Selasa, 15 November 2016

OJK Akui Tindak Kejahatan Marak di BPR Akibat Kurang Pengawasan


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Jakarta, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sebanyak 80 persen Badan Perkreditan Rakyat (BPR) terkena likuidasi atau penutupan karena marak terjadi praktik kejahatan (fraud).
OJK mengakui penyebab hal ini akibat lemahnya pengawasan terhadap keberadaan BPR yang tersebar di daerah.
"Fraud di perbankan banyak terjadi di Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 80 persen tutup karena fraud," tegas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Dia beralasan, BPR rawan terjadi tindak kejahatan karena jumlahnya banyak mencapai 1.800 unit termasuk yang syariah. Sedangkan jumlah bank umum di Indonesia hanya 118 bank.
 
Faktor lain karena lokasi BPR tersebar di berbagai daerah di Tanah Air, jauh dari pengawasan OJK sebagai otoritas perbankan.
"Karena lokasinya tersebar, maka jauh dari pengawasan kami. Kalau dibanding bank umum, tingkat pengawasannya lebih rendah. Tetap dilakukan sekali setahun pemeriksaannya, tapi intensitas kurang," tutur Nelson.
Sementara bank-bank umum, dia mengaku, jarang terlibat fraud saat ini. "Kalaupun ada fraud kecil-kecil dan bisa selesai di internal mereka, seperti pencatatan kecil yang dimanipulasi," terang dia.
‎Lebih jauh Nelson menjelasn, pelaku fraud biasanya oknum yang berwenang mengambil keputusan, dan berkaitan dengan penanganan kegiatan operasional perbankan.
"Makanya langkah kami, ada kegiatan fit and proper test untuk pengurus perbankan. Kemudian ada director compliance itu garda utamanya. Kami identifikasi kelemahan di mana, kalau ada director compliance, kami akan lakukan dialog," Nelson menuturkan.(Fik/Nrm)

Sumber - liputan6.com
rhd - rifanfinancindo

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Senin, 14 November 2016

Investor Main Aman, Investasi Emas Akan Jadi Incaran | Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Pasca-terpilihnya Donald j. Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS), membuat dolar AS pulang kampung. Akibatnya, nilai tukar Rupiah dan pasar saham Indonesia mengalami tekanan yang cukup besar pada akhir pekan kemarin.

Peneliti Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai pergerakan Rupiah masih cenderung berfluktuatif. Selain Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih akan terkoreksi.
"Ya kalau untuk rupiah memang sentimennya masih fluktuatif ya, masih naik turun, karena kemarin juga kan kalau kita lihat ada kaitannya dengan IHSG. IHSG kita kan sempat turun sampai 4 persen lebih, ujar Bhima kepada Okezone.

Bhima memperkirakan ada indikasi bahwa investor masih melihat kebijakan apa yang akan diambil presiden terpilih Donald Trump ke depannya.
"Nah ini kan akan ada beberapa hal yang berubah termasuk dia bilang barang dari China kemudian dari Meksiko, dan tidak menutup kemungkinan barang dari negara lain, Asia lainnya ini akan diberikan tarif masuk yang cukup tinggi, Indonesia juga kena," tuturnya.

Berdasarkan analisisnya, kemarin saham batu bara mengalami kenaikan dan berada di zona hijau, namun jika dilihat, saham lainnya terutama industri tekstil, outlook-nya masih negatif.
"Jadi ada ketakutan memang investor sekarang main aman dulu, wait and see. Dan biasanya kalau lagi nggak aman gini mereka masuknya ke instrumen yang lebih aman. Kalau kita lihat harga emasnya naik, jadi biasanya mereka akan ke sana, tapi itu sifatnya masih temporer," tukas dia.
(mrt)
Sumber : Okezone

Jumat, 11 November 2016

Emas Turun Tertekan Penguatan Dolar dan Ekuitas AS | Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah pasar ekuitas AS dan dolar AS menguat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun USD7,1 atau 0,56%, menjadi menetap di USD1.266,40 per ounce.
Ekuitas AS mencapai tertinggi baru karena pasar terus bereaksi terhadap presiden yang akan datang, presiden AS terpilih Donald Trump.

Para investor percaya bahwa ia cenderung untuk memotong pajak penghasilan badan dan banyak pajak lainnya, yang mereka yakini akan memberikan stabilitas ke pasar, sehingga menempatkan peredam pada permintaan "safe haven" logam mulia.
Emas berada di bawah tekanan karena Indeks Dow Jones Industrial Average AS naik 273 poin atau 1,47 persen pada pukul 17.50 GMT.

Analis mencatat bahwa ketika ekuitas AS membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Indeks dolar AS naik 0,1 persen menjadi 98,72 pada pukul 17.50 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal jatuh sebesar 11.000 ke tingkat 254.000, dua angka yang sama-sama lebih baik daripada perkiraan dan mendorong permintaan "safe haven" untuk logam mulia turun lebih jauh.

Data ketenagakerjaan merupakan salah satu komponen utama ekonomi yang digunakan bank sentral AS, Federal Reserve AS, untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga.
Perak untuk pengiriman Desember naik 35,9 sen, atau 1,95 persen, menjadi ditutup pada USD18,737 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD21,1 atau 2,10%, menjadi ditutup pada USD982,20 per ounce.
(rzy)
Sumber : Okezone

Kamis, 10 November 2016

Trump Menangi Pilpres AS, IHSG Menguat | Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan menguat ke level 5.363 - 5.449. Meskipun, pada perdagangan kemarin, seluruh bursa dunia termasuk IHSG melemah.

"Naiknya indeks DJIA 1,4%, minyak 0,64%, batu bara 3,44%, emas 0,1% dan nikel 2,8% mendorong IHSG akan menguat di Hari Kamis," kata Head Analis MNC Securities Edwin Sebayang dalam risetnya, Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Donald J Trump terpilih menjadi Presiden AS ke-45, global market menyambut sangat gembira, terbukti dari tajamnya kenaikan bursa global seperti DAX 163,69 poin (1,56%), FTSE 68,71 poin (1%), CAC 66,59 poin (1,49%) serta Indeks di Wall Street naik tajam di mana DJIA 256,95 poin (1,4%), S&P 500 23.70 poin (1,11%) dan Nasdaq 57,58 poin (1,11%).

(Baca Juga : UMK Balikpapan diusulkan Rp.2,3 Juta)
 
"Pertanyaan sederhana, mengapa global market menyambut gembira dan naik tajam? Jawabannya sederhana, karena visi ekonomi, salah satunya dari kebijakan Fiskal, Trump akan menurunkan tarif PPh Perseroan menjadi 15% dari 35%, akan menurunkan PPh perorangan, menyederhanakan braket pajak dari 7 menjadi 3 dengan tujuan akhir menaikan pertumbuhan ekonomi AS dan menyiapkan lapangan pekerjaan lebih banyak," papar Edwin.
(dni)
Sumber : Okezone

Rabu, 09 November 2016

Harga Emas Turun Menunggu Hasil Pilpres AS | Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena sebagian besar investor sedang menunggu hasil pemilihan presiden Amerika Serikat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun USD4,9 atau 0,38% menjadi menetap di USD1.274,50 per ounce.

Logam ini turun hampir dua persen di sesi sebelumnya setelah Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengatakan tidak ada tuntutan pidana terhadap kandidat Demokrat Hillary Clinton untuk penggunaan server surat elektronik pribadinya.

Investor sebagian besar mengharapkan kemenangan bagi Clinton, dan mencatat bahwa kejutan pasar - mirip dengan keuntungan pada hari setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (EU) - diperkirakan jika calon Partai Republik Donald Trump mengambil Gedung Putih.

Pada hari berikutnya setelah keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, harga emas naik lebih dari enam persen karena investor memborong aset-aset "safe haven", termasuk dolar dan yen.
Pasar juga tetap berhati-hati tentang implikasi dari hasil pemilu AS terhadap kenaikan suku bunga yang diantisipasi oleh Federal Reserve AS pada bulan depan.

(Baca Juga : Dampak Pilpres AS tak sebesar keputusan The FED)

Ketidakpastian ganda tentang pemilu dan kenaikan suku bunga AS mungkin telah mendorong permintaan untuk emas dan perak di Amerika Serikat, kata para dealer.
Perak untuk pengiriman Desember naik 20,5 sen, atau 1,13% menjadi ditutup pada USD18,356 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik USD7,2 atau 0,72% menjadi ditutup pada USD1.001,40 per ounce.
(dni)
Sumber : Okezone