Rifan Financindo - PALEMBANG - Bank
Indonesia menginginkan tiga fungsi utamanya sebagai penjaga stabilitas
nilai rupiah, sistem keuangan dan kelancaran pembayaran bisa disampaikan
media massa dengan baik, lengkap, utuh serta dapat dipahami masyarakat.
"Tiga fungsi utama BI di bidang moneter menjaga stabililtas nilai
rupiah, kebijakan menjaga kestabilan sistem keuangan, dan kebijakan
menjaga kestabilan kelancaran pembayaran ini harus dipahami dengan baik
oleh masyarakat," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas
Hutabarat di Jakarta.
Ia mengatakan hal itu saat acara Welcoming Dinner bersama 220
wartawan ekonomi dari 24 kota yang tengah mengikuti pelatihan Wartawan
Daerah Bank Indonesia (BI) gelombang kedua yang digelar mulai 9-12
Oktober 2016.
BI kata dia harus jujur bahwa untuk menjalankan fungsi utama di
bidang moneter itu, maka Media massa penting dilibatkan untuk mendukung
dan mempercepat penyampaian pesan itu ke masyarakat sebagai sasaran
utama dari kinerja Bank Sentral ini.
"Sebagai partner, BI membutuhkan media yang bertugas sharing
informasi terkait kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, sistem
pembayaran dan makro prudensial kepada masyarakat," katanya.
Karena itu Pelatihan terjadwal setiap tahun seperti ini dipandang
perlu dan penting agar secara khusus media dapat mengawal dan
meneruskan tiga fungsi utama Bank Indonesia hingga ke tingkat akar
rumput," katanya lagi.
"Kami berharap pelatihan ini semakin meningkatkan pemahaman
wartawan dari berbagai daerah terkait peran dan fungsi BI sebagai Bank
Sentral Indonesia," katanya.
Sebab demkian Arbonas Hutabarat, pada dasarnya fungsi BI perlu
dipahami masyarakat sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi
keluarganya dalam upaya mempertahankan hidupnya.
"Kami melihat permasalahan sederhana menjadi berdampak luar biasa
ketika wartawan mengemasnya dengan sangat baik. Karena itu dalam
pelatihan ini BI dan wartawan daerah peliput di bidang ekonomi dan
bisnis perbankan harus menyamakan persepsi maupun bahasa terkait tiga
fungsi tersebut," demikian Arbonar.
Pelatihan wartawan daerah se-Indonesia itu difokuskan pada
sejumlah topik diantaranya Pengendalian Inflasi Daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan program klaster pengendalian inflasi.
Selain topik itu, katanya kegiatan pelatihan kepada wartawan
daerah bidang liputan ekonomi dan bisnis perbankan itu juga memberi
pendalaman tentang kebijakan uang muka kredit atau pembiayaan dan
peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Narasumber yang dihadirkan dalam pelatihan itu pimpinan BI,
akademisi, praktisi/pengamat dan pemimpin redaktur/redaktur ekonomi
terkait yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
"Pada hari ketiga peserta akan diperkenalkan (mengenal) Peruri,
pengolahan uang rupiah dari perencanaan hingga pemusnahan oleh Pimpinan
Peruri dan Pimpinan BI terkait lainnya," katanya.
"Pelatihan yang sekarang ini merupakan gelombang kedua. Kalau
gelombang pertama sudah beberapa waktu lalu dan jumlah pesertanya juga
200 lebih. Kami sebenarnya ingin sekaligus, tapi karena jumlahnya
terlalu banyak, dibagi dua gelombang. Inti kegiatannya sama," katanya.
Pelatihan Gelombang kedua yang dilaksanakan BI Pusat dari 9
sampai 12 Oktober 2016 ini diikuti 220 wartawan dari 24 kota di
Indonesia. 24 Kota itu tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara maupun Papua.
(rzy)
Sumber : Okezone