Senin, 09 Maret 2020

Astaga! Bursa Saham Asia Membara, Tokyo Anjlok 5%

Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia merah membawa pada perdagangan pagi ini. Koreksi yang terjadi begitu dalam, bahkan ada yang sampai 5%!

Pada Senin (9/3/2020) pukul 08: WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:



Risk appetite pelaku pasar memang sedang sangat rendah. Ini tidak lepas dari perkembangan penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia tercatat 109.965. Sementara korban meninggal adalah 3.824 orang.

Virus mematikan yang bergentayangan membuat aktivitas masyarakat terpaksa dibatasi. China memulai dengan menutup akses Kota Wuhan di Provinsi Hubei, yang merupakan asal mula kasus virus corona. Selepas itu, beberapa daerah mengalami nasib yang sama.

Tidak hanya di China, langkah serupa juga dilakukan negara lain. Pemerintah Italia sudah mengambil langkah tegas dengan menutup daerah Lombardy, dan 14 provinsi lainnya yaitu Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, Rimini, Pesaro, Urrbino, Alessandria, Asti, Novara, Vebano-Cusio-Ossola, Vercelli, Padua, Treviso, dan Venesia. Total jumlah penduduk di daerah-daerah yang ditutup itu sekira 16 juta orang.

Dampaknya tentu sangat terasa di sektor ekonomi. Pabrik-pabrik berhenti produksi karena karyawan tidak bisa bekerja, pariwisata lesu karena pelancong takut tertular virus. Oleh karena itu, pelambatan ekonomi global sudah pasti tidak bisa dihindari.

Moody's Analytics memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota G20 pada tahun ini adalah 2,1%. Melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 2,4%.

Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, tidak luput dari perlambatan ekonomi. Moody's Analytics memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada 2020 adalah 1,5%, sebelumnya diramal 1,7%. Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu direvisi ke bawah dari 5,2% menjadi 4,8%. 



Moody's Analytics
Akibat Corona, Risiko Resesi Meninggi
"Sulit untuk memperkirakan sampai seberapa jauh dampak ekonomi dari penyebaran virus corona. Ketakutan akan penularan membuat konsumen dan dunia usaha mengurangi aktivitas mereka. Semakin lama rumah tangga dan pebisnis kembali bergerak normal, dampaknya akan semakin besar," sebut riset Moody's Analitics.

Bahkan Moody's Analitics mulai bicara soal kemungkinan resesi. Ketika aktivitas ekonomi terhambat semakin lama, maka pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan dan risiko resesi semakin tinggi.
"Saat konsumsi sudah terpukul, dibarengi dengan pabrik-pabrik yang masih ditutup, maka pemutusan hubungan kerja massal akan menjadi sentimen yang dominan. Kondisi seperti ini akan meningkatkan persepsi terhadap resesi. Volatilitas harga aset akan sangat tinggi dan memperburuk situasi," tulis riset Moody's Analytics.

Volatilitas harga aset sudah terlihat saat ini, di mana indeks saham Asia melemah begitu dalam setelah pekan lalu menguat. Selama masalah virus corona belum teratasi, sepertinya investor masih harus sport jantung melihat kondisi yang parah seperti ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Jumat, 06 Maret 2020

The Fed Diprediksi Pangkas Bunga 75 Bps Lagi, Euro Melesat

The Fed Diprediksi Pangkas Bunga 75 Bps Lagi, Euro Melesat
Foto: Mata Uang Euro. (REUTERS/Lee Jae-Won)
Rifan FinancindoNilai tukar euro kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi kembali memangkas suku bunga secara agresif.

Pada pukul 20:45 WIB, euro menguat 0,4% ke US$ 1,118 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang 19 negara ini kini berada di level tertinggi 2 bulan.

Seperti diketahui sebelumnya, Selasa malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed secara tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%. Pemangkasan yang mendadak sebesar itu merupakan yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial . Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.

Bank sentral paling powerful di dunia ini seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.

Dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut, pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan keputusan pemangkasan suku bunga diambil setelah para anggota dewan The Fed melihat wabah virus corona mempengaruhi outlook perekonomian.

"Besarnya efek virus corona terhadap perekonomian AS masih sangat tidak menentu dan berubah-ubah. Melihat latar belakang tersebut, anggota dewan menilai risiko terhadap outlook perekonomian telah berubah secara material. Merespon hal tersebut, kami telah melonggarkan kebijakan moneter untuk memberikan lebih banyak support ke perekonomian" kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG dua pekan mendatang.

Kini, pelaku pasar kembali memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti. Tidak cukup sampai di situ, The Fed juga diprediksi akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 bps di bulan April mendatang, sebagaimana dilansir CNBC International.

 Akibatnya prediksi tersebut, dolar AS kembali tertekan melawan mata uang utama, termasuk euro.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :
 

Kamis, 05 Maret 2020

Usai Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Rp 5.000/gram

Usai Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Rp 5.000/gram
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan - Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 5.000 menjadi Rp 822.000 per gram pada perdagangan Kamis ini (5/3/2020), dari Rp 827.000 per gram pada Rabu kemarin untuk harga emas Antam 1 gram.
Sementara itu, berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram yang menjadi acuan pasar melemah menjadi Rp 77,3 juta (Rp 773.000 per gram) dari harga kemarin Rp 77,8 juta (Rp 778.000 per gram) per batang.

Harga emas Antam pada Rabu kemarin itu melesat Rp 12.000 (1,56%) menjadi Rp 778.000 per gram dari Selasa Rp 766.000/gram dan membuat harga emas Antam mencetak rekor harga tertinggi baru saat itu. 

Naiknya harga emas Antam itu tidak sejalan dengan harga emas di pasar spot global yang sempat naik kemarin akibat pemangkasan suku bunga The Fed, meski demikian pada akhir perdagangan, emas spot bertahan stabil dengan sentimen risiko membatasi kenaikan emas batangan.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga turun Rp per gram hari ini menjadi Rp 744.000 per gram.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.638,15/troy ounce, turun 0,08%.

Hari ini, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan naik sebesar 0,11% menjadi US$ 1638,35/troy ons.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
 TIM RISET CNBC INDONESIA (har/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Rabu, 04 Maret 2020

'Doping' dari The Fed Manjur, Rupiah Terkuat di Asia!

PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Faktor eksternal kental mempengaruhi keperkasaan rupiah.

Pada Rabu (4/3/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.250 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin perkasa. Pada pukul 08:04 WIB, US$ 1 sudah berada di Rp 14.190 di mana rupiah menguat 0,6%.
Rupiah tidak sendiri di zona hijau. Hampir seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Namun rupiah spesial, karena apresiasi 0,6% membuatnya menjadi mata uang terkuat di Asia.

Tidak cuma di Asia, dolar AS memang sedang lesu di tataran global. Pada pukul 07:41 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,21%.

Pelemahan mata uang Negeri Paman Sam adalah respons keputusan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Malam tadi waktu Indonesia, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke 1-1,25%. 

Biasanya The Fed hanya menurunkan 25 bps dalam sekali rapat. Penurunan lebih dari 25 bps kali terakhir terjadi pada 2008, kala AS tengah bergulat dengan krisis ekonomi.

Sedianya rapat The Fed baru akan terjadi pada 17-18 Maret waktu Washington. Namun ternyata ada keputusan yang bersifat mendesak dan tidak bisa menunggu sampai waktu rapat yang sudah terjadwal.

"Fundamental ekonomi AS tetap kuat. Namun, virus corona menciptakan risiko bagi aktivitas ekonomi. Dengan risiko ini dan tujuan untuk mencapai penciptaan lapangan kerja yang maksimal serta menjaga stabilitas harga. Federal Open Market Committee memutuskan untuk menurunkan Federal Funds Rate sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1-1,25%.

Komite akan memantau dengan saksama seluruh perkembangan yang ada dan implikasinya terhadap prospek ekonomi. Komite juga akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung perekonomian," sebut keterangan tertulis The Fed, Selasa (3/3/2020).

Corona Menggila 
Ya, penyebaran virus corona memang membuat dunia ketar-ketir. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia tercatat 92.860. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 3.162 orang.

Penyebaran virus mematikan membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pabrik-pabrik di berbagai negara belum berproduksi optimal karena pekerja dirumahkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.


Akibatnya, aktivitas manufaktur menjadi loyo. Di China, angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur versi Caxin/Markit pada Februari 2020 tercatat 40,3. Jauh di bawah bulan sebelumnya yaitu 51,1 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai pada 2004.

Kemudian PMI manufaktur di Singapura pada Februari berada di 47. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,4 dan seperti di China, menjadi yang terendah sepanjang sejarah.

Ada lagi PMI manufaktur Jepang yang pada Februari adalah 47,8. Turun dibandingkan Januari yang sebesar 48,8 dan menyentuh titik terendah sejak Mei 2016.

Aktivitas manufaktur yang mengendur berarti pasokan barang di pasar global menjadi berkurang. Rantai pasok rusak, prospek pertumbuhan ekonomi menjadi suram.

Ini yang membuat The Fed memutuskan menurunkan bunga acuan lebih awal dari jadwal. Powell dan kolega mungkin memandang stimulus moneter perlu segera disuntikkan, tidak bisa ditunda lagi.

Akan tetapi, penurunan bunga acuan membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, arus modal menjauh dari dolar AS dan nilai tukarnya melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 03 Maret 2020

RI Terpapar Corona, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rekor!

RI Terpapar Corona, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rekor!
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) melonjak Rp 5.000/gram pada perdagangan Selasa ini (3/3/2020) dan kembali ke posisi rekor harga tertinggi yang pernah terjadi, yaitu Rp 767.000/gram dari Senin di level Rp 761.000/gram.

Naiknya harga emas Antam itu mencerminkan volatilitas harga emas global yang masih diguyur sentimen negatif dari merebaknya virus corona asal China ke penjuru dunia kemarin, termasuk Indonesia secara perdana terinfeksi corona (COVID-19).

Sentimen negatif akan baik untuk pasar instrumen investasi berisiko, tetapi dengan kodrat sebagai produk yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) maka harga emas akan terangkat justru ketika datang sentimen negatif ke pasar keuangan.

Data di situs logam mulia milik Antam hari ini menunjukkan harga buyback emas Antam di gerai resmi juga melonjak di Rp 5.000/gram menjadi Rp 737.000/gram dari posisi kemarin Rp 732.000/gram.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.

Harga emas Antam itu loncat seiring dengan naiknya harga emas di pasar spot global yang kembali menguat menjadi US$ 1.590,43 per troy ounce (oz) kemarin dari US$ 1.584,74/oz pada akhir pekan lalu.

Harga emas Antam masih diperdagangkan hingga Sabtu, sedangkan harga emas global berhenti pada Jumat. Hari ini, harga emas masih melanjutkan penguatan ke US$ 1.597,43/oz.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%. Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan