Selasa, 01 Desember 2020

Investor Asing Mulai Selow, IHSG Bisa Bangkit Lagi Nih!

Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol nyaris 3% pada perdagangan Senin kemarin ke 5.612,415. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan jual bersih (net sell) masif Rp 2,6 triliun di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 32 triliun. Nilai transaksi tersebut menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah.

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang mencetak rekor penambahan kasus harian sebanyak 6.267 orang pada hari Minggu (29/11/2020) membuat investor asing cemas, akan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat akan kembali diterapkan di wilayah yang mengalami lonjakan kasus. Jawa Tengah dan Jakarta menjadi 2 wilayah penyumbang kasus terbanyak.

Jika PSBB yang ketat kembali diterapkan, maka pemulihan ekonomi Indonesia kembali terancam melambat, alhasil investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) mengingat IHSG sudah melesat lebih dari 13% dalam 17 hari perdagangan sebelumnya.

Kecemasan akan kemungkinan PSBB ketat kembali diterapkan masih akan menekan IHSG, tetapi bukan berarti tidak ada peluang menguat pada hari ini, Selasa (1/12/2020). Bursa saham AS (Wall Street) memang melemah juga pada perdagangan Senin waktu setempat, tetapi pagi ini indeks Wall Street berjangka sudah kembali menghijau.

Bursa utama Asia lainnya yang sudah dibuka seperti Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan juga menguat cukup tajam. Artinya sentimen pelaku pasar cukup bagus pagi ini.

Selain itu, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia Senin kemarin sebanyak 4.617 orang, jauh lebih rendah dibandingkan hari Minggu lalu, sehingga bisa sedikit meredakan kecemasan pelaku pasar.

Secara teknikal, jebloknya IHSG kemarin terjadi akibat aksi profit taking yang masif. Ambrolnya IHSG juga menghapus nyaris semua penguatan pekan lalu. Meski demikian, penguatan IHSG masih cukup besar sejak memulai reli. Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 dalam beberapa hari ke depan.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).

Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought), meski kemarin IHSG sudah menurun tajam. Stochastic pada grafik harian sudah sangat lama berada di wilayah overbought, sehingga memicu aksi profit taking yang masif.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam 
Foto: Refinitiv 

Stochastic pada grafik 1 jam kini berada di wilayah oversold yang memberikan peluang rebound.

Support terdekat berada di level 5.600 - 5.590, selama bertahan di atasnya IHSG berpotensi bangkit ke 5.660 sampai 5.670. Jika level tersebut dilewati, bursa kebanggaan Tanah Air ini berpeluang kembali ke 5. 700.

Sementara itu jika support ditembus, IHSG berisiko turun ke 5.560. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di 5.520.

Support kuat berada di level 5.458 yang merupakan Fibonnanci Retracement 61,8%. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Selama bertahan di atas 5.458. ke depannya IHSG cenderung masih akan menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 30 November 2020

Uang Beredar Naik 12,5% di Oktober

Suasana Kawasan penukaran uang lusuh di Area Gedung Bank Indonesia,  Jakarta,  Kamis (1/2/2018). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Rifan Financindo - Uang beredar di Indonesia tumbuh lumayan tinggi pada Oktober 2020. Agresivitas pemerintah dalam merealisasikan anggaran menjadi penyebab pertumbuhan tersebut.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Oktober 2020 terutama disebabkan oleh komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. Posisi M2 pada Oktober 2020 tercatat Rp 6.780,8 triliun atau meningkat 12,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,4%.

"Peningkatan tersebut disebabkan pertumbuhan M1 sebesar 18,5%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada September 2020 sebesar 18,%. Didorong oleh peredaran uang kartal yang tinggi di masyarakat. Pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari 10,6% pada bulan sebelumnya menjadi 10,7% pada Oktober 2020. Sementara itu, surat berharga selain saham masih mengalami kontraksi meskipun membaik dari bulan sebelumnya, dari -13,9% pada September 2020 menjadi -12,1%," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Senin (30/11/2020).

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, peningkatan M2 pada Oktober 2020 disebabkan oleh kenaikan ekspansi keuangan pemerintah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang meningkat, dari 76,7% pada September 2020 menjadi 81,6% pada Oktober 2020.

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 13,9% pada Oktober 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan September 2020 sebesar 16,7% . Pertumbuhan krediti pada Oktober 2020 kembali mengalami kontraksi, dari -0,4% pada September 2020 menjadi -0,9% pada bulan laporan. (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 27 November 2020

Ngamuk 13%, IHSG Siap-siap Tembus 5.800 Hari Ini!

Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,42% ke 5.759,91 pada perdagangan Kamis kemarin (26/11/2020). Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 510 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 13,4 triliun. 

IHSG kini sudah membukukan penguatan nyaris 13% dalam 16 perdagangan terakhir, dan berada di level tertinggi sejak 26 Februari.

Pelaku pasar terus memburu aset-aset berisiko akibat harapan hidup akan segera kembali normal setelah vaksin dari perusahaan farmasi AS, Pfizer dan Moderna, serta perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca diklaim efektif mengatasi virus corona hingga 90% atau lebih dan tidak menimbulkan efek samping yang serius.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump akhirnya membuka pintu pada transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Joseph 'Joe' Biden, juga membuat pelaku pasar semakin ceria.

Belum lagi Biden yang dikabarkan menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan. Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik.

Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street libur Thanksgiving Kamis kemarin, praktis tidak memberikan sentimen ke pasar Asia pagi ini, Jumat (27/11/2020).

Secara teknikal, IHGS kembali ke atas 5.700 kemarin, melanjutkan reli panjang dalam 3 pekan terakhir.

Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 dalam beberapa hari ke depan.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).

Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik tetapi belum memasuki wilayah overbought.

Resisten terdekat kini berada di 5.760 hingga 5.770, jika kembali dilewati IHSG berpeluang menguat ke 5.800 sampai 5.810. 

Tetapi selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko terkoreksi. Support terdekat berada di kisaran 5.720, jika ditembus IHSG berisiko turun ke 5.700 hingga 5.690.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 26 November 2020

Gara-gara Wall Street Ambles, Bursa Asia Campur Aduk

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

 

PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Kamis (26/11/2020), di tengah 'galau'nya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street akibat data klaim pengangguran AS yang tidak memuaskan dan membuat pelaku pasar kecewa.

Hanya dua indeks utama Asia yang dibuka di zona hijau hari ini, yakni indeks KOSPI Korea Selatan (Korsel) yang dibuka menguat 0,16% dan Hang Seng Hong Kong yang naik tipis 0,02%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona merah, yakni Straits Times Index (STI) Singapura yang dibuka terkoreksi 0,57%, Nikkei Jepang melemah 0,14%, dan Shanghai Composite China yang turun tipis 0,07%.

Beralih ke barat, bursa saham Wall Street ditutup mixed, cenderung melemah pada perdagangan Rabu (25/11/2020) waktu setempat, setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertingginya yang ditoreh oleh indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,64% ke 29.853,55, S&P 500 terkoreksi 0,08% menjadi 3.632,37, tetapi Nasdaq Composite mampu menguat 0,57% ke 12.105,72.

Investor kecewa setelah melihat data ketenagakerjaan AS terkini. Pada pekan yang berakhir 21 November, jumlah klaim tunjangan pengangguran AS naik 30.000 menjadi 778.000, di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 730.000. Klaim tunjangan pengangguran naik dalam dua pekan beruntun.

"Dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar kesulitan menjadi berita negatif. Sekarang ada data ketenagakerjaan, yang menyadarkan kita bahwa tantangan jangka pendek masih sangat besar," kata Christopher Grisanti, Chief Equity Strategist di MAI Capital Management yang berbasis di Ohio, seperti diberitakan Reuters.

Pelaku pasar cemas bahwa kemungkinan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tidak secepat yang diperkirakan. Ternyata dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tidak bisa hilang begitu saja, 'luka' yang begitu dalam masih sangat terasa.

"Data ini menyadarkan kita bahwa pemulihan ekonomi tidak merata. Masyarakat kelas menengah-atas bisa berbelanja seperti tidak terjadi apa-apa. Namun mereka yang di bawah harus mengantre untuk mendapatkan makanan gratis dan kesempatan kerja yang sepertinya jauh dari pandangan," tegas Chris Rupkey, Chief Economist MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, ada rilis data yang juga menggambarkan kelesuan ekonomi Negeri Adidaya. Pada Oktober, konsumsi rumah tangga (yang menyumbang lebih dari dua pertiga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto/PDB di AS) tumbuh 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/MoM). Melambat dibandingkan pertumbuhan September yang sebesar 1,2% MoM.

"Ekonomi kuartal IV-2020 mungkin masih akan tumbuh, bahkan cukup tinggi. Namun dengan lonjakan angka kasus positif corona, maka lajunya akan melandai. Mungkin kita akan melihatnya pada November dan Desember," kata Daniel Silver, Economist JPMorgan yang berkedudukan di New York, sebagaimana diwartakan Reuters.

Sementara itu, bank sentral Korsel (Bank of Korea/BoK) pada pagi hari ini memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah 0,5%, karena bank sentral khawatir tentang pasar properti Korsel yang sedang panas.

Hal ini sejalan dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 22 analis.

TIM RISET CNBC INDONESIA (chd/chd)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 25 November 2020

Sempat Celup Zona Merah, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Reli 0,23%

Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

PT Rifan Financindo - Sempat menyentuh zona merah,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (25/11/2020) melanjutkan optimisme terkait vaksin dan prospek Amerika Serikat (AS) pasca-Trump.

Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 0,23% atau 13,2 poin menjadi 5.714,224. Sebanyak 219 saham menguat, 211 melemah, dan 178 lainnya tak mengalami perubahan harga.

Di Asia, mayoritas bursa saham bergerak positif, di mana Nikkei menguat 1,2% menjadi pemimpin reli di kawasan dan indeks Hang Seng Hongkong bertambah 0,85%. Sebaliknya, bursa Shanghai melemah 0,22%.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 106 miliar di pasar reguler, di tengah nilai transaksi bursa Rp 11,2 triliun terhadap lebih dari 24 ribu saham, dengan frekuensi transaksi sebanyak 920.565 kali.

Pelaku pasar menyambut positif eforia di AS akan mulusnya transisi politik di Negeri Sam, yang akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi, terutama dengan perkembangan vaksin.

Indeks Dow Jones sukses menembus level psikologis 30.000 setelah Kepala Lembaga Layanan Umum Emily Murphy berkata kepada presiden terpilih Joe Biden bahwa pemerintahan Trump menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk keperluan transisi di Gedung Putih.

Murphy menyatakan keputusan untuk menindaklanjuti kemenangan Biden berminggu-minggu setelah pemilihan presiden (pilpres) pada 3 November. Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya mengaku bahwa dia menyetujui langkah itu meski masih "berjuang habis-habisan".

Keputusan Biden yang menunjuk mantan Ketua The Fed Janet Yellen untuk menjadi Menteri Keuangan juga mendorong sentimen positif di kalangan investor. Jika Senat menyetujui, Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/ags)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan