Selasa, 22 Juni 2021

Kacau! Harga CPO Ambruk 24% dalam 5 Pekan, Gegara Apa?

FILE PHOTO: A worker shows palm oil fruits at a plantation in Chisec, Guatemala December 19, 2018. REUTERS/Luis Echeverria/File Photo
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

 

Rifan Financindo - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia makin ambles, meneruskan koreksi harga yang dialami sejak pekan lalu.

Harga kontrak CPO yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange kian mendekati level RM 3.000/ton.

Mengawali perdagangan perdana pekan ini, Senin kemarin (21/6), harga kontrak (futures) CPO pengiriman September 2021 ambles 1,75% ke RM 3.364/ton, level harga terendah sejak minggu kedua bulan Februari 2021.

Selain itu, jika melihat lebih ke belakangan, dalam 5 pekan terakhir, harga CPO sudah ambrol lebih dari 24%. Dengan kemerosotan tersebut minyak nabati ini kini nyaris masuk ke bear market (tren menurun), apalagi dengan sentimen bearish yang masih kuat.

Suatu aset dikatakan masuk ke dalam bear market jika mengalami penurunan setidaknya 20% dari puncak tertinggi. Selain itu, tren penurunan tersebut setidaknya berlangsung selama 2 bulan.

Jika dilihat dari puncak harga CPO RM 4.515/ton yang dicapai pada 12 Mei lalu, CPO sudah ambrol 24,33%. Bahkan jika dilihat dari level terendah yang disentuh pekan ini RM 3.251/ton, CPO jeblok lebih dari 28%.

Di sisi lain, tren naik terjadi di komoditas lainnya yakni minyak dan batu bara. Harga kontrak minyak mentah Brent naik 0,5% ke US$ 73,88/barel pada Senin kemarin. Sementara itu, harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) juga naik tetapi lebih tinggi dengan apresiasi sebesar 0,64% ke US$ 72,1/barel.

Adapun harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle ditutup di US$ 123,5/ton akhir pekan lalu. Sebelum terkoreksi, di hari Kamis (17/6/2021), batu bara berada di US$ 124,25/ton, yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan 2011.

Khusus sentimen CPO, data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan persediaan minyak sawit Negeri Jiran di akhir Mei naik 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton.

Kenaikan tersebut diakibatkan oleh peningkatan produksi dan melemahnya ekspor. Produksi CPO naik 2,84% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton sementara ekspor melemah 6% secara bulanan menjadi 1,27 juta ton.

CGS-CIMB dalam risetnya mengatakan sentimen bearish masih akan terus membayangi harga CPO hingga ada kejelasan terkait tingkat produksinya.

"Para pelaku industri dan analis meninjau kembali perkiraan produksi mereka di Malaysia (produsen CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia), sebab lonjakan kasus Covid-19 membuat tenaga kerja mengalami penurunan," tulis riset tersebut sebagaimana dikutip The Edge Markets, Kamis (17/6/20210).

Sementara itu, permintaan CPO masih lemah yang terlihat dari ekspor Malaysia untuk periode 1-15 Juni 2021 diestimasi turun 7,9% dibanding bulan sebelumnya 657.474 ton oleh Societe Generale de Surveilance, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Jim Teh, trader minyak sawit senior di Interband Group of Companies mengatakan penurunan harga CPO masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan sebab tingginya persediaan di Malaysia dan Indonesia sebaliknya permintaan masih lemah.

"Tidak ada peristiwa besar (yang dapat memicu peningkatan permintaan) dalam beberapa bulan ke depan. Kami memperkirakan tren masih bearish, begitu juga dengan lemahnya permintaan yang membuat harga CPO akan terus menurun," kata Teh kepada Bernama, sebagaimana dilansir The Star, Sabtu (19/6/2021). (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 21 Juni 2021

Ibu-ibu Kumpul! Harga Emas Antam Ambruk 3%, Saatnya Borong?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

PT RifanHarga emas Antam ambrol nyaris 3% sepanjang pekan lalu hingga menyentuh level terendah sejak 6 April lalu. Di perdagangan awal pekan ini, Senin (21/6/2021), emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini akhirnya mengalami kenaikan.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini naik 0,33% ke Rp 923.000/batang. PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 86.512.000/batang atau Rp 865.120/gram naik 0,35% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 511.500 Rp 1.023.000
1 Gram Rp 923.000 Rp 923.000
2 Gram Rp 1.786.000 Rp 893.000
3 Gram Rp 2.654.000 Rp 884.667
5 Gram Rp 4.390.000 Rp 878.000
10 Gram Rp 8.725.000 Rp 872.500
25 Gram Rp 21.687.000 Rp 867.480
50 Gram Rp 43.295.000 Rp 865.900
100 Gram Rp 86.512.000 Rp 865.120
250 Gram Rp 216.015.000 Rp 864.060
500 Gram Rp 431.820.000 Rp 863.640
1000 Gram Rp 863.600.000 Rp 863.600

Ambrolnya harga emas Antam pada pekan lalu mengikuti emas dunia yang merosot 6,04% ke US$ 1.763,34/troy ons. Penurunan mingguan tersebut merupakan yang terbesar sejak pertengahan Maret 2020. Emas juga berada di level terendah sejak 29 April lalu.

Buruknya kinerja logam mulia ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023 masing-masing 24 basis poin hingga menjadi 0,75%.

Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.

Selain itu, ada anggota The Fed yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022.

Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi tidak menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil. Selain itu, saat suku bunga naik maka opportunity cost dalam berinvestasi di emas menjadi meningkat.

Di sisi lain, proyeksi kenaikan suku bunga tersebut membuat dolar AS perkasa. Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS melesat 1,8% ke 92,346, level terkuat sejak awal April.

Ketika dolar AS menguat, maka emas dunia yang dibanderol dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya menjadi menurun.

Artinya, proyeksi suku bunga The Fed dan penguatan dolar AS menjadi kombinasi "mematikan" bagi emas.

Di sisi lain, penguatan dolar AS membuat rupiah merosot. Hal tersebut membuat penurunan harga emas Antam tidak sebesar emas dunia. Sebab, ketika nilai tukar rupiah merosot, harga emas dunia tentunya lebih mahal ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda.

Tekanan bagi emas terlihat masih belum akan berakhir. Hasil survei yang dilakukan Kitco terhadap 18 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 10 orang atau 56% memberikan proyeksi bearish (tren menurun) bagi emas pekan depan. Kemudian 22% memberikan proyeksi bullish (tren naik) dan sisanya netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 2.174 partisipan sebanyak 52% memberikan proyeksi bearish, 31% bullish dan sisanya netral.

Artinya, sentimen bearish masih mendominasi pasar emas, yang membuat harganya berisiko turun lagi. Tetapi beberapa analis juga mengatakan penurunan emas terlalu berlebihan, dan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali membeli.

"Kami telah menunggu lama koreksi harga ini dan perlahan kami akan mulai membeli emas," kata Philip Streible, kepala strategi investasi di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (18/6/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 18 Juni 2021

Disebut dalam Skandal Impor Emas Rp 47 T, Saham ANTM Anjlok

Emas Antam
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

Rifan Financindo - Isu mengenai skandal impor emas yang disebut-sebut melibatkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berimbas pada penurunan harga saham perseroan.

Mengacu data perdagangan, harga saham emiten bersandi ANTM tersebut anjlok 7,26% dalam sepekan terakhir ini ke level Rp 2.300 per saham. Selama 4 hari di pekan ini, saham Antam terbenam di zona merah.

Seperti diketahui, isu ini mulanya dihembuskan oleh Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan. Ia mengungkap adanya skandal impor emas senilai Rp 47,1 triliun yang diduga melibatkan ANTM dan Kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Negara, berdasarkan perhitungan Dahlan, diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 2,9 triliun.

"Ada indikasi ada perbuatan manipulasi pak. Pemalsuan, menginformasikan hal yang tidak benar. Sehingga produk tidak dikenai bea impor. Produk tidak dikenai bea impor, produk tidak dikenai pajak penghasilan impor pak. Potensi kerugian negaranya pak Rp 2,9 triliun. Ini bukan uang kecil pak di saat kita lagi susah," kata Arteria, dalam Rapat antara Komisi III DPR RI dan Kejaksaan Agung, Senin (14/06/2021).

Merespons hal ini, SVP Corporate Secretary Antam, Yulan Kustiyan mengungkapkan, Antam senantiasa memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku dan menerapkan praktik Good Corporate Governance (GCG).

Dalam kaitannya dengan impor emas yang dilakukan, Antam melakukan impor emas atau disebut gold casting bar yang merupakan emas hasil tuangan dengan berat 1 kilogram untuk bahan baku produk Logam Mulia (LM) dengan kategori pos tarif (HS Code) 7108.12.10 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 6/PMK.010/2017.

"Emas casting bar yang diimpor ANTAM masuk ke golongan emas non-monetary dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan," kata Yuyun, dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Gold casting bar tersebut kemudian dilebur dan diolah menjadi produk hilir emas di pabrik pengolahan dan pemurnian yang dikelola Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia.

"Terkait impor gold casting bar yang dilakukan Antam, telah dijelaskan kepada pihak terkait bahwa perusahaan melakukan impor emas (gold casting bar) dengan kategori pos tarif 7108.12.10 berdasarkan fakta maupun best practice yang ada di lapangan," bebernya.(hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 17 Juni 2021

Ampun Uncle Powell! Harga Emas Antam Jeblok 1% Lebih Nih

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT RifanHarga emas Antam jeblok lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (17/6/2021) mengikuti ambrolnya harga emas dunia. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menjadi pemicu merosotnya harga logam mulia.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ukuran/satuan 1 gram turun hingga 1,28% ke Rp 928.000/batang. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 6 Mei lalu.

Pegadaian menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Emas ukuran 100 gram yang biasa jadi acuan merosot 1,36% ke 87.012.000/batang.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 514.000 Rp 1.028.000
1 Gram Rp 928.000 Rp 928.000
2 Gram Rp 1.796.000 Rp 898.000
3 Gram Rp 2.669.000 Rp 889.667
5 Gram Rp 4.415.000 Rp 883.000
10 Gram Rp 8.775.000 Rp 877.500
25 Gram Rp 21.812.000 Rp 872.480
50 Gram Rp 43.545.000 Rp 870.900
100 Gram Rp 87.012.000 Rp 870.120
250 Gram Rp 217.265.000 Rp 869.060
500 Gram Rp 434.320.000 Rp 868.640
1000 Gram Rp 868.600.000 Rp 868.600

Penurunan harga emas Antam tersebut lebih baik ketimbang emas dunia yang jeblok hingga 2,5% kemarin. Penyebabnya, The Fed yang mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023.

Proyeksi terbaru tersebut lebih cepat ketimbang yang diberikan bulan Maret lalu yakni kenaikan suku bunga pertama dilakukan di 2024.

Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi tidak menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil. Selain itu, pasca pengumuman kebijakan moneter tersebut, indeks dolar AS kemarin melesat nyaris 1% ke 91,395 yang semakin memukul harga emas.

Sementara itu tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) masih belum terjawab. Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini menyebutkan mengenai masalah tapering, tetapi menyiratkan sudah mendiskusikan hal tersebut.

Tetapi, jika suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari sebelumnya, artinya tapering juga kemungkinan besar akan lebih cepat, terjadi di semester II tahun ini. Apalagi The Fed juga menaikkan proyeksi inflasi tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 2,4%.

"Jika The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023, mereka harus mulai melakukan tapering lebih cepat untuk mencapai target tersebut. Tapering dalam laju yang moderat kemungkinan akan memerlukan waktu selama 10 bulan, sehingga perlu dilakukan di tahun ini, dan jika perekonomian menjadi sedikit panas, maka suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat lagi," kata Kathy Jones, kepala fixed income di Charlers Schwab, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2021).

Tapering juga merupakan musuh utama emas. Pernah terjadi pada tahun 2013, saat itu harga emas dunia anjlok tajam. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 25 Mei 2021

Harga Emas Antam Boleh Turun, Santai Tak Usah Panik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk atau emas Antam mengalami penurunan hari ini, Selasa (25/5/2021). Untuk satuan 1 gram harga emas Antam mengalami penurunan sebesar Rp 4.000.

Emas batangan dengan ukuran satu gram itu kini dibanderol di Rp 955.000. Berikut ini adalah rincian harga emas Antam untuk berbagai satuan yang menggunakan harga dasar belum termasuk perhitungan pajak. 

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 527.500 Rp 1.055.000
1 Gram Rp 955.000 Rp 955.000
2 Gram Rp 1.850.000 Rp 925.000
3 Gram Rp 2.750.000 Rp 916.667
5 Gram Rp 4.550.000 Rp 910.000
10 Gram Rp 9.045.000 Rp 904.500
25 Gram Rp 22.487.000 Rp 899.480
50 Gram Rp 44.895.000 Rp 897.900
100 Gram Rp 89.712.000 Rp 897.120
250 Gram Rp 224.015.000 Rp 896.060
500 Gram Rp 447.820.000 Rp 895.640
1000 Gram Rp 895.600.000 Rp 895.600

Harga emas dunia di pasar spot, agak melandai hari ini seiring dengan rebound harga aset kripto Bitcoin. Setelah sebelumnya sempat ambles ke bawah US$ 35.000, kini Bitcoin bangkit menuju US$ 40.000. Harga emas dunia yang tadinya sempat di atas US$ 1.880/troy ons sekarang turun ke bawah menjadi US$ 1.879/troy ons.

Ketika harga Bitcoin cs anjlok, ada kemungkinan aliran dana para investor bergerak menuju aset safe haven emas dan membantu mendongkrak harga aset ini. Namun volatilitas yang tajam dari cryptocurrency juga menjadi risiko yang cenderung dihindari saat risk appetite menurun. 

Selain pergerakan aset kripto, investor juga perlu mencermati pergerakan indeks dolar. Emas layaknya rival dengan greenback. Ketika emas menguat dolar AS cenderung melemah. Begitu juga sebaliknya.

Menurut Franky Nangoy selaku senior market strategist Fullerton Research, indeks dolar berpeluang menguji level support di 89,7. Apabila indeks dolar gagal menyentuh titik ini maka waspada pembalikan arah yang bisa menekan emas.

Di sisi lain risalah rapat pengambil kebijakan The Fed yang mensinyalkan bakal membahas isu tapering ketika perekonomian terus berangsur membaik juga menjadi downside risk bagi emas.

Emas selama ini dikenal sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) terhadap inflasi. Saat bank sentral menempuh kebijakan moneter longgar itu berarti mereka sedang berupaya mendepresiasi nilai tukarnya.

Nilai dolar yang terdepresiasi berarti tenaga beli (purchasing power)-nya juga turun. Secara sederhana kekayaan orang yang memegang uang tunai atau kas akan tergerus. Tak mau hal ini terjadi investor biasanya mengambil langkah dengan membeli emas yang tak bisa dicetak oleh bank sentral.

Secara umum downside risk untuk harga emas ada tiga. Pertama adalah kenaikan harga aset cryptocurrency. Kedua adalah penguatan dolar AS dan ketiga adalah risiko pembalikan arah kebijakan moneter The Fed.

Namun apabila dilihat dari fundamental ekonomi pun risiko ketidakpastian semakin tinggi. Ketika dunia barat seperti Amerika Serikat dan Eropa mulai membuka kembali perekonomiannya, beberapa negara kawasan Asia justru melakukan hal sebaliknya.

India, Malaysia, Taiwan dan Singapura justru menghadapi kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang memaksa mereka untuk kembali menerapkan lockdown. Eropa yang sering buka tutup perekonomian juga tercatat mengalami double dip recession alias resesi kambuhan.

Dengan berbagai risiko yang ada, tone di pasar yang berubah menjadi sedikit konservatif adalah hal yang wajar. Itulah mengapa emas kembali naik pamor dan lagi-lagi diburu banyak orang.

Emas sudah berada di atas US$ 1.875/troy ons. Selanjutnya pelaku pasar menanti harga emas bakal melenggang ke US$ 1.900/troy ons. Banyak analis yang yakin bahwa emas bakal kembali ke level all time high yang sebelumnya disentuh pada Agustus tahun lalu di US$ 2.000/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan