Jumat, 28 Februari 2020

Bursa Saham Asia Menjelma Menjadi 'Lautan Merah'!

Bursa Saham Asia Menjelma Menjadi 'Lautan Merah'!
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan - Bursa saham Asia masih berada di jalan yang terjal dan penuh kerikil tajam. Pagi ini, seluruh indeks saham utama Benua Kuning merah. Tidak sekadar melemah, koreksinya juga dalam.

Well, mau bilang apa. Dunia memang semakin mencekam karena virus corona yang tambah kejam. Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:43 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 83.078. Korban jiwa juga semakin bertambah menjadi 2.855.

Kini yang menjadi ketakutan adalah penyebaran di luar China yang semakin masif. Beberapa negara telah melaporkan kasus corona perdana mereka, seperti San Marino, Belanda, dan Georgia.

Sementara di negara-negara lain, jumlah kasus kian membengkak. Di Korea Selatan sudah mencapai 1.766, Italia 655, Iran 245, dan Jepang 214.

Berdasarkan jajak pendapatan bulanan yang dilakukan Reuters, pelaku pasar terlihat sudah mengurangi porsi saham dalam portofolio mereka. Dalam survei terhadap 38 wealth managers di kawasan Eropa, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jepang selama 11-27 Februari, porsi saham dalam portofolio adalah 49,1%. Turun dibandingkan posisi Januari yaitu 49,7%.

"Untuk saat ini, kami rasa cukup layak untuk bersikap waspada sampai skala dan dampak penyebaran virus sudah jelas," kata Mark Robinson, Chief Investment Officer di Bordier & Cie yang berbasis di Inggris.

"Penyebaran virus corona masih menjadi perhatian utama kami. Dampaknya akan terpusat di Asia, tetapi pemerintah di berbagai negara akan mengambil langkah serius untuk mencegahnya. Skenario terburuk kami, virus corona akan masih menjadi faktor pemberat pasar meski tidak sampai menyebabkan resesi," kata Alan Gayle, Presiden Via Nova Investment Management.

Salah satu aset yang kini menjadi buruan investor adalah obligasi pemerintah AS. Meski ada kemungkinan bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan, tetapi US Treasury Bonds/Bills tetap akan menarik karena berstatus sebagai aset aman (safe haven). Porsi obligasi dalam portofolio para responden naik dari 40,3% menjadi 41,4%.

Mayoritas responden juga menjawab sepertinya mereka akan tetap bermain aman seperti ini setidaknya selama enam bulan ke depan, atau sampai situasi dirasa lebih jelas. Oleh karena itu, prospek pasar saham dalam waktu dekat memang suram. Aset-aset berisiko seperti saham bakal sepi peminat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Kamis, 27 Februari 2020

Gas Terus, Emas Masih Bertengger di Level Tertinggi 7 Tahun

Gas Terus, Emas Masih Bertengger di Level Tertinggi 7 Tahun
Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas dunia pagi ini bergerak naik setelah kemarin ditutup menguat. Penyebaran virus corona yang sangat cepat dan semakin meluas di luar China mendongkrak harga emas untuk naik.

Pagi ini, Kamis (27/2/2020) harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.649,46/troy ons. Harga emas mengalami kenaikan 0,6% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Kenaikan harga emas masih dipicu oleh merebaknya virus corona di luar China.

Awal pekan ini, dunia kembali dihebohkan dengan terjadinya lonjakan jumlah kasus baru infeksi virus corona yang terjadi di luar China. Lonjakan kasus baru terjadi di Korea Selatan, Italia dan Iran.

Sampai dengan hari ini, Korea Selatan melaporkan sudah ada 1.595 kasus infeksi virus corona di negaranya. Sementara di Italia dan Iran masing-masing sudah sudah ada 453 kasus dan 139 kasus infeksi.

Jumlah korban meninggal di Korea Selatan bertambah menjadi 12 orang, di Italia jug ada 12 orang dikabarkan meninggal dunia akibat infeksi virus ini. Di Iran, jumlah korban meninggal mencapai 19 orang.

Selain lonjakan kasus baru terjadi di tiga negara tersebut. Jumlah negara yang mengkonfirmasi adanya infeksi virus corona juga bertambah. Jika pada awal pekan ini ada 39 negara yang sudah terjangkit virus corona, hari ini jumlahnya bertambah menjadi 45 negara.

Lonjakan kasus dan meluasnya infeksi membuat dunia khawatir, kasus ini akan jadi pandemi dan memukul perekonomian dunia. Inilah yang menyebabkan pasar keuangan terutama pasar saham global tertekan.

Indeks S&P 500 anjlok 6,6% sejak awal pekan. Hal ini menyebabkan sell off US$ 1,737 triliun menguap pada perdagangan Senin dan Selasa pekan ini di bursa Wall Street. Tadi pagi indeks S&P 500 juga masih ditutup terkoreksi 0,27%.

Pagi ini bursa saham utama kawasan Asia juga bergerak di zona merah. Berdasarkan data Trading Economics, indeks Nikkei225 (Jepang) melorot 1,65% hari ini. 

Senada dengan Jepang indeks Hang Seng (Hong Kong) dan indeks Straits Times (Singapura) juga melemah masing-masing 0,81% dan 0,74%.

Sementara indeks Kospi (Korea Selatan) kembali bergerak di zona merah, jatuh 0,92% setelah secara tak terduga bank sentral Korea Selatan memilih untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di 1,5% di tengah wabah virus corona yang kini tengah menjangkiti negeri tempat KPOP itu berasal.

Dampak dari wabah akibat infeksi virus corona diperkirakan akan memukul perekonomian global pada kuartal pertama 2020. Berbagai negara sudah berancang-ancang untuk memberikan stimulus untuk perekonomiannya demi meredam dampak yang ditimbulkan virus ini.Bank sentral di berbagai negara juga diperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan.

Kala ekonomi global sedang mengalami turbulensi, maka investor buru-buru cari aman dengan memindahkan asetnya dari yang berisiko yang cenderung relatif aman (safe haven).

Saat ini aset-aset minim risiko seperti emas memang sedang dilirik oleh para investor. Hal ini yang menyebabkan harga emas mengalami kenaikan dan mencetak rekor tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 26 Februari 2020

Wabah Virus Corona Ancam Dunia, Harga Minyak Drop 3%

Wabah Virus Corona Ancam Dunia, Harga Minyak Drop 3%
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah anjlok sekitar 3% pada hari Selasa (25/2/2020). Ini merupakan penurunan hari ketiga berturut-turut akibat meningkatnya kekhawatiran yang ditimbulkan wabah virus corona di berbagai negara.

Harga minyak mentah Brent turun US$ 1,35 atau 2,4%, menjadi US$ 54,95 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,53 atau 3%, menjadi US$ 49,90 per barel.

Tekanan pada harga minyak juga diperberat oleh meningkatnya pasokan minyak belakangan ini. Bahkan, persediaan minyak mentah diperkirakan akan naik untuk minggu kelima berjalan. American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Selasa malam bahwa stok minyak mentah naik 1,3 juta barel pekan lalu.

Menurut analis dalam jajak pendapat Reuters, kenaikan pasokan akan sebanyak 2 juta barel dalam data pemerintah yang dijadwalkan untuk dirilis pada pukul 10:30 pagi EST hari Rabu (15:30 GMT).

"Kekhawatiran terkait permintaan menghapus semua keuntungan yang telah kami catatkan selama beberapa minggu terakhir," kata Bob Yawger, director of energy futures di Mizuho di New York. "Ini bukan situasi yang tiba-tiba akan menjadi lebih baik."

Terkait wabah virus corona asal Wuhan, China, berbagai negara di dunia telah dibuat khawatir karena jumlah korban terus berjatuhan. Di Eropa, negara-negara seperti Finlandia, Perancis, hingga Austria melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran lebih luas wabah yang mirip SARS ini.

Swedia bahkan langsung mengalokasikan 40 juta kronor (US$ 4,1 juta) kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu negara-negara lain mengatasi penyebaran virus.

"Upaya itu dilakukan Swedia karena menganggap pengecekan di bandara tidak efektif, karena orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala." tulis AFP.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), pemerintahan Presiden Donald Trump telah meminta pendanaan untuk menangani wabah pada Kongres sebesar US$ 2,5 miliar (sekitar Rp 35 triliun).

Lebih dari US$ 1 miliar dari anggaran itu akan digunakan untuk mengembangkan vaksin untuk wabah COVID-19, kata Gedung Putih, Senin waktu setempat.

"Hari ini, Pemerintah mengirim kepada Kongres rencana permintaan dana tambahan senilai US$ 2,5 miliar untuk mempercepat pengembangan vaksin, mendukung kesiapsiagaan dan kegiatan respon dan untuk pengadaan peralatan dan pasokan yang sangat dibutuhkan [untuk menanggulangi wabah virus corona]," kata Rachel Semmel, juru bicara Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pemerintah AS juga telah memperingatkan warga Amerika untuk bersiap-siap menghadapi penyakit ini. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa warga Amerika harus mulai mempersiapkan diri akan penyebaran virus corona baru setelah laporan kasus baru meningkat di beberapa negara minggu ini.

Tidak hanya membuat harga minyak anjlok, langkah dramatis dalam penanganan tersebut juga telah mempengaruhi pasar saham. Saham-saham di seluruh dunia merosot ke zona merah pada hari Selasa, ke level terendah sejak awal Desember, dan bahkan imbal hasil (yield) surat utang AS mencapai rekor terendah akibat meningkatnya kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang dibawa COVID-19. (hps/hps)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 25 Februari 2020

Corona Mewabah, Harga Buyback Emas Antam Terbang Rp 10.000

Corona Mewabah, Harga Buyback Emas Antam Terbang Rp 10.000
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Harga beli kembali (buyback) emas yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meroket Rp 10.000 (1,37%) menjadi Rp 741.000 per gram pada perdagangan Selasa ini (25/2/2020), dari Rp 731.000/gram kemarin akibat kontraksi pasar keuangan dunia akibat kekhawatiran pasar terhadap virus corona Wuhan (Covid-19).

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga emas Antam ukuran 100 gram masih belum bergerak di angka Rp 760.000/gram dibanding harga kemarin.

Stagnannya harga itu menyebabkan harga per batang keping acuan itu masih pada Rp 76 juta/batang. 

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik kemarin, meskipun hari ini penguatannya sudah mulai mereda. 

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.660,42 per troy ounce (oz), naik 1,04% dari US$ 1.643,31/oz pada hari sebelumnya. Hari ini, harga emas di pasar spot masih turun sebesar 0,4% menjadi US$ 1.653,8/oz.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.

Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 24 Februari 2020

Gas Pol..! Harga Emas Rekor, Sentuh Level Tertinggi 7 Tahun

Gas Pol..! Harga Emas Rekor, Sentuh Level Tertinggi 7 Tahun
Foto: Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)
PT Rifan - Harga emas tak bosan terus mencatatkan rekor tertinggi barunya. Ganasnya virus corona yang telah merebak di lebih dari 25 negara membuat aset minim risiko ini kembali digandrungi.

Mengawali hari pertama perdagangan pekan ini Senin (24/2/2020), harga emas dunia di pasar spot mencetak rekor tertinggi barunya. Harga emas saat ini berada di level US$ 1.660,59/troy ons, naik 1,05% dibanding harga penutupan minggu lalu dan menandai harga tertinggi sejak 11 Februari 2013.

Sepakan kemarin harga emas di pasar spot mencatatkan kinerja yang ciamik dengan mencatatkan penguatan sebesar 3,95%. Harga emas saat ini sedang bertengger di level tertingginya dalam 7 tahun.

Virus corona masih menjadi sentimen utama yang menggerakkan harga si logam mulia ini. Hingga hari ini, data dari John Hopkins University CSSE menunjukkan sudah ada 79.157 kasus orang yang positif terinfeksi virus corona secara global. Patogen mematikan ini telah merenggut nyawa 2.470 orang.

Secara mengejutkan jumlah kasus di luar China bertambah secara signfikan terutama di Korea Selatan. Jumlah orang yang positif terinfeksi virus ganas ini mencapai 763 orang dan sudah ada 7 kematian di laporkan di Korea Selatan.

Lonjakan kasus juga terjadi di Italia. Di Italia sudah ada 157 kasus orang yang terinfeksi virus corona. Tiga orang dinyatakan meninggal akibat serangan virus mematikan ini, berdasarkan data John Hopkins University CSSE.

Hal ini membuat pelaku pasar semakin cemas bahwa virus yang masih satu keluarga dengan penyebab SARS 17 tahun silam akan jadi pandemi dan menggerogoti perekonomian global yang belum sehat betul.

Akibatnya bursa saham global mengalami tekanan. Pada pagi ini mayoritas bursa saham utama kawasan Asia begerak di zona merah. Indeks Shang Hai Composite terkoreksi 0,42%, indeks Hang Seng ambles 1,72%, indeks Kospi anjlok 3,02%, indeks Nikkei225 turun 0,39% dan indeks Straits Times juga melemah 0,76%.

Tak hanya bursa saham Asia saja yang bergerak di zona merah. Indeks futures Dow Jones juga harus terpangkas 300 poin merespons perluasan penyebaran virus corona di luar China. Pagi tadi indeks futures Dow Jones Industrial Average terpangkas 352,421 poin.

Kekhawatiran ini membuat si logam mulia sebagai aset minim risiko kembali dilirik oleh investor walaupun harganya sudah mahal. Akibatnya harga emas pun ikut terangkat.

Ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian global. Jika tahun lalu ketidakpastian sumbernya adalah perang dagang AS-China, tahun ini adalah virus corona.

Kajian bank investasi global Morgan Stanley menunjukkan bahwa dengan merebaknya virus corona saat ini pertumbuhan ekonomi global berpotensi terpangkas sebesar 0,35-0,5 persen poin pada semester pertama tahun ini.

Mengingat ketidakpastian masih ada, direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengingatkan para pemimpin negara pada pertemuan G20 di Arab Saudi untuk mempersiapkan skenario terburuk.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/hps)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan