Senin, 05 Oktober 2020

Negeri Raja Salman Murka ke Erdogan, Arab-Turki Perang Dagang

Turkish President Tayyip Erdogan addresses  businessmen in Trabzon, Turkey August 12, 2018. Cem Oksuz/Presidential Palace/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVE.
Foto: Cem Oksuz/Presidential Palace/Handout via REUTERS

Rifan Financindo - 'Perang' terjadi antara Arab Saudi dan Turki. Namun, bukan konfrontasi militer bersenjata, melainkan perdagangan.

Ketegangan politik kedua negara sepertinya akan meluas ke perdagangan. Pejabat negeri Raja Salman itu menyerukan boikot terhadap semua produk Turki, mulai dari impor, investasi hingga pariwisata.


"Boikot semua dari Turki, baik dari level impor, investasi dan pariwisata," Kepala Kamar Dagang Arab Saudi Al Ajan dikutip dari Gulf News, Senin (5/10/2020).

"Ini adalah tanggung jawab semua orang Saudi (untuk memboikot)."

Seruan boikot muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan beberapa negara Teluk menargetkan Turki dan menerapkan kebijakan yang membuat kawasan tidak stabil.

"Namun, kita akan terus mengibarkan bendera kami di wilayah ini selamanya, dengan izin Allah," kata Erdogan kepada Majelis Umum Turki pekan lalu.

Jika arahan itu diikuti, menurut Al Arabiya, ini akan mempengaruhi ribuan eksportir Turki. Apalagi pada saat ekonomi Turki sedang goyah.

Arab Saudi adalah pasar ekspor ke-15 negara itu. Negara Raja Salman itu juga titik transit untuk barang-barang Turki.

Lira Turki telah menukik, turun ke rekor terendah melawan dolar AS. Lira adalah salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di dunia tahun ini, turun 22% menurut Reuters.

Dampak virus corona dikombinasikan dengan krisis mata uang yang dimulai pada 2018 telah menyebabkan resesi tajam di negeri Erdogan. Cadangan devisa bruto di bank sentral turun hampir setengahnya tahun ini.

Sementara itu, ditulis Bloomberg, Turki tak akan diam bila langkah itu diambil Saudi. Menurut sumber yang dekat dengan ini, negara itu akan melapor ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Ditulis media yang sama, Kemal Gul-sebuah perusahaan logistik Turki, mengatakan kargo transit melalui darat telah diblokir. Sebelumnya Turki dan Arab Saudi berseteru soal kematian jurnalis anti Riyadh, Jamal Khashoggi, di Istanbul pada 2018. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 02 Oktober 2020

Shanghai & Hang Seng Masih Prei, Nikkei & STI Dibuka Hijau

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

PT Rifan - Bursa Efek di Hong Kong, China, dan Korea Selatan pada hari ini, Jumat (2/10/2020) belum dibuka karena masih memperingati libur nasional. Hal ini membuat bursa saham Asia hanya dibuka di beberapa negara saja.

Data perdagangan mencatat, indeks Nikkei Jepang menguat 0,47%, setelah pada perdagangan Kamis (1/10/2020) kemarin, bursa saham Jepang ditutup sepanjang hari karena terjadi kendala teknis.

Sedangkan, indeks STI Singapura dibuka menguat tipis 0,03%.

Di kawasan Asia, data ekonomi yang sudah dirilis hari ini adalah data tingkat pengangguran Jepang pada Agustus 2020. Tercatat tingkat pengangguran Negara Sakura tersebut berada di angka 3,0%, naik 0,1 poin dari sebelumnya pada Juli di angka 2,9%.

Masih di Jepang, data ekonomi lainnya yang akan dirilis pada hari ini adalah data keyakinan konsumen.

Beralih ke bursa efek acuan dunia Negeri Paman Sam, Wall Street ditutup menghijau pada penutupan dini hari tadi (2/10/2020).

Dow Jones terapresiasi 0,13%, S&P 200 naik 0,54%, sedangkan Nasdaq loncat 1,42%.

Apresiasi bursa saham terpangkas pada akhir perdagangan setelah negosiasi paket stimulus antar Partai Demokrat dan Partai Republik kembali tegang meskipun masih bisa menghijau karena saham-saham teknologi kembali melesat.

Juru Bicara House of Representative (DPR AS), Nancy Pelosi mengkritisi tawaran stimulus yang diberikan oleh White House yang menyebabkan pudarnya optimisme investor akan paket stimulus yang akan tiba dalam waktu dekat.

"Ini bukan setengah dari kue, tawaran yang mereka berikan hanyalah ujung kue saja, tidak berguna bernegosiasi dengan mereka apabila mereka tidak menginginkan terjadinya kesepakatan." Ujar Nancy,

Gedung Putih menawarkan Nancy paket stimulus sebesar US$ 1,6 triliun dari proposal Partai Demokrat yakni sebesar US$ 2,2 triliun.

Tawaran dari Gedung Putih termasuk tambahan US$ 400 per minggu untuk para pengangguran, lebih sedikit dari US$ 600 yang diminta oleh Demokrat.

Paket stimulus ini juga menawarkan bantuan kepada industri maskapai penerbangan untuk mengurangi PHK setelah menurunya tingkat pengunaan pesawat pasca diserang pandemi virus corona (Covid-19).

Maskapai penerbangan raksasa setuju tidak akan melakukan PHK terhadap karyawanya apabila paket stimulus ini cair.

Meskipun stimulus sedang absen nampaknya pemulihan di pasar tenaga kerja berlanjut meskipun memang melambat.

Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan 837 ribu orang mengklaim bantuan pengangguran per minggu 26 September. Lebih sedikit daripada konsensus yang menargetkan angka 850 ribu dan merupakan titik terendah pasca diserang pandemi Covid-19 Maret lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 01 Oktober 2020

Ada Kabar Baik dari AS & China, Rupiah Siap Berjaya!

Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

PT Rifan Financindo BerjangkaNilai tukar rupiah menguat tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.840/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Sejak awal pekan rupiah selalu berakhir tipis-tipis 0,3%, melemah di hari Senin dan menguat dalam 2 hari terakhir.

Sementara pada perdagangan hari ini, Kamis (1/10/2020) rupiah berpeluang menguat lebih tajam melihat indeks dolar AS yang kembali melemah, meski tipis 0,01%. Meski tipis, tetapi indeks dolar AS sudah melemah 3 hari beruntun. Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat dolar AS kurang menarik.

Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang kemarin berhasil menguat, sebab pelaku pasar mulai optimis stimulus fiskal di AS akan segera cair.

Selain itu serangkaian data ekonomi dari AS kemarin juga menunjukkan pemulihan ekonomi yang menjanjikan. Sektor swasta AS mampu merekrut 749 ribu tenaga kerja di bulan September, kemudian aktivitas manufaktur di wilayah Chicago melesat naik dengan angka purchasing managers' index (PMI) sebesar 62,4, jauh lebih tinggi ketimbang bulan Agustus 51,2.

Kemarin, kabar bagus juga datang dari China yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang mampu dipertahankan setelah dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur China bulan September sebesar 51,5, naik dari bulan sebelumnya 51.
China menjadi contoh negara yang sudah mampu meredam penyebaran Covid-19 akan bisa segera bangkit.

Secara teknikal, belum ada perubahan level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Selama tertahan di atasnya, rupiah cenderung akan melemah untuk jangka panjang. Tetapi kabar baiknya, pergerakan rupiah sepanjang pekan lalu membentuk pola Double Top. Pola ini menjadi sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.820/US$, penembusan di bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp 14.780/US$, sebelum menuju Rp 14.730/US$ yang menjadi support kuat untuk minggu ini.

Kemampuan menembus support tersebut akan membawa rupiah menguat lebih jauh ke Rp 14.590/US$ di pekan ini.

Sementara resisten berada di level 14.870/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.930/US$ hingga Rp 14.950/US$.

Rupiah berisiko melemah ke Rp 15.000/US$ di pekan ini jika Rp 14.950/US$ juga ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 30 September 2020

Mantap, Rupiah Kayaknya Mau Menguat!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah sudah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat usai penutupan perdagangan spot kemarin lalu dibandingkan hari ini, Rabu (30/9/2020), mengutip data Refinitiv:

Periode

Kurs 29 September (15:02 WIB)

Kurs 30 September (07:32 WIB)

1 Pekan

Rp 14.924

Rp 14.862,5

1 Bulan

Rp 14.976,1

Rp 14.882

2 Bulan

Rp 15.030,6

Rp 14.966

3 Bulan

Rp 15.104,6

Rp 15.033

6 Bulan

Rp 15.287,5

Rp 15.210,25

9 Bulan

Rp 15.454,6

Rp 15.390,25

1 Tahun

Rp 15.659,1

Rp 15.578,25

2 Tahun

Rp 16.372

Rp 16.372

 

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 29 September pukul 14:53 WIB:

Periode

Kurs

1 Bulan

Rp 14.960

3 Bulan

Rp 14.967

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. 

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 29 September 2020

Bursa Wall Street Ngamuk! Siap-siap IHSG 'Kesetanan'

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (28/9/2020) ditutup anjlok 0,79% ke 4.906,54.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 673 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 6,3 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (29/9/2020), pasar saham dalam negeri diharapkan mendapatkan sentimen positif dari penguatan bursa saham Wall Street AS Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia).

Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan kondisi perdagangan di bursa Indonesia Selasa ini diperkirakan lebih kondusif menyusul kembali menguatnya DJIA sebesar 410.1 poin 1.51%.

Dengan demikian selama 2 hari DJIA (Dow Jones Industrial Average) menguat 651.4 poin (2.85%), didorong penguatan saham sektor teknologi dan pariwisata.

Selain DJIA, Indeks S&P juga 1,62%, dan Nasdaq juga melesat 1,87%.

Tak hanya itu, sentimen positif untuk IHSG juga datang dari harapan akan adanya 10 juta vaksin Covid19 di akhir tahun 2020.

Dari Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) tengah berdiskusi terkait dengan keputusan mereka apakah akan memberikan stimulus kembali untuk mendorong perekonomian atau menunggu beberapa data ekonomi untuk menguatkan keputusan tersebut.

Salah satu pejabat bank sentral Eropa, Fabio Panetta mengatakan bahwa ada potensi untuk memberikan stimulus terlebih dahulu, dibandingkan terlambat memberikan stimulus.

Hal tersebut juga didorong oleh Kepala Ekonomi Philip Lane yang mengatakan bahwa kita harus memberikan lebih banyak stimulus untuk mendorong perekonomian dan menghidupkan kembali inflasi, sehingga stimulus masih sangat diperlukan untuk menopang perekonomian.

Sejauh ini sekuritas ini menilai Christine Lagarde, Presiden ECB, masih sangat berhati hati dalam membuat keputusan, karena harus menghitung dan mengevaluasi setiap data yang masuk.

Dari segi teknikal, Artha Sekuritas memprediksi IHSG diprediksi melemah.

Secara teknikal IHSG masih bergerak pada trend bearish jangka menengah yang cukup kuat.

Pergerakan masih akan dibayangi kecemasan akan tingginya kasus Covid-19 secara harian yang semakin tinggi. Investor akan mengantisipasi rilis beberapa data perekonomian Amerika Serikat.

MNC Sekuritas menyebutkan support (batas bawah) terdekat IHSG berada pada area 4.850 dan berikutnya di 4.753, diperkirakan selama IHSG masih mampu bertahan di atas 4.850 maka diperkirakan IHSG berpeluang mengarah ke area 5.000-5.100 untuk membentuk wave B.

Namun sebaliknya, apabila ternyata IHSG terkoreksi agresif ke bawah 4.753, maka IHSG terkonfirmasi membentuk wave [v] ke arah 4.500-4.650.

Untuk itu, pada perdagangan hari ini IHSG bakal bergerak di kisaran support 4.850 dan 4.753 serta resisten (batas atas) di 4.950 dan 5.187. (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan