Senin, 06 April 2020

Corona Dekat dengan Resesi, Rupiah Melemah Pagi Ini

Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
PT Rifan - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Investor bingung karena pandemi virus corona memberi tantangan yang belum pernah ada sebelumnya.

Pada Senin (6/4/2020), US$ 1 setara dengan Rp 16.400 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu atau stagnan.

Seiring perjalanan pasar, rupiah masuk jalur merah. Pada pukul 09:08 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 16.450 di mana rupiah melemah 0,3%.

Sepanjang minggu kemarin, rupiah melemah 1,86% di hadapan dolar AS. Mayoritas mata uang utama Asia juga terdepresiasi terhadap greenback, tetapi rupiah menjadi terlemah kedua. Rupiah hanya lebih baik dari won Korea Selatan uang melemah nyaris 2%.

Mengawali pekan yang baru, tren pelemahan rupiah masih terjadi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan penyebaran virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19).

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 06:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 1.272.115. Dari jumlah tersebut, 69.374 orang meninggal dunia.

Virus yang bermula dari Kota Wuhan Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu menyebar dengan sangat cepat. Dalam waktu kurang dari tiga bulan, virus menyebar ke lebih dari 200 negara. Hampir tidak ada tempat yang aman.

Gara-gara penyebaran virus corona yang sangat cepat dan masif ini, berbagai negara menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas publik. Kantor dan pabrik ditutup, sekolah diliburkan, tempat wisata ditutup, konser dibatalkan, pertandingan olahraga ditiadakan, semua demi mencegah terjadinya kerumunan manusia yang meningkatkan risiko penularan.

Upaya ini ditempuh untuk mempersempit ruang gerak virus corona yang menyebar sering intensitas kontak dan interaksi antar-manusia. Namun upaya untuk menyelamatkan nyawa tersebut harus dibayar dengan harga yang tidak murah. 

Perlambatan Ekonomi Sudah Basi, Resesi Kian Pasti
Pembatasan aktivitas masyarakat sama dengan mengerem laju perekonomian. Perlambatan ekonomi sudah basi, sekarang sepertinya risiko resesi sudah semakin tinggi.

"Ini adalah krisis yang berbeda dari sebelumnya. Kita sudah lihat perekonomian dunia tidak bergerak, dan sekarang sudah resesi. Ini lebih parah dibandingkan 2008-2009. Sepanjang hidup saya, inilah kegelapan terbesar bagi umat manusia, ancaman bagi seluruh dunia," tegas Kristalina Geogieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, juga dikutip dari Reuters.

Masalahnya, belum ada yang tahu sampai kapan ini terjadi. Sampai kapan aktivitas masyarakat akan dibatasi demi mencegah penularan virus, sampai kapan dunia harus menunggu ada vaksin pembunuh virus corona, sampai kapan perekonomian mati suri. Tidak ada yang bisa memberikan jawaban pasti.

"Sepertinya kita tidak akan melihat pola V-Shaped (kontraksi dalam kemudian pulih dengan cepat) karena benar-benar belum ada langkah signifikan untuk mengatasi penyebab dari semua masalah ini. Proses akan terus berlangsung dan memakan waktu," kata Mike Turvey, Institutional Senior Trading Strategist di TD Ameritrade, seperti dikutip dari Reuters.

Semakin social distancing dilakukan maka tingkat keparahan terhadap ekonomi akan semakin dalam. Misalnya, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memperkirakan setiap karantina wilayah alias lockdown berlaku selama empat minggu maka pertumbuhan ekonomi akan menurun 2%.

Tekanan besar terhadap perekonomian memang sudah beberapa kali terjadi. Ada krisis Asia 1997-1998, dotcom bubble pada awal dekade 2000-an, krisis keuangan global 2008-2009, hingga ancaman perang dagang AS-China 2018-2019.

Namun semua itu terjadi akibat ulah manusia, sehingga bisa dikalkulasi dampak dan seberapa lama tekanan bakal terjadi. Kita bisa tahu apa yang kira-kira akan terjadi esok hari.

Virus corona berbeda. Ini bukan pekerjaan manusia, tetapi virus yang belum ada obatnya. Setiap hari virus corona selalu memberi kejutan baru, tidak ada yang tahu apa yang bakal kejadian besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA(aji/aji)

Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 03 April 2020

Goks! Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 26.000/Gram

Goks! Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Rp 26.000/Gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo Berjangka - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Jumat (3/4/2020) melesat 2,99sebesar Rp 26.000 menjadi Rp 895.000/gram, dari hari sebelumnya Rp 869.000/gram.
Harga emas Antam mengalami kenaikan, seiring dengan harga emas dunia yang kembali naik ke atas level psikologis US$ 1.600 per troy ons pada hari Kamis.

Kenaikan harga emas global karena investor beralih ke aset safe haven setelah
laporan data klaim pengangguran AS mencapai rekor tertinggi untuk minggu kedua berturut-turut di tengah pandemi virus corona. Ini mencerminkan dampak corona yang melemahkan negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, jumlah klaim pengangguran di Negeri Paman Sam meroket menjadi 6,648 juta klaim, meningkat 3,341 juta dari jumlah revisian pekan sebelumnya yakni di angka 3,307 juta.

Harga emas berjangka di Bursa COMEX di New York juga ditutup naik US$ 46,30, atau 3%, pada US$ 1.637,70 per troy ons.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini (3/4/2020), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 2,99% berada di Rp 89,5 juta dari harga kemarin Rp 86,9 juta per batang.


Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam juga naik Rp 26.000 menjadi Rp 944.000/gram.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini naik 2,8% atau Rp 23.000 ditetapkan pada Rp 845.000/gram, dari posisi kemarin Rp 822.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 02 April 2020

AS Bisa Depresi (Bukan Resesi), Bursa Saham Asia Merah Lagi

AS Bisa Depresi (Bukan Resesi), Bursa Saham Asia Merah Lagi
Ilustrasi Bursa Saam Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia bergerak melemah di perdagangan pagi ini. Kondisi ini searah dengan bursa saham New York yang terjerembap.

Pada Kamis (2/4/2020) pukul 08:50 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia: 

Dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street melemah dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 4,44%, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite sama-sama anjlok 4,41%.

Kejatuhan Wall Street menandakan investor sedang tidak mau mengambil risiko dan memilih bermain aman. Penyebabnya apa lagi kalau bukan penyebaran virus corona yang semakin ngeri tidak ada sedap-sedapnya.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 05:04 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia sudah mencapai 932.605 orang. Dari jumlah tersebut, 46.809 orang meninggal dunia.

Amerika Serikat (AS) kini menjadi episentrum pandemi corona dunia menggantikan China. Jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam tercatat 213.372 orang di mana 4.757 orang tutup usia.

Dampak penyebaran virus corona yang semakin luas sudah berdampak ke kinerja perekonomian AS. ISM melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode Maret 2020 adalah 49,1. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Di bawah 50 berarti industriawan sedang tidak ekspansif, yang ada malah kontraktif.

"Sektor manufaktur kembali resesi, bergabung dengan sektor-sektor lainnya. Ini menunjukkan sepertinya yang terjadi adalah depresi, bukan sekadar resesi," tegas Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.

Almarhum Harry S Truman, mantan presiden AS, punya gambaran yang menarik soal perbedaan resesi dan depresi. Resesi adalah ketika tetangga Anda kehilangan pekerja. Jika Anda juga kehilangan pekerjaan, itu namanya depresi.

Amit-amit, tetapi risiko resesi di AS mungkin memang sudah 'naik kelas' menjadi depresi. Economist Intelligence Unit dalam proyeksi terbarunya memperkirakan ekonomi AS akan terkontraksi (tumbuh negatif) -2,8% tahun ini. Kalau ini terwujud, maka akan menjadi pencapaian terburuk sejak 1946!

Masalahnya, AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala sang jawara ciut, maka yang di belakangnya juga ikut mengkerut. Jadilah ekonomi dunia ikut terancam resesi.

Dihantui risiko resesi yang semakin nyata dari hari ke hari, investor memilih undur diri. Lebih baik bermain sangat aman dengan memegang uang tunai. Cash is king, lebih baik pegang uang untuk jaga-jaga jika kondisi memburuk.

Bahkan emas pun tidak laku. Pada pukul 08:36 WIB, harga emas dunia di pasar spot turun 0,52% ke US$ 1.585,35/troy ons.

Well, kalau emas saja sudah tidak dipercaya oleh investor apalagi saham? 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 01 April 2020

Wuidih! 3 Bulan, Harga Emas Antam Sudah Meroket 23% nih

Wuidih! 3 Bulan, Harga Emas Antam Sudah Meroket 23% nih
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Rifan Financindo - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Rabu (1/4/2020) turun 1,49% atau sebesar Rp 13.000 menjadi Rp 862.000/gram, dari hari sebelumnya Rp 875.000/gram.

Harga emas Antam terkoreksi seiring dengan harga emas dunia yang juga merosot lebih dari 2% ke level terendah dalam sepekan pada Selasa kemarin karena indeks dolar yang menguat.

Harga emas spot turun 2% menjadi US$ 1.588,64 per troy ons, sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat kehilangan 2,4% menjadi US$ 1.603,60 per troy ons.

Selama Januari-Maret, harga emas global naik 6%, dan sepanjang Maret saja naik 1,7%. Pada awal tahun, sentimen yang sempat mempengaruhi harga emas global ialah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS)-Iran, lalu diikuiti dengan sentimen wabah virus corona yang menjadi pandemi global.

"Sentimen global tetap goyah meskipun bank sentral dan pemerintah berdiri bersama dalam perang melawan COVID-19," kata Lukman Otunuga, analis perusahaan forex, FXTM. "Kekhawatiran seputar resesi global akan membuat investor bergegas menuju emas, terutama jika retakan mulai terlihat di AS, ekonomi terbesar di dunia."

Sementara itu, selama kuartal I-2019, harga emas Antam menguat 22,72% atau sebesar Rp 162.000/gram dari Rp 713.000/gram di awal tahun menjadi Rp 875.000/gram pada perdagangan akhir Maret (31/3/2020).

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini (1/4/2020), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah1,49% berada di Rp 86,2 juta dari harga kemarin Rp 87,5 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini turun 1,68% atau Rp 14.000 ditetapkan pada Rp 818.000/gram, dari posisi kemarin Rp 832000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rupiah di Rekor Terlemah Lawan Mata Uang Ini, Apa Saja?

Rupiah di Rekor Terlemah Lawan Mata Uang Ini, Apa Saja?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan FinancindoPandemi virus corona (COVID-19) menjadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi rupiah di bulan Maret.

Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga pagi ini kasus COVID-19 sudah "menyerang" 180 negara/wilayah, dengan lebih dari 850.000 terjangkit, 42.032 orang meninggal dunia dan 177.857 dinyatakan sembuh.

Sementara di Indonesia hingga Selasa kemarin sudah ada 1.528 kasus positif COVID-19, dengan 136 orang meninggal dunia dan 81 sembuh.

Akibat pandemi tersebut, banyak negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) demi meredam penyebarannya. Dampaknya, aktivitas ekonomi menurun tajam, dan resesi kembali datang.

Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investor Services memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia atau G-20, akan terkontraksi tajam di tahun ini.

"Ekonomi negara G-20 akan mengalami guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama tahun ini dan akan berkontraksi pada tahun 2020 secara keseluruhan," tulis Moody's, dalam riset bertajuk Global Macro Outlook 2020-21, dikutip Kamis (26/3/2020).

Moody's memperkirakan, pertumbuhan ekonomi 2020 di negara-negara G-20 secara rata-rata akan minus 0,5%, jauh di bawah perkiraan pada proyeksi awal November lalu dengan estimasi pertumbuhan sebesar 2,6%.

Sementara Kepala Ekonom IHS Markit, Nariman Behravesh dan eksekutif direktur ekonomi global Sara Johnson dalam Global Economic Forecast Flash bulan Maret memberikan proyeksi jika Jepang sudah mengalami resesi, sementara AS dan Eropa akan menyusul di kuartal II-2020.

PDB AS diprediksi di tahun ini diprediksi akan berkontraksi 0,2%, zona euro 1,5% dan Jepang 0,8%. Sementara itu ekonomi China diprediksi hanya akan tumbuh 3,1%.

Akibat "hantu" resesi yang kembali bergentayangan, terjadi arus modal keluar (capital outflow) yang besar di RI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat memberikan update tentang kondisi perekonomian terkini Selasa siang mengatakan dana asing masih pergi dari pasar Indonesia. Ia mengatakan, terjadi outflow atau aliran dana asing keluar hingga Rp 145,1 triliun.

"Terdiri dari outflow Rp 131,1 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara) dan Rp 9,9 triliun di pasar saham," katanya.

Akibatnya, rupiah pun ambruk hingga mendekati level terlemah sepanjang sejarah, atau dengan kata lain dolar mendekati level terkuat sepanjang masa.
Jika dolar AS mendekati level terkuat sepanjang sejarah, beberapa mata uang lainnya justru sudah mencetak level terkuat sepanjang sejarah melawan rupiah.

Dolar Singapura (SG$)
Mata uang Negeri Merlion ini menyentuh level terkuat sepanjang sejarah Rp 11.506,32 pada perdagangan Selasa kemarin. Sejak akhir 2019 hingga 20 Februari lalu, dolar Singapura masih merosot lebih dari 5% dan menyentuh level terlemah sejak Juli 2017 Rp 9.738,78/SG$.

Tetapi sejak virus corona mulai menyebar secara masif rupiah langsung loyo dan dolar Singapura melesat naik hingga menyentuh rekor tertinggi Selasa kemarin. 21 Februari menjadi titik balik dolar Singapura, sejak saat itu hingga kemarin, total penguatan dolar Singapura lebih dari 18%.

Yen Jepang (JPY)
Yen mencapai rekor tertinggi sepanjang masa Rp 152,06/JPY di awal pekan ini. Yen merupakan mata uang yang dianggap aset aman (safe haven) sehingga ketika pandemi COVID-19 membuat pasar finansial bergejolak, nilai tukar yen terus menguat.

Sama dengan dolar Singapura, kurs yen mulai menajak sejak 21 Februari hingga di awal pekan kemarin ketika mencapai rekor tertinggi, tercatat yen melesat lebih dari 24%.

Sebelumnya pada 20 Februari, yen sebenarnya berada di level terlemah dalam lebih dari 2 tahun terakhir Rp 122,06/JPY.

Yuan China (CNY)
China udah berhasil mengatasi pandemi COVID-19. Laju penambahan kasus COVID-19 di China sudah jauh melambat, bahkan 0 untuk transmisi local. Kasus infeksi terbaru dilaporkan dari orang-orang yang datang ke China atau kasus impor.

Akibatnya kurs yuan China kini terus menguat melawan hingga menyentuh level terkuat sepanjang sejarah Rp 2.337,24/CNY pada 23 Maret lalu. Sejak 21 Februari hingga mencapai level terkuat tersebut, total yuan melesat nyaris 20%.

Sementara pada 20 Februari, yuan berada di level terlemah sejak Juni 2017 Rp 1.949,82/CNY.

Riyal Arab Saudi (SAR)

Sama dengan yuan China, kurs riyal Arab Saudi juga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 23 Marer lalu di Rp 4.425/SAR. Riyal juga mulai menguat pada 27 Januari, hingga ke rekor tersebut total riyal menguat lebih dari 22%.

Sementara pada 24 Januari, riyal masih berada di level terlemah 2 tahun Rp 3.615/SAR.

Bath Thailand (THB)

Bath juga mencapai level tertinggi sepanjang masa Rp 505,88/THB pada 23 Maret. Baht memulai tren penguatan sejak 24 Februari, hingga rekor tertinggi tersebut total bath menguat lebih dari 16%.

Pada 23 Februari, bath sebenarnya masih berada di level terlemah sejak November 2018 Rp 433,26. 

Rupiah sebenarnya sangat perkasa di awal tahun ini, bahkan menjadi mata uang terbaik di dunia menguat 2,29% terhadap dolar AS hingga 24 Januari lalu. Penguatan tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan mata uang lainnya. Rupiah juga menguat melawan mata uang lainnya, tetapi pandemi COVID-19 akhirnya membuat rupiah berbalik arah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan