Jumat, 30 April 2021

Asyik! Tanda-tanda Rupiah Bakal Berlari Kencang sudah Muncul

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoNilai tukar rupiah menguat cukup tajam 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.445/US$ Kamis kemarin, bahkan sebelumnya sempat menyentuh Rp 14.400/US$. Peluang rupiah menembus ke bawah level tersebut terbuka pada perdagangan hari ini, Jumat (30/4/2021), melihat dolar AS yang masih lesu.

Kamis dini hari, bank sentral AS (The Fed) menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Rabu, dan kemarin sempat turun 0,2% ke 90,424, yang merupakan level terendah sejak 26 Februari lalu. Indeks dolar AS sempat bangkit sebelum berakhir stagnan setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) Negeri Paman Sam kuartal I-2021 yang tumbuh 6,4%.

Meski pertumbuhan tersebut tinggi, tetapi sedikit di bawah ekspektasi pelaku pasar sebesar 6,5%. Pagi ini, indeks dolar AS turun lagi meski tipis 0,01%.

Secara teknikal, kemarin rupiah sempat menyentuh rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari di di kisaran Rp 14.400-14.410/US$. Level tersebut kini menjadi support terdekat.

Potensi penguatan rupiah munculnya stochastic bearish divergence. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.

Rupiah saat ini masih MA 50 hari, MA 100 dan MA 200. Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA yang menjadi penghalang rupiah untuk menguat jauh.

Jika MA 50 mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat ke MA 100 di kisaran Rp 14.370-14.380/US$. Rupiah berpeluang menguat lebih tajam jika mampu menembus konsisten di bawah MA 100.

Sementara jika tertahan di atas MA 50, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 29 April 2021

Angin Segar Datang dari Barat, Harga Emas Antam Akhirnya Naik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Setelah mencatat kinerja negatif sejak awal pekan ini, harga emas Antam akhirnya naik pada perdagangan Kamis (29/4/2021). Sebelumnya, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini turun 2 hari beruntun, dan stagnan di hari Senin. Kabar baik datang dari Barat yang membuat harga emas Antam mampu naik.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram naik 0,54% ke Rp 931.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,58% ke Rp 87.312.000/batang atau Rp 873.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.500 Rp 1.031.000
1 Gram Rp 931.000 Rp 931.000
2 Gram Rp 1.802.000 Rp 901.000
3 Gram Rp 2.678.000 Rp 892.667
5 Gram Rp 4.430.000 Rp 886.000
10 Gram Rp 8.805.000 Rp 880.500
25 Gram Rp 21.887.000 Rp 875.480
50 Gram Rp 43.695.000 Rp 873.900
100 Gram Rp 87.312.000 Rp 873.120
250 Gram Rp 218.015.000 Rp 872.060
500 Gram Rp 435.820.000 Rp 871.640
1000 Gram Rp 871.600.000 Rp 871.600

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi memberikan angina segar ke pasar emas. Harga emas dunia yang sebelumnya merosot berbalik menguat 0,26%.

Pagi ini harga emas dunia kembali naik 0,45% ke US$ 1.789/troy ons, jika berhasil dipertahankan hingga akhir perdagangan nanti, harga emas Antam tentunya berpeluang naik lagi Jumat besok.

The Fed dini hari tadi menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Kamis, dan berlanjut 0,13% pagi ini ke 90,487. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 26 Februari lalu.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, maka permintaannya akan meningkat. Alhasil, harganya pun menguat.

Selain itu dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Kebijakan tersebut membuat yield obligasi (Treasury) AS turun tipis 0,02 basis poin kemarin, dan 3,5 basis poin hari ini.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 28 April 2021

Bursa Asia-Eropa-AS Merah, Awas IHSG ke Bawah 5.900!

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,09% pada perdagangan Selasa kemarin ke 5.959,621. Padahal di awal perdagangan IHSG sempat menguat 0,66% dan kembali ke atas 6.000.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (28/4/2021) tekanan bagi IHSG masih cukup besar, sebab bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat membukukan kinerja negatif pada Selasa waktu setempat, artinya sentimen pelaku pasar kurang bagus.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 82 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,77 triliun.

IHSG melemah bersama mayoritas bursa saham utama Asia kemarin, dan pagi ini, indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan juga kembali masuk ke zona merah.

Setelah India, kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa Jerman menjadi sentimen negatif di pasar saham. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti. Kenaikan kasus Covid-19 tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. 

Di India kasus Covid-19 sudah meledak, bahkan 2 pekan ke depan rumah sakit diperkirakan akan menjadi "neraka".

"Situasinya kritis sekarang. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat. Dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," ujar Dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Healthcare Super Speciality, seperti dikutip dari Sky News, Selasa (27/4/2021).

Kenaikan kasus Covid-19 tersebut juga memicu kekhawatiran di dalam negeri, sebab adanya fenomena mudik di bulan Ramadan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan larangan mudik dan mengetatkan aturan perjalan. Tetapi sekali lagi, kepatuhan masyarakat yang paling penting untuk mencegah peningkatan kasus lagi.

Secara teknikal, IHSG yang tertahan di bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan mendekati wilayah oversold, artinya masih ada ruang penurunan yang cukup besar. 

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.925 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke 5.890 hingga 5.880. 

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 27 April 2021

Wall Street Cetak Rekor, IHSG Bisa ke Atas 6.000 Lagi Dong!

Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT Rifan Financindo BerjangkaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke bawah 6.000 di awal pekan kemarin, melanjutkan tren negatif pekan lalu. Banyak faktor yang membuat bursa kebanggaan Tanah Air ini tertekan dan sulit menguat, tetapi pada perdagangan hari ini, Selasa (27/4/2021) ada peluang IHSG kembali ke zona hijau.

IHGS kemarin melemah 0,86% ke 5.964,821 kemarin. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 195 miliar, dengan nilai transaksi hampir mencapai Rp 10 triliun.

Meski demikian, nilai transaksi tersebut jauh di bawah awal tahun lalu yang rata-rata Rp 20 triliun per hari. Minimnya nilai transaksi tersebut menjadi salah satu yang membuat IHSG sulit menguat.

Dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat, indeks S&P 500 dan Nasdaq mampu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sementara Dow Jones turun tipis.

Pergerakan Wall Street tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham Asia, termasuk IHSG pada hari ini.

Secara teknikal, IHSG yang kembali ke bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

idr 
Grafik: IHGS Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak mendatar di dekat wilayah oversold.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.960 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisko merosot ke 5.925.

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.



(pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 26 April 2021

Pekan lalu Turun 0,75%, Harga Emas Antam Pekan Ini Bisa Naik?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas Antam mengalami penurunan sepanjang pekan lalu, padahal para analis optimistis harga emas dunia akan menguat yang bisa mengerek harga logam mulia di dalam negeri. Akibatnya, harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk tersebut akan sulit untuk naik di pekan ini.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram hari ini, Senin (26/4/2021) stagnan di Rp 930.000/US$. Sepanjang pekan lalu, harga emas ini mengalami penurunan 0,75%.

Emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 87.512.000/batang atau Rp 875.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 516.500 Rp 1.033.000
1 Gram Rp 933.000 Rp 933.000
2 Gram Rp 1.806.000 Rp 903.000
3 Gram Rp 2.684.000 Rp 894.667
5 Gram Rp 4.440.000 Rp 888.000
10 Gram Rp 8.825.000 Rp 882.500
25 Gram Rp 21.937.000 Rp 877.480
50 Gram Rp 43.795.000 Rp 875.900
100 Gram Rp 87.512.000 Rp 875.120
250 Gram Rp 218.515.000 Rp 874.060
500 Gram Rp 436.820.000 Rp 873.640
1000 Gram Rp 873.600.000 Rp 873.600

Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia naik tipis 0,05% ke 1.777,18/troy ons. Padahal survei yang dilakukan Kitco menunjukkan para analis sangat optimistis,13 analis Wall Street menunjukkan semuanya alias 100% memprediksi emas akan bullish (tren naik) emas akan mampu menguat pekan lalu.

Akibat gagalnya emas mencatat kenaikan signifikan pada pekan lalu, khususnya melewati US$ 1.800/troy ons, sentimen pelaku pasar kini berubah.

Survei mingguan terbaru dari Kitco terhadap 17 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 41% memberikan proyeksi bullish, turun drastis dari pekan sebelumnya. Kemudian ada 41% yang memberikan outlook netral, dan 18% sisanya bearish (tren menurun).

Hasil survei tersebut menunjukkan banyak analis kini melihat emas akan memasuki fase konsolidasi terlebih dahulu sebelum bisa naik kembali.

"Dengan perekonomian mulai dalam momentum pemulihan, emas akan mengalami aksi jual. Tetapi ketika kita benar-benar melihat pertumbuhan ekonomi meningkat, maka inflasi juga akan naik, dan hal tersebut akan memicu kenaikan harga emas," kata Kevin Grady, presiden Phoenix Futures and Option, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (23/4/2021).

Melihat outlook tersebut, Grady memberikan proyeksi netral untuk harga emas dalam jangka pendek. Netral artinya harga emas belum akan kemana-mana, alias masih di rentang yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan