Rabu, 23 Desember 2020

Rupiah Tadi Perkasa Kini Terlemah Kedua di Asia, Ada Apa?

rupiah
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah agak galau di perdagangan pasar spot.

Hari ini, Rabu (23/12/2020), kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.282. Rupiah melemah 0,45 % dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Akan tetapi, rupiah belum menemukan posisi enak di 'arena' pasar spot. Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di Rp 14.145/US$.

Sesaat kemudian mata uang Tanah Air sempat menguat 0,1% ke Rp 14.130/US$. Namun pada pukul 10:00 WIB, rupiah malah melemah 0,11% jadi Rp 14.160/US$.

Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif tetapi cenderung melemah. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB:

Investor Mau Ambil Napas Dulu

Jelang libur Hari Natal-Tahun Baru, sepertinya investor ingin 'mengambil napas' dulu. Maklum, rupiah dan mata uang Asia lain sudah menguat sangat tajam.

Sejak kuartal III-2020 hingga kemarin (quarter-to-date), rupiah sudah menguat 4,68% di hadapan dolar AS. Hampir seluruh mata uang Asia juga perkasa di hadapan greenback.

"Hari ini pasar sedang mengambil napas. Investor tengah mencerna dua berita besar yaitu perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covd-19) dan stimulus fiskal di AS," ujar Ryan Detrick, Senior Market Strategist di LPL Financial yang berbasis di North Carolina, sebagaimana diwartakan Reuters.

Dari sisi pandemi, virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini memang semakin ganas. Per 22 Desember 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh negara mencapai lebih dari 76 juta orang, tepatnya 76.250.431. Bertambah 524.065 orang (0,69%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (9-22 Desember 2020), rata-rata pasien baru bertambah 642.698 orang setiap harinya. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 591.185 orang per hari.

Perkembangan ini membuat sejumlah negara memperketat pembatasan sosial (social distancing). Di Irlandia, pemerintah akan menutup restoran, bar, dan toko-tokok non-esensial. Kebijakan ini kemungkinan akan bertahan hingga Maret 2021.

Inggris, yang sedang menjadi sorotan dunia karena penyebaran virus corona jenis baru yang lebih menular, kembali jadi 'korban'. Pemerintah Kanada akan menelusuri warganya yang pernah berkunjung ke Inggris, mereka akan diperiksa dan wajib melakukan karantina. Pemerintah India pun akan melakukan hal serupa.

"Ini kenyataannya. Hari-hari paling kelam dalam peperangan melawan virus corona ada di depan kita, bukan di belakang," tegas Joseph 'Joe' Biden, Presiden AS Terpilih, sebagaimana diwartakan Reuters.

Sedangkan dari sisi stimulus, kongres AS akhirnya mengesahkan paket baru senilai US$ 892 miliar (Rp 12.682,45 triliun). Pelaksanaan stimulus ini tinggal menunggu tanda tangan dari Presiden Donald Trump. Paket tersebut menyertakan anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 atau Rp 8,53 juta per keluarga yang membutuhkan.

"Kami berkomitmen penuh untuk memastikan rakyat AS yang telah bekerja keras mendapatkan dukungan dari pemerintah sesegera mungkin. Ini sangat penting dalam upaya memperkuat pemulihan ekonomi," tegas Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti dikutip dari Reuters.

Dihadapkan kepada dua sentimen ini, pelaku pasar memilih pikir-pikir dulu. Apalagi musim liburan akan segera tiba, sehingga menurunkan mood investor untuk terlalu aktif. Hasilnya, mata uang Asia bergerak gamang, tidak terkecuali rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar