Kamis, 16 Mei 2024

Emas Sedikit Naik saat Meningkatnya Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Fed


Harga emas naik tipis pada Kamis (16/5) menyusul kenaikan tajam di sesi terakhir karena dolar dan imbal hasil obligasi melemah akibat meningkatnya kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada awal September.

Harga emas di pasar spot naik 0,1% pada $2,388.10 per ons, pada pukul 02.55 GMT, setelah naik lebih dari 1% ke level tertinggi sejak 19 April pada hari Rabu. Sementara emas berjangka AS naik 0,1% menjadi $2,393.20.

Sementara Dolar turun 0,2% terhadap sekumpulan mata uang utama lainnya, yang membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mencapai titik terendah dalam lebih dari satu bulan.

Harga perak di pasar spot turun 0,5% menjadi $29,56 per ons dan paladium naik 0,3% menjadi $1,012.93.

Platinum naik 0,7% menjadi $1,071.00, yang menyentuh level tertinggi sejak 22 Mei tahun lalu.(yds)

Sumber: Reuters

Selasa, 14 Mei 2024

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS: Dampak Data Inflasi dan CPI AS

 

Rupiah Melemah 0,12%

Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp16.100 per dolar AS pada perdagangan Selasa (14/5/2024). Berdasarkan data Bloomberg, terjadi penurunan sebesar 0,12% atau 19 poin dari posisi sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS menguat ke level 105,24 atau naik sebesar 0,14%.

Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya

Sejumlah mata uang kawasan Asia juga mengalami pergerakan yang bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang mengalami penurunan sebesar 0,15%, dolar Singapura melemah 0,03%, won Korea melemah 0,05%, dan yuan China melemah 0,06%. Sementara itu, baht Thailand menguat 0,15%, rupee India naik 0,01%, ringgit Malaysia naik 0,30%, dan peso Filipina naik 0,02%.

Fokus Pada Data Inflasi AS

Dolar AS menguat sedikit pada hari Senin, setelah mengalami perubahan baru-baru ini. Perhatian pasar kini beralih ke data inflasi AS yang akan datang. Para analis memperkirakan laporan CPI yang akan dirilis pada hari Rabu akan menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 3,6% dari tahun ke tahun, yang akan menjadi kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir.

Dampak Terhadap Prospek Suku Bunga AS

Data inflasi AS diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga. Pasar berharap bahwa setelah data inflasi yang terlalu panas sepanjang kuartal pertama, kemungkinan penurunan suku bunga akan semakin kecil.

Ketidakpastian Terkait China

Selain itu, pasar juga mengalami kegelisahan terkait kondisi China. Kegagalan pembayaran obligasi oleh pengembang properti besar, seperti Agile Group Holdings Ltd, menimbulkan kekhawatiran. Meskipun terdapat optimisme atas membaiknya inflasi di Tiongkok, rencana penerbitan obligasi besar-besaran oleh pemerintah Tiongkok senilai 1 triliun yuan (US$138 miliar) masih mempengaruhi sentimen pasar.

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

Di sisi lain, surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan akan menyusut. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai ekspor dan impor yang diakibatkan oleh ketidakpastian ekonomi global dan hari kerja yang lebih pendek akibat libur Lebaran.

Proyeksi Mata Uang Rupiah

Untuk perdagangan besok, Rabu (15/5/2024), diperkirakan mata uang rupiah akan mengalami fluktuasi tetapi cenderung melemah di rentang Rp16.900 - Rp16.150 per dolar AS.

Ringkasan: Perhatian Pada Data Inflasi AS

Dalam menghadapi pergerakan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS, pasar sedang memperhatikan data inflasi dan CPI AS yang akan dirilis. Kenaikan inflasi yang diharapkan menjadi faktor utama dalam prospek kebijakan suku bunga AS. Sementara itu, ketidakpastian terkait China juga masih mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.

Rabu, 08 Mei 2024

Harga Komoditas Hari Ini (8/5): Emas Variatif, Batu Bara dan CPO Kompak Menghijau

 


Emas: Variatif Namun Tetap Dicari sebagai Aset Safe Haven

Harga emas, sebuah aset safe haven yang diperhatikan di tengah ketidakpastian pasar, terpantau variatif pada perdagangan Rabu (8/7/2024). Meskipun demikian, minat terhadap emas tetap tinggi, terutama di tengah kebijakan bank sentral China (POBC) yang terus meningkatkan pembeliannya. Meskipun harga emas sedang tinggi, minat investor tetap konsisten.

Batu Bara: Peningkatan Harga Dukung Pasar, Namun Ekspor Turun

Harga batu bara menunjukkan kenaikan pada perdagangan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle mengalami kenaikan 0,76%, sementara kontrak Juli 2024 naik 0,34%. Namun, ekspor batu bara termal Indonesia mengalami penurunan, terutama karena permintaan yang rendah dari negara-negara importir utama.

CPO: Harga Menguat Didukung oleh Faktor-Faktor Eksternal

Harga minyak kelapa sawit (CPO) juga mengalami kenaikan, didorong oleh kenaikan harga minyak kedelai dan minyak nabati di pasar internasional. Selain itu, penurunan produksi minyak sawit di beberapa pabrik di Semenanjung Selatan juga turut mendukung kenaikan harga CPO.

Arah Pasar dan Peluang Investasi

Dalam menghadapi pergerakan harga komoditas hari ini, investor perlu memperhatikan dengan cermat. Emas tetap menjadi pilihan yang menarik sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global. Sementara itu, kenaikan harga batu bara dan CPO memberikan peluang bagi para pelaku pasar untuk memperoleh keuntungan yang menguntungkan.

Mengambil Keputusan yang Tepat

Dalam mengambil keputusan investasi, penting bagi investor untuk melakukan analisis mendalam terhadap kondisi pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Memahami dinamika pasar komoditas dapat membantu investor untuk mengidentifikasi peluang dan risiko yang ada, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan.

Kesimpulan

Harga komoditas hari ini menunjukkan berbagai perubahan yang signifikan. Meskipun demikian, ada peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk meraih keuntungan. Dengan pemahaman yang baik tentang pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, investor dapat mengambil keputusan yang cerdas dan menguntungkan.

Jumat, 03 Mei 2024

Menguak Kenaikan Rupiah dan Melemahnya Dolar AS: Analisis Perdagangan Akhir Pekan

 


Menguatnya Rupiah dan Pelemahan Dolar AS

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/5/2024), mata uang Rupiah dibuka menguat hingga mencapai level Rp16.088. Di sisi lain, terlihat bahwa indeks dolar AS mengalami penurunan.

Analisis Data Perdagangan

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah berhasil menguat sebesar 97 poin atau sekitar 0,60%, mencapai posisi Rp16.088 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menunjukkan pelemahan sebesar 0,08%, berada pada posisi 105,21.

Pergerakan Mata Uang Lain di Kawasan Asia

Dalam kawasan Asia, mayoritas mata uang juga terpantau menguat. Won Korea berhasil mencatatkan penguatan sebesar 0,86%, diikuti oleh yen Jepang yang menguat sebesar 0,46%. Ringgit Malaysia juga menguat sebesar 0,43%, sementara peso Filipina dan baht Thailand mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,24% dan 0,11%.

Analisis Kebijakan The Fed

The Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu sebelumnya. Jerome Powell, dalam pidatonya setelah FOMC, memberikan sinyal yang agak beragam mengenai arah kenaikan suku bunga. Dia menyatakan bahwa terhentinya disinflasi, terutama pada inflasi yang menuju target The Fed sebesar 2%, memberikan sedikit kepercayaan pada bank sentral untuk memotong suku bunga lebih awal.

Data Inflasi Dalam Negeri

Dari sisi dalam negeri, kondisi inflasi Indonesia pada April 2024 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada bulan April 2024 sebesar 0,25% secara bulanan (month on month/MoM), lebih rendah dari kondisi inflasi pada Maret 2024 yang sebesar 0,52% MoM. Inflasi tahun ke tahun (year on year/YoY) sebesar 3,00%, sementara inflasi tahun kalender April 2024 terhadap Desember 2023 mencapai 1,19% year to date.

Menyimpulkan: Tantangan dan Peluang di Pasar Valuta Asing

Melalui analisis tersebut, kita dapat melihat dinamika pergerakan nilai tukar rupiah dan dolar AS, dipengaruhi oleh kebijakan The Fed serta kondisi ekonomi global dan domestik. Pelaku pasar diharapkan untuk memperhatikan perkembangan ini dalam mengambil keputusan investasi dan perdagangan di pasar valuta asing.

Rabu, 24 April 2024

Harga Emas Melemah Tipis Menjelang Rilis Data Ekonomi AS


Perhatian para investor tertuju pada harga emas yang mengalami pelemahan tipis pada perdagangan Rabu (24/4/2024). Pelemahan ini terjadi menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Data tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Pergerakan harga emas selalu menarik perhatian para investor, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian. Emas sering dianggap sebagai aset safe haven atau lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak pasar. Oleh karena itu, pergerakan harga emas menjadi indikator penting bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi.

Artikel ini membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi harga emas, termasuk data ekonomi AS, kebijakan moneter The Fed, dan situasi geopolitik. Artikel ini juga memberikan informasi tentang harga emas terkini dan prediksi untuk masa depan.

Bagi para investor yang tertarik dengan investasi emas, artikel ini dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat. Artikel ini dapat membantu para investor untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga emas dan membuat keputusan investasi yang tepat.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Emas

Harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Kebijakan moneter The Fed: The Fed memiliki pengaruh yang besar terhadap harga emas. Ketika The Fed menaikkan suku bunga, emas biasanya menjadi kurang menarik bagi investor karena imbal hasil obligasi menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, ketika The Fed menurunkan suku bunga, emas biasanya menjadi lebih menarik karena imbal hasil obligasi menjadi lebih rendah.

  • Situasi geopolitik: Ketidakpastian dan gejolak geopolitik dapat mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Contohnya, ketika terjadi perang atau krisis ekonomi, investor biasanya membeli emas untuk melindungi kekayaan mereka.

  • Inflasi: Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi meningkat, investor biasanya membeli emas untuk melindungi kekayaan mereka dari penurunan daya beli uang.

  • Permintaan perhiasan: Permintaan perhiasan emas juga dapat memengaruhi harga emas. Ketika permintaan perhiasan emas meningkat, harga emas biasanya naik.

Harga Emas Terkini dan Prediksi untuk Masa Depan

Pada perdagangan Rabu (24/4/2024), harga emas di pasar spot melemah -0,04% ke level US$2.321,01 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga melemah -0,34% ke US$2.334,10 per troy ounce.

Analis memperkirakan bahwa harga emas akan tetap stabil dalam jangka pendek. Namun, harga emas berpotensi naik dalam jangka panjang, didorong oleh faktor-faktor seperti inflasi yang tinggi, ketidakpastian geopolitik, dan permintaan perhiasan emas yang meningkat.

Harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter The Fed, situasi geopolitik, inflasi, dan permintaan perhiasan emas. Analis memperkirakan bahwa harga emas akan tetap stabil dalam jangka pendek. Namun, harga emas berpotensi naik dalam jangka panjang. Bagi para investor yang tertarik dengan investasi emas, penting untuk melakukan diversifikasi portofolio, membeli emas dalam jangka panjang, membeli emas dari dealer terpercaya, dan menyimpan emas dengan aman.