Rifan Financindo -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.580 per dolar Amerika Serikat
(AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (12/12) pagi ini. Posisi ini
menguat 28 poin atau 0,19 persen dari Selasa (11/12) kemarin yang di
Rp14.607 per dolar AS.
Di kawasan Asia, sejumlah mata uang berbalik arah ke zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,24 persen, peso Filipina 0,23 persen, baht Thailand 0,16 persen, dolar Singapura 0,09 persen, dan ringgit Malaysia 0,08 persen.
Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan yen Jepang menjadi satu-satunya mata uang Asia yang bersandar di zona merah dengan melemah 0,06 persen dari dolar AS.
Di kawasan Asia, sejumlah mata uang berbalik arah ke zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,24 persen, peso Filipina 0,23 persen, baht Thailand 0,16 persen, dolar Singapura 0,09 persen, dan ringgit Malaysia 0,08 persen.
Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan yen Jepang menjadi satu-satunya mata uang Asia yang bersandar di zona merah dengan melemah 0,06 persen dari dolar AS.
Seluruh mata uang utama negara maju justru kompak bertahan di zona
hijau. Dolar Australia menguat 0,25 persen, dolar Kanada 0,14 persen,
euro Eropa 0,11 persen, poundsterling Inggris 0,09 persen, franc Swiss
0,05 persen, dan rubel Rusia 0,03 persen.
Kendati rupiah menguat pagi ini, namun Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan rupiah masih berpotensi melemah pada hari ini. Rupiah kemungkinan akan mendapatkan tekanan dari ketidakpastian di pasar global.
Reza mengatakan sebenarnya rupiah mendapatkan topangan dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memastikan pemerintah kian fokus membangun kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tapi sentimen tersebut tak cukup kuat menopang rupiah.
Kendati rupiah menguat pagi ini, namun Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan rupiah masih berpotensi melemah pada hari ini. Rupiah kemungkinan akan mendapatkan tekanan dari ketidakpastian di pasar global.
Reza mengatakan sebenarnya rupiah mendapatkan topangan dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memastikan pemerintah kian fokus membangun kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tapi sentimen tersebut tak cukup kuat menopang rupiah.
"Imbas perdagangan valas global membuat potensi penguatan rupiah
tertahan dan cenderung dapat kembali melanjutkan pelemahan," ujarnya,
Rabu (12/12).
Namun demikian Reza berharap penguatan rupiah Selasa pagi bisa bertahan. "Diharapkan kembali muncul sentimen positif lain dari dalam negeri yang dapat menahan potensi pelemahan," pungkasnya. (uli/agt)
Namun demikian Reza berharap penguatan rupiah Selasa pagi bisa bertahan. "Diharapkan kembali muncul sentimen positif lain dari dalam negeri yang dapat menahan potensi pelemahan," pungkasnya. (uli/agt)