Jumat, 07 April 2017

Dolar Mixed Dipicu Data Pekerjaan AS | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya karena para investor mempertimbangkan data pekerjaan terbaru sektor swasta AS. 

Menurut Laporan Pekerjaan Nasional ADP untuk Maret, lapangan kerja sektor swasta AS meningkat sebesar 263.000 pekerjaan dari Februari ke Maret, disesuaikan secara musiman, jauh di atas konsensus pasar 185.000 pekerjaan.

Angka ADP secara luas dilihat sebagai pra-indikator untuk laporan penggajian (payrolls) non pertanian yang akan diumumkan hari ini. Para analis mengatakan pekerjaan non pertanian mungkin juga lebih baik dari yang diharapkan.

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, dalam pekan yang berakhir 1 April, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 234.000, turun 25.000 dari level direvisi minggu sebelumnya. 

Sementara itu, angka rata-rata pergerakan 4-minggu direvisi naik 250 dari 254.250 menjadi 254.500. Para analis mengatakan laporan pekerjaan baru-baru ini menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. 

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,16 persen menjadi 100,720 pada akhir perdagangan. 

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,0644 dari USD1,0656, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2469 dari USD1,2474 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadiUSD 0,7544 dari USD0,7580.

Dolar AS dibeli 110,86 yen Jepang, lebih rendah dari 111,27 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0053 franc Swiss dari 1,0064 franc Swiss, dan turun tipis ke 1,3411 dolar Kanada dari 1,3424 dolar Kanada. 

(rzk)
Sumber : Okezone

Kamis, 06 April 2017

Properti Sedang Lesu? Ini Sisi Positifnya | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG – Investasi di sektor properti dikatakan mengalami penurunan. Hal tersebut lantaran pertumbuhannya sejak 2015 hingga tahun ini masih lesu. 

Padahal, menurut Director Residential Savills Indonesia Deden Sudarbo, dengan lesunya sektor properti membuat harga properti cenderung stagnan. Hal ini dapat menjadi peluang bagi calon investor, sebab ketika sektor ini sedang bergeliat harga properti akan mengalami peningkatan drastis.

"Jadi positifnya, mereka itu cari sekarang, intinya, kalau (market) lagi slow biasanya harga akan stabil, artinya dia enggak bergerak ya. Kalau dalam keadaan bagus kan tiap 2 bulan, tiap 3 bulan harga naik," katanya dihubungi Okezone, belum lama ini.

Menurutnya, masih banyak yang tertarik untuk berinvestasi di sektor properti mana kala harga properti masih cukup stabil. "Nah ini banyak investor yang lagi mencari properti. Investornya macam-macam. Ada yang hanya private equity company (perusahaan bergelut di bidang investasi) ya kan, dan ini asing kebanyakan," jelasnya. 

Selain itu, ada pula calon investor yang mulai tertarik memanfaatkan peluang untuk memborong properti ditengah harga properti yang belum mengalami kenaikan cukup berarti. 

"Ada perusahaan yang memang bergerak di bidang service apartemen (untuk disewakan) yang mungkin bisa beli 50 unit, atau beli 1 tower dan sebagainya," tambahnya. 

(rzk)
Sumber : Okezone

Rabu, 05 April 2017

Investor Masih Waswas, Bursa Asia Dibuka Flat | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Pasar saham Asia dibuka bergerak hati-hati, seiring dengan investor yang mencermati pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akhir pekan ini. 

Kenaikan harga minyak berkat penurunan produksi yang tidak direncanakan di Laut Utara, membuat kekhawatiran akan banjir pasokan minyak mentah pudar. Minyak mentah pun mencatat level tertinggi sejak 8 Maret, sebelum tertahan di USD51,14 per barel pada pembukaan perdagangan hari ini.

Berkat penguatan minyak mentah ini, saham energi di Wall Street pun berhasil menghalau kerugian lebih lanjut. Meski begitu, sedikit di Wall Street tersebut tidak memberikan banyak dukungan untuk saham Asia karena investor tetap waspada menjelang pertemuan penting Presiden Trump dan Xi. 

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, dibuka bergerak mendatar dengan pasar di luar Asia seperti Australia dan Korea Selatan dibuka sedikit lebih tinggi. Dolar AS diperdagangkan dalam kisaran sempit, menjelang rilis pertemuan The Fed dan data pekerjaan AS yang akan dilaporkan pada akhir pekan ini. 

Dolar naik tipis 0,1% menjadi USD110,82 per yen Jepang. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak mendatar.

(mrt)
Sumber : Okezone

Selasa, 04 April 2017

Dolar AS Menguat Didorong Data Manufaktur | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mencerna data terbaru manufaktur dari Amerika Serikat.

Indeks manufaktur, juga dikenal sebagai indeks pembelian manajer (PMI), tercatat 57,2 pada Maret, di atas perkiraan pasar 57, tetapi menurun sebesar 0,5 persentase poin dari angka bulan sebelumnya 57,7, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan dalam laporannya pada Senin (3/4).

Sementara itu, para investor juga terus memantau risalah dari pertemuan Federal Reserve AS dan laporan penggajian atau "payroll" non pertanian AS yang akan keluar pada akhir pekan ini. 

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 100,51 pada akhir perdagangan Senin (3/4).

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0668 dolar AS dari 1,0685 dolar AS, dan pound Inggris turun menjadi 1,2478 dolar AS dari 1,2539 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7603 dolar AS dari 0,7645 dolar AS. 

Dolar AS dibeli 110,93 yen Jepang, lebih rendah dari 111,28 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0018 franc Swiss dari 1,0008 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,3389 dolar Kanada dari 1,3295 dolar Kanada. 

(rzy)
Sumber : Okezone

Senin, 03 April 2017

Dolar AS Mulai Mendapat Tenaga dari Komentar Pejabat The Fed | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Dolar Amerika Serikat (AS) dibuka sedikit menguat, setelah beberapa data Amerika menunjukkan penguatan. Selain itu, komentar dari pejabat The Federal Reserve memberikan investor beberapa katalis untuk membangun eksposur mata uang AS. 

Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap sekeranjang enam rival utama, bergerak mendatar di 100,39, namun berhasil naik dari level terendah di 98,85 pekan lalu, level terendah sejak 11 November.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memprediksi ekonomi AS akan menambahkan 180.000 pekerjaan pada Maret. 

Di belahan benua lain, Bank of Japan Tankan merilis laporan survei yang menunjukkan bahwa produsen besar Jepang mengharapkan dolar akan bergerak di rata-rata 108,43 per yen Jepang pada 2017 ini. 

Sementara itu, Presiden Fed New York William Dudley, yang dipandang sebagai salah satu anggota paling penting dari komite pengatur kebijakan Fed, mengatakan bank sentral bisa mulai pemangkasan portofolio obligasi tahun ini, lebih awal dari yang diperkirakan banyak ekonom. 

Meski begitu, dia mengatakan bahwa Bank Sentral tidak akan terburu-buru untuk mengetatkan kebijakan moneter. Komentar Dudley membantu menarik greenback yang jauh di 112,19 per yen menjadi 111,19 per yen Jepang. 

Selain itu, Presiden Fed St Louis James Bullard dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, mereka mengharapkan kenaikan suku bunga tahun ini, namun keduanya tetap berhati-hati mencermati kondisi perekonomian AS. 

(mrt)
Sumber : Okezone