Jumat, 02 Oktober 2020

Shanghai & Hang Seng Masih Prei, Nikkei & STI Dibuka Hijau

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

PT Rifan - Bursa Efek di Hong Kong, China, dan Korea Selatan pada hari ini, Jumat (2/10/2020) belum dibuka karena masih memperingati libur nasional. Hal ini membuat bursa saham Asia hanya dibuka di beberapa negara saja.

Data perdagangan mencatat, indeks Nikkei Jepang menguat 0,47%, setelah pada perdagangan Kamis (1/10/2020) kemarin, bursa saham Jepang ditutup sepanjang hari karena terjadi kendala teknis.

Sedangkan, indeks STI Singapura dibuka menguat tipis 0,03%.

Di kawasan Asia, data ekonomi yang sudah dirilis hari ini adalah data tingkat pengangguran Jepang pada Agustus 2020. Tercatat tingkat pengangguran Negara Sakura tersebut berada di angka 3,0%, naik 0,1 poin dari sebelumnya pada Juli di angka 2,9%.

Masih di Jepang, data ekonomi lainnya yang akan dirilis pada hari ini adalah data keyakinan konsumen.

Beralih ke bursa efek acuan dunia Negeri Paman Sam, Wall Street ditutup menghijau pada penutupan dini hari tadi (2/10/2020).

Dow Jones terapresiasi 0,13%, S&P 200 naik 0,54%, sedangkan Nasdaq loncat 1,42%.

Apresiasi bursa saham terpangkas pada akhir perdagangan setelah negosiasi paket stimulus antar Partai Demokrat dan Partai Republik kembali tegang meskipun masih bisa menghijau karena saham-saham teknologi kembali melesat.

Juru Bicara House of Representative (DPR AS), Nancy Pelosi mengkritisi tawaran stimulus yang diberikan oleh White House yang menyebabkan pudarnya optimisme investor akan paket stimulus yang akan tiba dalam waktu dekat.

"Ini bukan setengah dari kue, tawaran yang mereka berikan hanyalah ujung kue saja, tidak berguna bernegosiasi dengan mereka apabila mereka tidak menginginkan terjadinya kesepakatan." Ujar Nancy,

Gedung Putih menawarkan Nancy paket stimulus sebesar US$ 1,6 triliun dari proposal Partai Demokrat yakni sebesar US$ 2,2 triliun.

Tawaran dari Gedung Putih termasuk tambahan US$ 400 per minggu untuk para pengangguran, lebih sedikit dari US$ 600 yang diminta oleh Demokrat.

Paket stimulus ini juga menawarkan bantuan kepada industri maskapai penerbangan untuk mengurangi PHK setelah menurunya tingkat pengunaan pesawat pasca diserang pandemi virus corona (Covid-19).

Maskapai penerbangan raksasa setuju tidak akan melakukan PHK terhadap karyawanya apabila paket stimulus ini cair.

Meskipun stimulus sedang absen nampaknya pemulihan di pasar tenaga kerja berlanjut meskipun memang melambat.

Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan 837 ribu orang mengklaim bantuan pengangguran per minggu 26 September. Lebih sedikit daripada konsensus yang menargetkan angka 850 ribu dan merupakan titik terendah pasca diserang pandemi Covid-19 Maret lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar