Rabu, 09 Agustus 2017

Nilai Tukar Dolar AS Tak Stabil Usai Data Tenaga Kerja Dirilis | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - PALEMBANG - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB). Pergerakan dua arah ini terjadi karena investor mempertimbangkan data pekerjaan yang baru dirilis.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja mengatakan, jumlah lowongan pekerjaan di AS tercatat 6,2 juta pada hari kerja terakhir Juni. Ini merupakan rekor tertinggi. Angka terbaru itu juga mengalahkan konsensus pasar.

Para investor juga terus mengawasi pidato pejabat Federal Reserve, untuk mencari petunjuk tentang kenaikan suku bunga berikutnya.

Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard mengatakan bahwa bank sentral tidak perlu menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini.

"Tingkat kebijakan suku bunga saat ini kemungkinan masih sesuai selama jangka pendek," katanya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,21% menjadi 93,628 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1758 dari USD1,1790 dan pound Inggris turun menjadi USD1,2981 dari USD1,3028. Dolar Australia meningkat menjadi USD0,7915 dari USD0,7911.

Dolar AS dibeli 110,48 yen Jepang, lebih rendah dari 110,74 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9752 franc Swiss dari 0,9736 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2658 dolar Kanada dari 1.2681 dolar Kanada.
(kmj)
Sumber : Okezone

Selasa, 08 Agustus 2017

Cuma Naik Tipis, Emas Berjangka Khawatirkan Kenaikan Suku Bunga AS | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor mencerna kerugian tajam di sesi sebelumnya dan mengkhawatirkan kenaikan suku bunga AS berikutnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik tipis USD0,1 atau 0,01%, menjadi menetap di USD1.264,70 per ounce.

Harga logam mulia memperpanjang kerugian pada Jumat (4/8) setelah laporan ketenagakerjaan utama mengalahkan ekspektasi. Hal itu mendorong beberapa pedagang untuk bertaruh bahwa Federal Reserve AS hanya memiliki sedikit alasan untuk menunda normalisasi dan menaikkan suku bunga, serta mengurangi neracanya senilai USD4,5 triliun. 

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 0,1 sen atau 0,01%, menjadi ditutup pada USD16,251 per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik USD2,6 atau 0,27%, menjadi menetap di USD971,6 per ounce. 

(rzy)
Sumber : Okezone

Senin, 07 Agustus 2017

Tak Bergerak, Harga Emas Antam Dibanderol Rp603 Ribu/Gram | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) hari ini dibanderol Rp603.000 per gram. Harga emas stagnan dari penutupan perdagangan sebelumnya. 

Melansir Logammulia, Senin (7/8/2017), harga beli kembali alias buy back juga stagnan di level Rp529.000 per gram.

Harga emas 2 gram dibanderol Rp1.166.000 atau Rp583.000 per gram. Emas ukuran 2,5 gram dijual Rp1.447.500 per bar, dengan harga per gram Rp579.000.

Emas 3 gram dihargai Rp1.731.000 per bar, dengan harga per gram Rp577.000. Harga emas ukuran 4 gram dijual Rp2.296.000 per bar, dengan harga per gram Rp574.000. Emas 5 gram dibanderol Rp2.870.000 per bar atau Rp574.000 per gram. Emas 10 gram dijual Rp5.665.000 per bar atau Rp566.500 per gram.

Untuk emas 25 gram dijual Rp14.025.000 atau Rp561.000 per gram. Emas 50 gram Rp27.900.000 per bar atau Rp558.000 per gram. Sementara emas ukuran 100 gram dibanderol Rp55.625.000 per bar atau Rp556.250 per gram.

Emas 250 gram Rp138.675.000 atau Rp554.700 per gram. Emas ukuran 500 gram dijual Rp276.975.000 atau Rp553.950 per gram.
Sementara itu, harga emas bercorak batik 10 gram dibanderol Rp6.115.000 dengan harga per gram Rp611.500. Kemudian ukuran 20 gram, dijual Rp11.810.000 dengan harga per gram Rp590.500.
(rzk)
Sumber : Okezone

Jumat, 04 Agustus 2017

Rekor Dow Jones Semakin Memuncak, Harga Emas Dunia Tertekan | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus menurun pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena Dow Jones Industrial Average tetap mencatat rekor tertinggi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun USD4,0 atau 0,31%, menjadi menetap di USD1.274,40 per ounce.

Indeks Dow Jones Industrial Average mengumpulkan momentum lebih dalam ke dalam wilayah rekor, naik 21,58 poin atau 0,10% menjadi 22.037,78 poin pada pukul 18.27 GMT.

Ketika pasar ekuitas naik, emas berjangka biasanya turun, karena investor biasanya tidak selalu mencari aset-aset "safe haven".

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 10,3 sen atau 0,62%, menjadi ditutup pada USD16,63 per ounce.

Platinum untuk penyerahan Oktober naik USD10,8 atau 1,13%, menjadi menetap di USD964,60 per ounce.

Dewan Emas Dunia (World Gold Council/WGC) pada Kamis (3/8) melaporkan bahwa permintaan emas di seluruh dunia pada kuartal kedua 2017 mencapai 953,4 ton, 10% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

Permintaan setengah tahun pertama melambat 14% menjadi 2.003,8 ton.
Pembelian bersih oleh bank sentral mencapai 176,7 ton, juga sedikit lebih rendah sekitar 3% di semester pertama, menurut laporan tersebut.
(rzy)

Sumber : Okezone

Kamis, 03 Agustus 2017

Ramalan BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II di Atas 5% | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2017 berada di atas 5%. BI menilai ekonomi kuartal II lebih tinggi dibandingkan realisasi pada kuartal I 2017.
"Kami masih di atas 5,01% di atas kuartal I. Tapi di bawah perkirakan kami 5,1%," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Meski BI baru berani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2017 namun BI tetap optimis pertumbuhan ekonomi 2018 bisa terpacu lebih baik lagi mengingat beberapa hal dinilai dapat turut mendukung.
"Kami masih melihat prospek konsolidasi akan berakhir. Korporasi akan mulai running lagi. Ya, kita lihat akhir tahun saja," paparnya lebih lanjut.

Pihak BI, kata Dody, bakal mengkaji lebih mendalam jika muncul hal-hal yang berpotensi menghambat perekonomian, agar target pertumbuhan ekonomi dapat terealisasikan dengan baik.
"Apakah ekspektasi masyarakat terhadap inflasi inti terganggu, nilai tukar apakah kuat sesuai dengan fundamentalnya dan inflasi yang baik. Nilai tukar memang harus melihat kondisi eksternal," ujarnya.
Dengan hal yang dijelaskannya itu, ditambah fundamental perekonomian Indonesia yang mulai bertumbuh, maka yang menjadi pekerjaan rumah saat ini adalah menjaga kestabilan dari ancaman eksternal atau luar negeri.

"Kalau di dalam negeri, masalah fiskal dan defisit memang sudah diprediksi 2,92% dengan outlook 2,67% jadi masih ada room untuk spending," ujarnya.
(kmj)
Sumber : Okezone