Kamis, 30 September 2021

Beli Emas Disebut Spekulasi, Harga Emas Antam Apa Kabar?

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoTren penurunan emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, berlanjut pada perdagangan Kamis (30/9). Maklum saja, harga emas dunia terus mengalami pelemahan, bahkan ada analis yang mengatakan membeli emas saat ini akan bersifat spekulasi.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 913.000/batang, sama dengan harga kemarin. Level tersebut merupakan yang termurah sejak 1 April lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami penurunan. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas Antam hari ini tidak mengikuti emas dunia yang melemah 0,44% ke US$ 1.726.1/troy ons pada perdagangan Rabu kemarin. yang merupakan level penutupan terendah sejak 1 April lalu.

Di tengah persiapan perubahan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) saat ini, membeli emas dikatakan sebagai spekulasi.

"Membeli emas saat ini lebih ke arah spekulasi, karena risiko penurunannya cukup tinggi. Apalagi kalau semakin banyak bank sentral yang menaikkan suku bunga," kata Peter Fertig, Analis di Quantitative Commodity Research, seperti dikutip dari Reuters.

Emas merupakan aset tanpa imbal hasil (yield) ketika suku bunga dinaikkan, maka akan menjadi kurang menarik. Opportunity cost dalam berinvestasi emas akan meningkat.

Apalagi, emas punya pengalaman buruk dengan perubahan arah kebijakan moneter The Fed. Di tahun 2013, The Fed mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang diikuti ekspektasi kenaikan suku bunga, yang membuat emas masuk ke tren bearish (periode penurunan panjang) hingga tahun 2015.

Sepanjang periode tersebut, emas mencatat pelemahan hingga 45%.

Saat ini, The Fed diperkirakan akan mengumumkan tapering pada bulan November dan eksekusinya dilakukan di Desember. Sementara untuk suku bunga, dalam proyeksi terbarunya The Fed melihat suku bunga bisa naik di tahun depan.

Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 29 September 2021

Termurah 6 Bulan, Harga Emas Antam Mau ke Bawah Rp 900.000?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT RifanTekanan bagi harga emas masih terus berlanjut di pekan ini. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, merosot ke level termurah dalam 6 bulan terakhir.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas turun Rp 5.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 913.000/batang, secara persentase turun 0,54%. Level tersebut merupakan yang termurah sejak 1 April lalu.

Jika tekanan terus berlanjut, bukan tidak mungkin emas 1 gram ini akan turun ke bawah Rp 900.000/batang. Kali terakhir itu terjadi pada 17 Juni 2020.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami penurunan. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas dunia kemarin merosot hingga 0,92% ke US$ 1,733,68/troy ons yang membuat emas Antam hari ini turun. Tekanan bagi emas datang dari kenaikan yield obligasi AS (Treasury).

Yield Treasury AS tenor 10 tahun kemarin kembali menanjak 5,55 basis poin ke 1.5461%. Dalam 4 hari terakhir total 18,57 basis dan saat ini berada di level tertinggi sejak 17 Juni lalu.

Treasury sama dengan emas dianggap sebagai aset aman (safe haven). Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tidak. Ketika yield Treasury menanjak, emas menjadi tidak menarik.

Selain itu, kenaikan yield Treasury tenor 10 tahun tersebut menjadi indikasi pasar melihat bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga. Mimpi buruk bagi emas.

"Dot plot terbaru memberi sinyal bahwa Federal Funds Rate akan naik lebih cepat dari perkiraan semula yaitu 2023. Ini membuat yield ikut terdorong ke atas dan berdampak negatif terhadap emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategist di TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 28 September 2021

Harga Emas Antam Mager, Bakal Kalah Berharga dari Perak

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT Rifan Financindo BerjangkaHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk stagnan dalam 2 hari terakhir. Harga emas dunia yang belum kemana-mana, membuat Antam mager. Sementara itu, laporan salah satu bank investasi ternama menyebutkan jika perak menjadi lindung nilai terhadap inflasi yang lebih baik ketimbang emas.

Emas batangan dengan berat 1 gram dijual Rp Rp 918.000/gram, tidak berubah sejak Sabtu pekan lalu, berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com. harga emas stagnan di Rp 918.000/gram.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami penurunan. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas dunia pada perdagangan awal pekan kemarin stagnan di US$ 1.749,85/troy ons. Analis mengatakan emas sedang berada di persimpangan, antara statusnya sebagai safe haven sementara ada dolar AS yang sedang kuat dan memberikan tekanan bagi logam mulia.

"Kita masih melihat beberapa perhatian saat ini, status safe haven emas membuatnya masih cukup kuat, apalagi ketika harga turun akan ada aksi beli. Tetapi kita melihat dolar AS terus menguat dan memberikan tekanan terhadap komoditas, terutama emas," kata David Meger, direktur trading logam mulia di High Ridge Futures, sebagaimana dikutip CNBC International.

Perhatian kini tertuju pada testimoni ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell di hadapan Kongres malam ini. Powell akan menyatakan jika inflasi yang tinggi di AS akan terjadi lebih lama ketimbang yang diperkirakan.

Emas secara tradisional merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka permintaannya akan meningkat, dan harganya berpotensi naik. Tetapi, bank investasi Morgan Stanley mengatakan perak kemungkinan menjadi lindung nilai yang lebih baik ketimbang emas.

"Sejarah menunjukkan emas dan perak akan menguat ketika inflasi di AS naik. Keduanya berdenominasi dolar AS, jadi ketika mata uang Paman Sam melemah maka emas dan perak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Melihat besarnya permintaan industri, perak cenderung akan menguat lebih tajam ketimbang emas saat terjadi kenaikan inflasi dan penurunan dolar AS," kata Morgan Stanley dalam laporan komoditas terbaru yang kutip Kitco.

Meski diperkirakan lebih baik ketimbang emas, tetapi jika dilihat sepanjang tahun ini kinerja perak lebih mengecewakan. Harga emas dunia sepanjang tahun ini turun 7,75%, sementara perak justru jeblok nyaris 15%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 27 September 2021

Satu Kejadian Banyak Pukulan! Cek Nasib Emas Antam Pekan Ini

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. stagnan pada perdagangan Senin (27/9). Tetapi, pasca pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed), emas sebenarnya dalam tekanan.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas stagnan di Rp 918.000/gram.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami penurunan. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 509,000 511,000 513,000
1 gr 918,000 922,000 926,000
2 gr 1,776,000 1,783,000 1,791,000
3 gr 2,639,000 2,650,000 2,662,000
5 gr 4,365,000 4,384,000 4,404,000
10 gr 8,675,000 8,714,000 8,753,000
25 gr 21,562,000 21,659,000 21,756,000
50 gr 43,045,000 43,238,000 43,432,000
100 gr 86,012,000 86,399,000 86,786,000
250 gr 214,765,000 215,731,000 216,697,000
500 gr 429,320,000 431,251,000 433,183,000
1000 gr 858,600,000 862,463,000 866,327,000

Harga emas Antam dipengaruhi pergerakan harga emas dunia. Sayanganya harga emas dunia sedang mengalami tekanan pasca pengumuman kebijakan moneter The Fed pada Kamis pekan lalu. Emas dunia yang sebelumnya menguat langsung berbalik melemah.

Yang paling memberikan tekanan dari pengumuman tersebut adalah proyeksi suku bunga. The Fed kini memproyeksikan suku bunga akan naik di tahun depan, lebih cepat dari sebelumnya di tahun 2023.

Proyeksi tersebut memberikan berbagai jenis pukulan ke emas. Yang pertama naiknya yield obligasi (Treasury) AS. Treasury sama dengan emas dianggap sebagai aset aman (safe haven) tetapi bedanya memiliki imbal hasil, sementara emas tidak. Ketika proyeksi suku bunga naik lebih cepat, yield Treasury juga ikut menanjak, emas menjadi kurang menarik. sebab merupakan aset tanpa imbal hasil.

Kenaikan suku bunga juga menyebabkan opportunity cost emas akan meningkat, yang kurang menguntungkan bagi investor.

Kemudian, pengumuman tersebut memicu penguatan dolar AS. Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika mengalami penguatan maka harganya menjadi lebih mahal bagi pemenang mata uang lainnya. Permintaan emas berisiko menurun.

Alhasil, di pekan ini emas dunia diperkirakan kembali turun, dan bisa menyeret emas Antam.

Survei mingguan yang dilakukan Kitco menunjukkan harga emas dunia diprediksi turun di pekan ini. Dari 28 analis di Wall Street, sebanyak 11 orang memberikan proyeksi bearish (tren turun), 4 orang bullish (tren naik) dan sisanya netral.

"Pergerakan yield Treasury 10 tahun menunjukkan perubahan tren di pasar. Ini akan membuat emas mengalami tekanan," kata Adam Button, kepala strategi di Forexlive.com, sebagaimana dilansir Kitco.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 24 September 2021

Parah! Dot Plot The Fed Bikin Madesu, Harga Emas Antam Ambrol

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoPengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) membuat emas menjadi Madesu alias masa depan suram! Harga emas dunia kemarin jeblok dan disusul emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini, Jumat (24/9).

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logamulia.com, harga emas batangan merosot Rp 7.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 917.000/batang, secara persentase merosot 0,76%.

Kamis dini hari kemarin, The Fed belum mengumumkan kapan akan melakukan tapering, tetapi yang membuat masa depan emas suram adalah dot plot atau proyeksi suku bunga.

Ketika suku bunga dinaikkan, harga emas menjadi kurang menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil, opportunity cost akan meningkat. 

Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Artinya, terjadi perubahan proyeksi suku bunga yang signifikan. Kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari sebelumnya.Alhasil harga emas dunia kemarin jeblok 1,4%. Apalagi, jika The Fed nantinya agresif dalam menaikkan suku bunga.

Kemungkinan The Fed agresif dalam menaikkan suku bunga terbuka cukup lebar. Sebab pada rapat kebijakan kali ini bank sentral pimpinan Jerome Powell ini juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Saat proyeksi pertumbuhan ekonomi dipangkas, suku bunga diproyeksikan naik lebih cepat, menarik. Lantas, bagaimana jika pertumbuhan ekonomi AS malah lebih bagus dari proyeksi The Fed? Suku bunga tentunya bisa dinaikkan dengan agresif guna mencegah perekonomian AS overheating.

Selain itu, inflasi yang bisa menopang harga emas justru diprediksi akan melambat di tahun depan. The Fed akan melakukan tapering. Inflasi inti tahun ini diperkirakan tumbuh 3,7%. Kemudian di tahun depan melambat menjadi 2,3%.

Alhasil, masa depan emas makin suram, setidaknya untuk saat ini sebab belum ada fundamental yang mendukung.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan