Kamis, 02 April 2020

AS Bisa Depresi (Bukan Resesi), Bursa Saham Asia Merah Lagi

AS Bisa Depresi (Bukan Resesi), Bursa Saham Asia Merah Lagi
Ilustrasi Bursa Saam Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo - Bursa saham Asia bergerak melemah di perdagangan pagi ini. Kondisi ini searah dengan bursa saham New York yang terjerembap.

Pada Kamis (2/4/2020) pukul 08:50 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia: 

Dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street melemah dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 4,44%, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite sama-sama anjlok 4,41%.

Kejatuhan Wall Street menandakan investor sedang tidak mau mengambil risiko dan memilih bermain aman. Penyebabnya apa lagi kalau bukan penyebaran virus corona yang semakin ngeri tidak ada sedap-sedapnya.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 05:04 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia sudah mencapai 932.605 orang. Dari jumlah tersebut, 46.809 orang meninggal dunia.

Amerika Serikat (AS) kini menjadi episentrum pandemi corona dunia menggantikan China. Jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam tercatat 213.372 orang di mana 4.757 orang tutup usia.

Dampak penyebaran virus corona yang semakin luas sudah berdampak ke kinerja perekonomian AS. ISM melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode Maret 2020 adalah 49,1. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Di bawah 50 berarti industriawan sedang tidak ekspansif, yang ada malah kontraktif.

"Sektor manufaktur kembali resesi, bergabung dengan sektor-sektor lainnya. Ini menunjukkan sepertinya yang terjadi adalah depresi, bukan sekadar resesi," tegas Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.

Almarhum Harry S Truman, mantan presiden AS, punya gambaran yang menarik soal perbedaan resesi dan depresi. Resesi adalah ketika tetangga Anda kehilangan pekerja. Jika Anda juga kehilangan pekerjaan, itu namanya depresi.

Amit-amit, tetapi risiko resesi di AS mungkin memang sudah 'naik kelas' menjadi depresi. Economist Intelligence Unit dalam proyeksi terbarunya memperkirakan ekonomi AS akan terkontraksi (tumbuh negatif) -2,8% tahun ini. Kalau ini terwujud, maka akan menjadi pencapaian terburuk sejak 1946!

Masalahnya, AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala sang jawara ciut, maka yang di belakangnya juga ikut mengkerut. Jadilah ekonomi dunia ikut terancam resesi.

Dihantui risiko resesi yang semakin nyata dari hari ke hari, investor memilih undur diri. Lebih baik bermain sangat aman dengan memegang uang tunai. Cash is king, lebih baik pegang uang untuk jaga-jaga jika kondisi memburuk.

Bahkan emas pun tidak laku. Pada pukul 08:36 WIB, harga emas dunia di pasar spot turun 0,52% ke US$ 1.585,35/troy ons.

Well, kalau emas saja sudah tidak dipercaya oleh investor apalagi saham? 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar