Rabu, 26 Februari 2020

Wabah Virus Corona Ancam Dunia, Harga Minyak Drop 3%

Wabah Virus Corona Ancam Dunia, Harga Minyak Drop 3%
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah anjlok sekitar 3% pada hari Selasa (25/2/2020). Ini merupakan penurunan hari ketiga berturut-turut akibat meningkatnya kekhawatiran yang ditimbulkan wabah virus corona di berbagai negara.

Harga minyak mentah Brent turun US$ 1,35 atau 2,4%, menjadi US$ 54,95 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,53 atau 3%, menjadi US$ 49,90 per barel.

Tekanan pada harga minyak juga diperberat oleh meningkatnya pasokan minyak belakangan ini. Bahkan, persediaan minyak mentah diperkirakan akan naik untuk minggu kelima berjalan. American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Selasa malam bahwa stok minyak mentah naik 1,3 juta barel pekan lalu.

Menurut analis dalam jajak pendapat Reuters, kenaikan pasokan akan sebanyak 2 juta barel dalam data pemerintah yang dijadwalkan untuk dirilis pada pukul 10:30 pagi EST hari Rabu (15:30 GMT).

"Kekhawatiran terkait permintaan menghapus semua keuntungan yang telah kami catatkan selama beberapa minggu terakhir," kata Bob Yawger, director of energy futures di Mizuho di New York. "Ini bukan situasi yang tiba-tiba akan menjadi lebih baik."

Terkait wabah virus corona asal Wuhan, China, berbagai negara di dunia telah dibuat khawatir karena jumlah korban terus berjatuhan. Di Eropa, negara-negara seperti Finlandia, Perancis, hingga Austria melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran lebih luas wabah yang mirip SARS ini.

Swedia bahkan langsung mengalokasikan 40 juta kronor (US$ 4,1 juta) kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu negara-negara lain mengatasi penyebaran virus.

"Upaya itu dilakukan Swedia karena menganggap pengecekan di bandara tidak efektif, karena orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala." tulis AFP.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), pemerintahan Presiden Donald Trump telah meminta pendanaan untuk menangani wabah pada Kongres sebesar US$ 2,5 miliar (sekitar Rp 35 triliun).

Lebih dari US$ 1 miliar dari anggaran itu akan digunakan untuk mengembangkan vaksin untuk wabah COVID-19, kata Gedung Putih, Senin waktu setempat.

"Hari ini, Pemerintah mengirim kepada Kongres rencana permintaan dana tambahan senilai US$ 2,5 miliar untuk mempercepat pengembangan vaksin, mendukung kesiapsiagaan dan kegiatan respon dan untuk pengadaan peralatan dan pasokan yang sangat dibutuhkan [untuk menanggulangi wabah virus corona]," kata Rachel Semmel, juru bicara Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pemerintah AS juga telah memperingatkan warga Amerika untuk bersiap-siap menghadapi penyakit ini. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa warga Amerika harus mulai mempersiapkan diri akan penyebaran virus corona baru setelah laporan kasus baru meningkat di beberapa negara minggu ini.

Tidak hanya membuat harga minyak anjlok, langkah dramatis dalam penanganan tersebut juga telah mempengaruhi pasar saham. Saham-saham di seluruh dunia merosot ke zona merah pada hari Selasa, ke level terendah sejak awal Desember, dan bahkan imbal hasil (yield) surat utang AS mencapai rekor terendah akibat meningkatnya kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang dibawa COVID-19. (hps/hps)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar