Senin, 10 Oktober 2016

BI Inginkan 3 Fungsinya Dipahami Masyarakat | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Bank Indonesia menginginkan tiga fungsi utamanya sebagai penjaga stabilitas nilai rupiah, sistem keuangan dan kelancaran pembayaran bisa disampaikan media massa dengan baik, lengkap, utuh serta dapat dipahami masyarakat.

"Tiga fungsi utama BI di bidang moneter menjaga stabililtas nilai rupiah, kebijakan menjaga kestabilan sistem keuangan, dan kebijakan menjaga kestabilan kelancaran pembayaran ini harus dipahami dengan baik oleh masyarakat," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat di Jakarta.
Ia mengatakan hal itu saat acara Welcoming Dinner bersama 220 wartawan ekonomi dari 24 kota yang tengah mengikuti pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia (BI) gelombang kedua yang digelar mulai 9-12 Oktober 2016.
BI kata dia harus jujur bahwa untuk menjalankan fungsi utama di bidang moneter itu, maka Media massa penting dilibatkan untuk mendukung dan mempercepat penyampaian pesan itu ke masyarakat sebagai sasaran utama dari kinerja Bank Sentral ini.
"Sebagai partner, BI membutuhkan media yang bertugas sharing informasi terkait kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, sistem pembayaran dan makro prudensial kepada masyarakat," katanya.
Karena itu Pelatihan terjadwal setiap tahun seperti ini dipandang perlu dan penting agar secara khusus media dapat mengawal dan meneruskan tiga fungsi utama Bank Indonesia hingga ke tingkat akar rumput," katanya lagi.
"Kami berharap pelatihan ini semakin meningkatkan pemahaman wartawan dari berbagai daerah terkait peran dan fungsi BI sebagai Bank Sentral Indonesia," katanya.
Sebab demkian Arbonas Hutabarat, pada dasarnya fungsi BI perlu dipahami masyarakat sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya dalam upaya mempertahankan hidupnya.
"Kami melihat permasalahan sederhana menjadi berdampak luar biasa ketika wartawan mengemasnya dengan sangat baik. Karena itu dalam pelatihan ini BI dan wartawan daerah peliput di bidang ekonomi dan bisnis perbankan harus menyamakan persepsi maupun bahasa terkait tiga fungsi tersebut," demikian Arbonar.
Pelatihan wartawan daerah se-Indonesia itu difokuskan pada sejumlah topik diantaranya Pengendalian Inflasi Daerah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan program klaster pengendalian inflasi.
Selain topik itu, katanya kegiatan pelatihan kepada wartawan daerah bidang liputan ekonomi dan bisnis perbankan itu juga memberi pendalaman tentang kebijakan uang muka kredit atau pembiayaan dan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Narasumber yang dihadirkan dalam pelatihan itu pimpinan BI, akademisi, praktisi/pengamat dan pemimpin redaktur/redaktur ekonomi terkait yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
"Pada hari ketiga peserta akan diperkenalkan (mengenal) Peruri, pengolahan uang rupiah dari perencanaan hingga pemusnahan oleh Pimpinan Peruri dan Pimpinan BI terkait lainnya," katanya.
"Pelatihan yang sekarang ini merupakan gelombang kedua. Kalau gelombang pertama sudah beberapa waktu lalu dan jumlah pesertanya juga 200 lebih. Kami sebenarnya ingin sekaligus, tapi karena jumlahnya terlalu banyak, dibagi dua gelombang. Inti kegiatannya sama," katanya.
Pelatihan Gelombang kedua yang dilaksanakan BI Pusat dari 9 sampai 12 Oktober 2016 ini diikuti 220 wartawan dari 24 kota di Indonesia. 24 Kota itu tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara maupun Papua.
(rzy)
Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar