Selasa, 17 November 2020

Makin Banyak Vaksin Corona, Rupiah Bakal Makin Perkasa!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanNilai tukar rupiah menguat 0,35% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.100/US$ pada perdagangan Senin kemarin (16/11), setelah mencatat penguatan dalam 6 pekan beruntun.

Rupiah sedang dinaungi sentimen positif, aliran investasi masuk deras ke dalam negeri.

Hal tersebut terjadi setelah Joseph 'Joe' Biden memenangi pemilihan presiden AS melawan petahana Donald Trump, serta kabar vaksin corona dari Pfizer. Kemenangan Biden dianggap menguntungkan bagi negara emerging market seperti Indonesia, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir, atau setidaknya tidak memburuk.

Kemudian vaksin dari Pfizer memberikan harapan hidup akan normal kembali, roda bisnis berputar, dan perekonomian dunia bangkit.

Dua faktor tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan mengalirkan investasinya ke Indonesia, rupiah pun perkasa. 

Setelah Pfizer, kini giliran perusahaan farmasi AS lainnya, Moderna, yang memberikan kabar gembira dan berpeluang membawa rupiah melesat ke bawah Rp 14.000/US$.
CEO Moderna, Stephane Bancel, kemarin mengatakan hasil sementara uji coba tahap III vaksin miliknya efektif mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94%.

"Ini merupakan momentum perbaikan dalam perkembangan kandidat vaksin Covid-19 milik kami. Sejak awal Januari kami mengejar virus ini dengan intens untuk melindungi manusia di seluruh dunia sebisa mungkin. Analisis positif dari studi fase III memberikan validasi klinis awal bahwa vaksin bisa mencegah Covid-19," ujarnya.

Semakin banyak vaksin tentunya semakin memperbesar peluang hidup normal kembali, sentimen pelaku pasar semakin membaik, dan rupiah berpotensi menguat kembali.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini bergerak jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.

Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian berada di wilayah jenuh jual (oversold).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya ada risiko rupiah akan terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking), dengan resisten berada di kisaran Rp 14.150/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.190/US$, sebelum menuju Rp 14.235/US$.

Sementara itu support terdekat berada di kisaran 14.080/US$, penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang menuju Rp 14.050/US$ hingga level "angker" Rp 14.000/US$.

Rupiah berpeluang menuju 13.810/US$ di pekan ini jika mampu menembus dan mengakhiri perdagangan hari ini di bawah level "angker" tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 16 November 2020

Top! Jepang Keluar dari Resesi, PDB Q3 Positif

Keberangkatan PM Jepang Yoshihide dan Ibu Mariko Suga menuju Jepang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang  pada Rabu, 21 Oktober 2020 (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)
Foto: Keberangkatan PM Jepang Yoshihide dan Ibu Mariko Suga menuju Jepang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Rabu, 21 Oktober 2020 (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

PT Rifan Financindo Berjangka - Ekonomi Jepang keluar dari resesi di kuartal III (Q3) 2020. Dari data pemerintah yang diumumkan Senin (16/11/2020), Negeri Matahari Terbit mencatat PDB tumbuh 5%, lebih baik dari perkiraan analis sebesar 4,4%.

Kenaikan permintaan domestik serta ekspor membantu mendorong pertumbuhan secara basis kuartalan (qtq). Sebelumnya ekonomi terpukul karena corona (Covid-19) dan kenaikan pajak konsumsi.

Angka positif ini juga muncul setelah kontraksi beruntun dari Q4 2019 hingga kuartal Q2 2020. Di kuartal sebelumnya April hingga Juni, ekonomi -8,2%, rekor dari kemerosotan yang pernah ada.

Sejumlah pengamat menilai pemulihan akan terus berlanjut. Setidaknya hingga kuartal terakhir tahun ini.

"Antara Juli dan September, kegiatan ekonomi di Jepang mengalami kembali ke status yang agak normal karena pemerintah mencabut keadaan darurat di negara itu," kata Naoya Oshikubo, ekonom senior di Sumitomo Mitsui Trust, dikutip dari AFP.

"Ke depan, kami percaya bahwa angka PDB pada kuartal berikutnya akan terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat."

Jepang sudah berjuang dengan ekonomi yang stagnan dan dampak dari kenaikan pajak konsumsi yang diterapkan tahun lalu sebelum pandemi melanda. Sementara itu corona di negara ini lebih terkendali dibanding sejumlah negara maju lain, dengan infeksi mendekati 120.000 dan kematian di bawah 2.000.

Secara tahunan ekonomi tumbuh pada rekor ekspansi 21,4% di Q3. Setelah sebelumnya ekonomi berada di rekor penurunan 28,8% di Q2. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 13 November 2020

Rupiahnya, Kakak! Sudah 'Murah' Lho...

Dollar-Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Setelah terkoreksi dua hari beruntun, rupiah kembali menarik di mata pelaku pasar.

Pada Jumat (13/11/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.040 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya atau stagnan.

Namun tidak butuh waktu lama bagi rupiah untuk masuk jalur hijau. Pada pukul 09:03 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.030 di mana rupiah menguat tipis 0,07%.

Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,5% di hadapan dolar AS. Ini menjadi depresiasi kedua dalam dua hari beruntun. Dalam dua hari tersebut, pelemahan rupiah tercatat 0,71%.

Yup, sekarang mungkin investor beranggapan rupiah sudah cukup 'murah'. Ini kembali memunculkan minat untuk memburu mata uang Tanah Air.

Rupiah memang sedang mendapat angin. Dalam survei dwi-mingguan Reuters terhadap kinerja mata uang Asia, investor cenderung mengambil posisi beli (long) terhadap rupiah.

Hasil survei tersebut digambarkan dengan angka -3 hingga 3. Angka yang semakin besar menunjukkan pelaku pasar mengambil posisi long ke dolar AS, mata uang Asia dilepas.

Dalam survei yang dihelat pada 12 November 2020, rupiah mendapat skor -1,01. Ini menjadi angka negatif pertama sejak survei 3 September 2020. Jadi setelah lebih dari dua bulan investor membuang, sekarang rupiah berbalik jadi kesayangan.

kurs 
Sumber: Reuters
 
Jalanmu Belum Tentu Mulus, Rupiah!
 

Rupiah (dan mata uang utama Asia lainnya) diuntungkan oleh terpilihnya Joseph 'Joe' Biden sebagai presiden AS. Biden memang belum dilantik, hasil resmi pemilihan presiden (pilpres) saja belum keluar. Namun sejauh ini Biden sudah unggl jauh atas pesaingnya, sang petahana Donald Trump.

pilpres 
Sumber: Guardian

"Kepemimpinan Biden kemungkinan akan membawa lembaran baru dalam kebijakan luar negeri AS. Perundingan dagang yang didasarkan atas ancaman pengenaan bea masuk akan berubah menjadi pendekatan yang lebih diplomatis dan strategis," kata Margaret Yang, Strategist di DailyFX, dalam risetnya.

Akan tetapi, ke depan bukan berarti jalan rupiah bakal mulus. Soalnya, masih ada satu faktor yang membuat investor melepas aset-aset berisiko dan memilih bermain aman.

Faktor itu apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin cepat dan luas.

Per 12 November 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia adalah 51.848.261 orang. Bertambah 579.253 orang (1,13%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (30 Oktober-12 November 2020), rata-rata tambahan pasien positif baru mencapai 529.491 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 427.590 orang.

"Sell-off (aksi jual massal) bisa terjadi ketika ada lonjakan kasus baru. Aset-aset aman seperti emas atau obligasi pemerintah AS akan menjadi buruan utama pelaku pasar.

"Memang ada kabar yang sangat menggembirakan tentang vaksin, tetapi jalan untuk mendapatkannya masih panjang. Covid-19 sepertinya masih akan memainkan peran penting dalam kehidupan kita," tegas Oliver Pursche, Presiden Bronson Meadows Capital Management yang berbasis di Connecticut, sebagaimana diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 11 November 2020

Semesta Mendukung! Rupiah Berpeluang Sentuh Rp 13.810/US$

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanNilai tukar rupiah melanjutkan reli melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah menguat 6 hari beruntun melawan Selasa kemarin (10/11). Kabar vaksin virus corona dari Pfizer menjadi pemicu penguatan mata uang Garuda.

Melansir data Refinitiv, rupiah membukukan penguatan tipis 0,07% di Rp 14.040/US$, meski sebelumnya sempat menguat 0,53% ke Rp 13.975/US$, level terkuat dalam 5 bulan terakhir.

Sejak pekan lalu, Rupiah kini sudah menguat lebih dari 4%, tetapi pergerakan kemarin memperlihatkan adanya risiko koreksi akibat aksi ambil untung (profit taking), yang bisa membebani rupiah hari ini, Rabu (11/11/2020).

Apalagi yang dihadapi adalah level Rp 14.000/US$, yang merupakan level "angker" alias level psikologis.

Pfizer, perusahaan farmasi asal AS yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, mengumumkan vaksin buatannya efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) hingga lebih dari 90% tanpa efek samping yang berbahaya.

"Hasil pertama dari uji klinis fase tiga uji vaksin mengindikasikan kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," ujar Chairman & CEO Pfizer Albert Bourla dalam pernyataannya kemarin, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (9/11/2020).

Pengumuman tersebut membuat sentimen pelaku pasar global membaik, dan aliran modal kembali masuk deras ke Indonesia, yang menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Hasil pemilihan presiden di AS yang menunjukkan kemenangan Joseph 'Joe' Biden dari petahanan Donald Trump menjadi pemicu awal capital inflow yang basar.

Data Bank Indonesia menunjukkan pada periode 2-5 November 2020, transaksi nonresiden di pasar keuangan domestik membukukan beli neto Rp3,81 triliun. Rinciannya, beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,06 triliun.

Sementara data dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli (net buy) sebesar Rp 1,2 triliun. Aksi beli masih berlangsung 2 hari terakhir, sebesar Rp 189 miliar di hari Senin, dan kemarin Rp 1,73 triliun.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang bisa diperhatikan mengingat rupiah menguat tipis kemarin. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini bergerak jauh di bawah Kemudian rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.

Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian yang berada di wilayah jenuh jual (oversold).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. 

Artinya ada risiko rupiah akan terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking), dengan resisten berada di kisaran Rp 14.080/US$. Jika dilewati, rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.150/US$.

Level psikologis Rp 14.000/US$, menjadi support terdekat, jika ditembus rupiah berpotensi menguat menguji kembali level Rp 13.975/US$ sebelum menuju Rp 13.935/US$ jika mampu dilewati juga.

Support selanjutnya di Rp 13.900/US$, jika mampu ditembus akan membuka peluang ke Rp 13.810/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 10 November 2020

Dolar AS 'Dikeroyok' di Asia, Rupiah Salah Satu Pelakunya!

Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun melanjutkan penguatan di perdagangan pasar spot.

Pada Selasa (10/11/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.015. Rupiah menguat tajam 1,11% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Tanah Air juga hijau di perdagangan pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.010 di mana rupiah menguat 0,28%.

Kala pembukaan pasar, rupiah sempat menguat 0,36% di Rp 14.000/US$. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah tergerus dan dolar AS belum bisa ditekan ke bawah Rp 14.000.

Namun ruang rupiah menguat hingga ke kisaran Rp 13.000-an/US$ masih terbuka. Pasalnya, sentimen pasar sedang memihak aset-aset berisiko.

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 2,95% dan S&P 500 melonjak 1,17%.

Ini jadi pertanda bahwa investor berani mengambil risiko sehingga aset aman seperti dolar AS kekurangan peminat. Pada pukul 09:24 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,12%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini anjlok 1%.

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan