 |
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
PT Rifan Financindo Berjangka - Nilai tukar rupiah menguat
0,38% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.570/US$ pada Selasa
kemarin (3/11/2020). Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 1
September.
Sentimen pelaku pasar yang membaik yang tercermin dari reli bursa
saham global menjadi penopang penguatan rupiah. Sebab, saat sentimen
membaik, maka aliran modal akan masuk ke dalam negeri.
Rupiah berpeluang menguat lebih jauh pada perdagangan hari ini, Rabu
(4/11/2020), seandainya Joseph 'Joe' Biden memenangi pemilihan presiden
di AS melawan petahana Donald Trump.
Hasil riset JP Morgan yang dirilis pada 29 Oktober lalu juga
menunjukkan pasar saham maupun mata uang negara-negara emerging market
akan diuntungkan jika Biden menjadi orang nomor 1 di Negeri Paman Sam.
Sebab kebijakan perdagangan yang diambil dikatakan kurang impulsif.
Kemudian, dari segi stimulus fiskal, Biden tentunya akan
menggelontorkan dengan nilainya lebih besar ketimbang Trump dan Partai
Republik.
Nancy Pelosi, ketua House of Representative (DPR) dari Partai
Demokrat sebelumnya mengajukan stimulus fiskal dengan nilai US$ 2,2
triliun, yang tidak disepakati oleh Pemerintahan Trump, dan ditolak oleh
Partai Republik.
Semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di
perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Belum lagi jika
Indonesia kecipratan capital inflow akibat stimulus tersebut, tentunya
rupiah akan semakin perkasa.
Secara teknikal, pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR
berhasil menembus batas pola Descending Triangle di kisaran Rp
14.600/US$.
Dengan demikian, rupiah berpotensi melesat lebih jauh. Tinggi pola
Desending Triangel tersebut sebesar Rp 235. Sehingga setelah menembus
batas bawah rupiah berpeluang menguat setara dengan tinggi pola
tersebut, artinya ada potensi ke Rp 14.365/US$ dalam beberapa hari ke
depan.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian yang berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian Foto: Refinitiv
|
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Jika kembali ke atas 14.600/US%, rupiah berisiko melemah ke Rp
14.660/US$, jika dilewati target selanjutnya menuju Rp 14.700/US$.
Resisten kuat ada di Level Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonnaci
Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level
bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :
Info Lowongan Kerja
Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan