Kamis, 20 Februari 2020

'Obat Perangsang' dari China Bikin Bursa Saham Asia Bergairah

'Obat Perangsang' dari China Bikin Bursa Saham Asia Bergairah
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo - Bursa saham utama Asia bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Sepertinya investor bergairah menanti pengumuman dari China.

Pada Kamis (20/2/2020) pukul 08:15 WIB, indeks saham Topix di Jepang melonjak hampir 1% ke 1.688,39. Sementara Kospi (Korea Selatan) naik 0,08% menjadi 2.210.07 dan Straits Times terangkat 0,53% ke 3.213,71.

Hari ini, bank sentral China (PBoC) dijadwalkan mengumumkan panduan suku bunga pinjaman (Loan Prime Rate/LPR). Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan PBoC akan menurunkan LPR. Sebanyak 38 dari 51 institusi memperkirakan LPR tenor setahun dan lima tahun akan dipangkas masing-masing 10 basis poin (bps).

Awal pekan ini, PBoC telah menurunkan suku bunga Medium Term Lending Facility (MLF) dari 3,25% menjadi 3,15%. Penurunan LPR akan menjadi stimulus lanjutan dari PBoC untuk meredam dampak ekonomi akibat penyebaran virus Corona yang semakin mengkhawatirkan.

"Penurunan LPR akan sejalan dengan penurunan MLF yang dilakukan sebelumnya. Ke depan, sangat mungkin MLF diturunkan lagi," kata Aidan Yao, Senior Emerging Asia Economist di AXA Investment Management, sebagaimana diwartakan Reuters.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:43 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 75.660 di mana 74.565 terjadi di China. Korban jiwa terus bertambah menjadi 2.124, hampir semuanya juga di Negeri Tirai Bambu.

Dalam laporan ekonomi kuartal IV-2019, PBoC memandang dampak ekonomi virus Corona pasti akan terasa tetapi relatif terbatas. Fundamental ekonomi China tidak berubah, tetap kuat.

"Namun, perekonomian China tetap menghadapi sejumlah tantangan. PBoC akan meredam seluruh risiko yang ada dan menggunakan berbagai instrumen moneter secara komprehensif. PBoC akan meningkatkan dukungan terhadap penyaluran kredit untuk mencecah dampak penyebaran virus Corona," tulis laporan PBoC.

'Obat perangsang' dari PBoC diharapkan membuat likuiditas di pasar keuangan dunia akan bertambah. Dengan begitu, pasar akan lebih bergairah dan memunculkan minat untuk kembali mengoleksi aset-aset berisiko.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar