Rabu, 29 Agustus 2018

Menguat Lagi, Dolar AS Tembus Rp 14.640 | Rifanfinancindo

Foto: Lamhot Aritonang 
Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menguat pagi ini. Dikutip dari perdagangan Reuters, Rabu (29/8/2018), nilai tukar dolar AS hari ini diperdagangkan di angka Rp 14.640.

Nilai tukar dolar AS tersebut naik dari posisi kemarin yang diperdagangkan pada angka Rp 14.610. Adapun nilai tukar dolar AS hari ini bergerak di kisaran Rp 14.617-14.650.

Nilai tukar dolar AS sendiri diproyeksi terus menguat menjelang kebijakan The Fed menaikkan suku bunga. Menurut Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, hal tersebut membuat nilai tukar rupiah melemah karena bakal ada pengalihan aset dari negara berkembang ke negeri Paman Sam.

"Imbas kenaikan Fed rate akan membuat aset berdenominasi dolar lebih menarik sehingga investor global mengalihkan aset dari negara berkembang ke AS," katanya beberapa waktu lalu.

Bahkan dirinya memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di level yang lebih mengkhawatirkan jika Bank Indonesia (BI) tidak melanjutkan kenaikan bunga acuan sebagai langkah antisipasi penyesuaian.

"Dengan kondisi ini rupiah diperkirakan terdepresiasi hingga level Rp 14.800 pada akhir September 2018," jelas dia.

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifanfinancindo

Selasa, 28 Agustus 2018

Rifan Financindo | Jangan Trading Sebelum Baca Ini!

Rifan Financindo - Banyak peluang untuk memperoleh penghasilan tambahan saat ini, salah satunya dengan cara trading. Dengan melakukan trading, potensi Anda mendapatkan penghasilan tambahan bahkan menjadi kaya sangat besar.

Namun sebelum terjun menjadi seorang trader, Anda harus memahami tiga prinsip ini :
  1. Sadar Risiko
    Dalam berinvestasi, selalu berlaku hukum high risk, high return. Trading tidak selalu menguntungkan, bahkan pertama-tama Anda mungkin akan sering trial error, dan kerugian yang didapat tidak sedikit.  Sehingga untuk menjadi trader, Anda harus menyadari sepenuhnya risiko apa saja yang bakal dihadapi ketika berinvestasi nanti.
  1. Jangan Pernah Menggunakan Dana Primer
    Risiko trading amat besar. Bahkan untuk seorang trader kawakan pun sulit menghindari risiko 100%. Karena itu, jangan sekali-kali menggunakan dana primer, seperti biaya untuk kebutuhan rumah tangga, membayar cicilan hutang, pendidikan dan sebagainya.Pergunakan dana investasi trading dari idle fund (dana menganggur). Mulailah trading sedikit demi sedikit sembari mempelajari polanya dan belajar dari pengalaman para trader profesional.
  1. Pahami dan Dalami Seluk Beluk Instrumen
    Trading memang salah satu cara mudah untuk menghasilkan uang, namun bila Anda ingin menjadi trader, maka Anda harus memahami seluk beluk instrumen yang Anda perjual belikan.

    Bila Anda ingin mendalami trading forex, maka Anda perlu memahami instrumen forex hingga keseluk beluknya. Begitu pula dengan indeks, emas, dan lainnya.Jika

    Anda sudah merasa cukup paham dengan instrument yang ingin Anda tekuni, Anda bisa memulai trading kapanpun Anda siap. (AD/RFB)

Baca Juga :
  • RIFAN  |  Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
  • PT. RIFAN  | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
  • RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
  • PT RIFANFINANCINDO  | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
  • PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
  • PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
  • RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
  • PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (Palembang) | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
  • PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
  • RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi

Senin, 27 Agustus 2018

Dikritik Trump, The Fed akan Tetap Naikkan Suku Bunga Acuan | PT Rifan Financindo

image_title 
PT Rifan Financindo – Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memberikan sinyal tegas untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini, meskipun kenaikan suku bunga tersebut mendapat kritikan dari Presiden AS, Donald Trump.

Dia menegaskan, upaya untuk kembali menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) pada tahun ini merupakan cara terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung di negara tersebut. Hal itu dibuktikannya dari data-data perekonomian AS yang terus menguat.
"Ekonomi kuat, inflasi mendekati target dua persen. Banyak orang yang mencari pekerjaan kini telah mendapatkannya. Jika pertumbuhan pendapatan meningkat kuat dan perolehan pekerjaan berlanjut, maka kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas," ujar dia sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu 26 Agustus 2018.

Kenaikan suku bunga acuan tersebut, menurut Trump, hanya akan menambah biaya pinjaman atau kredit di Amerika Serikat. Karenanya dia dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya terhadap keputusan kenaikan suku bunga The Fed, dan meminta The Fed untuk memgambil kebijakan yang bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi AS, bukan sebaliknya.
Meski demikian, Jerome Powell melalui pernyataannya tersebut dinilai para analis telah mengkonfirmasi bahwa The Fed akan secara jelas kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi di tahun ini, yang diperkirakan akan terjadi pada September dan Desember 2018.

"Pidatonya Powell di Jackson Hole itukan mengkonfirmasi bahwa mereka masih akan menaikan suku bunga (dua kali lagi) walaupun sebelumnya Trump kan kurang setuju dengan apa yang dilakukan The Fed. Dia (Trump) bilang dolar terlalu kuat dan baiknya The Fed tidak terus naikan suku bunga. Tapi kan bank sentral AS independen terhadap pemerintah Amerika sendiri," ujar Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual kepada VIVA, Minggu 26 Agustus 2018.

Kebijakan The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap diperkirakan akan masih terus berlangsung hingga 2019. Langkah The Fed tersebut merupakan langkah mereka untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter.

The Fed telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin menjadi di kisaran 1,75 persen dan 2 persen.
"Dengan pengangguran yang sangat rendah, mengapa tidak (Federal Open Market Committe) memperketat kebijakan moneter lebih tajam untuk mencegah ekonomi tumbuh berlebih dan inflasi yang terkontrol," ujar Powell.


Baca Juga :
Sumber:Viva
PT Rifan Financindo

Jumat, 24 Agustus 2018

IHSG Dibuka Melemah, Analis Ramal Positif Akhir Pekan | Rifanfinancindo

IHSG Dibuka Melemah, Analis Ramal Positif Akhir Pekan 

Rifanfinancindo -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 5958, melorot 24 poin atau 0,4 persen pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (24/8).

Sebanyak 54 emiten tercatat mengalami kenaikan harga saham, 89 saham emiten menurun, dan 94 emiten tak berubah.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai indeks saham masih akan berada dalam rentang konsolidasi wajar menutup akhir pekan ini.

"Peluang kenaikan masih terbuka cukup lebar. Hari ini, potensi kenaikan masih terlihat pada indeks, ditopang oleh fundamental perekonomian yang kuat," ungkapnya dalam hasil riset.

Menurut dia, peluang itu terlihat dari data perekonomian nasional. Ekspektasi terhadap arus balik dana investasi dari luar negeri masih cukup besar, dan dapat kembali mendorong kenaikan IHSG.

Analis Saham Teknikal PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat, investor menanti pertemuan bank sentral global, setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengisyaratkan tidak ada perubahan pada laju pengetatan kebijakan moneternya.

Bank-bank sentral dunia menjadi fokus investor, menunggu hasil pidato Gubernur Fed Reserve Jerom powell terkait tingkat suku bunga, pada akhir pekan.

Dolar AS menguat pada mayoritas mata uang setelah The Fed menyatakan siap melakukan peningkatan suku bunga jika kondisi ekonomi terus berekspansi.

Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG naik 38,68 poin atau 0,65 persen ke level 5982 dengan sektor keuangan menjadi pendorong penguatan.

Spekulasi positif pada pertumbuhan kredit Indonesia yang mampu mengimbangi tren penguatan suku bunga menjadi angin positif disektor perbankan. Investor asingpun terlihat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp552,3 miliar, setelah rentetan aksi jual menghantui sejak pekan lalu meskipun rupiah tertekan hingga Rp14.638 per dolar AS.

Indeks saham Asia ditutup bervariasi dengan pelemahan pada indeks TOPIX -0,01 persen dan Hangseng -0,49 persen, sedangkan penguatan Indeks Nikkei, Indeks CSI, dan Indeks Kospi masing-masing tumbuh 0,22 persen, 0,37 persen, dan 0,41 persen. (lav)

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifan Financindo

Kamis, 23 Agustus 2018

Berbalik Arah, Rupiah Melemah ke Rp14.620 per Dolar AS | Rifan Financindo

Berbalik Arah, Rupiah Melemah ke Rp14.620 per Dolar AS 


Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.620 dolar Amerika Serikat (AS), melemah 46 poin atau 0,31 persen pada perdagangan pasar spot hari ini, Kamis (23/8).

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang kompak melemah. Baht Thailand minus 0,24 persen, yen Jepang minus 0,19 persen, dolar Singapura minus 0,19 persen, ringgit Malaysia minus 0,12 persen, dan won Korea Selatan minus 0,05 persen. Hanya peso Filipina yang menguat 0,02 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Dolar Australia melemah 0,54 persen, euro Eropa minus 0,23 persen, dolar Kanada minus 0,2 persen, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, rubel Rusia minus 0,13 persen, dan franc Swiss minus 0,09 persen. 

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah terpengaruh oleh sentimen dari eksternal, di mana dolar AS mulai berbalik menguat.

"Sedangkan sentimen dari dalam negeri belum ada yang terbarukan," katanya.

Baca Juga :
Sumber:CNN Indonesia
Rifan Financindo