Kamis, 15 November 2018

Lanjutkan Penguatan, IHSG Dibuka Hijau di 5.894 | Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pagi ini. IHSG dibuka naik 23 poin (0,46%) ke 5.885,217.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali melemah dan berada di level Rp 14.759

Pada perdagangan pre opening, IHSG naik 23 poin (0,46%) ke 5.885,217. Indeks LQ45 juga naik 23poin (0,73%) ke 932,505.
Membuka perdagangan, Kamis (15/11/2018), IHSG melanjutkan penguatan. IHSG naik 98 poin (0,62%) ke 5.894,516. Sedangkan indeks LQ45 naik 33 poin (0,91%) ke 934,255.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih bergerak positif, naik 50,78 poin (0,87%) ke 5.909,076. Sementara Indeks LQ45 naik 11,767 poin ke 925,910.

Sementara itu indeks utama bursa saham AS kompak ditutup dalam zona merah pada perdagangan hari Rabu (14/11). Indeks Dow Jones turun 0.81%, S&P melemah 0.76% dan Nasdaq tertekan 0.90%.

Pelemahan terjadi salah satunya dikarenakan rilisnya data Monthly Budget Statement AS bulan Oktober yang kembali mencatatkan defisit sebesar US$-100B atau jauh dari perkiraan yang hanya defisit sebesar US$-27.8B serta data Inflasi Oktober yang telah menyentuh 2.5% (YoY)
turut menjadi pemberat indeks.

Adapun sentimen negatif juga berasal dari pernyataan pihak Demokrat yang mendukung Federal Reserve untuk memperketat stimulus melalui kenaikan bertahan pada suku bunga The Fed, padahal di sisi lain Presiden Trump meminta kepada Federal Reserve untuk memberikan stimulus dan kemudahan pelaku usaha dengan tidak menaikkan suku bunga.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 turun 0,5% ke 21.736,850
  • Indeks Hang Seng naik 0,04% ke 25.665,600
  • Indeks Komposit Shanghai naik 0,21% ke 2.637,660
  • Indeks Strait Times turun 0,23% ke 3.036,170
(fdl/fdl)

 

Rabu, 14 November 2018

Rupiah Tinggalkan Level Rp14.800 per Dolar AS Pagi Ini - Rifan Financindo

Rupiah Tinggalkan Level Rp14.800 per Dolar AS Pagi Ini
PT Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.782,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Rabu (14/11). Posisi ini menguat 22,5 poin dari perdagangan kemarin sore, Selasa (13/11) di Rp14.805 per dolar AS.

Sementara hingga pukul 08.35 WIB, rupiah terus bergerak menguat ke posisi Rp14.767,5 per dolar AS.

Di kawasan Asia, mayoritas mata uang bersandar di zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,27 persen, baht Thailand 0,18 persen, ringgit Malaysia 0,1 persen, dolar Singapura minus 0,09 persen, dan peso Filipina minus 0,04 persen. Hanya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang melemah, masing-masing minus 0,09 persen dan minus 0,02 persen. 

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang kompak menguat dari mata uang Negeri Paman Sam. Poundsterling Inggris menguat 0,25 persen, euro Eropa minus 0,11 persen, dolar Australia minus 0,07 persen, franc Swiss minus 0,06 persen, rubel Rusia minus 0,06 persen, dan dolar Kanada minus 0,06 persen,

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan bergerak positif pada hari ini dengan kecenderungan menguat karena pengaruh sentimen dari luar dan dalam negeri. Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp14.785-14.815 per dolar AS.

Dari luar negeri, rupiah diperkirakan akan terkena imbas pelemahan dolar AS yang terjadi karena aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Hal ini membuat beberapa mata uang menguat karena menjadi opsi baru bagi pelaku pasar, misalnya euro Eropa.

"Meningkatnya euro Eropa yang memanfaatkan turunnya dolar AS seiring dengan aksi ambil untung, diharapkan dapat membantu rupiah untuk kembali melanjutkan kenaikannya," ucapnya, Rabu (14/11).

Sedang dari dalam negeri, ia melihat ada sentimen positif dari transaksi perdana Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), instrumen baru di pasar uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI). Sebab, pada lelang perdana DNDF yang diikuti 9 bank di Tanah Air, berhasil meraih dana sekitar US$73 juta dari lelang mencapai US$149 juta.

"Pergerakan positif ini terjadi jelang akan dirilisnya hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada pekan ini," pungkasnya. (uli/agi)

Sumber : CNN Indonesia
Rifan Financindo

Selasa, 13 November 2018

Cuitan Trump Bikin Harga Minyak Tertekan di Awal Pekan - Rifanfinancindo

Cuitan Trump Bikin Harga Minyak Tertekan di Awal Pekan
Rifanfinancindo -- Harga minyak mentah dunia masih tertekan pada perdagangan Senin (12/11), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan dipicu oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang berharap tidak ada pemangkasan produksi minyak.

Dilansir dari Reuters, Selasa (13/11), harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) merosot US$0,26 menjadi US$59,93 per barel. Penurunan tersebut telah terjadi selama 11 hari berturut-turut.

Berdasarkan data CME Group, penurunan tersebut merupakan yang terlama sejak kontrak pertama kali diperdagangkan. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka Brent yang turun US$0,06 menjadi US$70,12 per barel.

Kedua harga minyak acuan global merosot pada perdagangan pascapenutupan (post-settlement), di mana WTI turun US$1,48 menjadi US$58,71 per barel dan Brent merosot US$1,13 menjadi US$69,05 per barel.

"Semoga, Arab Saudi dan OPEC tidak akan memangkas produksi minyak. Harga minyak seharusnya jauh lebih rendah berdasarkan pasokan," ujar Trump dalam cuitan melalui akun Twitter resminya kemarin.

 
Komentar Trumpmenyusul pernyataan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih yang menyatakan OPEC tengah mempertimbangkan untuk memangkas pasokan sebesar 1 juta barel per hari (bph) tahun depan mengingat adanya perlambatan permintaan. Hal itu berdasarkan analisis teknis yang dilakukan.

Pada Minggu (10/11) lalu, Arab Saudi yang merupakan eksportir terbesar di dunia, menyatakan bakal memangkas pengiriman kapal sebesar 500 ribu bph pada Desember akibat perlambatan permintaan musiman.

Arab Saudi sebelumnya telah menyampaikan kekhawatiran terkait pengenaan sanksi AS terhadap Iran yang tidak mengurangi pasokan di pasar sebesar perkiraan sebelumnya. Komentar al-Falih membuat harga minyak menguat di awal sesi perdagangan.

Namun, usai Trump melemparkan komentarnya, harga minyak dunia langsung merosot. "Kita seperti kembali ke titik awal. Ini pasti sangat terasa seperti November 2016 bagi mereka (OPEC)," ujar Partner Again Capital Managemet John Kilduff di New York.


Pernyataan Kilduff merujuk pada periode saat OPEC dan sekutunya sepakat untuk memulai kebijakan pemangkasan produksi.

"Arab Saudi dan Rusia, khususnya, terburu-buru mengerek produksi di pasar untuk mengimbangi berkurangnya pasokan yang tidak terjadi," ujarnya.

Sebelumnya, pasar telah mengantisipasi berkurangnya ekspor dari anggota OPEC Iran setelah sanksi AS berlaku efektif bulan ini. Kendati demikian, pemerintah AS memberikan pengecualian terhadap importir minyak utama Iran. Akibatnya, jumlah pasokan yang berkurang di pasar tidak sebesar perkiraan awal.

Harga minyak telah merosot lebih dari 20 persen pada bulan lalu karena terpukul oleh kenaikan pasokan global. Selain itu, tekanan juga berasal dari ancaman perlambatan permintaan, terutama dari negara yang mata uangnya melemah terhadap dolar AS dan daya belinya tergerus.

Sementara, berdasarkan data resmi di masing-masing pemerintahan, produksi produsen minyak utama dunia Rusia, AS, dan Arab Saudi telah terkerek sebesar 1,05 juta bph pada tiga bulan terakhir.


Hal itu membuat OPEC berupaya untuk menyesuaikan produksinya sendiri yang saat ini berkisar 33,3 juta bph atau sekitar sepertiga dari pasokan global.

Pada Senin (12/11) kemarin, sumber Reuters dari pemerintah Kuwait menyatakan sejumlah eksportir minyak utama dunia tengah mempertimbangkan untuk memangkas produksi minyak mentah tahun depan. Namun, ia tak merinci rencana tersebut.

Selama ini, salah satu masalah terbesar OPEC adalah melesatnya produksi minyak shale AS.

"Satu hal yang sangat jelas, OPEC tengah menghadapi kejutan dari minyak shale seiring produksi minyak mentah AS yang naik hingga mencapai 11,6 juta bph dan bakal melampaui batas 12 juta bph tahun depan," ujar Kepala Perdagangan untuk Asia Pasifik Oanda Stephen Innes di Singapura. (sfr/agi)


Sumber : CNN Indonesia
Rifanfinancindo
 

Senin, 12 November 2018

Awal Pekan, IHSG Lanjutkan Pelemahan - Rifan Financindo

Foto: Grandyos Zafna
Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pagi ini. IHSG dibuka turun tipis 4,61 poin (0,07%) ke 5.869,54.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat ke level Rp 14.724.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka melemah 8,41 poin ke 5.865,74. Indeks LQ45 juga turun 2,09 poin (0,23%) ke 928,911.
Membuka perdagangan, Senin (12/11/2018), IHSG melanjutkan pelemahan. IHSG turun 4,61 poin (0,07%) ke 5.869,54. Sedangkan indeks LQ45 berkurang 1,94 poin (0,18%) ke 929,34.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih bergerak turun dengan pelemahan 20,02 poin (0,3%) ke 5.854,13. Indeks LQ45 berkurang 5,23 poin (0,56%) ke 925,525.

Sementara itu, indeks utama bursa Wall St ditutup dalam teritori negatif pada perdagangan akhir pekan kemarin (09/11). Indeks Dow Jones turun 0.77%, S&P melemah 0.92%, dan Nasdaq tertekan 1.65%.

Penurunan indeks tersebut salah satunya dikarenakan kekhawatiran pasar atas kebijakan apa yang akan dilakukan China selanjutnya untuk memperbaiki data ekonomi Cina bulan Oktober yang menunjukkan inflasi produsen turun untuk empat bulan berturut-turut, hal itu mengindikasikan rendahnya konsumsi domestik, aktivitas manufaktur dan penjualan mobil.

Pelaku pasar khawatir Cina akan semakin agresif dalam perang dagang untuk melindungi ekonomi mereka. Adapun itu rilisnya data Consumer Sentiment bulan November yang di level 98.3 atau di atas perkiraan nampaknya belum mampu menopang indeks ke zona hijau.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
Indeks Nikkei 225 naik 0,03% ke 22.256,42
Indeks Hang Seng turun 0,0% ke 25.601,75
Indeks Komposit Shanghai melemah 0,1% ke 2.596,21
Indeks Strait Times turun 0,06% ke 3.076,19 (eds/eds)

Jumat, 09 November 2018

Kompak dengan Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah ke 5.917 - PT Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pagi ini. IHSG dibuka turun pada perdagangan pagi ini ke 5.917.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 14.610.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka melemah ke 5.934,178. Indeks LQ45 turun ke 944,741.

Membuka perdagangan, Jumat (9/11/2018), IHSG melanjutkan pelemahan. IHSG melemah 61,638 poin (0,97%) ke 5.917,051. Indeks LQ45 juga berkurang 13,728 poin (1,44%) ke 942,377.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG bergerak turun dengan pelemahan 65,084 poin (1,09%) ke 5.911,722. Indeks LQ45 berkurang 14,260 poin (1,49%) ke 940,814.

Sementara itu indeks utama bursa Wall St ditutup mixed dengan mayoritas berada dalam zona merah pada perdagangan Kamis (08/11). S&P melemah 0,25% dan Nasdaq tertekan 0,53%. Sedangkan satu indeks lainnya yakni Dow Jones berhasil menguat meskipun tipis sebesar 0.04%.

Pelemahan Indeks terjadi seiring dengan antisipasi atas rilisnya data negatif pada hari Jumat Pekan ini dari Wholesale Inventories MoM SEP diperkirakan tumbuh melambat 0,5% dibandingkan sebelumnya, Consumer Sentiment Prel NOV diperkirakan berada di level 95 turun dari bulan sebelumnya yang di level 98,6.

Selain itu, penurunan juga dikarenakan sentimen negatif dari pernyataan Federal Reserve yang mengharapkan peningkatan bertahap lebih lanjut dalam kisaran target untuk tingkat dana federal yang direncanakan satu kali lagi di tahun ini pada bulan Desember.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 berkurang 0,73% ke 22.323,990
  • Indeks Hang Seng turun 1,70% ke 25.792,551
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 0,79% ke 2.614,730
  • Indeks Strait Times turun 0,82% ke 3.067,850
(ara/ara)