Rabu, 27 Desember 2017

Pipa Meledak di Libya, Harga Minyak Mentah Cetak Rekor | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancido - Palembang - Harga minyak menyentuh level tertinggi dalam 2,5 tahun di perdagangan Selasa. Hal ini dikarenakan ledakan pada pipa minyak mentah di Libya dan pemangkasan pasokan minyak oleh OPEC.
Libya telah kehilangan sekitar 90.000 Bopd minyak mentah dari sebuah ledakan di sebuah pipa yang memasok pelabuhan Es Sider, sebuah sumber minyak Libya mengatakan, menambahkan bahwa NOC masih menilai kerusakan tersebut.

Sebuah sumber militer Libya mengatakan sebelumnya bahwa orang-orang bersenjata telah menanam bahan peledak di jalur pipa. Padahal output minyak Libya telah pulih dalam beberapa bulan terakhir setelah ditahan bertahun-tahun oleh konflik dan kerusuhan.
Minyak mentah Brent naik USD1,51 atau 2,31% menjadi USD66,76 per barel. Harga mencapai sesi tertinggi UDF66,83 per barel, tertinggi sejak akhir Mei 2015.

CLc1 mentah A.S. naik USD1,29 atau 2,21% menjadi USD59,76 per barel setelah menyentuh sesi tinggi USD59,86, tertinggi sejak akhir Juni 2015.
"Perlu diingat bahwa lapangan dan pipa sudah tua dan mungkin ada masalah dan mungkin mengapa pasar tidak melakukan penjualan," kata Scott Shelton, pialang di ICAP di Durham, North Carolina.
Aktivitas perdagangannya tipis karena liburan Natal di banyak negara. Hanya 50.000 kontrak minyak mentah Brent berjangka depan yang berpindah tangan pada hari Selasa, jauh di bawah rata-rata harian rata-rata lebih dari 250.000 kontrak. 

Brent telah meningkat 17 persen sementara minyak mentah AS telah mengumpulkan sekitar 11 persen pada tahun 2017. Organisasi Negara Pengekspor Minyak, ditambah Rusia dan anggota non-anggota lainnya, telah menahan beberapa keluaran sejak 1 Januari untuk menyingkirkan kekenyangan. 

Para produsen telah memperpanjang kesepakatan pemotongan pasokan untuk mencakup seluruh 2018.
Menteri Perminyakan Irak mengatakan pada hari Senin akan ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan pada kuartal pertama, yang mendorong kenaikan harga. Persediaan minyak global telah menurun ke tingkat yang dapat diterima, tambahnya. 

Sementara aksi OPEC telah memberikan dukungan terhadap harga minyak sepanjang tahun, penutupan pipa-pipa Forties yang tidak direncanakan pada 11 Desember mendorong Brent ke level tertinggi. 

Empat puluhan adalah yang terbesar dari lima aliran minyak Laut Utara yang mendukung Brent, patokan untuk perdagangan minyak di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia. 

Namun, peningkatan produksi di Amerika Serikat mengimbangi beberapa pengurangan yang dipimpin oleh OPEC.
(rzy)

Sumber : Okezone


Tidak ada komentar:

Posting Komentar