Jumat, 24 September 2021

Parah! Dot Plot The Fed Bikin Madesu, Harga Emas Antam Ambrol

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoPengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) membuat emas menjadi Madesu alias masa depan suram! Harga emas dunia kemarin jeblok dan disusul emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini, Jumat (24/9).

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logamulia.com, harga emas batangan merosot Rp 7.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 917.000/batang, secara persentase merosot 0,76%.

Kamis dini hari kemarin, The Fed belum mengumumkan kapan akan melakukan tapering, tetapi yang membuat masa depan emas suram adalah dot plot atau proyeksi suku bunga.

Ketika suku bunga dinaikkan, harga emas menjadi kurang menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil, opportunity cost akan meningkat. 

Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Artinya, terjadi perubahan proyeksi suku bunga yang signifikan. Kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari sebelumnya.Alhasil harga emas dunia kemarin jeblok 1,4%. Apalagi, jika The Fed nantinya agresif dalam menaikkan suku bunga.

Kemungkinan The Fed agresif dalam menaikkan suku bunga terbuka cukup lebar. Sebab pada rapat kebijakan kali ini bank sentral pimpinan Jerome Powell ini juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Saat proyeksi pertumbuhan ekonomi dipangkas, suku bunga diproyeksikan naik lebih cepat, menarik. Lantas, bagaimana jika pertumbuhan ekonomi AS malah lebih bagus dari proyeksi The Fed? Suku bunga tentunya bisa dinaikkan dengan agresif guna mencegah perekonomian AS overheating.

Selain itu, inflasi yang bisa menopang harga emas justru diprediksi akan melambat di tahun depan. The Fed akan melakukan tapering. Inflasi inti tahun ini diperkirakan tumbuh 3,7%. Kemudian di tahun depan melambat menjadi 2,3%.

Alhasil, masa depan emas makin suram, setidaknya untuk saat ini sebab belum ada fundamental yang mendukung.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar