahannya laju indeks dolar AS membuat harga emas dunia kembali ke jalur hijau.

Data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang dirilis kemarin malam membuat kedua aset tersebut berbalik arah. ADP melaporkan sepanjang bulan April perekonomian AS mampu menyerap 742.000 tenaga kerja, memang lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 565.000 tenaga kerja, tetapi cukup jauh di bawah estimasi pasar 872.000 tenaga kerja.

Data tersebut bisa memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS tidak sekuat perkiraan pelaku pasar, dan menjadi acuan data tenaga kerja versi pemerintah yang akan dirilis Jumat besok.

Pasar tenaga kerja yang tidak sekuat perkiraan tentunya memperkuat pernyataan bank sentral AS (The Fed) jika kondisi pasar tenaga kerja saat ini masih belum cukup untuk bank sentral memulai perundingan pengetatan moneter.

Pengetatan moneter tersebut dilakukan dengan mengurangi program pembelian aset (quantitative easing/QE) hingga menaikkan suku bunga. Jika itu terjadi akan berdampak negatif bagi emas, sebaliknya jika tidak dilakukan dalam waktu dekat akan bagus bagi logam mulia.

"Emas mengalami aksi jual yang besar pada hari Selasa, tetapi mundurnya dolar AS di perdagangan Rabu berdampak positif bagi emas," kata Kyle Rodda, analis di IG Market, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (5/5/2021).

Rodda melihat, resisten emas berada di kisaran US$ 1.800 hingga US$ 1.810/troy ons, sehingga aksi beli akan meningkat jika emas mampu melewatinya.

"Akan ada resisten kuat di antara area US$ 1.800 dan US$ 1.810/troy ons, jika harga emas melewatinya, anda akan melihat aksi beli yang lebih besar," katanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 05 Mei 2021

Yellen Beri Angin Segar ke Dolar AS, Rupiah Siaga Satu!

Janet Yallen
Foto: reuters

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin, tetapi pada perdagangan Rabu (5/5/2021) ceritanya bisa berbeda. Sebab, dolar AS sedang mendapat angina segar dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Yellen yang juga mantan ketua bank sentral AS (The Fed) menyatakan suku bunga harus naik agar perekonomian tidak mengalami overheating.

"Mungkin suku bunga harus naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak overheating," kata Yellen dalam percakapan yang direkam sebelumnya dengan The Atlantic, dikutip CNBC Internasional.

Pernyataan Yellen tersebut tentunya memicu ekspektasi The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, dan indeks dolar AS berbalik menguat 0,38% kemarin.

Meski demikian, Yellen menegaskan dirinya tetap akan menghormati independensi The Fed dan tak akan mencoba mempengaruhi.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi domestik periode kuartal I-2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,87% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Artinya, Indonesia masih akan mengalami resesi. Meski demikian, data tersebut tidak akan berdampak besar bagi rupiah, sebab jauh-jauh hari sebelumnya memang sudah diprediksi PDB akan mengalami kontraksi, dan baru akan lepas dari resesi di kuartal II-2021.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini tertahan di rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.430/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

jkse 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih di atas MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 2 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus dengan konsisten rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$. Resisten kuat berada di kisaran Rp 14.530/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 04 Mei 2021

Harga Emas Antam Hari Ini Melesat 1%, tapi PHP Gak nih?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam melesat pada perdagangan Selasa (4/5/2021) mengikuti pergerakan emas dunia. Meski demikian, berlanjutnya kenaikan harga emas masih diragukan sebagian pelaku pasar.

Melansir data logammulia.com, situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., harga emas ukuran/satuan 1 gram naik 0,98% ke Rp 930.000/batang. Sementara emas Antam satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan melesat 1,04% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.

Selain itu, PT Antam juga menjual emas mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. 


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.000 Rp 1.030.000
1 Gram Rp 930.000 Rp 930.000
2 Gram Rp 1.800.000 Rp 900.000
3 Gram Rp 2.675.000 Rp 891.667
5 Gram Rp 4.425.000 Rp 885.000
10 Gram Rp 8.795.000 Rp 879.500
25 Gram Rp 21.862.000 Rp 874.480
50 Gram Rp 43.645.000 Rp 872.900
100 Gram Rp 87.212.000 Rp 872.120
250 Gram Rp 217.765.000 Rp 871.060
500 Gram Rp 435.320.000 Rp 870.640
1000 Gram Rp 870.600.000 Rp 870.600

Harga emas dunia kemarin berhasil menguat 1,34% ke US$ 1.765,29/troy ons, yang akhirnya diikuti naiknya harga Emas Antam pada hari ini.

Harga emas dunia kemarin mampu menguat setelah indeks dolar AS turun 0,37% kemarin, begitu juga yield obligasi (Treasury) tenor 10 tahun yang turun 2,5 basis poin.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah maka harganya akan jadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpotensi meningkat.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Meski demikian, berlanjutnya kenaikan harga emas dunia masih diragukan, sebab dalam beberapa pekan terakhir setelah mendekati level psikologis US$ 1.800/troy ons harganya selalu berbalik anjlok. Bahkan, di pekan ini jika tidak mampu bertahan di atas US$ 1.756/troy ons bisa terjadi aksi jual yang masif.

"Jika emas tidak bisa bertahan di atas US$ 1.756/troy ons di pekan ini, maka akan ada aksi jual yang lebih masif lagi," kata Chris Weston, kepala riset di Pepperstone, sebagaimana dilansir Kitco, Senin (3/5/2021).

"Seperti biasa, perhatikan dolar AS dan pasar obligasi, tetapi ketika US$ 1.756 dilewati, kita akan melihat emas ke US$ 1.720, dan tidak menutup kemungkinan ke US$ 1.677. Emas baru akan memiliki momentum penguatan jika mampu melewati US$ 1.797/troy ons," tambahnya.

Artinya jika harga emas dunia kembali merosot, maka emas Antam juga berisiko menyusul.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan