Kenaikan Harga Perak Didukung oleh Pelemahan Dolar AS
Harga perak naik di atas level $32,50 seiring dengan pelemahan Dolar AS (USD) dan penurunan imbal hasil Treasury. Melemahnya dolar umumnya mendorong permintaan untuk komoditas yang diperdagangkan dalam dolar, seperti perak, karena lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama, diperdagangkan di sekitar level 103,80. Pada saat penulisan, imbal hasil Treasury AS untuk tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di 4,17% dan 4,31%. Tren ini menambah daya tarik perak sebagai alternatif investasi, terutama di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed).
Prospek Volatilitas Harga Perak Jelang Keputusan Kebijakan Fed
Harga perak diperkirakan akan tetap volatil karena para trader bersiap menghadapi keputusan kebijakan moneter dari Fed yang dijadwalkan akan diumumkan akhir pekan ini. Menurut CME FedWatch Tool, saat ini terdapat probabilitas sebesar 99,7% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada bulan November. Langkah ini bisa semakin melemahkan dolar dan mendukung harga perak, meskipun ketidakpastian seputar kebijakan jangka panjang Fed masih ada.
Ketidakpastian Pemilu AS dan Dampaknya Terhadap Pergerakan Perak
Selain pengumuman Fed, para trader juga mencermati pemilu presiden AS yang akan berlangsung pada hari Selasa. Situasi politik yang penuh ketidakpastian menimbulkan kehati-hatian di kalangan pelaku pasar, mengingat pemilu dapat memengaruhi kebijakan ekonomi yang berpotensi berdampak pada pergerakan dolar dan komoditas.
Menurut polling terbaru New York Times/Siena College yang dilakukan dari 24 Oktober hingga 2 November, persaingan di tujuh negara bagian utama sangat ketat, dengan margin kesalahan sebesar 3,5%. Polling menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris memiliki keunggulan tipis di Nevada, North Carolina, dan Wisconsin, sedangkan mantan Presiden Donald Trump memimpin tipis di Arizona. Sementara itu, persaingan antara keduanya sangat ketat di Michigan, Georgia, dan Pennsylvania.
Harga perak tetap berada dalam tren penguatan di tengah melemahnya dolar dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dari Fed. Namun, volatilitas masih akan terus berlanjut seiring dengan ketidakpastian menjelang pemilu AS dan keputusan Fed yang akan datang. Para pelaku pasar diharapkan terus mengamati perkembangan politik dan ekonomi AS untuk menentukan strategi terbaik dalam perdagangan komoditas, terutama perak, di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar