 |
Foto: REUTERS/Aly Song |
Rifan Financindo - Hanya satu indeks utama di
bursa wilayah Asia Pasifik yang mengakhiri paruh pertama tahun 2020 di
wilayah positif di tengah tekanan sentimen negatif pandemi Covid-19 dari
Wuhan China ini.
Berdasarkan data CNBC, indeks saham dengan catatan impresif dalam 6
bulan pertama tahun ini adalah China CSI 300. Indeks berisi konstituen
saham-saham terbesar yang terdaftar di bursa China daratan ini naik
1,64% dalam 6 bulan terakhir.
CSI 300 adalah indeks saham yang dirancang untuk mereplikasi kinerja
300 saham teratas yang diperdagangkan di bursa Shanghai Stock Exchange
dan Shenzhen Stock Exchange. Ada dua sub-indeks yakni Indeks CSI 100 dan
Indeks CSI 200. Indeks ini dibuat oleh China Securities Index Company
Ltd.
Sementara itu, indeks acuan saham utama di Asia lainnya terjerembab, seiring dengan gambaran suram dari pandemi
coronavirus.
Meskipun banyak negara di Asia Pasifik yang berupaya mengatasi Covid-19
dan mendapatkan pujian internasional atas upaya mereka dalam mengekang
penyebaran virus, tapi bursanya juga 'keok'
Di Selandia Baru, negara yang bisa dibilang memiliki keberhasilan terbesar dalam mengendalikan wabah
coronavirus
di dalam negeri, tapi indeks NZX 50 masih minus sekitar 0,4%, lebih
rendah tahun ini. Ekonomi Taiwan juga dipuji mampu mengatasi Covid-19
dengan "sangat baik," tetapi Indeks Taiex masih jatuh lebih dari 3% pada
tahun 2020.
Pasar dengan kinerja terbaik di Asia Tenggara adalah Indeks KLCI FTSE
Bursa Malaysia Malaysia, tetapi itu 5% lebih rendah tahun ini. Di
Vietnam, negara yang sering dipuji karena
keberhasilannya mengatasi virus, VN-Index juga masih turun 14% lebih
rendah tahun ini.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, yang pada perdagangan Selasa (30/6/20) ditutup terapresiasi tipis sebesar 0,07% di level 4.905,39, secara 6 bulan terakhir minus 22,13%.
Berikut adalah kinerja pasar utama Asia Pasifik lainnya sejauh ini
pada 2020, berdasarkan data dari Refinitiv Eikon serta perhitungan CNBC
pada penutupan hari Selasa (30/6/2020):
- S&P/ASX 200 Australia: -11,76%
- Komposit Shanghai China: -2.15%
- Indeks Hang Seng Hong Kong: -13,35%
- India Nifty 50: -15,34%
- Nikkei 225 Jepang: -5,78%
- Indeks Straits Times Singapura: -19,64%
- Kospi Korea Selatan: -4,07%
- Indeks Komposit SET SET Thailand: -15,24%
- IHSG Indonesia: -22,13
Dalam catatan pada Jumat pekan lalu, Shane Oliver, Kepala Strategi
Investasi dan Kepala Ekonom AMP Capital, menyoroti "tiga risiko besar"
di depan untuk diantisipasi oleh pasar.
Pertama, kekhawatiran gelombang kedua dari kasus
coronavirus yang bisa memicu penurunan jauh lebih dalam di pasar saham. Kedua, pemulihan ekonomi dan ketiga ketegangan AS dan China.
Pemilihan presiden AS pada November mendatang juga menjadi sentimen,
di mana petahana Presiden AS Donald Trump masih menjadi sentimen utama
apalagi terjadi peningkatan ketegangan dengan China, dan kemungkinan
Eropa.
"Setelah reli kuat dari posisi terendah Maret, bursa saham tetap
rentan terhadap penurunan jangka pendek mengingat ketidakpastian seputar
coronavirus, pemulihan ekonomi, dan ketegangan AS/China," katanya, dilansir CNBC, Rabu (1/7/2020).
"Tetapi pada horizon periode 6 hingga 12 bulan ke depan, saham
diharapkan bisa balik arah secara total, baik karena dibantu oleh
peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan stimulus kebijakan besar-besaran
[dari bank sentral, "kata Oliver.
(tas/sef)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan